UNDANG
UNDANG
TENTANG KETENAGAKERJAAN
BAB X
PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN,DAN
KESEJAHTERAAN
Paragraf 3
PEREMPUAN
Pasal 76
(1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00 wajib:
a. Memberikan makanan dan minuman bergizi;dan
(4) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang
berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.
(5) Kendaraan antar jemput harus dalam kondisi yang layak dan harus terdaftar
di perusahaan.
(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) diatur dengan keputusan
Menteri.
Paragraf 4
Waktu Kerja
Pasal 77
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu.
(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi sektor
usaha atau peker-jaan tertentu.
(4) Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagimana
dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 81
(1) Pekerja /buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan
kepada pengusaha,tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam perjanjian
kerja,peraturan perusahaan,atau perjanjian kerja bersama.
Pasal 82
(1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah)bulan
sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau bidan atau keduanya tidak ada ,dapat dari pegawai
pamong praja atau sederajatnya camat.
Permohonan diajukan selambat-lambatnya 10 hari sebelum waktu cuti mulai. Cuti sebelum
saatnya melahirkan dimungkinkan untuk diperpanjang apabila ada keterangan dokter yang
menerangkan bahwa yang bersangkutan perlu mendapatkan istirahat untuk menjaga
kehamilannya. Perpanjangan waktu istirahat sebelum melahirkan memungkinkan sampai
selama-lamanya 3 (tiga) bulan.
Pasal 83
Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya
untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Didalam penjelasan
pasal ini tersebut ditentukan bahwa dipikirkan oleh pemerintah kemungkinan mengadakan
tempat penitipan anak.
Larangan PHK
Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. Permen 03/Men/1989 mengatur larangan PHK terhadap
pekerja perempuan dengan alasan menikah, sedang hamil dan melahirkan. Hal ini didasari
oleh perlindungan bahwa ketiga hal tersebut adalah kodrat, harkat dan martabatnya sebagai
seorang perempuan.