Skripsi Bab Ii Ami
Skripsi Bab Ii Ami
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
dalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau
dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang.
yang menghasilkan suatu aktivitas atau yang mengubah suatu aktivitas dengan
adaptation” bahwa belajar adalah proses perubaha tingkah laku kearah yang lebih
maju.
result of practise” belajar adalah perubahan pada perbuatan sebagai akibat dari
latihan.
pengganti.
gerakan itu apabila kombinasi stimulus itu muncul kembali. Dengan kata lain,
apabila anda mengerjakan sesuatu dalam situasi tertentu, maka nantinya dalam
situasi yang sama anda akan mengerjakan hal yang serupa lagi.
seseorang melalui latihan dan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang
https://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-belajar.html
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
lingkungannya.
aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
Menurut Djamarah (2002:13) ini belajar juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak
tubuh yang nampak harus sejalan dengan proses jiwa untuk memperoleh
perubahan. Perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik saja, tetapi juga
sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap
tingkah laku berkat pelatihan dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses
dan bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai. Proses itu sendiri berlangsung
seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki sebelumnya.
dan nilai-sikap. Perubahan itu meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti
pemahaman dan sikap, serta mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti
sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait
sebagai proses yang memuat terjadinya proses Belajar dan perubahan itu sendiri
disimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku, ilmu pengetahuan yang baru secara
https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/kemandirian/
keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, 2001), kata kemandirian berasal
dari kata dasar diri yang mendapat awalan ke dan akhiran an yang kemudian
membentuk arti yang mengacu pada suatu keadaan dimana seseorang dapat
sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak
seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dan dapat dinyatakan dalam
tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai. Arti ini memberikan
penjelasan bahwa kemandirian menunjuk pada adanya kepercayaan akan
dari orang lain, keengganan untuk dikontrol orang lain, dapat melakukan sendiri
merupakan suatu kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak
merupakan perilaku yang terdapat pada seseorang yang timbul karena dorongan
bertanggung jawab, meskipun tidak ada pengawasan dari orang tua ataupun guru.
tanggung jawab baru, sehingga hal ini akan menempatkan remaja untuk menjadi
tidak tergantung pada orang tua untuk memperoleh kemandirian secara penuh
baik secara fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus, dan melakukan
aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak tergantung pada orang lain.
akan privasi dan independensi, dimana orang yang mengaktualisasikan diri dalam
rendah biasanya memiliki ciri khusus antara lain mencari bantuan, mencari
http://mapande.blogspot.com/2013/09/pengertian-kemandirian-menurut-
para-ahli.html
bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri
dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian
seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-
segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi-segi negatif dan kerugian yang
akan dialaminya.
https://specialpengetahuan.blogspot.com/2015/05/pengertian-dan-faktor-
faktor.html
Menurut Siswoyo (Zakiyah, 2000) mendefinisikan kemandirian sebagai
seoptimal mungkin, dan ketergantungan pada tingkat yang relatif kecil. Orang-
orang yang demikian relatif bebas dari lingkungan fisik dan sosialnya. Meskipun
mengembangkan potensinya.
file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/2013-1-01PS%20Bab2001.pdf
muncul secara terus menerus dalam seluruh siklus kehidupan indidividu dan juga
tindakan yang dilakukannya serta untuk menjalin hubungan yang suportif dengan
orang lain.
keputusan dan menjadikan dirinya sumber kekuatan emosi diri sehingga tidak
file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/T1_272010012_BAB%20II.pdf
kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, hal ini berarti bahwa
kemandirian terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan pada
anak selanjutnya.
percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Menurut Kartini dan Deli (Irene, 2007: 10) yang mengatakan bahwa
kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri.
1. Suatu keadaan dimana anak yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi
kemajuan dirinya.
dihadapi.
selama perkembangan, dimana anak akan terus belajar untuk bersikap mandiri
akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Untuk dapat mandiri anak
dari dalam anak, sehingga dapat mencari jalan keluar bagi masalah yang sedang
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain, mampu berinteraksi dengan
orang lain, merasa puas dengan usahanya, ada kontrol diri, memungkinkan untuk
belajar yang dilakukan oleh peserta didik secara bebas menetukan tujuan
belajarnya.
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertian-kemandirian
belajar-dan.html
belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk
mencapai tujuannya.
proses belajarnya.
pikirannya, memikirkan apa yang diketahui, apa yang dilakukan dan apa yang
dipikirkan.
dengan:
berbagai keputusan.
2. Kemandirian dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap
5. Siswa yang belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan
korespondensi.
6. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan seperti
mendukung kegiatannya.
2. Mempertajam analisis
5. Meningkatkan keterampilan
6. Memecahkan masalah
7. Mengambil keputusan
8. Berfikir kreatif
9. Berfikir analisis
http://coretanpenasihijau.blogspot.com/2013/09/tugas-kuliah-makalah-
kemandirian-dalam.html
kemandirian belajar di bagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
1. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri pelajar. Faktor ini dibedakan menjadi 2
Yang termasuk faktor ini sangat banyak jumlahnya yakni meliputi faktor-
faktor yang berasal dari luar selain manusia, misalnya : keadaan udara, suhu
udara, cuaca, waktu (pagi/siang/ malam), tempat (letak, gedung), alat-alat yang
b) Faktor-faktor sosial
manusia) baik manusia itu hadir (ada) maupun kehadirannya itu dapat
disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu
seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar. Misalnya kalau satu
kelas muridnya sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain
atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya.
2. Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar. Faktor ini di golongkan
1) Faktor Fisiologis
berfungsinya indra seseorang yang indranya atau salah satunya akan berpengaruh
2) Faktor psikologis
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju.
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman.
pelajaran.
kemandirian adalah:
1. Faktor Eksogen
Adalah faktor yang berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Faktor yang berasal dari keluarga misalnya keadaan orang tua,
banyak anak dalam keluarga, keadaan sosial ekonomi dan sebagainya. Faktor
yang berasal dari sekolah misalnya, pendidikan serta bimbingan yang diperoleh
dari sekolah, sedangkan faktor dari masyarakat yaitu kondisi dan sikap
2. Faktor Endogen
Adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri, yaitu faktor fisiologis dan
faktor psikologis. Faktor fisiologis mencakup kondisi fisik siswa, sehat atau
kurang sehat, sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat, sikap mandiri,
https://www.gudangteori.com/2017/05/ciri-ciri-kemandirian-belajar-
menurut-para-ahli.html
orang lain
bertukar pengalaman
Selain itu, menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2009: 18)
solidaritas. Belajar mandiri juga bisa diartikan belajar yang tidak bergantung pada
orang lain, percaya diri dan tanggung jawab. Selain dari pada itu, disebutkan juga
bahwa dalam belajar mandiri perlu adanya tugas-tugas yang memungkinkan siswa
2. Tingkat saksama
3. Individualitas, dan
4. Mandiri.
5. Materi ajar itu dikirim dengan jasa pos, atau menggunakan teknologi
canggih dengan internet (situs tertentu) dan e-mail, atau dengan cara lain
kesepakatan bersama.
baik dan teliti, termasuk beraneka ragam tugas yang dapat dipilih untuk
yang tersedia.
3. Pembelajar, dalam rangka penerapan belajar mandiri perlu memperkaya
yang belum dimiliki dan dikuasainya dan juga dengan pengetahuan dan
pembelajar.
proses sosial yang terjadi karena adanya hububgan sosial yang dinamis mencakup
hubungan antar individidu, antar kelompok, atau antara indivi dan kelompok.
dengan kelompok.
http://www.infodanpengertian.com/2018/11/pengertian-interaksi-sosial-
menurut.html
suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap
individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan
oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh
Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu
yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik.
Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan
berfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu
kelompok.
timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu lain,
sosial adalah proses individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis
kepada individu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain.
Individu yang satu dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu
lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang
pertama.
Menurut Abu Ahmadi mengatakan bahwa interaksi sosial adalah pengaruh
timbal balik antara individu dengan golongan dalam usaha mereka untuk
mencapai tujuannya. Atau dengan kata lain proses dua arah dimana setiap
individu/group menstimulir yang lain dan mengubah tingkah laku dari pada
partisipan.
Menurut Setiadi &Usman Kolip (2011: 64) interaksi sosial dapat diartikan
Bentuk dari interaksi dapat bersifat positif dan negatif. Bentuk interaksi positif
didasarkan pada tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat.
Kesesuaian tindakan interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma akan
memberikan efek interaksi yang positif bagi setiap individu. Salah satu bentuk
interaksi yang erat terjadi dalam masyarakat adalah hubungan antara teman
sebaya.
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana individu yang satu
https://mcdens13.wordpress.com/2013/03/26/pengertian-teman-sebaya/
Bahasa Indonesia teman berarti sebagai kawan, sahabat, atau orang yang sama-
sama bekerja atau berbuat (Sugono, dkk., 2008: 1429). Kesamaan dalam
melakukan kegiatan rutin atau sering dilakukan menjadi ciri khas dalam interaksi
teman sebaya. Anggota dalam kelompok teman sebaya atau peer group relatif
mempunyai usia yang seumuran. Seumuran berarti tidak ada jenjang usia yang
remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama.
yang erat antaranggota (Walgito, 2010: 55). Antaranggota kelompok primer saling
menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman sebaya
meningkat secara drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan hubungan
remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Hasil penelitian Buhrmester
dikuatkan oleh temuan Nickerson & Nagle (2005 : 240) bahwa pada masa remaja
komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang, dan beralih kepada
lain menemukan remaja yang memiliki hubungan dekat dan berinteraksi dengan
pemuda yang lebih tua akan terdorong untuk terlibat dalam kenakalan, termasuk
juga melakukan hubungan seksual secara dini (Billy, Rodgers, & Udry, dalam
pada orang lain (Muro & Kottman, 1995 : 229). Remaja membutuhkan afeksi dari
remaja lainnya, dan membutuhkan kontak fisik yang penuh rasa hormat. Remaja
masalah, butuh orang yang mau mendengarkan dengan penuh simpati, serius, dan
memberikan kesempatan untuk berbagi kesulitan dan perasaan seperti rasa marah,
teman yang secara sosial terampil dan bersifat suportif. Sedangkan teman-teman
Teman sebaya juga memiliki peran yang sangat penting bagi pencegahan
dengan orang tua dan juga dengan teman sebayanya merupakan hal yang sangat
lingkungan teman sebaya yang positif merupakan cara efektif yang dapat
keuntungan remaja memiliki kelompok teman sebaya yang positif, Laursen (2005
Lebih lanjut Laursen menegaskan bahwa kelompok teman sebaya yang positif
untuk membentuk makna dan persepsi serta solusi-solusi baru. Budaya teman
miliki.
Budaya teman sebaya yang positif dapat digunakan untuk membantu mengubah
tingkah laku dan nilai-nilai remaja (Laursen, 2005 : 138). Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk membangun budaya teman sebaya yang positif adalah
social antar individu yang mempunyai tingkatan usia yang hampir sama, serta
hubungan dan individu yang bersangkutan akan saling mempengaruhi satu sama
lainnya.
Dalam sosiologi, interaksi sosial sebagai proses tidak terlepas dari faktor
a. Faktor internal adalah faktor yang menjadi dorongan dari dalam diri
berikut:
1) Sugesti
2) Imitasi
dimilikinya.
3) Identifikasi
4) Simpati
secara efektif dan seseorang atau orang lain dalam kondisi yang
oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia.
6) Motivasi
lambang
3. Dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
antara lain:
dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan sosial. Dalam proses sosial
melakukan interaksi. Dalam konsep kontak sosial terdapat dua jenis kontak sosial,
yaitu kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. Kontak primer yaitu kontak
tatap muka ketika hubungan secara visual dan perasaan yang berkaitan dengan
yang ditandai oleh pengaruh keadaan luar dan jarak yang lebih besar. Kontek
lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan
langsung ataupun tidak langsung, anatar pihak satu dengan pihak lainnya.
b. Komunikasi
pembicaraan, gerak bada, atau sikap), perasaan yang disampaikan kepada orang
berikut:
sebagainya.
2.2.4. Jenis-jenis Interaksi Sosial
1. Interaksi antara individu dan individu. Dalam hubungan ini bisa terjadi
aktivitas tertentu, yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling
b. Persaingan
perilaku tidak sesuai dengan maksud dari pihak yang melakukan aksi sehingga
sosial, contohnya salah paham. Pertentangan sosial ini merupakan salah satu
dikehidupan masyarakat
d. Akomodasi
yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Soerjono akomodasi adalah cara untuk
Metode Penelitian
X Y
tersebut dipilih karena peneliti ingin mendapatkan data selama satu semester
ditempat penelitian.
Tabel I
3.3.1 Populasi
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang dinilai mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu sehingga penting untuk ditetapkan oleh peneliti dalam
penelitian. Oleh karena itu apabila ditemukan seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian yang dilakukan
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Tabel II
3.3.2 Sampel
porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Menurut Soekidjo Soekidjo
(2005 : 79) sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi
waktu, tenaga dan dana serta sempit luasny wilayah, pengamatan dari setiap
random sampilng atau random acak yaitu diambil 25% dari total populasi, 25%
dari 134 siswa adalah 30 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
25 / 100 x 134 = 30
dengan variabel kita dapat lebih fokus pada yang apa menjadi objek penelitian
sifat yang akan dipelajari yang memiliki nilai yang bervariasi. Variabel juga
sebuah lambang atau nilai yang padanya kita letakkan sembarang nilai atau
bilangan.
berbentuk apasaja yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari sehingga
Dalam penelitian ini terdapat dua (2) variabel yang terdiri dari:
menerima pengaruh dari variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini
10. Kegiatan belajar mengarahkan diri sendiri atau tidak tergantung pada
orang lain
bertukar pengalaman
yang memiliki nilai strategis dalam penelitian, hal ini diungkapkan lantaran tujuan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk skala likert. Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah
skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.
Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa
survei.
interaksi sosial siswa, responden diminta untuk memilih kategori jawaban yang
diatur oleh peneliti dengan memberikan tanda chek list (√) pada kolom yang
tersedia. Angket ini digunakan untuk mengetahui interaksi sosial siswa. Sukardi
jawaban pada kategori tengah karena alasan kemanusiaan. Tetapi jika semua
likert dengan kategori pilihan genap. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan skala likert dengan empat (4) alternatif pilihan jawaban yaitu
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi
atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
dijawab.
diperlukan alat ukuryang baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian belajar. Dalam
pembuata sklal perlu melihat kisi-kisi skala tersebut terlebih dahulu. Oleh karena
itu disajikan kisi-kisi interaksi sosialteman sebaya dan skala kemandirian belajar
dalam bentuk tabel. Dalam memberikan jawaban siswa hanya memberikan tanda
chek list (√) pada kolom atau tempat yang sudah disediakan. Untuk menilai
jawaban siswa digunakan skala likert dengan menggunakan empat (4) alternatif
yaitu Setuju (S), Sangat Setuju (SS), Tidak Setuju (TS), dan Sangan Tidak Setuju
(STS) dikarenakan responden akan cenderung untuk memilih alternatif tersebut
a. Instumen Penelitian
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk
olehnya. Dimana skala yang disusun berdasarkan yang terdiri dari peniruan,
Tabel III
b. Penetapan Skor
aspek interaksi sosial teman sebaya secara positif dan pernyataan aspek interaksi
sosial secara negatif yang terbagi menjadi empat (4) alternatif jawaban tentang
kesesuaian kemampuan yang dimiliki subjek. Skala interaksi sosial teman sebaya
memiliki empat (4) jawaban yaitu, Sangat Setuju (SS) dengan skor 4 untuk
pernyataan positif dan 1 untuk pernyataan negatif , Setuju (S) dengan skor 3 untuk
pernyataan positif dan 2 untuk pernyataan negatif , Tidak Setuju (TS) dengan skor
2 untuk pernyataan positif dan skor 3 untuk pernyataan negatif , dan Sangat Tidak
Setuju (STS) dengan skor 1 untuk pernyataan positif dan skor 4 untuk pernyataan
negatif.
alternatif jawaban pada skala interaksi sosial teman sebaya sebagai berikut:
Tabel IV
Positif negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
2.Kemandirian Belajar
a. Instrumen Penelitian
Chabib Thoha (1996: 123-124) yang terdiri dari: berfikir kritis, tidak mudah terpengaruh,
Tabel V
Kisi-kisi kemandirian belajar Chabib Thoha (1996: 123-124)
Disiplin
Bertanggung jawab
b. Penetapan Skor
terbagi menjadi empat (4) alternatif yaitu: Sangat Setuju (SS) dengan skor 4
untuk pernyataan positif dan 1 untuk pernyataan negatif , Setuju (S) dengan skor 3
untuk pernyataan positif dan 2 untuk pernyataan negatif , Tidak Setuju (TS)
dengan skor 2 untuk pernyataan positif dan skor 3 untuk pernyataan negatif , dan
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 untuk pernyataan positif dan skor 4
Tabel IV
Positif negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
N = Jumlah subyek
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran
Menurut Sukadji (2000), uji reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes
reliabilitas yang tinggi. Pengujian reliabilitas skala interaksi sosial teman sebaya
dan skala kemandirian belajar dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha
rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan
Keterangan :
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung > rtabel,
maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka
Rumus uji korelasi yang digunakan untuk menguji anatara dua variabel
N = Jumlah subyek
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur
r = √ n-2 t / √ 1-r 2
n = jumlah sampel