Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara berkembang yang sedang melaksanakan
pembangunan di segala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan kemakmuran
dan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dapat tercapai
apabila masyarakat mempunyai kesadaran bernegara dan berusaha untuk mewujudkan
masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Masyarakat dengan tingkat kesejahteraan
rendah cenderung untuk tidak memperdulikan norma atau kaidah yang berlaku. Melihat
kondisi ini untuk memenuhi kebutuhan segala cara dilakukan agar kebutuhan tersebut
dapat terpenuhi. Salah satu bentuk kejahatan yang sering terjadi di masyarakat adalah
pencurian. (Dewa, dkk. 2017)
Kejahatan yang cenderung meningkat dipengaruhi dengan datangnya
krisis multi dimensi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Badai krisis yang menimpa Indonesia saat itu mengakibatkan angka
pengangguran yang cukup tinggi dan turunnya daya beli masyarakat.
”Penduduk sering mengalami tekanan psikis dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, terutama karena tajamnya persaingan dalam memenuhi kebutuhan
hidup”. Hal tersebut berpotensi menyebabkan semakin tingginya angka kejahatan yang
terjadi di masyarakat. Sesuai dengan berkembangnya zaman, cara yang dilakukan para
pelaku kejahatan semakin canggih dan dilakukan dengan menggunakan teknologi yang
cukup tinggi. Kejahatan yang dilakukan pun semakin terorganisir dan cukup rapi
sehingga menyulitkan pihak berwajib dalam hal ini pihak kepolisian dalam
mengungkapnya. (Soerjono, 2012)
Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan meningkatnya kasus kejahatan
terhadap pencurian kendaraan bermotor. Selain melukai korban kejahatannya,
pelaku juga tega untuk menghilangkan nyawa orang lain. Kejahatan pencurian
kendaraan bermotor dengan kekerasan biasanya menimpa para pengemudi ojek
seperti yang sering terjadi akhir – akhir ini. Perhatian yang cukup besar diberikan oleh
media, baik media cetak maupun media elektronik nasional. Pemberitaan kasus kejahatan
curanmor hampir tiap hari menghiasi halaman depan media cetak nasional ataupun
disiarkan dalam program khusus kriminal yang tampil di setiap stasiun televisi
nasional. (Kaban, 2012)
Keadaan seperti itu secara tidak langsung akan membawa dampak
terhadap perkembangan kota. Hal ini semakin dapat dibuktikan dengan
terbatasnya lahan parkir kendaraan bermotor, sehingga orang tidak lagi mengindahkan
faktor keselamatan dalam memarkir kendaraan bermotornya. Kelalaian dalam
memperhatikan faktor keselamatan akan memudahkan terjadinya kejahatan pencurian
kendaraan bermotor. Tempat parkir pinggir jalan, kantor, sekolah, kampus dan pusat
pertokoan merupakan tempat yang paling rawan dalam terjadinya kejahatan pencurian
kendaraan bermotor. Indikasi meningkatnya kejahatan pencurian kendaraan bermotor
tidak saja disebabkan oleh laju pertumbuhan kendaraan bermotor semata, namun juga
diperlihatkan dengan banyaknya laporan kehilangan kendaraan bermotor yang diterima
pihak berwajib dalam hal ini pihak kepolisian. Laporan yang diterima
pihak Polres Kepahiang selama tahun 2018 menyebutkan bahwa angka kejahatan
pencurian kendaraan bermotor cukup tinggi.
Secara universal, peran polisi dalam masyarakat dirumuskan sebagai penegak
hukum (law enforcement officers), pemelihara ketertiban (order maintenance). Peran
tersebut di dalamnya mengandung pula pengertian polisi sebagai pembasmi kejahatan
(crime fighters). Namun di dalam negara yang sistem politiknya otoriter, makna peran
polisi sebagai alat penegak hukum direduksi menjadi alat kekuasaan. Sebagai akibatnya,
keberadaan polisi bukannya dekat dan melindungi masyarakat, melainkan sebaliknya
berada jauh dari rakyat, dan justru berhadapan dengan rakyatnya. Sementara di negara
demokratis, polisi harus transparan dan bukan membela kekuasaan. (Sardjito, 2008)
Berdasarkan data yang ada terlihat bahwa dari segi kuantitas yaitu jumlah tindak
pidana pencurian motor tertinggi di kawasan kota Bengkulu. Dikutip dari Radar
Bengkulu tahun 2019 hingga saat ini tercatat curanmor sebanyak 165 kasus, sedangkan
untuk perkara pencurian kendaraan bermotor (curanmor) Polres Kepahiang termasuk
dengan presentasi tinggi. Oleh karena itu dalam rangka menyempurnakan kebijakan yang
ada dengan harapan tindak pidana pencurian tidak terjadi lagi karena mempunyai
dampak yang luar biasa terhadap masyarakat terutama keluarga korban, berdampak
terhadap hilangnya harta benda, nyawa dan beban psikis dari keluarga korban . Oleh
karenanya pengawasan terhadap lembaga yang memiliki alat kekerasan ini mesti
dilakukan oleh rakyat, lewat badan independen yang menjamin transparansi dan
akuntabilitas. Berpijak dari kenyataan ini penulis akan menggali, mengkaji, kemudian
akan mengadakan penelitian untuk mendapatkan informasi, data dan kesimpulan
mengenai “Peranan Penyidik Polri dalam Mengatasi Pencurian Kendaraan bermotor
(Curanmor) di Wilayah Kepolisian Resor Kepahiang.”

B. Rumusan Masalah
Adapun yang mejadi permasalahan yang nantinya akan menjadi dasar dari penelitian
ini dilakukan adalah sebagia berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor
di Kepahiang ?
2. Bagaimana peranan polri dalam pencurian kendaraan bermotor di Kepahiang?
3. Apakah upaya dan kendala yang dihadapi polisi dalam mengatasi pencurian
kendaraan bermotor?

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan pencurian kendaraan bermotor di Kepahiang
2. Untuk mengetahui peranan polri dalam pencurian kendaraan bermotor di
Kepahiang
3. Untuk mengetahui upaya dan kendala yang dihadapi polisi dalam mengatasi
pencurian kendaraan bermotor.

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang penulis lakukan ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagia bahan kajian lebih lanjut untuk
melahirkan beberapa konsep ilmiah yang pada gilirannya akan memberikan
sumbangan pemikiran bagi perkembangan hukum pidana, khususnya yang
berkaitan dengan peranan penyidik Polri dalam mengatasi pencurian
kendaraan bermotor.
2. Secara praktis
a) Sebagai pedoman dan masukan bagi lembaga hukum, institusi
pemerintah dan penegak hukum dikalangan masyarakat luas;
b) Sebagai bahan informasi bagi semua kalangan yang berkaitan dengan
penegakan dan pengembangan hukum pidana.
c) Sebagai bahan kajian bagi kalangan akademis untuk menambah wawasan
dalam bidang hukum pidana, khususnya yang berkaitan dengan peranan
penyidik Polri dalam mengatasi pencurian kendaraan bermotor.

Anda mungkin juga menyukai