Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEMINAR ANALISIS INFORMASI KEUANGAN


ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI : TOPIK KHUSUS

Oleh :
Kelompok 5
Almadani Adelia (1610531038)
Gheni Putri Rahayu (1610531024)
Tasya Vesta Darma (1610533022)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2019/2020
Analisis Aktivitas Investasi: Topik Khusus

A. Aktivitas Antar Perusahaan


Investasi Antar Perusahaan
Investasi antar perusahaan (intercorporate investments) merupakan
investasi oleh satu perusahaan dalam efek-efek (sekuritas atau surat
berharga) ekuitas perusahaan lainnya. Induk perusahaan (parent)
merupakan pihak yang mengendalikan, umumnya melalui kepemilikan
efek ekuitas. Aktivitas entitas legal terpisah lainnya disebut sebagai anak
perusahaan (subsidiary). Hubungan induk perusahaan-anak perusahaan
(parent-subsidiary) terjadi saat satu perusahaan memiliki seluruh atau
sebagian besar efek ekuitas dengan hak suara perusahaan lain. Induk
perusahaan juga sering kali berinvestasi dalam perusahaan afiliasi
(affiliates). Induk perusahaan memiliki pengaruh atas aktivitas perusahaan
afiliasi, namun tidak mengendalikannya. Terdapat dua metode bagi induk
perusahaan untuk mencatat kepemilikannya dalam anak perusahaan:
laporan keuangan konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas.
1. Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial
statements) melaporkan hasil operasi dan kondisi keuangan induk
perusahaan berikut anak perusahaannya dalam satu set laporan
keuangan. Akun investasi dalam laporan keuangan induk
perusahaan merupakan bukti kepemilikan saham dalam anak
perusahaan.
a. Teknik Dasar Konsolidasi
Konsolidasi terdiri atas dua langkah: agregasi dan
eliminasi. Pertama, laporan keuangan konsolidasi
menambahkan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
anak perusahaan ke akun-akun terkait dalam laporan
keuangan induk perusahaan. Dalam hal induk perusahaan
tidak memiliki 100 persen saham anak perusahaan, hak
[kepentingan] minoritas (minority interest) pihak lain diakui.
Hak minoritas mencerminkan porsi saham anak perusahaan
yang dimiliki oleh pihak selain induk perusahaan. Jika induk
perusahaan memiliki seluruh saham anak perusahaan, anak
perusahaan disebut anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya (wholly owned subsidiary). Langkah kedua
adalah mengeliminasi "transaksi antarperusahaan"
(intercompany transactions atau reciprocal accounts) untuk
menghindari pencatatan ganda atau pengakuan laba terlalu
cepat. Sebagai contoh, utang induk perusahaan pada anak
perusahaannya dan piutang anak perusahaan terhadap induk
perusahaan dieliminasi saat neraca konsolidasi disiapkan.
Hasil akhir konsolidasi neraca adalah pelaporan anak
perusahaan yang diperoleh pada nilai pasar wajar pada
tanggal akuisisi.
b. Prinsip-Prinsip Konsolidasi
Praktik akuntansi mengasumsikan laporan keuangan
konsolidasi lebih bermakna daripada laporan induk
perusahaan dan laporan anak perusahaan yang terpisah.
Dengan demikian, konsolidasi dianggap sebagai metode
pelaporan yang lebih disukai. Terdapat dua kondisi di mana
anak perusahaan seharusnya tidak dikonsolidasikan untuk
keperluan pelaporan:
 Pengendalian tidak lengkap atau sementara.
Untuk mengonsolidasikan perusahaan, induk
perusahaan harus mempunyai kepemilikan
atas anak perusahaan atau mengendalikan
manajemen anak perusahaan secara efektif.
Kepemilikan saham lebih dari 50%
umumnya mensyaratkan konsolidasi
Konsolidasi tidak tepat jika pengendalian
bersifat sementara, pengendalian tidak
berada di tangan pemilik mayoritas, atau jika
anak perusahaan akan dihapuskan.
 Laba tidak pasti. Jika terdapat ketidakpastian
yang tinggi tentang peningkatan ekuitas dari
anak perusahaan telah dicatat sebagai akrual
pada induk perusahaan, konsolidasi bukanlah
hal yang tepat. Ketidakpastian yang tinggi
dapat muncul, sebagian dengan anak
perusahaan internasional, ketika terdapat
batasan-batasan konversi atas mata uang
asing atau atas penerimaan laba dari luar
negeri.
c. Draf Eksposur atas Konsolidasi
Baru-baru ini, FASB menerbitkan revisi draf
eksposur (exposure draft─ED) "Laporan Keuangan
Konsolidasi: Tujuan dan Kebijakan" (Consolidated
Financial Statements: Purpose and Policy) untuk
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh banyak pihak
atas ED konsolidasi sebelumnya. ED yang direvisi tersebut
menyarankan "kerangka pengendalian" yang merupakan
penyimpangan besar dari praktik saat ini. Draf eksposur
mengasumsikan adanya pengendalian jika perusahaan
memenuhi satu atau lebih kondisi sebagai berikut:
 Memiliki hak suara mayoritas dalam
kepengurusan perusahaan lain atau memiliki
hak untuk menunjuk mayoritas
kepengurusan perusahaan lain.
 Memiliki hak suara minoritas dalam jumlah
besar dan tidak terdapat pihak atau organisasi
lain yang memiliki hak suara signifikan.
 Memiliki kemampuan unilateral untuk (1)
mendapatkan hak suara mayoritas dalam
kepengurusan perusahaan lain atau (2)
mendapatkan hak untuk menunjuk mayoritas
kepengurusan perusahaan lain melalui
kepemilikan efek yang dapat dikonversi atau
hak lainnya yang saat ini dapat dipilih untuk
dijalankan oleh pemegang efek dan manfaat
yang diharapkan dari konversi efek tersebut
atau pelaksanaan hak tersebut melebihi biaya
yang diharapkan.
 Apakah hanya partner umum (general
partner) dalam persekutuan terbatas (limited
partnership) dan tidak ada partner atau
kelompok partner lain yang memiliki
kemampuan untuk menghentikan
persekutuan terbatas atau sebaliknya
memindahkan partner umum.
d. Metode Akuntansi Ekuitas
Metode akuntansi ekuitas (equity accounting
method) melaporkan investasi perusahaan dalam anak
perusahaan dan bagian induk perusahaan atas laba anak
perusahaan sebagai akun dalam laporan keuangan induk
perusahaan. Dengan demikian, metode ekuitas kadang kala
disebut sebagai konsolidasi satu baris (one-line
consolidation). Metode akuntansi ekuitas digunakan dalam
laporan keuangan konsolidasi untuk investasi dalam efek
ekuitas seluruh anak perusahaan yang tidak terkonsolidasi
(internasional atau domestik) di mana, untuk alasan yang
dijelaskan dalam bagian terdahulu, konsolidasi tidak tepat
untuk dilakukan.
Metode akuntansi ekuitas banyak digunakan untuk investasi
dalam anak perusahaan, joint ventures, dan investasi kurang
dari mayoritas (less than majority-owned investees). Praktik
ini menekankan perlunya pertimbangan substansi
mengungguli bentuk (substance over form) dalam
penentuan pencatatan akuntansi untuk investasi.
 Mekanisme Metode Ekuitas
Terdapat beberapa hal penting terkait dengan
metode akuntansi ekuitas:
 Pos investasi mencerminkan proporsi
kepemilikan ekuitas pemegang saham atas
perusahaan investasi. Aktiva dan kewajiban
dalam jumlah besar karenanya tidak tercatat
dalam neraca, kecuali perusahaan investasi
dikonsolidasi. Hal ini mengakibatkan
implikasi penting untuk analisis perusahaan
investor.
 Laba investasi (proporsi kepemilikan atas
laba perusahaan investasi) harus dipisahkan
dari laba operasi utama dalam analisis laba
perusahaan investor.
 Berbeda dengan perlaporan available for sale
securities dan trading securities, invesitasi
yang dicatat dengan metode ekuitas
dilaporkan pada harga perolehan yang
disesuaikan, bukan pada nilai pasar. Laba
belum direalisasi (unrealized gains) dalam
jumlah besar karenanya tidak tercermin
dalam aktiva atau ekuitas pemegang saham.
Kerugian nilai yang tidak bersifat sementara
harus diakui sebagai penurunan nilai buku
investasi dan kerugian dicatat dalam laporan
laba rugi.
 Investor harus menghentikan penggunaan
metode akuntansi ekuitas bila investasi
menurun sampai nol (karena kerugian
perusahaan investasi) dan tidak mencatat
tambahan rugi kecuali investor menjamin
kewajiban perusahaan investasi, atau
sebaliknya berkomitmen untuk menyediakan
dukungan keuangan lebih lanjut bagi
perusahaan investasi. Metode akuntansi
ekuitas akan berlanjut jika seluruh defisit
kumulatif telah terpulihkan kembali melalui
laba perusahaan investasi.
 Jika jumlah investasi awal melebihi proporsi
kepemilikan atas nilai buku perusahaan
investasi, kelebihan tersebut dialokasikan
pada aktiva terwujud dan aktiva tidak
berwujud yang disusutkan/diamortisasi
selama masa manfaatnya. Laba investasi
(investment income) dikurangi dengan biaya
tambahan ini. Kelebihan yang tidak
dialokasikan dengan cara ini diperlakukan
sebagai goodwill dan tidak lagi diamortisasi.
e. Implikasi Analisis atas Investasi
 Pengakuan Laba Perusahaan Investasi
Metode konsolidasi dan metode ekuitas
keduanya mengasumsikan bahwa setiap dolar yang
dihasilkan oleh anak perusahaan setara dengan setiap
dolar yang dihasilkan oleh induk perusahaan,
meskipun tidak diterima tunai. Walaupun kewajiban
pajak induk perusahaan atas pengiriman laba oleh
anak perusahaan diabaikan, asumsi setara dolar atas
laba tidak dapat diterima. Alasannya meliputi:
 Otoritas regulasi dapat mencampuri
kebijakan dividen anak perusahaan
 Anak perusahaan dapat beroperasi di negara
yang membatasi pengiriman laba atau di
negara yang mengalami penurunan nilai mata
uang secara cepat. Risiko politik dapat
membatasi akses terhadap laba.
 Pembatasan dividen dalam perjanjian
pinjaman dapat membatasi akses terhadap
laba
 Kehadiran hak minoritas yang stabil atau
kuat dapat mengurangi pilihan induk
perusahaan dalam penentuan dividen atau
kebijakan lainnya
 Investasi Modal yang Tidak Diakui
Pos investasi sering disebut sebagai
konsolidasi satu baris, karena akun investasi tersebut
mencerminkan presentase kepemilikan investor atas
ekuitas pemegang saham perusahaan investasi.
Aktiva dan kewajiban perusahaan investasi yang
tidak tercatat dalam jumlah besar tidak tercatat
dalam neraca investor.
 Cadangan Pajak atas Laba Anak Perusahaan
yang Tidak Dibagikan
Jika laba anak perusahaan yang tidak
dibagikan termasuk dalam laba akuntansi sebelum
pajak induk perusahaan (melalui konsolidasi atau
metode ekuitas), maka diperlakukan cadangan pajak
(tax provision). Cadangan ini tergantung pada
tindakan dan tujuan induk perusahaan.

Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha (business combination) mengacu pada merger,


akuisisi, reorganisasi, atau restrukturisasi atas dua atau lebih perusahaan untuk
membentuk sebuah perusahaan lainnya. Penggabungan usaha mengubah
kepemilikan dan pengendalian atas perusahaan yang diakuisisi atau diinvestasi.
Beberapa alasan ekonomis penggabungan usaha adalah:

o Untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi, teknologi,


jaringan pemasaran, atau pangsa pasar yang tidak ternilai
o Untuk menjamin sumber keuangan atau akses terhadap sumber keuangan
o Memperkuat manajemen
o Meningkatkan efisiensi operasi
o Mendorong diversifikasi
o Mempercepat masuk ke pasar
o Mencapai skala ekonomi
o Memperoleh manfaat pajak

1. Akuntansi Penggabungan Usaha


FASB baru-baru ini mengeluarkan dua standar penting (SFAS 141
"Business Combination" dan SFAS 142 "Goodwill and Other Intangible
Assets"). Standar ini memuat beberapa perubahan besar dalam pelaporan
keuangan:
o Akuntansi dengan purchase method diharuskan untuk semua
penggabungan usaha, sehingga pooling accounting dilarang untuk
digunakan di masa depan. Namun demikian, penggabungan usaha
terdahulu yang memenuhi perlakuan pooling terus dicatat
sebagai pooling dalam laporan keuangan konsolidasi.
o Perusahaan harus mencatat nilai pasar wajar aktiva tak berwujud
yang dibeli, yang sebelumnya tidak diakui, sebelum
mencatat goodwill.
o Goodwill tidak lagi diamortisasi, melainkan diuji setiap tahun untuk
penurunan nilai (impairment).
o Standar mengharuskan pengungkapan alasan utama penggabungan
usaha dan memperluas informasi alokasi harga beli.
Dalam akuntansi purchase method, perusahaan harus mengakui nilai
pasar wajar aktiva berwujud dan aktiva tak berwujud yang diperoleh
dalam neracanya. Selanjutnya, aktiva berwujud disusutkan dan aktiva
tak berwujud yang dapat diidentifikasikan diamortisasi selama estimasi
masa manfaatnya.
 Penurunan Nilai Goodwill
Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi memiliki
umur yang tak terbatas, dan karenanya tidak diamortisasi.
Namun, goodwill ditelaah setiap tahun untuk penurunan nilai
(impairment).
2. Masalah-masalah dalam Penggabungan Usaha
 Menilai Pertukaran
Masalah utama dalam purchase accounting adalah
penentuan total harga perolehan entitas yang diakuisisi.
Umumnya tidak terdapat masalah dalam penentuan total harga
perolehan yang diperoleh dengan uang tunai, karena jumlah
uang kas yang dibayarkan merupakan harga perolehan aktiva
yang diakuisisi. Namun alokasi harga perolehan pada masing2
aktiva yang diakuisisi lebih sulit. Jika perusahaan
mengakuisisi aktiva dengan menimbulkan kewajiban, total
harga perolehan aktiva yang diakuisisi adalah nilai sekarang
dari jumlah pembayaran di masa depan. Jika efek utang
diterbitkan pada tingkat bunga yang jauh lebih tinggi atau jauh
lebih rendah dari tingkat bunga efektif untuk efek sejenis,
premium dan diskon harus dicatat. Jika perusahaan
mengakuisisi aktiva melalui pertukaran saham, total harga
perolehan aktiva yang diakuisisi merupakan nilai wajar saham
yang diserahkan atau nilai wajar aktiva bersih yang diterima,
mana yang lebih nyata.
 Nilai Pertukaran Kontijen
Perusahaan biasanya mencatat nilai pertukaran kontijen
sesuai dengan perjanjian pembelian saat kontijensi
terselesaikan dan nilai pertukaran diserahkan atau akan
diserahkan. Dua jenis kontijensi didasarkan pada laba atau
harga efek.
 Alokasi Total Harga Perolehan
Seluruh aktiva yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dan
kewajiban yang ditanggung dalam penggabungan usaha
menerima alokasi harga perolehan, yang umumnya sama
dengan nilai wajar masing-masing pada tanggal akuisisi.
Setelah harga beli dialokasikan pada nilai pasar wajar seluruh
aktiva berwujud dan aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasi, dikurangi dengan nilai pasar seluruh kewajiban
yang ditanggung, harga beli dialokasikan pada goodwill.
 Penelitian dan Pengembangan dalam Proses
Beberapa perusahaan menghapuskan sebagian biaya
akuisisi sebagai penelitian dan pengembangan. Selain itu
penghapusan seperti itu meningkat secara dramatis khususnya
dalam industry berteknologi tinggi. Dalam situasi
penghapusan penelitian dan pengembangan dalam proses,
perusahaan menilai aktiva IPR&D perusahaan yang diakuisisi
sebelum menghapuskannya. Namun, tidak tersedia panduan
bagaimana menilai IPR&D. dengan adanya insentif untuk
menghindari pengakuan IPR&D sebagai goodwill, perusahaan
menilai IPR&D setinggi mungkin untuk meningkatkan
penghapusan dan mengurangi amortisasi goodwill.
Penghapusan seperti itu menimbulkan masalah kualitas laba
jika IPR&D disajikan lebih tinggi karena hal tersebut akan
merendahkan aktiva dan meninggikan pengembalian ekuitas.
 Utang dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasi tidak
beroperasi sebagai lawan aktiva. Dalam hal gagal bayar
kreditor yang dijamin atau tidak dijamin hanya dapat
mengklaim aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang
berutang. Jika induk perusahaan menjamin kewajiban anak
perusahaan maka kreditor memiliki jaminan sebagai tambahan
pengaman dengan provisi jaminan potensial.
 Laba dari Penawaran Perdana Anak Perusahaan
Tycom Ltd., anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki
oleh Tyco International, Ltd. Menjual saham yang sebelumnya
tidak diterbitkan kepada pihak luar dalam sebuah penawaran
perdana. Sebagai hasil penjualan, persentase kepemilikan
Tyco International Ltd. Atas Tycom Ltd. Berkurang dari 100%
menjadi 89% dan induk perusahaan mencatat laba sebelum
pajak sebesar $2,1 miliar dalam laporan laba rugi
konsolidasinya. IPO oleh anak perusahaan menjadi makin
umum dilakukan karena perusahaan berusahaan mendapatkan
laba yang tidak diaakui dalam nilai saham anak
perusahaannya, dan pada saat yang sama mempertahankan
pengendalian atas anak perusahaan.
 Penjualan dan Laba Sebelum Akuisisi
Terdapat dua metode menurut GAAP :
a. Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasi
dengan penjualan, beban, dan laba anak perusahaan dari
tanggal akuisisi ke depan.
b. Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi
konsolidasinya penjualan dan beban anak perusahaan seluruh
tahun dan menarik laba sebelum akuisisi sehingga hanya laba
setelah akuisisi yang dimasukkan dalam laba bersih
konsolidasi.

Dampak kedua metode diatas terhadap laba bersih konsolidasi


adalah sama yaitu hanya laba bersih setelah akuisisi yang
dimasukkan dalam laba konsolidasi. Namun pertumbuhan
penjualan dapat berbeda jauh bergantung pada tanggal akuisisi dan
besarnya penjualan perusahaan yang diakuisisi. Perusahaan yang
pertumbuhannya berasal dari akuisisi dapat menyulitkan analisis.

 Akuntansi Menekan ke Bawah


Terdapat masalah kontroversial tentang bagaimana perusahaan
yang diakuisisi melaporkan aktiva dan kewajiban dalam laporan
keuangan yang terpisah. SEC mengharuskan transaksi pembelian
yang mengakibatkan sebuah entitas menjadi sepenuhnya dimiliki
membentuk dasar baru atas akuntansi untuk aktiva dan kewajiban
yang dibeli jika perushaan yang diakuisisi menerbitkan efek
kepada pasar public.
 Keterbatasan Tambahan Laporan Keuangan Konsolidasi
1. Laporan keuangan masing2 perusahaan yang membentuk
entitas yang lebih besar tidak sekaku dibuat berdasarkan basis
yang yang dapat diperbandingkan
2. Laporan keuangan konsolidasi tidak mengungkapkan
pembatasan penggunaan kas di masing2 perusahaan.
3. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang buruk sering kali
digabungkan dengan perusahaan yang kondisi keuangannya
kuat sehingga mengaburkan analisis
4. Tingkat transaksi antarperusahaan tidak dapat diketahui
5. Akuntansi untuk konsolidasi anak perusahaan keuangan dan
asuransi menimbulkan masalah khusus bagi analisis.
Penggabungan anak perusahaan yang tidak sama dapat
mendistorsi rasio dan hubungan lainnya.
 Konsekuensi Akuntansi Goodwill
Dalam perusahaan tertentu, goodwill merupakan bagian yang
besar atas aktiva bersih atau bahkan melebihi total ekuitas.
Pembayaran untuk daya laba superior tersebut dijamin. Namun,
analis harus waspada bahwa dalam banyak kasus goodwiil tidak
lebih dari aplikasi mekanis atas aturan akuntansi yang tidak
mempertimbangkan nilai yang akan diperoleh. Namun, pada
akhirnya kita juga harus menyadari bahwa goodwill pada neraca
perusahaan biasanya tidak mencerminkan keseluruhan daya laba
tak berwujud perusahaan (karena posisi pasar, merek
dagang/keunggulan lainnya). Ini berarti dalam prinsip akuntansi
yang berlaku umum, goodwill yang dikembangkan di dalam
perusahaan tidak dapat dicatat sebagai aktiva.

3. Akuntansi Penyatuan untuk Penggabungan Usaha


Perusahaan meneruskan penggunaan akuntansi penyatuan (pooling
accounting) untuk akuisisi yang dicatat dengan metode tersebut yang terjadi
sebelum tanggal berlakunya standar. Pooling accounting banyak digunakan
dan akan terus berdampak pada laporan laporan keuangan tahun mendatang.
Karenanya penting bagi analis untuk memahami akuntansi penggabungan
usaha dengan metode ini. Perbedaan antara pooling accounting dan
purchase accounting terletak pada jumlah yang dicatat sebagai investasi
awal dalam perusahaan yang diakuisisi. Dalam purchase method, akun
investasi didebit sebesar harga beli , yaitu nilai pasar wajar perusahaan yang
diakuisisi pada tanggal akuisisi. Dalam pooling method akun investasi
didebit sebesar nilai perusahaan yang diakuisisi. Aktiva tidak dinaikkan
nilainya dari harga perolehan historis yang dilaporkan dalam neraca
investee, tidak terdapat aktiva tak berwujud baru yang muncul dari akuisisi
dan tidak ada goodwill yang dilaporkan. Tidak diakuinya goodwill ini
merupakan daya Tarik utama pooling method karena perusahaan
menghindari amortisasi goodwill yang berakibat pada penurunan laba.

B. Aktivitas Internasional
Pelaporan Aktivitas Internasional

1. Akuntansi Internasional dan Praktik Audit


Praktik akuntansi yang sangat beragam di berbagai negara
dikarenakan berbagai alsan seperti tiadanya kesepakatan atas tujuan laporan
keuangan, perbedaan ketentuan hokum, perbedaan undang-undang
perpajakan, serta variasi dalam otoritas dan umur badan profesi local
(seperti pasar saham). Pembuatan standar akuntansi internasional oleh IASB
merupakan langkah besar menuju keseragaman. IASB terus menerbitkan
standar untuk akuntansi dan pelaporan berbagai topik penting (seperti
perubahan harga, pajak, kontijensi, pension, laba per saham). Standar-
standar ini merupakan langkah penting untuk mengurangi perbedaan praktik
akuntansi antar negara.
2. Prespektif atas Akuntansi Internasional
Keragaman lingkungan social tersebut menyebabkan perbedaan
besar dalam praktik akuntansi antar negara. Analisis harus menggunakan
sumber yang terbaru untuk mengidentifikasi perbedaan akuntansi
internasional yang signifikan. Dalam mengkonolidasikan anak
perusahaannya yang berada di negara lain, perusahaan multinasional yang
berpusat di Amerika Serikat umumnya meminta anak perusahaan untuk
menerapkan akuntansi yang selaras dengan induk perushaan.
Penyebab Utama Perbedaan dalam Praktik Akuntansi Internasional:
o Cadangan persediaan dan cadangan yang tidak tercatat lainnya
diperkenankan.
o Penyajian kembali akun properti karena perubahan tingkat harga.
o Cadangan legal sebesar presentase tetap atas laba dapat dicatat.
o Alokasi pajak tidak dilakukan.
o Saham dividen dicatat pada nilai nominal saham yang diterbitkan.
o Alokasi pooling of interest tidak dilarang.
o Konsolidasi laporan keuangan induk dan anak perusahaan tidak
diharuskan.
o Kewajiban pensiun tidak diketahui sepenuhnya.
o Penyisihan dan pembatalan digunakan untuk mengatur laba.
o Kapitalisasi kewajiban sewa guna usaha umumnya tidak dilakukan.
o Aktiva tertentu tidak dicatat dalam laporan keuangan.
o Tidak terlalu mementingkan konsistensi akuntansi.
o Pengungkapan kebijakan akuntansi tidak sepenuhnya disyaratkan.

3. Perspektif atas Pemeriksaan dan Tata Kelola Internasional


Aktivitas pemeriksaan dan tata kelola terkait dengan keandalan
pelaporan keuangan dan keyakinan akuntabilitas manajemen. Terdapat
keragaman dalam pemeriksaan dan praktik tata kelola internasional. Kantor
audit dengan reputasi internasional dapat meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan perusahaan. Analisis harus menilai keandalan laporan keuangan
dengan pemahaman atas mekanisme pemeriksaan dan tata kelola yang ada.

4. Translasi Mata Uang Asing


Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing
memerlukan translasi laporan keuangan menjadi setara dolar. Hal ini
dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing digabungkan dengan induk
perusahaan.

5. Metode Translasi Mata Uang Asing


Laporan keuangan anak perusahaan yang disajikan dalam mata uang
lokal harus dikonversikan menjadi dolar AS sebelum anak perusahaan
dikonsolidasikan dengan induk perusahaannya. Akuntansi untuk translasi
mata uang asing diatur dalam SFAS 52 yang dikeluarkan di tahun 1981.
Standar ini menyarankan dua pendekatan translasi, metode kurs kini
(current rate method) yang banyak digunakan dan metode sementara
(temporal method). Untuk menentukan metode mana yang tepat untuk satu
anak perusahaan tertentu, standar menerapkan konsep mata uang fungsional
(functional currency). Mata uang fungsional adalah mata uang utama yang
digunakan oleh anak perusahaan. Mata uang tersebut dapat berupa dolar AS
atau mata uang lokal.
Pilihan mata uang fungsional terkait dengan dengan tingkat
independensi anak perusahaan terhadap induk perusahaannya. Jika anak
perusahaan relatif independen, mata uang lokal menjadi mata uang
fungsional dan metode kurs kini digunakan. Jika anak perusahaan
terintegrasi secara dekat dengan induk perusahaan, maka mata uang
fungsionalnya adalah dolar AS dan yang digunakan adalah metode
sementara. Anak perusahaan yang berlokasi di negara dengan tingkat inflasi
yang tinggi disyaratkan untuk menggunakan metode sementara.
Jika metode kurs kini digunakan, penyesuaian translasi (translation
adjustment) disajikan dalam “pendapatan koprehensif lainnya” (other
comprehensive income) dan tidak memengaruhi laba tahun berjalan. Jika
metode sementara yang digunakan, penyesuaian ini disajikan sebagai laba
dan rugi pelaporan atau “pengukuran kembali” (remeasurement) dalam
laporan laba rugi. Sebagian besar perusahaan multinasional menggunakan
metode kurs kini dan karenanya menangguhkan laba dan rugi translasi ini
selama perusahaan memiliki anak perusahaan asing.
Translasi laporan keuangan melibatkan empat nilai tukar (exchange
rate):
1. Historis (historical) : nilai tukar saat terjadinya transaksi.
2. Kini (current) : nilai tukar pada akhir periode akuntansi.
3. Spesifik (spesific) : nilai tukar untuk transaksi tertentu.
4. Rata-rata tertimbang (weighted average) : nilai tukar rata-rata
tertimbang selama periode akuntansi.
6. Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Persyaratan utama untuk akun translasi mata uang asing yaitu:
o Translasi memerlukan identifikasi mata uang fungsional bagi
sebuah entitas. Mata uang fungsional ini umumnya mata uang
negara di mana anak perusahaan berada. Seluruh elemen laporan
keuangan entitas asing diukur dengan menggunakan mata uang
fungsional, sejalan dengan praktik akuntansi induk perusahaan.
o Translasi dari mata uang fungsional menjadi AS$ harus dilakukan
sebelum konsolidasi. Translasi ini umumnya terjadi pada nilai tukar
kini (tanggal pelaporan), kecuali untuk pendapatan dan beban yang
ditranslasikan pada nilai tukar rata-rata sepanjang periode.
o Penyesuaian translasi tidak disertakan dalam laba bersih, melainkan
laporkan dan diakumulasikan sebagai komponen ekuitas terpisah
(dalam pendapatan komprehensif) sampai induk perusahaan
menjual atau melikuidasi investasinya dalam entitas asing. Pada saat
penjualan atau likuidasi terjadi, penyesuaian translasi kumulatif ini
dipindahkan dari ekuitas dan diakui sebagai laba atau rugi yang
menentukan laba.
o Setelah laporan keuangan anak perusahaan ditranslasikan dalam
AS$, anak perusahaan dikonsolidasikan dalam laporan keuangan
induk perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai