Pengertian Polutan
Polutan adalah suatu zat yang menjadi sebab pencemaran terhadap lingkungan. Jadi,
polutan disebut juga sebagai zat pencemar. Suatu zat atau bahan dapat disebut
sebagai zat pencemar atau polutan apabila zat atau bahan tersebut mengalami hal-hal
sebagai berikut.
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal/ambang batas.
2. Berada pada tempat yang tidak semestinya.
3. Berada pada waktu yang tidak tepat.
Sifat polutan
1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi
2. merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuhsampai tingkat yang
merusak.
Tingkat Pencemaran
Menurut WHO ;
Tingkat Pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya)
kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
Macam-Macam Polutan
a. Macam-macam Polutan Berdasarkan sifatnya
Polutan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Polutan biodegredable adalah polutan yang dapat diuraikan oleh proses alam.
Contoh: kayu, kertas, bahan, sisa makanan, sampah, dedaunan, dan Iain-Iain.
2. Polutan non biodegredable adalah polutan yang tidak dapat diuraikan oleh proses
alam sehingga akan tetap berada pada lingkungan tersebut untuk jangka waktu yang
sangat lama. Contoh: gelas, kaleng, pestisida, residu radioaktif, dan logam toksik.
b. Macam macam polutan Berdasarkan wujudnya
Polutan dapat dibedakan menjadi3 (tiga), yaitu:
1. Polutan padat, misalnya kertas, kaleng, besi, logam, plastik, dan Iain-Iain.
2. Polutan cair, misalnya tumpahan minyak, pestisida, detergen, dan sebagainya.
3. Polutan gas, misalnya CFC, karbon dioksida, karbon monoksida, metana, dan Iain-
Iain.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk
ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Penanganan
1.Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
2.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian
zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
3.Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme
yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).
Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah.
Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah
dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme
bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
Cara Pencegahan dan Penanggulangan Bahan Pencemar Tanah
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang,
apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah
tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan
pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi,
apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran
dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang
perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya
bahan pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya
bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan
sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang
dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan
pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah
pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi
partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau
tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke
tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke
dasar lautan yang sangat dalam.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap
pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan
pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan
yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah
tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak
punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan
antara lain dengan cara:
1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah
cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar
diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal
dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan
kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi
vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara
pendaur ulang sampah.
2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,
berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam
sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air,
sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah
dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat
digunakan kembali sebagai air bersih.
3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman,
maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran
tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan
pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah
disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita
mensyukuri anugerah-Nya.
Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Polutan Udara Pencemaran udara adalah pencemaran akibat masuknya bahan atau zat
asing, energi, dan komponen lainnya ke udara.
Zat-zat pencemar (polutan) yang ada di udara umumnya berupa debu, asap, dan gas
buangan hasil pembakaran bahan bakarfosil, seperti minyakdan batu bara oleh
kendaraan/alat transportasi dan mesin-mesin pabrik.
Gas buangan yang mengandung zat yang berbahaya, misalnya asap, karbon
monoksida (CO), karbon dioksida (C02), sulfur oksida (S02), nitrogen oksigen (NO,
N02, NOx), CFC, dan sebagainya.
a. Asap adalah hasil pembakaran bahan organik yang tidaksempurna. Pembakaran
hutan, plastik, dan sampah organik akan menghasilkan asap yang berdampak langsung
kepada fungsi mata, saluran pernapasan, dan aktivitas manusia.
b. Karbon monoksida (CO)Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen yang
bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa, yang terdapat dalam
bentuk gas pada suhu di atas 192°C, mempunyai berat sebesar 96,9% dari berat air
dan tidak larut dalam air.Karbon monoksida merupakan gas hasil pembakaran tidak
sempurna terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon. Pada suhu
tinggi, karbon monoksida terurai menjadi karbon monoksida dan oksigen. Gas ini
berbahaya bagi kesehatan manusia. Gas ini mempunyai daya ikat terhadap sel darah
merah lebih tinggi dibandingkan dengan daya ikat sel darah merah terhadap oksigen.
Gas CO dapat menyebabkan pusing-pusing dan pingsan.
c. Karbon dioksida (C02)Karbon dioksida (C02) dihasilkan dari pembakaran bahan
organik, seperti minyak bumi, batu bara, kayu, dan Iain-Iain oleh mesin pabrik dan
kendaraan. C02 terbesar dihasilkan dari pembakaran bahan bakarfosil, seperti minyak
bumi dan batu bara. Kadar C02 yang tinggi dan atmosfer merupakan salah satu
naiknya suhu di permukaan bumi secara global (dikenal dengan efek rumah kaca atau
green house effect).
d. CFC (Chloro fluoro carbon)CFC biasanya digunakan sebagai bahan pendingin pada
AC dan kulkas, CFC dipergunakan sebagai aerosol pada penyemprotan rambut,
pengharum, dan pembasmi serangga. CFC bersifat sangat ringan sehingga mudah
terangkat ke atmosfer yang lebih tinggi dan jika bertemu dengan ozon akan terjadi
reaksi yang menyebabkan lapisan ozon akan menipis. Lapisan ozon yang tipis dapat
mengancam kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.
e. Sulfur oksida (SO)Sulfur oksida (SO) terutama disebabkan oleh dua komoponen gas
yang tidak berwarna, yaitu sulfur oksida (S02) dan sulfur trioksida (S03). Keduanya
disebut sebagai SOx. Sulfur oksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak
terbakar di udara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak
reaktif.Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua
bentuk oksida, tetapi jurmlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah
oksigen yang tersedia, meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup, S02 selalu
terbentuk dalam jumlah terbesar.Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar
yang menghasilkan SOx. Hal ini disebabkan berbagai elemen yang penting secara
alami dalam bentuk logam sulfida, misalnya tembaga (CuFeS2 dan Cu2S), zink (ZnS),
merkuri (HgS), dan timbal (PbS). Kebanyakan logam sulfida dipekatkan dan
dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi.
Selain itu, sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehendaki di dalam logam dan
biasanya lebih mudah untuk menghilangkan sulfur dari logam kasar daripada
menghilangkan dari produk metal akhirnya.Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap
manusia dan hewan pada konsentrasi jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk
merusak tanaman. Kerusakan tanaman terjadi pada konsentrasi 0,5 ppm.
Pengaruh utama polutan SOxterhadap manusia adalah iritasi sistem pernapasan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi
S02 sebesar 5 ppm atau lebih.Oksida belerang atau sulfur oksida merupakan hasil
pembakaran bahan bakar fosil juga dihasilkan dari letusan gunung berapi. Jika
senyawa ini bertemu air akan bereaksi membentuk senyawa asam.Udara terdiri atas
sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. Pada suhu kamar, kedua gas ini
hanya sedikit mempunyai kecenderungan untuk bereaksi satu sama lain. Pada suhu
yang lebih tinggi, keduanya dapat bereaksi membentuk nitrit oksida dalam jumlah tinggi
sehingga mengakibatkan polusi udara.NO yang dihasilkan oleh aktivitas alam tidak
terlalu menjadi masalah karena tersebar merata sehingga jumlahnya kecil. NO yang
menjadi masalah adalah polusi NO yang dihasilkan oleh kegiatan manusia karena
jumlahnya akan meningkat hanya pada tern pat¬tern pat tertentu. Konsentrasi NOxdi
udara di daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm. Seperti halnya CO, emisi nitrogen
oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx dari kegiatan
manusia, seperti pembakaran yang kebanyakan berasal dari kendaraan produksi
energi, dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOxyang dihasilkan manusia
berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam, dan bensin.
f. Nitrogen oksida (NO JNitrogen oksida (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di
atmosfer yang terdiri atas gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen oksida (N02). Walaupun
bentuk nitrogen oksida lainnya ada, tetapi kedua gas ini paling banyak ditemui sebagai
polutan udara. Nitrit oksida merupakan gas yan tidak berwama dan tidak berbau.
Sebaliknya, nitrogen dioksida mempunyai warna cokelat kemerahan dan berbau tajam.
Dampak Pencemaran Udara :
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak Irintasia.
Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya pada
saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai
dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak,
debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai
paru-paru sendiri.
Asfiksia. Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen
atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas Karbon
Monoksida mengakibatkan CO akan mengikathemoglobin sehingga
kemampuan hemoglobin mengikat O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk
golongan ini adalah gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.
Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran,
misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
Toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu :
Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-salnya benzene, fenol,
toluen dan xylene.
Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.