Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perambatan Kesalahan Sistematis

Bila data pengukuran masih mengandung kesalahan sistematik, tetapi langsung


digunakan untuk menghitung besaran-besaran lain maka hasil hitungan dari
data tersebut masih mengandung kesalahan sistematik.
Contoh :
Bila panjangan diukur dengan pegas ukuran, hasilnya 95 m. Didapat dari empat
kali ukuran pegas ditambah ukuran terakhir sebesar 15 m. Apabila panjang
pegas yang 20 m senyatanya lebih panjang 4 cm, maka panjang sebenarnya
sepert dalam tabel berikut:

Panjang Ukuran Panjang Sebenarnya


20 m 20.04 m
40 m 40.08 m
60 m 60.12 m
80 m 80.16 m
95 m 95.19 m

Dari table tersebut dapat ditulis hubungan matematis: y = x + 0.002 x = 1.002 x,


dimana x : hasil ukuran dan y : ukuran terkoreksi.
Contoh lain:
Apabila terjadi hubungan antara hitungan dengan lebih satu ukuran diperlukan
rumus umum untuk mencari perambatan kesalahan sistematik.
Apabila ada hubungan fungsional sebagai berikut:

y = f1(x1, x2, …, xn) (1)


1

y = f2(x1, x2, …, xn) (2)


2

Karena masing-masing x mengandung kesalahan sistematik sebesar dx, maka


nilai y juga mengalami kesalahan sebesar dy, sehingga persamaan (1) dan (2)
menjadi:

y1 + dy1 = f1(x1 + dx1, x2 + dx2, …, xn + dxn) (3)

y2 + dy2 = f2(x1 + dx1, x2 + dx2, …, xn + dxn) (4)

Untuk mencari dy1 dan dy2 dengan memanfaatkan deret Taylor sampai turunan
pertama saja, sehingga persamaan (3) dan (4) menjadi:

y + dy1 = f1(x1, x2, …, xn) + a1dx1, a2dx2 + … + andxn (5)


1

y + dy2 = f2(x1, x2, …, xn) + b1dx1, b2dx2 + … + bndxn (6)


2

Dalam bentuk matriks persamaan (5) dan (6) menjadi:

Y + Dy = F(x) + G.Dx (7)

Persamaan (1) dan (2) diketahui Y = F(x), maka persamaan (4) menjadi: Dy = GDx (8).
Persamaan (8) disebut rumus perambatan kesalahan sistematik. Sedangkan rumus
pada persamaan (7) sebagai linierisasi persamaan yang tidak linier, dengan rumus
matriks G (untuk dua nilai y (y1, y2) dan n nilai x) maka:

a1 a2 a3 … an (9)
G
b1 b2 b3 … bn
=
𝜕𝑦1 𝜕𝑦1 𝜕𝑦1 𝜕𝑦1

𝜕𝑥1 𝜕𝑥2 𝜕𝑥3 …
𝜕𝑥4

G = 𝜕𝑦1 𝜕𝑦1 𝜕𝑦1 𝜕𝑦1 (10)



𝜕𝑥1 𝜕𝑥2 𝜕𝑥3 𝜕𝑥4

Contoh:

Empat persegi panjang diukur panjangnya 200 m dan lebar 100 m. Dari hitungan
diketahui bahwa panjang dan lebar ukuran tersebut kependekan 4 cm dan 2 cm.
Berapa nilai yang harus dikoreksikan terhadap luas dan keliling empat persegi
panjang:
Luas (L) = p x l
Keliling (K) = 2(p + l)
Akibat kesalahan sistematiknya
𝑑𝐿 1 𝑝 𝑑𝑝
Dy =( ) = GDx = ( )( )
𝑑𝐾 2 2 𝑑𝑙
m2
100 200 0,04 8
3.Dy = ( )( )=( )
2 2 0,02 0,12 m

Luas yang benar = 20000 + 8 = 20008 m2

Keliling yang benar = 600 + 0,12 = 600,12 m2


1.2 Perambatan Kesalahan Acak
Apabila akan dicari parameter U dan W yang merupakan fungsi dari X dan Y, yang
diukur adalah hanya X dan Y saja. Jika X dan Y diukur sebanyak n kali maka rata-rata
dan matriks kovarian X dan Y dapat diperoleh, yaitu

Σxi

x1, x2, x3, ... , xn rata-ratanya x= n (11)

Σyi

y1, y2, y3, ... , yn rata-ratanya y= n (12)

Dari rata-rata dan ukuran tersebut, matriks kovarian x,y dapat diperoleh dengan
elemennya adalah :

Σ( x − x )2 Σdx
i i

Sx2 = = (13)
n −1 n −1

Σ( y − y i )2 Σdy i
S y2 = = (14)
n −1 n −1

Σ( x − xi )( y − yi ) Σ(dxi )(dyi )
Sxy2 = = (15)
n −1 n −1
Dalam hal ini:

xi = x − dxi

yi = y − dyi

Masing-masing nilai x dan y dapat digunkan untuk menghitung nilai u dan w, sehingga
diperoleh sejumlah n nilai u dan w, yaitu:

ui = a1 xi + a2 yi +a3 (16)

wi = b1 xi + b2 yi +b3 (17)

i nilainya dari 1 sampai dengan n dan a1 , a2 , a3 ,b1 ,b2 ,b3 adalah konstanta.
Nilai rata-rata U dan W dapat dihitung:

U = a1 X + a2Y + a3

W = b1 X + b2Y + b3

Hubungan antara nilai rata-rata U dan W dengan masing-masing nilai u dan w adalah
sebagai berikut:

ui = U − dui (20)

wi = W − dwi (21)

Persamaan (16) dan (17) dapat diubah menjadi:

U − dui = a1 (X − dxi ) + a2 (Y − dyi ) +a3 (22)

W − dwi = b1 (X − dxi ) + b2 (Y − dyi ) +b3 (23)


Dengan mengeliminir persamaan (20) dan (21) ke persamaan (22) dan (23)
diperoleh:

dui = a1dxi + a2 dyi (24)

dwi = b1dxi + b2 dyi (25)

Elemen matriks kovarian dari U dan W, yaitu:

Σ(U − u i )2 Σdu i
2
Su = = (26)
n −1 n −1
Σ(W − w ) 2 Σdw
i i
(27)
2
Sw = =
n −1 n −1

Σ(dui )(dwi )
Σ(U − ui )(W − wi ) (28)
Suw2 = =
n −1 n −1
Apabila hanya diketahui nilai rata-rata X dan Y serta varian kovariannya, maka dari persamaan
(24) s.d. persamaan (28) diperoleh:

Σ(a1 dx +a2 dy )2
i
n −1
Su2 =
n −1

Σ(a21 dxi 2 + a22 dyi 2 + 2a1 a2 dx1 dy2 )

Su2 =
n −1

2 2 Σdxi dyi
2 2 Σdxi 2 Σdy
1

Su = a1 + a2 + 2a1a2
Dari persamaan (23) s.d. (25) dan (41) diperoleh: (39)

Su2 = a12 Sx2 + a22 S y2 + 2a1a2 Sxy

(40)

Sw2 = b12 Sx2 + b22 S y2 + 2b1b2 Sxy

Suw2 = a1b1Sx2 + (a1b2 + a2b1 )Sxy + a2b2 S y2 (41)

(42)

(43)

(44)
Persamaan (42) s.d. (44) adalah rumus perambatan kesalahan dengan memperhatikan adanya
korelasi antara X dan Y. Bila tidak ada korelasi antara X dan Y, berarti nilai kovarian X dan Y
tepat nol, maka rumusnya menjadi:

S 2 = a2 S 2 + a2 S 2 (45)

u 1 x 2 y

S 2 = b2 S 2 + b 2 S 2 (46)

w 1 x 2 y

S2 =abS2 +a bS2 (47)

uw 11 x 2 2y

Rumus umum perambatan kesalahan acak tanpa ada korelasi antar parameternya adalah:

S
XY SY

Bila U = aX + bY + cZ + ...

Maka SU2 = a2 S X2 + b2 SY2 + c2 SZ2 + ... Σ


S
U S
UW
U
W = 2

S
Bila diketahui: UW SW

a a

1
2 2

S S G=
Σ
X XY b b

XY = 2 1 2
(48)

(52)

(49)

(50)

(51)

Maka Rumus perambatan kesalahan acak tetap berlaku pada persamaan U dan W yang
persamaan tidak linier, pemecahannya dengan melinierkan persamaan tersebut menurut deret
(45) s.d. (47) Taylor sampai turunan pertama saja.
ditulis dalam
bentuk
matriks: Apabila:

U = F(X,Y,Z,...) (54)

ΣUW = GΣ XY G
WT = F(X,Y,Z,...) (53) (55)
Maka:

Anda mungkin juga menyukai