Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Narkoba dan obat-obat terlarang merupakan kejahatan luar biasa yang dapat
merusak tatanan kehidupan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah,
bahkan langsung atau tidak langsung merupakan ancaman bagi kelangsungan
pembangunan serta masa depan bangsa dan negara. Dalam beberapa tahun terakhir,
Indonesia telah menjadi salah satu negara yang dijadikan pasar utama dari jaringan
sindikat peredaran narkotika yang berdimensi internasional untuk tujuan komersial.
Untuk jaringan peredaran narkotika di negara-negara Asia, Indonesia diperhitungkan
sebagai pasar (market-state) yang paling prospektif secara komersial bagi sindikat
internasional yang beroperasi di negara-negara sedang berkembang. (Kusno,2014)
Di Indonesia, Narkotika sudah pada level yang mengkhawatirkan dan dapat
mengancam keamanan dan kedaulatan negara. Banyak kasus yang disebabkan oleh kasus
narkotika. Daerah yang sebelumnya tidak pernah tersentuh oleh peredaran narkotika
lambat laun berubah menjadi sentra peredaran narkotika. Begitu pula anak-anak yang
berumur dibawah 21 tahun yang seharusnya masih tabu mengenai barang haram ini,
belakangan ini telah berubah menjadi sosok pecandu yang sukar untuk dilepaskan
ketergantungannya.(Dikdik & Gultom, 2013)
Sebagai gerbang utama proses peradilan pidana, penyidik polisi menanggung
beban yang tidak ringan. Penyidik polisi harus benar-benar menjadi penyidik yang baik,
dan juga penilaian yang baik. Penyidik polisi harus melakukan penyaringan-penyaringan
terhadap arus perkara yang masuk. Pada dasarnya, tidak semua perkara pidana yang
masuk dan diterima oleh penyidik polisi diteruskan ke tahapan peradilan sekanjutnya.
Penyidik polisi diberikan kewenangan kebijakan diskresi untuk melanjutkan atau tidak
perkara pidana ke tahap selanjutnya. Peran penyidik polisi dalam penegakan hukum
pidana terhadap anak telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak. Penyidik sangat berperan dalam proses penyidikan
perkara pidana anak yaitu dengan melakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan, hal
ini sangat penting dilakukan oleh kepolisian karena bertujuan melindungi hak seorang
yang diduga sebagai pelaku tindak pidana. Maka harus ada bukti permulaan yang cukup
untuk melakukan penangkapan. (Bayu, 2017)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan tindak pidana pengguna narkoba oleh anak
dibawah umur di Kepahiang ?
2. Bagaimana peranan polri dalam penyidikan pengguna narkoba oleh anak dibawah
umur di Kepahiang?
3. Apakah upaya dan kendala yang dihadapi polisi dalam mengatasi pengguna
narkoba oleh anak dibawah umur di Kepahiang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan tindak pidana pengguna narkoba oleh anak
dibawah umur di Kepahiang ?
2. Untuk mengetahui peranan polri dalam penyidikan pengguna narkoba oleh anak
dibawah umur di Kepahiang?
3. Untuk mengetahui upaya dan kendala yang dihadapi polisi dalam mengatasi
pengguna narkoba oleh anak dibawah umur di Kepahiang?

D. Manfaat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagia bahan kajian lebih lanjut untuk
melahirkan beberapa konsep ilmiah yang pada gilirannya akan memberikan
sumbangan pemikiran bagi perkembangan hukum pidana, khususnya yang
berkaitan dengan peranan penyidik polri terhadap pengguna narkoba oleh anak dibawah
umur di kabupaten kepahiang.

E. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum sosiologis, yaitu suatu
penelitian berupa studi-studi empiris untuk menentukan teori-teori mengenai proses
terjadinya dan mengenai proses bekerja hukum di dalam masyarakat. Penelitian ini
adalah Observational research yakni dengan cara survei, dimana peneliti langsung turun
kelapangan mengadakan pengamatan korelasi antara ketentuan hukum dengan kenyataan
yang terjadi di masyarakat. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan
menjadi data Primer, data Sekunderdan bahan Hukum Tersier. Data-data yang terkumpul
akan disusun secara deskriptif, kemudian peneliti akan menganalisa secara kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai