Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr,wb


Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Sumber Daya
Manusia ini tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini kami selaku penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, namun berkat adanya petunjuk dan koreksi dari berbagai pihak disertai dengan
ketekunan doa hambatan tersebut dapat diatasi sehingga terbentuklah makalah ini walaupun
dalam bentuk yang sederhana.

Akhir kata semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada para pembaca. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya, untuk itu saya mengharapkan keritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca, atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu alaikum wr,wb

Takalala, 08 April 2015

Penyusun

Kelompok 8
DAFTAR ISI

Sampul.......................................................................................................................... i

Kata pengantar........................................................................................................... ii

Daftar isi...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah............................................................................................... 2

C. Tujuan penulisan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian motivasi.............................................................................................. 3

B. Teori-teori awal tentang motivasi........................................................................ 4

C. Maksud/tujuan motivasi karyawan..................................................................... 7

D. Kegunaan motivasi karyawan............................................................................ 8

E. Cara kerja atau mekanisme motivasi karyawan............................................... 9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................ 11
Daftar pustaka........................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak kendala dan


kalaupun ada maka kendala yang dihadapi dapat diminimalisasi. Diantara tujuan tersebut
adalah tujuan memperoleh laba, memenangkan persaingan serta memberikan kepuasan
kepada stakeholder organisasi. Dalam kenyataanya, proses untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan ternyata bukanlah suatu hal yang mudah dilaksanakan. Organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai faktor sumber daya, baik sumber daya manusia,
moral, teknologi, serta keterampilan. Dari sekian banyak faktor dalam organisasi, yang
memgang peranan penting adalah faktor sumber daya manusia. Keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada bagaimana perusahaan
tersebut mengelola dan mempersiapkan menajemen sumber daya manusia yang
dimilikinya.

Organisasi tersusun dari banyak individu dengan banyak motif dan tujuannya. Apabila
tejadi kesalahan dalam pengelolaannya maka akan menimbulkan berbagai macam
permasalahan. Diantara permasalahn yang timbul dari aspek sumber daya manuisa
adalah penurunan motivasi kerja. Motivasi kerja karyawan yang sangat rendah apabila
dibiarkan akan berpengaruh tehadap kinerja karyawan tersebut yang pada akhirnya akan
berimbas pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
Organisasi baik pemerintah mupun swasta senantiasa dihadapkan pada berbagai
masalah, diantaranya masalah dalam motivasi kerja karyawan yang mempengaruhi
perkembangan organisasi. Oleh karena itu, organisasi sangat membutuhkan karyawan
yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja karena seseorang yang mempunyai
motivasi yang tinggi dalam bekerja akan memperoleh hasil kerja yang optimal, sehingga
suatu pekerjaan akan terselesaikan dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Maka bedasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pendeskrifsian pengertian dari pada motivasi karyawan ?
2) Apa maksud/tujuan dari motivasi karyawan?
3) Apa kegunaan dari motivasi karyawan?
4) Bagaimana cara kerja atau mekanisme dari motivasi karyawan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang motivasi
karyawan, selain itu juga sebagai tolok ukur sejauh mana motivasi kerja mempengaruhi
kinerja karyawan dalam organisasi. Sehingga dapat menjadi acuan untuk meningkatkan
kinerja karyawan, kalau seandainya motivasi tersebut sudah ada di dalam lingkup
organisasi. Dan kalau belum ada maka diharapkan dengan adanya makalah ini dapat
menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan kondisi organisasi yang bermotivasi.
Tujuan lain dari penulisan makalah ini tentu saja untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran
organisasi, yang dikondisikan oleh individu. Meskipun secara umum, motivasi merujuk ke
upaya yang dilakukan guna mencapai setiap sasaran, di sini kita merujuk ke sasaran
organisasi karena fokus kita adalah perilaku yang berkaitan dengan sasaran organisasi
yang berkaitan degan kerja. Ada tiga unsur kunci dalam definisi itu: upaya, sasaran
organiasi, dan kebutuhan.

Unsur upaya merupakan ukuran intensitas atau dorongan. Seseorang yang termotivasi,
untuk dia berusaha keras. Tetapi tingkat upaya yang tinggi tidak selalu menghasilkan
kinerja yang mengutungkan organisasi. Kebutuhan, mengacu ke keadaan batin yang
membuat hasil-hasil tertentu tanpak menarik. Kebutuhan yang tidak terpuaskan
menciptakan ketegangan yang merangsang dorongan di dalam diri seseorang. Dorongan
itu menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan sasaran tertentu yang, jika
tercapai, akan memuaskan kebutuhan itu dan menurunkan ketegangan tadi.

Kita dapat mengatakan bahwa karyawan-karyawan yang termotivasi itu berada dalam
keadaan tegang. Semakin besar ketegangan itu, semakin tinggi tingkat usahanya. Jika
usaha itu menghasilkan pemuasan kebutuhan, maka usaha itu menurunkan ketegangan.
Karena kita berminat pada perilaku kerja, usaha yang menurunkan ketegangan ini harus
pula diarahkan ke sasaran perusahaan. Oleh karena itu, yang melekat pada definisi kita
mengenai motivasi ialah persyartan bahwa kebutuhan individu tadi cocok dan konsisten
dengan sasaran organisasi tersebut.

Pengertian motivasi menurut beberapa ahli menajemen sumber daya manusia, yaitu
sebagai berikut:

a. Wexley dan Yukl


Motivasi adalah pemberian atau penumbulan motif, diartikan pula hal atau keadaan
menjadi motif.

b. Mitchell
Motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,
diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan
ke tujuan terntenu.

c. Gray
Motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang
individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

d. T. Hani Handoko
Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan terntentu guna mencapai tujuan.

e. Henry Simamora
Motivasi menurutnya adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya
tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan
imbalan atau hasil yang dikehendaki.

f. Soemarno
Motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif atau
reaksi-reaksi pencapaian tujuan.

Dari pengertian-pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi


karyawan merupakan suatu keadaan yang mendorong, merangsang, atau menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilakukannya sehingga mencapai tujuannya.

Faktor yang mempengaruhi motivasi

➢ Faktor intrinsik, faktor-faktor yang memuaskan dan timbul dari


dirinya sendiri. Indikator → keinginan untuk berprestasi, untuk maju, memiliki kehidupan
pribadi.
➢ Faktor ekstrinsik, faktor-faktor dari luar
Indikator → pekerjaan itu sendiri, status kerja, tempat pekerjaan, keamanan pekerjaan, gaji,
atau penghasilan yang layak, pengakuan dan penghargaan kepercayaan melakukan
pekerjaan, kepemimpinan yang baik dan adil, dan kebijaksanaan administrasi

II. Teori-Teori Awal Tentang Motivasi


Kita akan melihat tiga teori awal motivasi, ada tiga teori yaitu hirarki kebutuhan Maslow,
teori X dan Y McGregor, dan teori motivasi higinenis Herzbreg.

➢ Teori Hirarki Kebutuhan Malow


Teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow, Maslow berpendapat bahwa pada diri tiap orang
terdapat hirarki dari lima kebutuhan:
a. Kebutuhan Fisik : makanan, minuman, tempat tinggal, kepuasaan seksual, dan
kebutuhan fisik lain.
b. Kebutuhan keamanan: keamanan dan perlindungan dari gangguan fisik dan emosi,
dan juga kepastian bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi
c. Kebutuhan Sosial: kasih sayang, menjadi bagian dari kelompoknya, diterima oleh
teman-teman, dan persahabatan.
d. Kebutuhan Harga Diri: faktor harga diri internal seperti penghargaan diri, otonomi,
dan pencapaian prestasi dan faktor harga diri esternal seperti harga diri status,
pengakuan (diorangkan), dan perhatian.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri: pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan
pemenuhan diri sendiri; dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu capai.

Dalam istilah motivasi Maslow berpendapat bahwa tiap tingkat dalam hirarki itu harus
secara subtansial terpuaskan sebelum hirarki berikutnya menjadi aktif dan setelah
kebutuhan tersebut secara subtansial terpenuhi, kebutuhan tersebut tidak lagi bisa
memotivasi perilaku. Jika kita ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, kita perlu
memahami di tingkat mana keberadaan orang itu dalam hirarki dan perlu berfokus pada
pemusatan kebutuhan pada atau di atas tingkat itu. Sehingga kebutuhan orang tersebut
dapat terpuaskan.

➢ Teori X dan Teori Y Mcgregor

Teori X dan Y sangat sederhana, teori X pada dasarnya menyajikan pandangan negatif
tentang orang. Teori X berasumsi bahwa para pekerja mempunyai sedikit saja ambisi untuk
maju, tidak menyukai pekerjaan, ingin menghindari tanggung jawab, dan perlu diawasi
dengan ketat agar dapat efektif bekerja. Sedangkan teori Y menawarkan pandangan positif.
Teori Y berasumsi bahwa para pekerja dapat berlatih mengarahkan diri, menerima dan secara
nyata mencari tanggung jawab, dan menganggap bekerja sebagai suatu kegiatan alami.
McGroger yakin bahwa asumsi teori Y lebih menekankan sifat pekerja sebenarnya dan harus
menjadi pedoman bagi praktek manajemen.

➢ Teori Motivasi Higienis Herzbreg

Teori motivasi higienis Frederick Herzbreg berpendapat bahwa faktor intrinsik terkait dengan
kepuasan dan motivasi kerja. Hubungan individu dan dengan pekerjaannya itu merupakan
hubungan yang mendasar dan bahwa sikap individu tersebut terhadap pekerjaan menentukan
kesuksesan atau kegagalan. Karakteristik tertentu secara konsisten terkait dengan kepuasan
kerja dan faktor lain terkait dengan ketidakpuasan kerja.

Gambar 2. Teori Motivasi Higienis Herzbreg

Menurut Herzbreg, faktor-faktor yang menghasilkan kepuasan kerja terpisah dan


berbeda dari yang menghasilkan ketidakpuasan kerja. Oleh karena itu, para manajer yang
berusaha menghapuskan faktor-faktor yang menciptakan ketidakpuasan kerja dapat
menghasilkan harmoni di tempat kerja tapi bukan motivasi. Karena faktor ketidak puasan
kerja itu disebut faktor higienis. Jika faktor-faktor itu memadai, orang tidak terpuaskan.
Untuk memotivasi orang supaya bekerja, Herzbreg mengajurkan menekankan motivator,
faktor intrinsik yang meningkatkan kepuasan kerja. Walaupun sekarang ini kita
mengatakan bahwa teori itu terlalu sederhana, tatapi teori itu mempunyai pengaruh yang
kuat pada cara kita merancang pekerjaan sekarang ini.
III. MAKSUD/TUJUAN MOTIVASI KARYAWAN

Menurut Taufik (2002) secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan atau mencapai tujuan
tertentu. Bagi seorang perawat, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu
individu, kelompok, dan masyarakat agar timbul keinginan dan kemauannya untuk dapat
berperilaku hidup bersih dan sehat, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam upaya
meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan individu dalam membuat keputusan untuk
memelihara kesehatan.

Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan, makin jelas tujuan yang diharapkan atau
yang akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan.
Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuan jelas dan didasari oleh yang
di motivasi. Oleh karena itu setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal
dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta keribadian orang
yang akan dimotivasi. (Taufik,2002).
Motivasi sangat penting artinya bagi parusahaan, karena motivasi merupakan bagian
dari kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan
manusia dalam bekerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang pegawai harus
memiliki motivasi sehingga dapat memberikan dorongan agar pegawai dapat bekerja
dengan giat dan dapat memuaskan kepuasan kerja.

Maksud atau tujuan dari motivasi menurut Dr. Sowatno (2001:147), diantaranya sebagai
berikut :
1. Mendorong gairah dan semangat kerja
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
3. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai
6. Mengefektifan pengadaan pegawai
7. Menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik
8. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
9. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11. Menigkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku, dan sebagainya.
Dengan dilakukannya motivasi karyawan,terdapat tujuan-tujuan yang ingin didapatkan
pihak perusahaa atau organisasi tersebut.

Menurut Hasibun(2004),tujuan-tujuan pemberian motivasi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.


2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4. Meningkakan kedisiplinan karyawan.
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

IV. KEGUNAAN MOTIVASI KERJA


Sebagai dorongan untuk bekerja itu sendiri, motivasi kerja berpengaruh langsung
terhadap semangat kerja seseorang. Orang yang memiliki motivasi untuk bekerja akan
lebih berkomitmen didalam pekerjaan. Secara langsung, semangat kerja tersebut akan
meningkatkan kinerja seseorang. Semakin besar kinerja seorang pekerja, maka
produktivitas mereka akan meningkat. Hal ini tentu berpengaruh secara langsung
terhadap kemampuan seseorang, terutama dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka.

Menurut Hamalik (2000, dalam Qym, 2009) ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul
perbuatan seperti belajar.
2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang
diinginkan.
3. Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjan.

Sedangkan menurut Sardiman (2007, dalam Qym, 2009), fungsi motivasi ada tiga, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan


motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, sehingga
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi itu penting karena memengaruhi semangat kerja,
produktivitas pekerja, pendapatan kerja, dan terjaminnya kesejahteraan pekerja.

V. CARA KERJA ATAU MEKANISME MOTIVASI KERJA

Motivasi merupakan sebuah predisposisi untuk bertindak dengan cara yang khusus dan
terarah pada tujuan tertentu sekalipun rumusan tentang rumusan motivasi dibatasi hingga
purposif atau yang diarahkan pada tujuan (Winardi, 2001).

Winardi (2001) menggambarkan proses mekanisme dasar sebagai berikut:

Gambar 1. Proses motivasional dasar (winardi,2001:134).

Gambaran mekanisme diatas menggambarkan manusia sebagai mahluk sosial


berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan expektansi. Kebutuhan, keinginan
dan expektansi tersebut menimbulkan ketegangan-ketegangan pada para manajer, yang
di anggap mereka kurang menyenangkan. Dengan anggapan bahwa perilaku khusus
tertentu dapat mengurangi perasaan yang dimiliki, maka hal tersebut menyebabkan orang
yang bersangkutan berperilaku.

Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi kondisi ketegangan


tersebut. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkan timbulnya petunjuk-petunjuk yang
memberikan umpan balik (informasi) kepada orang yang bersangkutan tentang dampak
perilaku. Umpan balik (feed back) kebutuhan, keinginan expectancy perilaku tujuan.

Pentingnya peran karyawan terhadap perkembangan usaha, mendorong sebagian


besar pemimpin perusahaan untuk selalu memotivasi para karyawan agar bisa bekerja
secara optimal. Sebab, semakin bagus performa yang diberikan para karyawan, maka
semakin besar pula peluang bagi sebuah bisnis untuk mencapai kesuksesannya.

Langkah yang bisa digunakan para pemimpin untuk meningkatkan motivasi


kerja karyawan

a) Tingkatkan motivasi kerja karyawan melalui training

Terkadang menekuni sebuah pekerjaan yang sama setiap harinya, membuat sebagian besar
karyawan merasa jenuh dan bosan. Dampaknya, motivasi karyawan akan turun sehingga
mereka tidak bekerja secara optimal. Karena itu untuk mengembalikan motivasi karyawan,
Anda perlu mengadakan training khusus bagi para karyawan. Misalnya saja mengadakan
pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan kerja mereka, atau sekedar training untuk
membangun kembali motivasi karyawan yang mulai turun.

b) Berikan reward bagi karyawan yang berprestasi

Tidak ada salahnya jika Anda memberikan reward khusus bagi karyawan yang berprestasi.
Bisa berupa bonus atau insentif, maupun berupa hadiah kecil yang bisa mewakili ucapan
terimakasih perusahaan atas prestasi para karyawan. Cara ini terbukti cukup efektif, sehingga
karyawan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi-prestasi berikutnya bagi
perusahaan.

c) Lakukan pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan


Sebagai pemimpin perusahaan, Anda juga perlu melakukan pendekatan pada para karyawan
Anda. Bila perlu kenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing dari mereka,
sebab hal ini akan memudahkan Anda untuk mengevaluasi perkembangan setiap karyawan.
Mana karyawan yang memiliki prestasi kerja cukup bagus, dan mana karyawan yang
membutuhkan dukungan Anda untuk mencapai keberhasilan seperti rekan-rekan lainnya.
Tentu dengan pendekatan tersebut, Anda dapat membantu karyawan yang kesulitan
mengerjakan tugasnya untuk bisa berhasil meraih prestasi seperti karyawan lainnya.

d) Adakan kegiatan khusus untuk membangun kekeluargaan antara karyawan dan


perusahaan.

Membangun kekeluargaan antara pihak karyawan dan pemilik usaha, menjadi langkah jitu
untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Dengan kekeluargaan yang kuat, mereka akan
ikut merasakan kepemilikan perusahaan tersebut. Sehingga loyalitasnya untuk bersama-
sama membesarkan perusahaan semakin meningkat. Adakan acara pertemuan rutin setiap
bulannya, yang bisa mengakrabkan semua karyawan di perusahaan Anda. Lingkungan kerja
yang hangat dan akrab, akan membuat karyawan merasa nyaman dalam menjalankan
pekerjaannya.

BAB III
PENUTUP
❖ KESIMPILAN

1. motivasi karyawan merupakan suatu keadaan yang mendorong, merangsang, atau


menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilakukannya sehingga
mencapai tujuannya.

2. Menurut Taufik (2002) secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan atau
mencapai tujuan tertentu.

3. Kegunaan motivasi karyawan

• Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan
timbul perbuatan seperti belajar.

• Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan


yang diinginkan.
• Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjan.

4. Winardi (2001) menggambarkan proses mekanisme dasar sebagai berikut:

❖ SARAN

Demikian yang kami dapat paparkan mengenai motivasi karyawan dan yang berkaitan
denganya, tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu,
kami berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penyusun dan umunya bagi pihak yang
terkait.

Anda mungkin juga menyukai