Made Pramono
138
Made, Dasar-dasar Filosofis
tubuh ilmu, di mana peta dasardan pengembangan ilmu pokok dan ilmu cabang
dibahasdi sini.
Aksiologi ilmu membahastentang manfaat yang diperoleh manusia
dari
pengetahuanyang didapatnya. Bila persoalan value dan value
free bound ilmu
mendominasi fokus perhatian aksiologi pada umumnya, maka dalam
hal
pengembanganilmu baru seperti olahragaini, dimensi alsiologi
aipertuas tagi
sehinggasecarainherenmencakupdimensinilai kehidupun,n*uiia seperti
etika,
estetika, religius (sisi dalam) dan juga intenelasi iimu dengan aspek-aspek
kehidupan manusia dalam sosialitasnya (sisi luar aksiologi). keduanya
merupakanaspekdari permasalahantransferpengetahuan.
Relevansi filosofis ini pada gilirannya mensyaratkanpula komunikasi
lintas, inter dan muiltidisipliner ilmu-ilmu terkaii dalam upuyu menjawab
persoalandan tantanganyang muncul dari fenomenakeolah.ugu*. Dengan
kata
lain, proses timbal yang sinergis antara khasanahkeilmuan dan wilayah
-balik
praksis muncul, dan menjadi tanggungjawab filsafat untuk mengkritisi,
memetakan dan memadukan hal tersebut. Filsafat ilmu olahraga, dengl
titik
tekan utama pada tiga dimensikeilmuan ini - ontologi, epistemotgi, akiiologi _
mengeksplorasi ilmu olahraga ini secara mendalam. Ekstensifikasi
dan
intensifikasi menjadi permasalahan yang amat menentukan eksistensi
dan
perkembanganilmu keolahragaanlebihjauh dari hasil eksplorasiini.
r39
Jurnal Filsafat, Agustus 2003, Jilid 34, Nomor 2
140
Made, Dasar_dasar Filosofis
Yunani Kuno yang menghargaiatletik sejajardenganintelek. Nietzscheadalah
seorangfilsuf kontroversialyang paling banyakdirujuk sebagaipenyumbangtak
langsung debat akademis tentang kaitan pemikiran filsafat- dan lhu
keolahragaan.Bahkan beberapapenulis, seperti Richard Schacht, menyebut
"filsafat olahragaNietzscheian"sebagaiistilah pentingdalam bahasanihijmya,
Nietzscheand Sport, meskipun istilah ini masih perlu dicurigai sebagaiterlalu
maju dan ahistoris,oleh karenapemikir lain sepertiLawrenceJ. Hatab(tqgg: Zg)
menyatakanbahwaNietzschesedikit sekali ataubahkantak pernahbicaratentang
aktivitas atletik dan olahragasecaralangsung.Hatab mengeksplorasiNietzsche
hanya dalam kaitan pemikirannyayang dapat diasosiasikandan mengarahpada
tema keolahragaan.
Hatab mengeksplorasibeberapapemikiran Nietzschesepertiwill to power,
sublimation, embodiment,spectacle danplay yang terarahpada aktivitas atletik
dan event-eventolahraga(Hatab, 1998: 102). Dari sini, dapat dimaknai bahwa
arah pemikiran yang berhubungansecara historis pada dunia keolahragaan
termasuk dalam ekspresi pemikiran filosofis, dan oleh karenanya, il-u
keolahragaanmemiliki akar fi losofisnya.
Perspektif naturalistik Nietzsche ini menjelaskanmengapabanyak orang
menyukai permainandan menyaksikanpertandinganolahraga,dan kenapa hal-
hal tersebutdapat dianggapmemiliki nilai dan manfaatyung b"rur. pertunjukan
atletik adalahpenampilandan prosesproduksi makna kultu;l penting. Ini dapat
dilihat dari efek kesehatan dan pengembangankeahlian fisik. Selain i,u,
pertunjukan olahraga juga dapat dipahami sebagai tontonan publik yang
mendramatisir keterbatasandunia yang hidup, prestasi teatrikal dari keaiaan
umat manusia,pengejaran,perjuangan-perjuangan suksesdan gagal. Dari sudut
pandangpengembangansumberdaya manusia,sudahjelas bahwu oluhrugudapat
menanamkankebajikan-kebajikantertentu dalam keikutsertaandisiplin, ke.Ja
tim, keberaniandan intelegensi praktis(Hatab,l99g: 103).
Konsekuensi dari semua itu, permainan olahraga adalah cukup ..serius,,
untuk diangkat ke tingkat penghargaanbudayayang lebih tinggi (Hatab, l99g:
106), sehinggafilsafat mau tak mau harus berani mengkaji utang ..tradisinya"
sendiri yang menekankanjiwa atas tubuh, harmoni atas konflik, dan mengalui
bahwa olahraga memiliki kandungannilai-nilai fundamental bagi kebera-daan
manusia.Begitulah,di dunia Yunani Kuno, lokus asalmuasalpemikiran filsafat
Barat, olahraga tak hanya populer, tetapi menempati p"ngharga* kultural
terhormat.
Namun demikian, StevenGalt crowell (199g: I l3) denganmengeksplorasi
secara mendalam feneomena olahraga sebagai tontonan dan permainan,
mengungkapsisi-sisi buramnya:brutalitas,agresifitas,dan "merusak kesehatan".
Dalam hal yang terakhir,olahragadisebutnyasebagaialat alamiahuntuk ,,war on
drugs", olahtagaditampilkan sebagaialternatif pengobatanketika para praktisi
terkemuka menemukanobat-obatansebagaibagian alami dari gaya hidup atlit
olahraga.
Apabila di jaman Yunani Kuno atlitnya mendemonstrasikan atletik dengan
t4l
Jurnal Filsafat, Agustus 2003, Jilid 34, Nomor 2
t42
Made, Dasqr-dasar Filosofis
t43
JurnalFilsafat,Agustus
2003,Jilid 34, Nomor2
Inti kajian ilmu keolahragaanadalah Teori Latihan, Belajar Gerak, Ilmu
Gerak, Teori Bermain dan Teori Instruksi yang didukung oleh ilmu-ilmu
Kedokteranolahraga, Ergofisiologi,Biomekanika,Sosiologiolahraga, pedagogi
Olahraga, Psikologi Olahraga,SejarahOlahragadan Filsafat Olahraga.Akar dari
batang tubuh ilmu keolahragaan terdiri dari Humaniora - terwujud dalam
antropokinetika; Ilmu PengetahuanAlam - terwujud dalam Somatokinetika; dan
Ilmu PengetahuanSosial - terwujud dalam Sosiokinetika(KDI Keolahragaan,
2000:33-34).
Aksiologi - aspekketiga - berkaitandengannilai-nilai, untuk apa manfaat
suatu kajian. Secaraaksiologi olahragamengandungnilai-nilai ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budayadan strategisdalam pengikat ketahanannasional (KDI
Keolahragaan,2000: 36). sisi luar aksiologis ini menempatiporsi yang paling
banyak,dibandingkansisi dalamnyayang memanglebih saratfilosofinya.
Kecenderungan-kecenderungan sisi aksiologi keolahragaan ini seczua
akademis menempati sisi yang tak bisa diabaikan, bahkan cenderung paling
banyak diminati untuk dieksplorasi.Ini termasuk dari sisi estetisnya,di mana
Randolph Feezell mengulasnyasecarafenomenologis,selain dimensi naratifnya
(Feezell, 1989: 204-220).Kemungkinannilai etisnya,Dietmar Mieth (19g9: 79-
92) membahasnyasecaraekstensifdan komprehensif.Thomas Ryan (1989: I l0-
I l8) membahaskaitan olahragadenganarah spiritualitasnya.Nancy Shinabargar
(1989: 44-53)secarasosiologismembahasdimensi feminis dalam olahraga.Yattg
tersebut di atas adalah beberapacontoh cakupan dimensi ilmu keolahragaan
dalam filsafat ilmu, di mana ekstensifikasi dan intensifikasi masih luas
menantang.
Bertaburan dan tumbuh subumya ilmu-ilmu yang berangkat dari dimensi
ontologi, epistemologidan aksiologi, membuktikanbahwa apa yang paul weiss
tulis dalam bukunya sport: A Philosophy Inquiry (1969: 12) bahwa semakin
banyak renungan filosofis yang mengarahkankeingintahuan mendalam dan
keterpesonaanterhadapolahraga,memiliki daya prediktif, persuasifdan benar
adanya.Ini perlu dimaknaisecaraoperasional-ilmiah.Sampaidenganabad2l ini,
fenomena signifikansi dan kejelasantranskultural dari olahraga menempati salah
satu koridor akademisilmiah yang membutuhkanlebih banyak penggagasdan
kreatoride (Hyland,1990:33).
Kecenderunganminat keilmuan yang makin ekstensif dan intensif ini
membawaimplikasi logis bagi filsafat untuk mengasahmatapisau "keibuannya",
mengingat dari sejarahnya,filsafat dianggapmater scientarum: ..ibunya ilmu',,
dalam memberi tempat bagi pertanyaandan jawaban mendasaratau inti isi ilmu
keolahragaansekaligusmengasuhcabang-cabangranting ilmu keolahragaanini.
Kesimpulan
Ilmu Olahraga merupakan pengetahuanyang sistematis dan terorganisir
tentangfenomenakeolahragaanyang memiliki obyek,metode,sistematikailmiah
dan sifat universal yang dibangunmelalui sebuahsistempenelitian ilmiah yang
diperoleh dari macam-macampenyelidikan, yang produk nyatanyatampak dalam
t44
Made,Dasar-dasar
Filosofis
batang tubuh pengetahuan ilmu olahraga dengan pendekatan pengembangan
keilmuan yang multidisipliner sehingga secara aksiologis pemaknaandomain
perilaku gerak - olahraga - membuka spektrum nilai yang normatif-teoritis
(etika, estetika,kesehatanbesertapengembangannya) dan nilai-nilai yang praktis-
profesional (pengajarandan pelatihan, manajemen,rehabilitasi ataupun rekreasi
olahragabesertapengembangannya).
Pembahasan yang mencoba mengintegrasikan disiplin ilmu untuk
memaknai dasar-dasarteoritis ilmu keolahragaansebagai ilmu baru memang
sudahada dan dalam penelitianini digunakansebagaireferensi,namun relevansi
filsafati-ilmiahnya masih sangat minim. Meskipun pro dan kontra ilmu
keolahragaan sebagai suatu ilmu mandiri sudah surut, namun tantangan yang
muncul kemudian sebagai kompensasieksistensi ilmu keolahragaanmelalui
tantangan itu adalah ekstensifikasi dan intensifikasi ilmu keolahragaan yang
mensyaratkanfi Isafat sebagaiel<s
p Ior er pokoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Buchgr_,Q.A., l_995,^Foundation of Physical Education and Sport, Mosby-
Yearbook,Inc., St.Louis.
crowe.ll, s.G., 1998,spgr! as-spectggleand.as Play: NietzscheianReflections,
dalam Internatioial Studiei in Philosophy.
Feezell,R., l98l , Play, Freedomand Sport, dalamPhilosophyToday.
Freezell,R., 1984,Play and TheAbsurd, dalamPhilbsophyToday.
Freezell, R., 1989,Sport, Character, and Virtue, dalam Philosophy Today
Freezell,R, 1995,Sport,Aesthetic,and Narrative, dalarnPhilosophyToday
Haag,_Herb9rt, l9!4, Theoretical Foundation of sport science as a Scientific
Discipline.:^Contribution to a Phylosophy (Mdta-Theory) of sport scieice,
Schoirrdorf,VerlaagKarl Hoffma-nn,f'eaerdlRepublicdf C6*iany.-
Hyland, Drew A., 1990,Philosophyof Sport, ParagonHouse,New York.
Jujun S.S., 1984,Filsafat llmu,Sinar Harapan,Jakarta.
Komisi Disiplin Ilmu KeoldTlgu*,_ 2000, Ilmu Keolahragaan dan Rencana
P engembangannyo, Depdiknas,Jakarta.
Mieth, D., 1989,TheEthics of Sport, dalamConcilium.
Noertri, 2000, {ilsafat Pendidikan Jasmqni dan olahraga, UNESA University
PressoSurabaya.
Panitia Seminar dan__ Lgkakarya Nasional Ilmu Keolahragaantahun 1998,
Deklarasi llmu_Keolahragaandan Hasil RumusanSemiiar dan Lokalcarya
Nasional llmu Keolahragaantanggal6-7 September1998di Surabaya.
Rusli Lutan dan Sumardianto,2000, Filsafat olahraga, Depdiknas,Jakarta.
Schacht, Richard, 1998, Nietzsche and Sport, dalam International Studies and
Philosophy.
Shinabargar,N., 1989,Sexismand Sport: A Feminist Critique, dalam Concilium.
t45
2003,Jilid 34, Nomor2
JurnalFilsafat,Agustus
Van Peursen,C.A., 1985, Szsznan llmu Pengetahuan,alih bahasa:J. Drost,
Gramedia,Jaliarta.
Weiss, Paul,^1,969,.Sport: A Philosophy Inquiry, Southem Illinois University
Press,California.
t46