Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR ASPAL

Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan


titik bakar aspal.

Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di
atas permukaan aspal.

Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat sekurang-
kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.

B. KAJIAN TEORI
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya
sangat menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan
bahan jalan. Salah satu pengujian aspal adalah pengujian titik nyala dan
titik bakar aspal, pengujian ini berguna untuk menentukan temperatur
maksimal pemanasan aspal sehingga aspal tidak terbakar dan struktur serta
sifat kimianya tidak berubah pada saat pemanasan aspal. Sehingga
diharapkan aspal tersebut sesuai dengan kondisi serta iklim suatu daerah.

C. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1. Cleveland open cup
Cleveland open cup berfungsi untuk memperkirakan suhu
maksimum pemanasan.

Gambar 1. Cleveland open cup


2. Thermometer
Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu aspal.

Gambar 2. Thermometer

3. Kompor listrik
Kompor listrik berfungsi untuk memanaskan aspal.

Gambar 3. Kompor listrik


4. Pelat pemanas
Pelat pemanas berfungsi untuk meletakkan cawan cleveland.

Gambar 4. Pelat pemanas


5. Penahan angin
Penahan angin berfungsi untuk menahan angin apabila digunakan
nyala sebagai pemanas.

Gambar 5. Penahan angin

6. Nyala penguji
Nyala penguji berupa korek api gas dan kawat baja yang berfungsi
untuk memberikan nyala sebagai pemanas.
Gambar 6. Korek api
7. Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk mencatat waktu.

Gambar 7. Stopwatch
8. Spiritus
Spiritus berfungsi sebagai bahan bakar untuk memudahkan
menyalakan api.

Gambar 8. Spiritus
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1. Aspal
Aspal berfungsi sebagai benda uji yang akan diamati.

D. LANGKAH KERJA
Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum uji
titik nyala dan titik bakar aspal adalah:
1. Alat-alat yang diperlukan dalam praktikum disiapkan.
2. Cawan diletakkan di atas pelat pemanas dan sumber pemanas diatur
sehingga terletak di bawah titik tengah cawan.
3. Cawan penguji diletakkan dengan poros pada jarak 7,5 cm darititik
tengah cawan.
4. Thermometer ditempatkan tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak
6,4 mm di atas dasar cawan, dan terletak pada satu garis yang
menghubungkan titik tengah cawan dan poros nyala penguji.Kemudian
diatur sehingga poros thermometer terletak pada jarak ⁄ diameter.
5. Penahan angin ditempatkan di depan nyala penguji.
6. Sumber pemanas dinyalakan dan diatur panasnya sehingga kenaikan
suhu menjadi (15±1) ºC permenit sampai benda uji mencapai 58 ºC di
bawah titik nyala perkiraan.
7. Kecepatan pemanasan 5 ºC sampai 6 ºC permenit pada suhu antara 58
ºC dan 28 ºC di bawah titik nyala perkiraan.
8. Nyala penguji dinyalakan dan diatur agar diameter nyala penguji
tersebut menjadi 3,2 sampai 4,8 mm.
9. Nyala penguji diputar sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke
tepi cawan) dalam waktu satu detik. Langkah percobaan diulangi
setiap kenaikan 5 ºC.
10. Langkah 7 dan 9 diulangi sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik
di atas permukaan benda uji, dan kemudian suhu pada thermometer
dibaca dan dicatat.
11. Langkah 10 diulangi sampai terlihat nyala yang agak lama sekitar 5
detik di atas permukaan benda uji dan kemudian suhu pada
thermometer dibaca dan dicatat.
12. Hasil percobaan dicatat dan dikonsultasikan dengan dosen pengampu.

E. PENYAJIAN DATA
Berikut data yang dapat saya sajikan setelah melakukan paktikum pada
Hari : Selasa
Tanggal : 1 November 2011
Waktu : 15.00-16.40 WIB

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Titik Nyala dan Bakar


No Menit Suhu (º) Keterangan
1 1 44
400

350

300

250
Suhu

200

150

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Waktu
F. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan paktikum, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai
berikut:

Seperti pada praktek sebelumnya yaitu bahwa apal mencapai titik lelehnya
pada suhu 176º C, sedangkan pada percobaan kali ini diperoleh data bahwa
aspal mencapai titik nyala pada suhu 333º C, sedangkan titik bakarnya
348º C.

G. KESULITAN DALAM PAKTIKUM


Kesulitan yang kami rasakan pada waktu praktikum adalah
1. Sulit untuk menentukan titik nyala dan titik bakar aspal karena belum
tahu perbedaan antara titik nyala dan titik bakar aspal.
2. Menentukan jarak pemasangan thermometer karena dikhawatirkan
thermometer akan pecah.
H. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Aspal mulai menunjukkan titik nyala pada suhu 333º C, sedangkan
ketentuan dalam SNI 06-2433-1991, titik nyala aspal terlihat pada suhu
270º C - 280º C.
2. Aspal mulai menunjukkan titik bakar pada suhu 348º C.

I. SARAN-SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan kepada pembaca maupun semua pihak
demi keberhasilan praktikum adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam melakukan praktikum dilakukan secara teliti dan
sabar agar hasil percobaan yang didapatkan optimal.
2. Memahami dan mendengarkan ketika dosen sedang menjelaskan cara
kerja.
3. Lebih teliti dalam membaca buku job sheet agar tidak terjadi banyak
kesalahan.

J. DAFTAR PUSTAKA

SNI 06-2433-1991 Metode pengujian titik nyala dan titik bakar dengan
cleveland open cup

T. Transportasi Jurusan Teknik Sipil, 2000.Buku Panduan Praktikum


Bahan Lapis Keras Fakultas Teknik UGM:Yogyakarta

K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai