Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMINAR

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DALAM


PERAWATAN PASIEN PALIATIF DAN PERAWATAN PASIEN TERMINAL

OLEH : LAILA MUSLIKHAH


MARIA MARLINA

SURAKARTA,29 SEPTEMBER 2019

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan laporan diklat “pelatihan
resusitasi neonatal”ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Laporan seminar ini telah saya selesaikan berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian laporan ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan laporan diklat ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan laporan ini saya berharap dapat menambah wawasan teman teman perawat yang belum
diberikan kesempatan untuk seminar

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Sasaran
Bab II Pelaksanaan
A. Panitia penyelenggara
B. Waktu dan tempat pelaksanaan
C. Peserta
Bab III Program pembelajaran
A. Kurikulum
B. Tenaga pengajar
C.Metode Pembelajaran
D.Media pembelajaran
E.Pelaksanaan
F.Pembiayaan
Lampiran
A.Materi Seminar
B.Foto copy Sertifikat seminar

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kasus penyakit yang belum dapat di sembuhkan semakin meningkat
jumlahnya baik pada pasien dewasa maupun anak, sehingga diperlukan perawatan
paliatif bagi pasien dg stadium terminal
Tenaga kesehatan yang berorientasi pada perawatan paliatif harus memiliki
sikap peduli thd pasien (empati), menganggap pasien sbg seorang individu yang unik,
serta harus mempertimbangkan faktor lain seperti etnis, ras, agama, dan faktor budaya
lain yang bisa mempengaruhi penderitaan pasien
Perawat ikut andil dalam perawatan kasus terminal sehingga perlu
penambahan pengetahuan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
bagi pasien dengan kasus terminal.

B. DASAR HUKUM
a) Kebijakan pelayanan paliatif nomor : 812/PERMENKES /SK/VII/2007 Tentang
Kebijakan Perawatan Paliatif Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
b) Kepmenkes No.604/Menkes/SK/IX/1989 tentang pengendalian penyakit kanker
nasional

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Seminar ini bertujuan agar perawat memiliki pengetahuan dan ketrampilan sesuai
prinsip prinsip pengelolaan paliatif
D. SASARAN
Perawat dalam tim pelayanan Perawatan paliatif,Anggota tim akreditasi pokja PAP

4
BAB II
PELAKSANAAN

A. PANITIA PENYELENGGARA
Seminar ini di selenggarakan oleh HPMEBI dalam rangka PIT HIPMEBI IV
B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Seminar ini dilaksanakan Auditorium Rumah Sakit JIH solo,Jl Adi Sucipto no 118,jajar,kec
Laweyan,Kota Surakarta .
Pada tanggal 29 September
C. PESERTA
Peserta Seminar ini berjumlah 300 orang yang berasal berbagai daerah terdiri dari
dosen ,Perawat dari RS maupun mahasiswa keperawatan .

5
BAB III
PROGRAM PEMBELAJARAN

A. KURIKULUM
1. MATERI PEMBELAJARAN
a. Pelajaran 1.Problematika keperawatan paliatif dan perawatan pasien
terminal ,tekhnik screening dan Assessment
1) Definisi: Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
untuk meningakatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
mereka mengahadapi masalah yang terkait dengan penyakit
yang mengancam jiwa,melalui pencegahan dan pemulihan
penderitaan dengan cara identifikasi dini dan penilaian
sempurna serta pengobatan nyeri dan masalah
lain,fisik,psikososial,dan spiritual,(WHO,2002)
2) Tugas Perawat Paliatif
a) Perawat sebagai coordinator layanan paliatif
b) Perawat sebagai tenaga pelaksana
c) Perawat Homecare
3) Problematika Keperawatan Paliatif dan Pasien Terminal :
a) Tenaga kesehatan (Jumlah tenaga kesehatan yang
mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif
masih terbatas)
b) PERAWAT: Jumlah tenaga perawat yang mampu
memberikan pelayanan perawatan paliatif juga masih
terbatas
c) PASIEN: Jumlah pasien dengan penyakit yang belum
dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak,
seperti kanker, penyakit Degeneratif, dan penyakit
infeksi seperti HIV/AIDS semakin meningkat
d) KELUARGA : Pemahaman kondisi pasien belum
memadai
e) MASYARAKAT : Masyarakat menganggap perawatan
paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi terminal yang
akan segera meninggal.
4) Tujuan pelayanan perawatan paliatif :
a) memperbaiki kualitas hidup dengan memperhatikan
hal realistik yang ingin dicapai oleh pasien, berdasarkan
tujuan klinik,membantu mengatasi atau mengurangi
gejala-gejala yang dialami pasien paliatif
a) Perawatan paliatif untuk anak-anak adalah perawatan
secara total dari tubuhnya, pikiran dan jiwa anak, dan
juga melibatkan pemberian dukungan kepada keluarga
5) Prinsip perawatn Paliatif

6
a) Prinsip perawatan Paliaitif Perawatan paliatif untuk
anak-anak adalah perawatan secara total dari
tubuhnya
b) memperbaiki kualitas hidup maksimal bagi penderita
dan keluarga
6) Tahap Pelayanan Paliatif
a) Skrening Pelayanan paliatif
b) Assessment Pelayanan Paliatif
c) Pengelolaan pelayanan paliatif
7) Pelayanan Tahap Terminal
a) Dilakukan asesmen dan asemen ulang terhadap pasien
dalam tahap terminal dan keluarganya sesua dengan
kebutuhan mereka
b) RS memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal
dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan
keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan dan
martabat pasien yang didokumentasikan dalam rekam
medis
8) Asesmen awal dan asesmen ulang harus menilai kondisi-
kondisi pasien seperti :
a) Gejala mual dan kesulitas pernafasan
b) Faktor yang memperparah gejala fisik
c) Manajemen gejala sekarang dan respon pasien
d) Orientasi spiritual pasien dan keluarga serta
keterlibatan dalam
e) Keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus
asa menghadapi penyakit, penderitaan, dan rasa
bersalah
f) Status psikososial pasien dan keluarganya seperti
kekerabatan, kelayakan perumahan, pemeliharaan
lingkungan, cara mengatasi, serta reaksi pasien dan
keluarganya menghadapi penyakit
g) Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk
pasien dan keluarganya.
h) Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara
mengatasi dan potensi reaksi patologis atas kesehatan
9) Pengelolaan Pasien Tahap Terminal
Proses mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal:
a) Memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan
mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga.
b) Intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri
c) Menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti
autopsi atau donasi
d) organ
e) Menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan
keluarga
f) Mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek
asuhan

7
g) Memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional,
spiritual, serta budaya pasien dan keluarga
10) KESIMPULAN
a) Pasien dalam tahap terminal membutuhkan asuhan
dengan rasa hormat dan empati yang terungkap dari
hasil asesmen
b) Pelaksanaan Yan & Askep staf diberi pemahaman
tentang kebutuhan pasien yang unik saat dalam tahap
terminal.
c) Kepedulian staf terhadap kenyamanan dan kehormatan
pasien harus menjadi prioritas semua aspek asuhan
pasien selama pasien berada dalam tahap terminal
d) Hingga pada akhirnya pasien dying dengan da

b. Pelajaran 2 . ISSUE, EBPN dan INOVASI terkait Perawatan Paliatif dan


Terminal Care
1) ISSUES
a) Universal Health Coverage (UHC)
b) Palliative care BELUM ditanggung BPJS
c) Masyarakat belum paham tentang palliative
d) Hospice tidak selaras dgn budaya di Indonesia
e) Pasien berobat ke RS setelah kondisi parah
f) Fasilitas pelayanan bervariasi di tiap daerah
g) Kendala pelaksanaan Palliative
h) Nyeri masih menjadi masalah utama
i) Kultur mempengaruhi implementasi palliative
2) Standard of Palliative Care
a) Inegritas awal
b) Sejak diagnosis
c) Kualitas dan kuantitas seimbang sesuai kebutuhan
d) Holistik
e) Bioppsychopsociop spiritual aspects
f) End of life dan bereavment

3) Upaya Apa Saja Yang Dapat Dilakukan Oleh Perawat


a) Menjadi bagian dari tim paliatif dan Mampu bekerja
secara tim
b) Meningkatkan kompetensi di bidang paliatif
c) Menerapkan evidence based practice
d) Melakukan penelitian dalam bidang paliatif
e) Melakukan penelitian dalam bidang paliatif

4) Pengaruh era industri 4.0 pada palliative care


Dunia sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0, yaitu periode
perkembangan baru ketika teknologi fisik, teknologi digital dan
teknologi biologis masing masing telah mencapai
perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada
bidangnya masing masing

8
5) Evidence In Of Life
a) Dying with dignity is regarded as a goal of quality
endPofPlife care. (Guo,Jacelon.2014.Palliat Med
;28(7):931P940
b) There is little agreement about what constitutes good
death or successful dying. (Meier EA, et.al.,2016. Am J
Geriatr.Psychiatric. 24(4):261P71

6) Principles of a Good Death


a) Principles of a Good Death
b) To have access to hospice care in any location
c) To have control over who is present and shares the end
d) To be able to issue advance directives which ensure
wishes are respected
e) To have time to say goodbye and control the timing
f) To have time to say goodbye and control the timing

c. Pelajaran 3. Manajemen nyeri dan peran perawat pada perawatan


paliatif & terminal
1) Skrining nyeri : nyeri (+)
2) Skrining nyeri : antisipasi nyeri
3) Skala nyeri :
a) Apnoe/megap megap
b) Frekuensi jantung kurang dari 100 dpmwalaupun bayi
bernafas
c) Sianosis sentral menetap dan SPO 2 yang rendah
,walaupun sudah diberikan oksigen aliran bebas 100%
4) Tata laksana
a) Medikamentosa
Analgetik : NSAID, Non opioid, adjuvant

b) Nonmedikamentosa
 Fisik (kompres hangat, TENS)
 Interupsi mekanisme nyeri : anestesi, neurolisis,
neurosurgery
 Modifikasi lingk & gaya hidup : hindari aktifitas,
imbolisasi bag yg sakit, gunakan alat bantu
jalan/kursi roda
 Psikologis : penjelasan, relaksasi, CBT,
psycodinamic terapy

c) Lain-lain : modifikasi proses patologi (radiasi,


antibiotika)

5) INTERVENSI DUKUNGAN SOSIAL


a) Balon mengembang sendiri
 Mempunyai katup pelepas tekanan,sehingga
bayi terhindar dari tekanan lebih dari 40%

9
 Terisi secara spontaan setelah balon
diremas,menarik oksigen atau udara ke dalam
balon
 Tetap mengembang setiap saat sehingga bisa
digunakan setiap saat
 Harus mempunyai lekatan rapat antara sungkup
dan wajah agar dapat mengembangkan paru
 Dapat memberikan VTP tanpa sumber gas
bertekanan,namun untuk kebutuhan resusitasi
neonatus ,pemakai harus yakin bahwa balon
telah tersambung ke sumber oksigen
 Membutuhkan pemasangan reservoir oksigen
agar dapat mengalirkan oksigen dengan
konsentrasi lebih tinggi
 Tidak dapat digunakan untk memberikan
oksigen aliran bebas secara tepat melalui
sungkup dan tidak dapat digunakan untuk
mengalirkan tekanan jalan nafas positif
kontinu(CPAP)
 Harus mempunyai pengukur tekanan,atau jika
ada tempat untuk memasang pengukur
tekanan(manometer),manometernya harus
terpasang
b) Balon tidak mengembang sendiri
 Hanya terisi bila gas dari sumber bertekanan
mengalir masuk ke balon
 Bergantung pada sumber gas bertekanan
 Agar mengembang,harus ada perlekatan rapat
antara wajah dan sungkup
 Mempunyai katup pengatur aliran untuk
mengatur tekanan/pengembangan ,sehingga
bisa memberika o2 dari konsentrasi 21%-100%
 Harus mempunyai alat pengukur
manometer,kalo tidak maka tekanan yang
diberikan akan lebih dari 40%
 Tampak sebagai balon yang kempis bila
digunakan
 Dapat digunakan untuk memberikan oksigen
aliran bebas dan CPAP
 Balon tidak mengembang sendiri tidak akan
bekerja bila : Sungkup tidak melekat dengan
baik,meliputi hidung dan mulut bayi ,Terdapat
lubang pada balon,Katup pengatur aliran
terbuka terlalu lebar,alat pengukur tekanan
tidak terpasang atau lubangnya tidak tertutup
c) T-Piece Resusitator
 Bergantung pada sumber gas bertekanan

10
 Harus ada lekatan rapat antara wajah dan
sungkup agar dapat mengembangkan paru
 Perlu pengaturan katup tekanan
maksimum,tekanan puncak inspirasi,dan
tekanan positif akhir ekspirasi (TPAE)
 Perlu penyesuaian tekanana puncak inspirasi
ketika sedang melakukan resusitasi agar dapat
mencapai perbaikan fisiologis,terdengar suara
nafas,dan gerakan dada jelas
 Memberikan tekanan positif ketika operator
bergantian menutup mebuka lubang pada kap
TPAE
 Dapat digunakan untuk mengalirkan oksigen
aliran bebas dan CPAP
6) Perawatan Menjelang Akhir Kehidupan/ Menjelang Ajal
7) Paliatif sedasi
a) Pastikan agitasi dan gelisah bukan karena cemas, takut,
retenis urin, fecal impaksi, drug withdrawl
b) Pastikan pasien mmepunyai gejala yg tdk dpt dikontrol
dng tatalaksana ahli paliatif
c) Pastikan pasien dlm kondisi menjelnag ajal ( prognosis
dibuat sekurang kurangnyaoleh 2 dokter yg menyatakan
pasien akan meninggal dlm hitungan jam/ hr)
d) Diskusikan kembali aspek etika pemberian sedasi,
bahwa tujuannya bukan menghilangkan nyawa/
mengakhiri kehidupan
e) Dapatkan informed consent dr pasien/ klg
f) Jelaskan bahwa sedasi memberikan suntikan yg bersifat
kontinue yg akan membawa pasien dlm kondisi tdk
sadar
g) Jelaskan pemberian sedasi dibarengi dng penghentian
life prolonging therapi dan tdk dilakukan CPR

2. JUMLAH JAM PEMBELAJARAN


Seminar Pasien Terminal ini berlangsnung 5 jam
3. PEMBICARA
a. Ns. Umi Aisyiyah, S.Kep., Sp.Kep.MB., M.Kep
b. DR.Cristantie Effendy ,Skp,MKes
c. Ns.Retno Dyah W,S.Kep.,Sp.Kep.Mb,M.Kep

B. TENAGA PENGAJAR
Tim Pelatih terdiri dari 6 orang yang telah memiliki sertifikat melatih Resusitasi neonatus

C. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
D. MEDIA PEMBELAJARAN
Media yang dipakai dalam pembelajaran :

11
a. LCD
b. Materi Seminar dg down Load di link
c. Cuplikan Vidio

E. PEMBIAYAAN
Biaya regitrasi tiap peserta sebesar Rp.120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah ).
Dan dari RSUD Salatiga seluruh biaya pelatihan dibebankan dari anggaran RSUD Salatiga

12

Anda mungkin juga menyukai