Anda di halaman 1dari 15

Buku Kerja Mahasiswa

MODUL 2

Diberikan pada
Mahasiswa Semester 3
Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo
Tahun Akademik 2018/2019

SISTEM KARDIOVASKULAR
FAK. KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
BEKERJA SAMA DENGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO
2018
PENDAHULUAN

Pengelolaan medis terbaik penderita dengan penyakit kardiovaskular utamanya


tergantung pada suatu penegakan dasar diagnostik yang baik yang diperoleh baik dari
anamnesis maupun dari pemeriksaan fisik. Pada umumnya para dokter akrab dengan
istilah yang dikenal sebagai “five fingers approach” untuk mendiagnosis penyakit
kardiovaskular yang dipopulerkan oleh Harvey, yang terdiri dari :
1. Anamnesis/ Riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan elektrokardiogram
4. Pemeriksaan Rontgen dada
5. Berbagai pemeriksaan laboratorium.
Meskipun berbagai penyakit kardiovaskular dapat didiagnosis dengan satu alat
pemeriksaan, namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh
seorang penderita biasanya diperlukan berbagai informasi dari berbagai perangkat
pemeriksaan lainnya. Dalam hal ini berbagai pemeriksaan-pemeriksaan khusus mungkin
diperlukan untuk mempertajam diagnosis dan berguna untuk menetapkan tindakan yang
tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung, ekokardiografi, skenning radionuklid, uji
latih jantung dengan beban, monitor Holter.
Modul Sesak Napas ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang secara umum
dilengkapi dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk
tutor, beberapa alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama.
Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok
diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan untuk mengemukakan
berbagai pertanyaan-pertanyaan prinsip sebanyak mungkin dan mencari jawabannya pada
berbagai acuan sewaktu berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum
terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan
rumah dengan cara belajar mandiri, yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada
pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah yang belum terpecahkan maka kelompok
diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakan dengan pakar untuk pemecahan
masalah baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah pakar pada waktu yang
disepakati.
Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi
pembelajaran, metode tujuh langkah, Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIU & TIK), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebuih
efisien dan efektif. Selama pelaksanaan tutorial, peranan seorang tutor untuk
mengarahkan proses pembelajaran dalam diskusi sangat diperlukan.

Makassar, Agustus 2013

Tim Penyusun Modul


Sistem Kardiovaskular

2
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Intruksional Umum (TIU) and


Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

TIU :
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar yang
berhubungan dengan gejala sesak napas dan mampu menegakkan diagnosis beberapa
penyakit kardiovaskular dengan sesak napas sebagai keluhan utama.

TIK :
1. Memahami perbedaan keluhan sesak napas yang dijumpai pada penyakit
kardiovaskular dan penyakit non-kardiovaskular.
2. Memahami mekanisme timbulnya sesak napas pada berbagai penyakit
kardiovaskular.
3. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam proses patologis yang terjadi
di-paru-paru yang menimbulkan gejala sesak napas.
4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik pada penderita kardiovaskular dengan keluhan sesak napas.
5. Memahami hubungan antara gejala sesak napas dan gejala lainnya yang
relevan dengan diagnosis penyakit kardiovaskular tertentu.
6. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang
menunjang diagnosis penyakit kardiovaskular dengan gejala sesak napas.
7. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan sesak napas
diruang gawat darurat akibat penyakit kardiovaskular tertentu
8. Memahami kemungkinan komplikasi yang timbul dari penyakit
kardiovaskular tertentu dengan keluhan sesak napas.
9. Memahami prognosis penyakit-penyakit kardiovaskular tertentu dengan
keluhan sesak napas.

3
TOPIC TREE

PARU-PARU
GINJAL HATI

PSIKOLOGIS SESAK NAPAS LAIN-LAIN

KARDIOVASKULAR

Penyakit Kardiovaskular

 Anatomi
 Histo-pathologi
 Fisio-pathologi
 Patologi klinis
 Anamnesis & Pemeriksaan fisik
 Diagnostik Penunjang
 Pengobatan/Pengelolaan
 Penyulit
 Prognosis
 Pencegahan

Proses “Problem-Based Learning” (PBL)


dan “Active Learning” (AL)

MASALAH/PERTANYAAN KELOMPOK KECIL

- Deskripsi fenomena - Hal-hal apa yang sudah


diketahui dari masalah.
- Disiapkan oleh tim/ - Hal-hal apa yang masih
staf pengajar harus diketahui.
- Mengarahkan kegiatan - Gunakan metode 7 langkah
belajar

PERTUKARAN INFO BELAJAR SENDIRI

- Apakah dibutuhkan - Sarana belajar


pemahaman yang lebih
baik mengenai proses - Integrasi pengetahuan dari
dari masalah tersebut. berbagai disiplin ilmu

4
Metode 7 langkah

1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario.


Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak
jelas agar interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi.
2. Mendefinisikan masalah.
Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling
berhubungan dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-
masalah agar dapat didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah
menuntun proses brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya.
3. Menganalisa masalah.
Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang
mereka ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan
mekanisme yanmg mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini,
pengetahuan yang ada sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia.
4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima.
Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandangan-
pandangan yang nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu
kesatuan, sementara pendapat yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi
apa yang masih harus dipelajari.
5. Merumuskan tujuan pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus
dijawab agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan
pada tahap berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri
(active learning).
6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning).
Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi
pada berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini,
mahasiswa belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai
masalah.
7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar
mandiri.
Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.
Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu :
- Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat
dikoreksi.
- Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang
dipelajari.
- Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi
secara aktif.

TUGAS UNTUK MAHASIWA


1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus
tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang
ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini
sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin
oleh seorang tutor atau dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan
buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi
tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas
antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam
menyelesaikan masalah.

5
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas
atau tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di
laboratorium Patologi Anatomi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH


Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda
diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan
mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat
kunci skenario di atas.
2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan
penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda .
Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan
selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan
dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan
penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.

JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi
kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 3,
* Membagi tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi
ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan
hasil diskusi mandiri dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi
lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi
baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3.
6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang
belum terjawab pada ahlinya (temu pakar).

6
TIME TABLE
PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Tutorial II Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengum-pulan kosultasi (Laporan & Terakhir
(Brain informasi Praktikum Diskusi) (Laporan)
Stroming) Analisa & sintese CSL

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa.


2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif
pertanyaan dari masalah yang dikemukakan.
3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap
suatu masalah.
4. Kuliah khusus untuk materi yang baru.
5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik.
6. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)
 Anamnesis (History taking)
 Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)
 Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG
 Pembacaan foto thoraks
7. Melakukan kegiatan praktikum.
 Anatomi
 Fisiologi
 Histologi
 Patologi Anatomi
 Mikrobiologi
 Gizi

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN


A. Kuliah sistim kardiovaskular dari berbagai disiplin ilmu.
B. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskular.
1. Levick JR. (2003). An Introduction to Cardiovascular Physiology. 4 th
edit.Arnold London.
2. Bickley LS (2003). Bate’s Guide to Physical Examination and History Taking.
8th edit. Lippicott Williams & Wilkins, Philadelphia.
3. Braunwald E, Zipes DP, Libby P. (2001). Heart Disease A Textbook of
Cardiovascular Medicine. 6th edit. W.B. Saunders Coy, Philadelphia.
4. Fuster V, Alexander RW, O’Rourke RA. (2001). Hurst’s The Heart 10 th edit.
International Edit. Mc Graw-Hill, New York
5. Chung EK. (1983). Quick Reference to Cardiovascular Diseases. 2 nd
edit.J.B.Lippincot Coy, Philadelphia.
6. Crawford MH (2003). Current Diagnosis &Treatment in Cardiology. 2nd edit
Lange Med Books/McGraw-Hill, New York.
7. Coats A, Cleland JGF. (1997). Controversies in the Management of Heart
Failure. 1st edit. Churchill Livingstone, Edinburg.
8. Branch WT Jr, Alexander RW, Schlant RC, Hurst JW.(2000). Cardiology in
Primary Care. Intern. Edit. McGraw-Hill, New York.
9. Braunwald E, GoldmanL. (2003). Primary Cardiology 2nd Edit. Saunders,
Philadelphia.
10. Hardjoeno H. dkk (2003) : Interpretasi Hasil Tes Laboratorium
Diagnostik.LEPHAS. Makassar.

7
11. Khan MG. (2003). Cardiac Drug Therapy. 6th edit.Saunders, Philadelphia.
DOSEN PENGAMPU

NO. TELP
NO NAMA ALAMAT
Rumah/flexi HP
Prof. Dr. dr. Ali Aspar
1 Mappahya,SpPD,SpJP Jl. Sunu Komp Unhas A 7 453 453 0811416392
2 Prof. Dr. Razak Datu, PhD
3 dr. Harfiah Djayalangkara Jl Maccini Sawah 442 818 0811443235
4 dr. Iqbal Basri
5 dr. Arthur Koeswandi Jl. Pongtiku 081342759294
6 dr. Rahmawati Minhajat, PhD
7 dr. Irawan Yusuf, PhD Komp. Dosen Antang 5058294 08152529560
8 Dr. dr. Agnes Kwenang Jl. Sunu Komp Unhas DX 1 434 639 081342347525
9 dr. Rizalinda Sjahrir, PhD
10 Dr.dr. Gatot L Lawrence, SpPA Jl. HOS cokroaminoto 29 B 312 365 0816255306
11 dr. Husni Cangara, PhD
12 Prof. Dr. Bachtiar Murtala, SpRad
13 Prof.dr.Peter Kabo, Ph.D, SpFK Jl. Muchtar Lutfi 21 320 348 0816275383
14 dr. Burhanuddin Iskandar, SpA (K)
15 dr. Pendrik, SpPD
14 Prof.Dr.dr.Syakib Bakiri, SpPD 0816250620
15 dr. Idar Mappangara, SpPD, SpJP
16 dr. Muzakkir Amir, SpJP
17 dr. Darmaway ER, SPPK (K)
18 dr. Satriono, SpA(K) Jl. Sunu Komp Unhas AX 13 08124124652
19 dr. Muh. Nuralim M, SpBTKV
20 dr. Tahir Abdullah, M.Kes Jl. Pongtiku no.2 449 566 081342542689
21 dr. Nurhayana Sennang, M.Kes, SpPK BTP Blok I no 66 081241198210

8
SKENARIO 1
Seorang wanita umur 60 tahun mengeluh cepat capek dan sesak napas sewaktu
bergiat. Dia tidak dapat melakukan kegiatan dirumah lebih lama tanpa sering
beristrahat dengan kesukaran bernapas. Pergelangan kaki membengkak pada siang hari
dan berkurang pada malam hari. Pada pemeriksaan dokter, ditemukan adanya
pernapasan cepat, pada pemeriksaan auskultasi didengar adanya bunyi krepitasi. Nadi
reguler dan tekanan darah sistemik dalam batas normal, tetapi terdapat bendungan vena
leher meskipun pada posisi tegak. Ictus cordis teraba dilinea axillaris anterior kiri/ruang
interkostal V. Gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,69, dan terlihat adanya
bendungan pembuluh darah paru. Penderita diobati dengan digoxin dan diuretik
sehingga keluhan penderita berkurang.

SKENARIO 2
Seorang perempuan berumur 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan
sesak napas bila melakukan kegiatan fisik disertai denyut jantung yang cepat. Pada
umur 12 tahun dia menderita demam reuma dan terdengar bising jantung sejak
menderita penyakit tersebut. Irama jantungnya berupa fibrilasi atrium telah ada sejak 2
tahun lalu yang dapat dikontrol dengan terapi digoxin 4 kali 0,25 mg. Tanda vital :
denyut jantung 80 kali permenit, tekanan darah 130/80, respirasi 16 kali permenit
Terdengar adanya bunyi ronchi basah halus pada kedua paru dan bunyi jantung pertama
(S1)keras, bunyi jantung kedua(S2) tunggal disertai opening snap (OS).

SKENARIO 3
Seorang laki-laki umur 67 tahun dibawa keruang gawat darurat dengan keluhan
sesak napas berat. Sejak lama penderita berobat dengan hipertensi tapi tidak teratur dan
telah pernah mengalami infark miokard sebelumnya. Sekitar seminggu sebelum masuk
rumah sakit dia mengeluh nyeri dada substernal lebih dari 30 menit, dan sejak itu dia
mengeluh sering sesak napas yang makin berat. Penderita hanya bisa tidur dengan 3
bantal kepala dan sering terbangun tengah malam akibat sesak napas. Pada
pemeriksaan fisik; tidak demam, tekanan darah 160/100 mmHg, denyut jantung 110
kali/menit, pernapasan 22 kali/menit, dan saturasi O2 88%. Penderita pucat dan
berkeringat dingin. Pada pemeriksaan auskultasi ditemukan adanya ronchi basah pada
kedua basal-medial paru, terdengar S3 dan S4, tidak terdengar bising jantung.
Pada pemeriksaan EKG salah satu kelainan yang ditemukan adalah adanya gelombang
q patologis di sandapan V1-V4.

9
LEMBAR KERJA
1. KATA/ PROBLEM KUNCI

2. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

10
3. JAWABAN PERTANYAAN

11
4. INFORMASI TAMBAHAN

12
5. ANALISA & SINTESIS

13
6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA.

7. INFORMASI BARU

14
15

Anda mungkin juga menyukai