MODUL 2
Diberikan pada
Mahasiswa Semester 3
Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo
Tahun Akademik 2018/2019
SISTEM KARDIOVASKULAR
FAK. KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
BEKERJA SAMA DENGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO
2018
PENDAHULUAN
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
TIU :
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar yang
berhubungan dengan gejala sesak napas dan mampu menegakkan diagnosis beberapa
penyakit kardiovaskular dengan sesak napas sebagai keluhan utama.
TIK :
1. Memahami perbedaan keluhan sesak napas yang dijumpai pada penyakit
kardiovaskular dan penyakit non-kardiovaskular.
2. Memahami mekanisme timbulnya sesak napas pada berbagai penyakit
kardiovaskular.
3. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam proses patologis yang terjadi
di-paru-paru yang menimbulkan gejala sesak napas.
4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik pada penderita kardiovaskular dengan keluhan sesak napas.
5. Memahami hubungan antara gejala sesak napas dan gejala lainnya yang
relevan dengan diagnosis penyakit kardiovaskular tertentu.
6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang
menunjang diagnosis penyakit kardiovaskular dengan gejala sesak napas.
7. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan sesak napas
diruang gawat darurat akibat penyakit kardiovaskular tertentu
8. Memahami kemungkinan komplikasi yang timbul dari penyakit
kardiovaskular tertentu dengan keluhan sesak napas.
9. Memahami prognosis penyakit-penyakit kardiovaskular tertentu dengan
keluhan sesak napas.
3
TOPIC TREE
PARU-PARU
GINJAL HATI
KARDIOVASKULAR
Penyakit Kardiovaskular
Anatomi
Histo-pathologi
Fisio-pathologi
Patologi klinis
Anamnesis & Pemeriksaan fisik
Diagnostik Penunjang
Pengobatan/Pengelolaan
Penyulit
Prognosis
Pencegahan
4
Metode 7 langkah
5
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas
atau tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di
laboratorium Patologi Anatomi.
Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan
selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan
dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan
penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.
JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi
kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 3,
* Membagi tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi
ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan
hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi
lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi
baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3.
6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang
belum terjawab pada ahlinya (temu pakar).
6
TIME TABLE
PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Tutorial II Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengum-pulan kosultasi (Laporan & Terakhir
(Brain informasi Praktikum Diskusi) (Laporan)
Stroming) Analisa & sintese CSL
STRATEGI PEMBELAJARAN
7
11. Khan MG. (2003). Cardiac Drug Therapy. 6th edit.Saunders, Philadelphia.
DOSEN PENGAMPU
NO. TELP
NO NAMA ALAMAT
Rumah/flexi HP
Prof. Dr. dr. Ali Aspar
1 Mappahya,SpPD,SpJP Jl. Sunu Komp Unhas A 7 453 453 0811416392
2 Prof. Dr. Razak Datu, PhD
3 dr. Harfiah Djayalangkara Jl Maccini Sawah 442 818 0811443235
4 dr. Iqbal Basri
5 dr. Arthur Koeswandi Jl. Pongtiku 081342759294
6 dr. Rahmawati Minhajat, PhD
7 dr. Irawan Yusuf, PhD Komp. Dosen Antang 5058294 08152529560
8 Dr. dr. Agnes Kwenang Jl. Sunu Komp Unhas DX 1 434 639 081342347525
9 dr. Rizalinda Sjahrir, PhD
10 Dr.dr. Gatot L Lawrence, SpPA Jl. HOS cokroaminoto 29 B 312 365 0816255306
11 dr. Husni Cangara, PhD
12 Prof. Dr. Bachtiar Murtala, SpRad
13 Prof.dr.Peter Kabo, Ph.D, SpFK Jl. Muchtar Lutfi 21 320 348 0816275383
14 dr. Burhanuddin Iskandar, SpA (K)
15 dr. Pendrik, SpPD
14 Prof.Dr.dr.Syakib Bakiri, SpPD 0816250620
15 dr. Idar Mappangara, SpPD, SpJP
16 dr. Muzakkir Amir, SpJP
17 dr. Darmaway ER, SPPK (K)
18 dr. Satriono, SpA(K) Jl. Sunu Komp Unhas AX 13 08124124652
19 dr. Muh. Nuralim M, SpBTKV
20 dr. Tahir Abdullah, M.Kes Jl. Pongtiku no.2 449 566 081342542689
21 dr. Nurhayana Sennang, M.Kes, SpPK BTP Blok I no 66 081241198210
8
SKENARIO 1
Seorang wanita umur 60 tahun mengeluh cepat capek dan sesak napas sewaktu
bergiat. Dia tidak dapat melakukan kegiatan dirumah lebih lama tanpa sering
beristrahat dengan kesukaran bernapas. Pergelangan kaki membengkak pada siang hari
dan berkurang pada malam hari. Pada pemeriksaan dokter, ditemukan adanya
pernapasan cepat, pada pemeriksaan auskultasi didengar adanya bunyi krepitasi. Nadi
reguler dan tekanan darah sistemik dalam batas normal, tetapi terdapat bendungan vena
leher meskipun pada posisi tegak. Ictus cordis teraba dilinea axillaris anterior kiri/ruang
interkostal V. Gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,69, dan terlihat adanya
bendungan pembuluh darah paru. Penderita diobati dengan digoxin dan diuretik
sehingga keluhan penderita berkurang.
SKENARIO 2
Seorang perempuan berumur 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan
sesak napas bila melakukan kegiatan fisik disertai denyut jantung yang cepat. Pada
umur 12 tahun dia menderita demam reuma dan terdengar bising jantung sejak
menderita penyakit tersebut. Irama jantungnya berupa fibrilasi atrium telah ada sejak 2
tahun lalu yang dapat dikontrol dengan terapi digoxin 4 kali 0,25 mg. Tanda vital :
denyut jantung 80 kali permenit, tekanan darah 130/80, respirasi 16 kali permenit
Terdengar adanya bunyi ronchi basah halus pada kedua paru dan bunyi jantung pertama
(S1)keras, bunyi jantung kedua(S2) tunggal disertai opening snap (OS).
SKENARIO 3
Seorang laki-laki umur 67 tahun dibawa keruang gawat darurat dengan keluhan
sesak napas berat. Sejak lama penderita berobat dengan hipertensi tapi tidak teratur dan
telah pernah mengalami infark miokard sebelumnya. Sekitar seminggu sebelum masuk
rumah sakit dia mengeluh nyeri dada substernal lebih dari 30 menit, dan sejak itu dia
mengeluh sering sesak napas yang makin berat. Penderita hanya bisa tidur dengan 3
bantal kepala dan sering terbangun tengah malam akibat sesak napas. Pada
pemeriksaan fisik; tidak demam, tekanan darah 160/100 mmHg, denyut jantung 110
kali/menit, pernapasan 22 kali/menit, dan saturasi O2 88%. Penderita pucat dan
berkeringat dingin. Pada pemeriksaan auskultasi ditemukan adanya ronchi basah pada
kedua basal-medial paru, terdengar S3 dan S4, tidak terdengar bising jantung.
Pada pemeriksaan EKG salah satu kelainan yang ditemukan adalah adanya gelombang
q patologis di sandapan V1-V4.
9
LEMBAR KERJA
1. KATA/ PROBLEM KUNCI
2. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
10
3. JAWABAN PERTANYAAN
11
4. INFORMASI TAMBAHAN
12
5. ANALISA & SINTESIS
13
6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA.
7. INFORMASI BARU
14
15