Anda di halaman 1dari 3

5 Bencana Alam Paling Dahsyat di

Indonesia
By Puti H | 24/01/2017
0 Comment

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia berada pada wilayah rawan bencana. Hampir
semua bencana alam dari wilayah Sabang sampai Merauke pernah terjadi di Indonesia.
Letusan Gunung berapi, banjir bandang, gempa bumi hingga tsunami nyaris pernah dilalui
wilayah dengan kerawanan bencana yang cukup tinggi misalnya pulau Sumatera dan
sebagian pulau Jawa.

Tidak ada satupun manusia di muka bumi yang menginginkan terjadinya bencana alam.
Apalagi dampak buruk yang ditimbulkan seperti hancurnya rumah serta bangunan bahkan
hilangnya ratusan hingga ribuan nyawa tentu saja tidak akan pernah dibayangkan oleh
seluruh ummat manusia. Kehadiran bencana alam memang tidak pernah bisa di prediksi
kedatangannya. Telah menjadi hak prerogatif Yang Maha Kuasa kapan dan dimana bencana
alam akan terjadi. Namun, tidak sedikit bencana ini juga terjadi akibat ulah manusia yang
merusak pilar-pilar keseimbangan alam seperti pembukaan lahan besar-besaran di tepian
sungai atau penggundulan hutan di wilayah hulu yang pada akhirnya memicu bencana banjir
atau longsor yang mematikan.

Berikut akan dijabarkan mengenai 5 bencana alam paling


parah yang pernah dialami Indonesia
1. Ledakan Gunung Krakatau 1883
Gunung Krakatau yang terletak di selat Sunda, selat tersebut menghubungkan antara pulau
Jawa dan Sumatera. Keberadaan Gunung Krakatau menarik perhatian publik karena gunung
ini dinilai sebagai primadona penghubung antar pulau. Pada tahun 1883 Krakatau atau bangsa
Eropa lebih mengenalnya dengan Krakatoa. Bencana yang diikuti dengan tsunami ini
menyebabkan 21.000 nyawa warga lokal lenyap, terutama karena tsunami yang timbul dari
letusan gunung berapi tersebut. Konon, suara letusan terdengar hingga Perth, Australia.
Menurut legenda masyarakat Sunda, meletusnya Gunung Krakatau ini mengakibatkan
terputusnya jalur pulau Jawa dan Sumatera.
2. Gempa Bumi dan Tsunami di Sumatera 2004
Mungkin belum hilang dari ingatan kita betapa dahsyatnya bencana alam yang hingga kini
masih menyisakan haru bagi Aceh dan sekitarnya. Gempa bumi yang diiringi tsunami ini
disinyalir sebagai bencana paling mematikan sepanjang abad 21 terjadi di pulau Sumatera,
Indonesia dan Aceh adalah provinsi yang mengalami kerusakan paling parah. Sedikitnya
230.000 nyawa melayang akibat bencana alam hebat yang meluluh-lantakkan sebagian pulau
Sumatera. Peristiwa ini terjadi pada pagi hari tangga 26 Desember 2004 dengan episentrum di
lepas pantai barat Sumatra, Indonesia. Gempa bumi dahsyat ini memicu tsunami di sepanjang
pantai-pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan menimbulkan korban
yang sangat besar dan menghancurkan pemukiman-pemukiman di dekat pantai. Dua belas
tahun pasca bencana ini terjadi, sejumlah orang masih dinyatakan hilang, bangunan serta
fasilitas umum masih ada yang belum pulih.

3. Gempa Tektonik, Yogyakarta 2006


Gempa tektonik mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006. Gempa dengan kekuatan 5,9
Skala Richter dan berlangsung hanya selama 57 detik telah menewaskan lebih dari 5.700
korban jiwa, melukai puluhan ribu orang, dan menghancurkan ratusan ribu rumah. Gempa ini
terjadi pada pagi hari, dan menyebabkan orang terperangkap di dalam rumah, khususnya
anak-anak dan orang tua, sehingga mayoritas korban tewas adalah anak-anak dan orang tua

4. Tsunami Flores, Nusa Tenggara Timur


Pada tahun 1992, gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter menghantam pulau flores hingga
dirasakan sampai ke pulau Bali. Sedikitnya 2.000 orang meregang nyawa dan 18.000 rumah
rusak. Uniknya, jumlah korban jiwa berjenis kelamin perempuan lebih banyak dua kali lipat
dari korban jiwa laki-laki.

5. Banjir Bandang Langkat, 2003


Banjir bandang yang menghantam Bukit Lawang di Langkat, Sumatera Utara barangkali bisa
menjadi bukti nyata kalau penggundulan hutan itu berbahaya. Hujan deras bisa membuat
longsor disertai banjir dahsyat dan membuat apa-apa saja yang di depannya hanyut termasuk
bangunan tembok yang digunakan warga sebagai hotel dan penginapan.
Banjir yang terjadi di Bukit Lawang 2003 menewaskan 129 orang termasuk di dalamnya 7
warga asing yang berwisata. Selain korban meninggal sekitar 100 orang dinyatakan hilang
hingga dipastikan ikut meninggal dunia. Pascabencana banjir bandang, kegiatan pariwisata di
Bukit Lawang hancur berkeping-keping hingga warga harus berusaha lagi membangun
semuanya dari nol.

Anda mungkin juga menyukai