Anda di halaman 1dari 7

“FUNGSI HUKUM”

DIAJUKAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM

A.Evi Damayanti HMS

NIM: 10400119122
FUNGSI HUKUM

Fungsi serta kemanfaatan hukum akan membawa kepada suasana aman


dan tertib dalam kehidupan suatu masyarakat tersebut yang kemudian
berkembang menjadi suatu negara, tentunya lebih memerlukan suatu perangkat
peraturan formal yang akan menjadi alat pengatur kehidupan warga negara,
yang pada hal ini dalam rangka penegakan norma-norma kehidupan,
memerlukan perangkat khusus guna penegakan hukumnya, dimulai dengan
penyediaan aturan yang akan dipedomani, kemudian ditetapkan penegakan
hukumnya, dilengkapi dengan sarana atau fasilitas penegakan hukum, yang
dengan ketiga unsur ini, diharapkan apa yang menjadi kebutuhan dasar warga
negara dalam bidang penegakan hukum akan dapat terwujud.

Dengan banyaknya peranan hukum yang terhingga, maka hukum


mempunyai fungsi, berikut adalah uraian tentang fungsi hukum menurut
beberapa para ahli:

A. Frieddmann dan Rescoe Pound sebagaimana dikutip oleh Soerjono


Soekanto (1896 ) , menyebutkan fungsi hukum sebagai berikut:
a. Sebagai sarana pengendalian social ( social control ) yaitu
system hukum menerapkan aturan-aturan mengenai perilaku
yang benar atau pantas.
b. Sebagai sarana penyelesaian ( dispute settlement ).
c. Sebagai sarana untuk mengadakan perubahan pada
masyarakat.

B. Menurut Soedjono Dirdjosisworo ( 1994 ) fungsi dan peranan


hukum adalah penertiban, pengaturan dan penyelesaian
pertikaian.Secara garis besar fungsi hukum dibagi dalam tahap-
tahap sebagai berikut:
a) Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. Hal
ini dimungkinkan karena sifat dan watak hukum yang
memberi pedoman dan petunjuk tentang bagaimana
berprilaku dalam masyarakat . Menunjukkan mana yang
baik dan mana yang tercela melalui norma-normanya
yang mengatur pemerintah-pemerintah ataupun larangan-
larangan, sedemikian rupa, sehingga warga masyarakat
diberi petunjuk untuk bertingkah laku. Masing-masing
anggota masyarakat telah jelas apa yang harus diperbuat,
sedemikian rupa sehingga sesuatunya bias tertib dan
teratur. Sebagai contoh orang-orang yang menonton
bioskop telah sama-sama mengetahui apa yang harus
dilakukan. Beli karcis antri, masuk ke pintu masuk antri
pula, demikian pula setelah film berakhir maasing-
masing meninggalkan ruangan melalui pintu-pintu yang
telah tersedia. Demikian tertibnya karena semua
ketentuan telah jelas dimengerti oleh penonton. Dalam
prakteknya pada lingkup yang luas hukum bekerja
demikian rupa seperti contoh tersebut.
b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan social lahir
dan batin. Hukum dengan sifat dan wataknya yang antara
lain memiliki daya mengikat baik fisik maupun
psikologis. Bisa penjatuhan hukuman nyata dan takut
berbuat yang merupakan kekangan. Daya mengikat dan
bila perlu memaksa ini adalah watak hukum yang bisa
menangani kasus-kasus nyata dan memberi keadilan,
menghukum yang bersalah, memutuskan agar yang
hutang harus membayar dan sebagainya, sedemikian
rupa, sehingga relatif dapat mewujudkan keadilan.
c) Sebagai sarana penggerak pembangunan. Salah satu daya
mengikat dan memaksa dari hukum, juga dapat
dimanfaatkan atau didaya gunakan untuk menggerakkan
pembangunan. Hukum sebagai sarana pembangunan
merupakan alat bagi ototritas untuk membawa
masyarakat kea rah yang lebih maju. Dalam hal ini sering
ada kritik atas fungsi sebagai alat penggerakan
pembangunan, yang dianggapnya melaksanakan
pengawasan pengawasan perilaku dan mendesaknya,
semata-mata hanya kepada masyarakat belaka sedangkan
aparatur otoritas dengan dalih menggerakkan
pembangunan, lepas dari kontrol hukum. Sebagai
imbangan dari padanya bisa dilihat pada fungsi
berikutnya.
d) Sebagai fungsi kritis, yaitu daya kerja hukum untuk
melakukan pengawasan, baik kepada aparatur pengawas,
aparatur penegak hukum itu sendiri. Dewasa ini sedang
berkembang suatu pandang bahwa hukum mempunyai
funsi kritis, yaitu daya kerja hukum tidak semata-mata
melakukan pengawasan pada aparatur pengawasan, pada
aparatur pemerintah (petugas) dan penegak hukum
termasuk di dalamnya.
C. Sementara menurut Ahmad Ali, membedakan fungsi hukum terdiri
atas sebagai berikut:
a) Fungsi hukum sebagai a tool of social control.
b) Fungsi hukum sebagai simbol.
c) Fungsi hukum sebagai a political instrument.
d) Fungsi hukum sebagai integrator.
D. Dalam aliran realisme hukum menurut pendapat Karl Llewellyn
sebagaimana dikutip oleh Munir Fuady ( 2007:75 ), hukum
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai alat untuk mengikat anggota dalam kelompok
masyarakat, sehingga dapat memperkokoh ekistensi
kelompok tersebut. Ini yang disebut dengan fungsi
hukum sebagai alat control social.
b) Sebagai alat untuk membersihkan masyarakat dari kasus-
kasus yang mengganggu masyarakat yang dilakukan
dengan jalan memberikan sanksi-sanksi pidana, perdata,
administrasi, dan sanksi masyarakat.
c) Sebagai alat untuk mengarahkan ( chanelling ) terhadap
sikap tindak dan pengharapan masyarakat. Misalnya
hukum tentang lalulintas jalanan, agar lalu lintas menjadi
tertib dan transportasi berjalan lancar.
d) Untuk melakukan alokasi kewenangan alokasi
kewenangan-kewenangan dan putusan-putusan serta
legitimasi terhadap badan otoritas / pemerintah.
e) Sebagai alat stimultan social. Dalam hal ini hukum bukan
hanya untuk mengontrol masyarakat, tetapi juga
meletakkan dasar-dasar hukum yang dapat menstimulasi
dan memfasilitasi adanya interaksi masyarakat maupun
individu yang baik, tertib dan adil.
f) Memproduksi tukang-tukang ( craft ) masyarakat. Dalam
hal ini para professional dibidang hukum seperti advokat,
hakim, jaksa, dosen, polisi, anggota parlemen dan lain-
lain mengerjakan pekerjaan yang khusus dan spesifik
untuk mencapai kepentingan masyarakat yang lebih baik.
E. Fungsi hukum menurut Rudolf Van Lhering, Yaitu:
a) Untuk mencapai tujuan masyarakat yaitu pengendalian
sosial.
b) Untuk melayani kepentingan masyarakat dalam
penyelesaian konflik.
F. Fungsi-fungsi hukum yang diperankan oleh hukum sebagai berikut:
a) Merumuskan hubungan-hubungan antara anggota suatu
masyarakat, untuk menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang di bolehkan dan yang tidak, dengan tujuan
mempertahankan paling tidak integrasi minimal dari
kegiatan orang-orang dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
b) Keharusan untuk menjinakkan kekuatan yang belum
mapan dan mengarahkan yang demikian itu kepada
pemeliharaan tatanan. Fungsi kedua ini meliputi
pengalokasian kekuasaan dan penegasan tentang siapa
boleh menggunakan paksaan fisik sebagai suatu yang
diakui secara sosial, bersama-sama dengan pemilihan
bentuk-bentuk sanksi fisik yang paling efektif guna
mencapai tujuan-tujuan sosial dari hukum.
c) Penyeselaian sengketa-sengketa yang timbul.
d) Melakukan perumusan kembali hubungan-hubungan
antara orang-orang dan kelompok-kelompok manakala
kondisi kehidupan berubah, fungsi ini dijalankan untuk
mempertahankan kemampuan beradaptasi.
Sumber Buku
1. Soerojo Wignjodipoero, SH. Dr. Prof “Pengantar Ilmu
Hukum”
2. Satjipto Rahardjo, SH. Dr. “ Pengantar Ilmu Hukum”
3. Soedjono Dirdjosisworo, SH. Dr. “ Pengantar Ilmu Hukum”
4. Van Kan, Prof. Mr. J & Prof. Mr. J. H. Beckhuis “Pengantar
Ilmu Hukum”

Anda mungkin juga menyukai