Anda di halaman 1dari 3

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13 TAHUN 2003

TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB X

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN,DAN

KESEJAHTERAAN

Paragraf 3

PEREMPUAN

Pasal 76

(1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

(2) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut


keterangan dokter bahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungan maupun dirinya
apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00 wajib:
a. Memberikan makanan dan minuman bergizi;dan

b.Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.

(4) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang
berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

(5) Kendaraan antar jemput harus dalam kondisi yang layak dan harus terdaftar
di perusahaan.

(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) diatur dengan keputusan
Menteri.

Paragraf 4

Waktu Kerja

Pasal 77

(1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

(2) Waktu kerja sebagimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:


a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu.

(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi sektor
usaha atau peker-jaan tertentu.

(4) Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagimana
dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

Pasal 81

(1) Pekerja /buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan
kepada pengusaha,tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam perjanjian
kerja,peraturan perusahaan,atau perjanjian kerja bersama.

Pasal 82

(1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah)bulan
sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau bidan atau keduanya tidak ada ,dapat dari pegawai
pamong praja atau sederajatnya camat.

(2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh


istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau
bidan.

Permohonan diajukan selambat-lambatnya 10 hari sebelum waktu cuti mulai. Cuti sebelum
saatnya melahirkan dimungkinkan untuk diperpanjang apabila ada keterangan dokter yang
menerangkan bahwa yang bersangkutan perlu mendapatkan istirahat untuk menjaga
kehamilannya. Perpanjangan waktu istirahat sebelum melahirkan memungkinkan sampai
selama-lamanya 3 (tiga) bulan.

Pasal 83

Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya
untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Didalam penjelasan
pasal ini tersebut ditentukan bahwa dipikirkan oleh pemerintah kemungkinan mengadakan
tempat penitipan anak.

Biaya melahirkan pekerja wanita


Undang-undang no. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan PP no. 14 Tahun
1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja mengatur tentang
kewajiban perusahaan yang memiliki lebih dari 10 tenaga kerja atau membayar upah
sedikitnya Rp. 1juta untuk mengikutsertakan seluruh tenaga kerjanya dalam program BPJS
Kesehatan. Cakupan program BPJS Kesehatan ini termasuk pemeriksaan kehamilan dan
melahirkan.

Larangan PHK

Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. Permen 03/Men/1989 mengatur larangan PHK terhadap
pekerja perempuan dengan alasan menikah, sedang hamil dan melahirkan. Hal ini didasari
oleh perlindungan bahwa ketiga hal tersebut adalah kodrat, harkat dan martabatnya sebagai
seorang perempuan.

Anda mungkin juga menyukai