Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUBERKULUSIS PARU
DI IGD RSUD DATU SANGGUL RANTAU

OLEH :

AHMAD ROJANI
GINA RAHMATIKA
JAIPANI
MUHAMMAD BAIHAKI
NANDA YULIANI
SHINTYA

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUBERKULOSIS PARU
DI IGD RSUD DATU SANGGUL RANTAU
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

Topik : Tuberkulosis Paru


Sub Topik : 1. Pengertian dari Tuberkulosis Paru
2. Penyebab dari Tuberkulosis Paru
3. Cara penyebarandari Tuberkulosis Paru
4. Pengobatan dari Tuberkulosis Paru
Sasaran : Pasien dan Anggota keluarga di IGD RSUD Datu
Sanggul Rantau
Tempat : di IGD RSUD Datu Sanggul Rantau
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 November 2019

Penyuluh : Ahmad Rojani


Gina Rahmatika
Jaipani
Muhammad Baihai
Nanda Yuliani
Shintya
I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, Pasien dan keluarga
pasien yang mengikuti jalannya penyuluhan kesehatan dapat mengetahui
dan memahami tentang penyakit Tuberkulosis Paru.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti proses penyuluhan Tuberkulosis Paru dapat :
1. Pasien dan Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali pengertian dari
Tuberkulosis Paru.
2. Pasien dan Keluarga pasien dapat mengetahui tentang penyebab
Tuberkulosis Paru.
3. Pasien dan Keluarga pasien dapat mengetahui tentang penyebaran
Tuberkulosis Paru.
4. Pasien dan Keluarga pasien dapat mengetahui tentang pengobatan
Tuberkulosis Paru.
5. Pasien dan Keluarga pasien dapat mengetahui tentang pencegahan
Tuberkulosis Paru.

III. PROSES PENYULUHAN

No. Waktu KegiatanPenyuluhan Kegiatan Audience


1. 10 Pembukaan
Menit 1. Sambutan dari Moderator 1. Memperhatikan
sekaligus membuka acara
penyuluhan 2. Menjawab salam
2. Penyuluh memulai
penyuluhan dengan 3. Mendengar dan
mengucapkan salam memperhatikan
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengar dan
penyuluhan memperhatikan
5. Menyebutkan materi yang
akan diberikan 5. Mendengar dan
6. Membagikan leaflet memperhatikan

6. Menerima dan
membaca

2. 30 Pelaksanaan :
Menit 1. Memperkenalkan diri 1. Memperhatikan
2. Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan materi yang
disampaikan 3. Memperhatikan
4. Memberikan kesempatan
kepada audience untuk 4. Bertanya dan
bertanya mendengarkan
5. Menyimpulkan penyuluhan jawaban

5. Memperhatikan

3. 10 Evaluasi :
Menit 1. Meminta audience untuk 1. Aktif dan ada diskusi
menyebutkan materi yang antara penyuluh dan
sudah disampaikan audience
2. Menyimpukan semua kegiatan
yang telah dilakukan 2. Memperhatikan

4. 5 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih 1. Memperhatikan
atas perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam penutup 2. Membalas salam
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

V. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD

VI. KRITERIA EVALUASI


1. Pasien dan Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali pengertian
dari Tuberkulosis Paru.
2. Pasien dan Keluarga pasien dapat mengetahui tentang penyebab
Tuberkulosis Paru.
3. Pasien dan Keluarga pasien dapat mengetahui tentang penyebaran
Tuberkulosis Paru.
4. Pasien dan Keluarga pasien dapat mengetahui tentang pengobatan
Tuberkulosis Paru.
MATERI PENYULUHAN
A. PengertianTuberkulosisParu
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
micobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh yang lain.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,
tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi
(Mansjoer , 1999).
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman
menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain (Dep Kes,
2003). Kuman TB berbentuk batang mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pewarnaan yang disebut pula Basil Tahan Asam (BTA).

B. PenyebabTuberkulosisParu
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang
berbentuk batang dan Tahan asam ( Price, 1997 ). Penyebab Tuberculosis
adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 / m. Dengan tebal
0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama
yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
Penyakit TBC paru disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
Tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA), kuman TBC cepat mati terhadap sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam ditempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant,
tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularan adalah penderita
TBC BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet (percik dahak). Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup
kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TBC masuk kedalam tubuh
manusia melalui pernapasa, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru
ke bagian tubuh lainnya, melalui system peredaran darah, system saluran
limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh
lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat
positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila
hasl pemeriksaan dahak negative (tidak terlihat kuman), maka penderita
tersebut dianggap tidak menular.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Myobacterium


Tuberculosis :
1. Herediter : resistensi seseornag terhadap infeksi kemungkinan
diturunkan.
2. Jenis kelamin : pada akhir masa anak-anak dan remaja, angka
kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
3. Usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
4. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang
cepat, kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak
adekuat.
5. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit,
kurang nutrisi, stress emosional, kelelahan yang kronik).
6. Meningkatnya sekresi steroid adrenaql yang menekan reaksi
inflamasi dan memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.
7. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi
lebuh mudah.
8. Nutrisi : status nutrisi kurang
9. Infeksi berulang : HIV, Measles, Pertusis.
10. Tidak mematuhi aturan perubahan
C. TandadanGejala
Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau
tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah.
( Mansjoer, 1999)
Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan (
Luckman dkk, 93)
 Demam : subfebril menyerupai influenza.
 Batuk : batuk kering (non produktif), batuk produktif (sputum)
 Hemaptoe
 Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana
infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru.
 Nyeri dada
 Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,
keringat malam.

D. Cara Penularan
Penyakit tuberculosis (TBC) bisa ditularkan melalui kontak langsung
dengan pasien TBC, seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya,
dan apabila menggunakan sendok dan handuk secara bersamaan.

E. Pengobatan
Jenisobat yang dipakai :
1. Obat primer
 Isoniazid
 Rifampisin
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Etambutol
2. ObatSekunder
 Ekonamid
 Protionamid
 Sikloserin
 Kanamisin
 PAS (Para Amino Salicicyc Acid)
 Tiasetazon
 Viomisin
 Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahapyaitu :


1. Tahapintensif
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk
mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahap
intensif tersebut diberikan secara tepat penderita menular menjadi
tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita
TBC BTA positif menjadi negative (konversi) pada akhir pengobatan
intensif. Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk
mencegah terjadinya kekebalan obat.
2. Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih
panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya
kelembutan. Tahab lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten
(dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Paduan obat kategori I :

Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah


Hari X
NelanObat
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54
Paduan obat kategori 2 :

Tahap Lama (H) R Z E E Strep. Jumlah


@30 @450 @500 @ @50 Injeks Hari X
0 Mg mg 250 0 i NelanO
Mg mg mg bat
Intensif 2 1 1 3 3 - 0,5 % 60
bulan 1 1 3 3 - 30
1
bulan
Lanjuta 5 2 1 3 2 - 66
n bulan

Paduan obat kategori 3 :

Tahap Lama H @ 300 R@450mg P@500m Hari X NelanObat


mg g
Intensif 2 bulan 1 1 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 1 54
3 x week

F. Cara Pencegahan
Cara penularan TBC perlu diwaspadai dengan mengambil
tindakan-tindakan pencegahan selayaknya untuk menghindarkan infeksi
tetes dari penderita ke orang. Salah satu cara adalah batuk dan bersin
sambil menutup mulut/hidung dengan sapu tangan atau tissue untuk
kemudian didesinfeksi dengan Lysol atau dibakar. Bila penderita
berbicara, jangan terlampau dekat dengan lawan bicaranya.Ventilasi yang
baik dari ruangan juga memperkecil bahaya penularan.
Anak-anak dibawah usia satu tahun dari keluarga yang menderita TBC
perlu divaksinasi BCG sebagai pencegahan, bersamaan dengan pemberian
isoniazid 2-10 mg/kg selama 6 buan (kemoprofilaksis)
1. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang
bergaul erat dengan penderita tuberkulosisi paru BTA postif.
Pemeriksaan meliputi testuberkulin, klinis dan radiologis. Bila
testuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thorax
diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negative
diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil
testuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
2. Mass chest x-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok-
kelompok populasi tertentu misalnya : karyawan rumah sakit/
puskesmas/ balai pengobatan, penghuni rumah tahanan dan siswa-
siswi pesantren.

 UNTUK PENDERITA :
- Minum obat sampai habis sesuai petunjuk
- Menutup mulut ketika batuk atau bersin
- Tidak meludah di sembarang tempat
- Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung
atau ditempat yang sudah ada karbol/lisol

 UNTUK KELUARGA :
- Jemur kasur seminggu sekali
- Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa
langsung masuk

 PENCEGAHAN LAIN :
- Imunisasi BCG padabayi
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi
G. Referensi
Doengoes, Marilynn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Mansjoer, dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3. Jakarta: FK UI.

Anda mungkin juga menyukai