Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI BAHAN

Mata kuliah : Teknologi bahan


Dosen : Estika elizar ST.

Nama : Mochammad Ulin Nuha


Nim : 1870121032
Prodi : Teknik Arsitektur

Fakultas teknik Universitas Krisnadwipanaya


Jatiwaringin - Pondok Gede
2019
TUGAS TEKNOLOGI BAHAN

01 . BENTUK PRODUK / PROFIL BAJA

02 . BENTUK CACAT PADA BAJA

03 . METODE PENGELASAN BAJA

04 . METODE PENGECATAN PADA BAJA

05 . METODE PENGETESAN PADA BAJA


BENTUK PRODUK / PROFIL BAJA

001 - Poril Baja WF (Wide Flange) 002 - U Channel (Kanal U , UNP) 003 - C Channel (Kanal C , CNP)

004 - RHS (Rectangular 005 - SHS (Square Hollow 006 - Steel Pipe
Hollow Section) - Cold Section) - Cold Formed
Hollow (Hollow Persegi) (Hollow Kotak)
BENTUK CACAT PADA BAJA 1.1
* Cacat Las Undercut

Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan


atau akar, bentuk cacat ini seperti cerukan yang terjadi pada base
metal atau logam induk.
*Cold Cracking

Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada
daerah lasan setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit,
1 jam, atau 1 hari) proses pengelasan selesai.

*Distorsi

Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan panas yang
berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses pendinginan, karena adanya
panas yang berlebih maka material dapat mengalami penyusutan atau pengembangan sehingga akan tarik
menarik dan membuat material tersebut melengkung
BENTUK CACAT PADA BAJA 1.2
*Hot Crack

Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan


dimana retak itu terjadi setelah proses pengelasan selesai atau saat
proses pemadatan logam lasan
*Incomplete Fusion (Lack Of Fusion)

Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak


dikehendaki karena ketidaksempurnaan proses penyambungan antara
logam las dan logam induk.

*Over Spatter

adalah percikan las, jika spater dapat dibersihkan maka tidak termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih
dan tidak dapat dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat visual.
BENTUK CACAT PADA BAJA 1.3
*Porosity (Porositas)

Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang kecil pada
weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya. Porosity ini
*Slag Inclusion

Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah
dalam hasil lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang
berada dalam lasan, yang sering terjadi pada da

*Tungsten Inclusion

Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh mencairnya tungsten pada saat
proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan
slag inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana sangat terang. Untuk jenis cacat las ini
hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW.
METODE PENGELASAN BAJA 1.1
01 . Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

Diantara macam-macam pengelasan yang ada, SMAW merupakan yang paling populer dan banyak
digunakan.SMAW sering digunakan baik untuk memenuhi kebutuhan skala rumahan maupun proyek yang besar.
Pengelasan SMAW menggunakan elektroda terbungkus yang ikut mencair dan sekaligus sebagai bahan pengisi.
Elektroda sekaligus berfungsi sebagai kutu negatif dan benda kerja sebagai kutub positif. Panas berasal dari
adanya busur listrik yang menyebabkan elektroda dan logam dasar melebur secara bersamaan. Fluks elektroda
(pembungkus elektroda) berfungsi untuk melindungi logam las agar tidak bereaksi dengan lingkungan/atmosfer.
Elektroda dengan diameter kecil, maka arus yang digunakan juga lebih rendah. Eletroda jenis ini biasa digunakan
untuk material carbon steel yang tipis pada semua posisi pengelasan. Jenis elektroda dengan diameter besar,
maka yang digunakan juga arus tinggi. Elektroda jenis ini biasanya untuk pengelasan material carbon steel yang
tebal pada posisi flat dan horisontal.Pengelasan SMAW digunakan hampir pada semua jenis material, sederhana,
ringan dan biaya rendah. Contoh kode filler metal yang sering digunakan dalam AWS adalah E 7018.

02 . Gas Metal Arc Welding (GMAW/MIG)

Macam-macam pengelasan berikutnya adalah Gas Metal Arc Welding. Ada 2 macam pada pengelasan jenis ini
yaitu MIG (Metal Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas). Perbedaan keduanya adalah pada gas yang digunakan
dalam proses pengelasan. Proses MIG memakai gas mulia saja; Argon, Helium, sedangkan MAG menggunakan
gas CO2 atau campuran dengan argon.
Pengelasan GMAW biasanya digunakan pada pengelasan fabrikasi steel structure material CS menggunakan
CO2 atau campurannya. Sangat menguntungkan untuk tonase yang besar karena kecepatannya sangat tinggi
(tanpa harus berhenti mengganti kawat las). Contoh filler dalam AWS: ER 70 S-6
METODE PENGELASAN BAJA 1.2
03 . Submerged Arc Welding (SAW)

Macam-macam pengelasan dengan consumable electrode yang selanjutnya adalah Submerged Arc Welding
(SAW). Busur listrik dan logam cair dilindungi oleh fluks cair dan lapisan partikel fluks yg berbentuk granular.
Ujung elektroda yang dimakan secara kontinu, dibenamkan ke dalam fluks dan pada saat itu busur listrik tidak
berfungsi.Proses pengoperasiannya dilakukan secara mekanik dan semi otomatis. Sistem mekanik dapat
digunakan bila posisi pengelasan flat, sedangkan system semi otomatis digunakan apabila pekerjaan
memerlukan kualitas las yang konsisten.
Proses pengelasan SAW banyak digunakan pada material yang berbentuk plat yang tebal. Upaya untuk
mendapat kedalaman penetrasi sambungan, makan digunakan arus DCEP. Sambungan dapat di-backing dengan
Cu, fluks, berbagai jenis isolasi ataupun baja. Proses pengelasan SAW dapat digunakan untuk baja karbon, baja
paduan semua grade. Contoh filler metal dan fluksnya dalam AWS class adalah F7A6-EM12K.

04 . Flux Core Arc Welding (FCAW)

Pengelasan FCAW merupakan macam-macam pengelasan yang hampir sama dengan proses GMAW. Proses
pengelasan FCAW menggunakan elektroda berinti sebagai pengganti solid electrode dan digunakan untuk
menyambung logam ferrous.Inti logam dapat berupa atau mengandung mineral, serbuk paduan besi dan material
yang dapat berfungsi sebagai shielding gas, deoxidizer dan pembentuk slag. Penambahan ini dapat
meningkatkan arc stability, sifat mekanik material dan membentuk kontur las. Contoh filler metal dalam AWS
adalah E 81 T1 B2
METODE PENGELASAN BAJA 1.3
05 . Gas Tungsten Arc Welding (GTAW/TIG)

Macam-macam pengelasan selanjutnya yang juga cukup populer adalah Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau
juga sering disebut Tungsten Inert Gas (TIG). Elektroda yang digunakan (tungsten) tidak ikut melebur, yang
melebur adalah bahan pengisi (filler) biasa disebut welding rod. Busur listrik terjadi antara elektroda dan material
dasar (base metal), sedangkan shielding gas digunakan untuk melindungi elektroda dan logam cair.Proses
pengelasan GTAW pada umumnya menggunakan pengaturan arus secara DCSP (DCEN/ direct current electrode
negative) untuk material CS, SS, Ti. Sedangkan untuk pengelasan pengelasan Aluminium, magnesium
menggunakan DCEP (direct current electrode positive). Gas yang digunakan adalah gas mulia; argon, helium
atau campuran argon dan helium.Penggunaan proses GTAW dilapangan pada umumnya adalah Full GTAW,
untuk pipa ketebalan ≤ 5 mm dengan diameter ≤ 4 inch untuk material CS atau material SS semua diameter.
Selain itu juga digunakan pada plat tipis bahan SS atau pipa aluminium.Penggunaan berikutnya adalah sebagau
Root saja (Filler & Capping dengan SMAW), biasanya digunakan untuk ketebalan pipa ≥ 6 mm baik material CS
atau SS, atau untuk root welding pada pipa cladding. Contoh filler metal dalam AWS adalah ER70SG, ER80SG
METODE PENGETESAN BAJA 1.1
01 . Pengujian Tarik (Tensile Test)

Tensile test adalah pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan sampai putus. Pada
tensile test suatu material akan mengalami kerusakan, karena tensile test adalah pengujian kekuatan material
dengan menarik suatu material sampai putus. Jadi material yang ditest kekuatannya akan rusak.
Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat menunjukkan
perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik , benda uji diberi beban gaya tarik , yang bertambah
secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji.
METODE PENGETESAN BAJA 1.2
02 . Pengujian Tekan (Compressed Test)

Pada uji tekan umumnya kekuatan tekan lebih tinggi dari kekuatan tarik.
Suatu material akan ditekan dan saat pengujian ini material akan rusak.
Prosesnya material akan ditaruh diatas landasan dan ditekan dari atas.
Baru-baru ini telah ditemukan bahan yang baik terbuat dari keramik sebagai
landasan dari silica, yang memberi pengaruh baik.
METODE PENGETESAN BAJA 1.3
03 . Pengujian Bengkok ( Bending Test)

Pengujian bengkok adalah salah satu cara pengujian yang dipakai sejak lama bagi bahan yang cocok,
karena dapat dilakukan terhadap batang uji berbentuk sederhana dan tidak perlu menggunakan mesin uji biasa.
Tapi pengujian ini menyebabkan material rusak karena akan terjadi patahan.Pengujian ini merupakan salah satu
pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan
pada kontraksi atau komponen yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah
dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.
Uji bengkok ( bending test ) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan mutu suatu
material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan
dan kekenyalan hasil sambungan las di weld metal. Dalam pemberian beban ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu :
1.Kekuatan Tarik (Tensile Test)

2.Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C

3.Tegangan luluh ( yield )


METODE PENGETESAN BAJA 1.4
04 . Pengujian Puntir ( Torsion Test)

Pada pengujian puntiran suatu material akan rusak karena material trsebut akan mengalami
patahan.Umumnya ini terjadi pada material yang getas, sedangkan pada material yang ulet patahan terjadi
pada sudut tegak lurus terhadap sumbu puntiran setelah gaya pada arah sumbu terjadi dengan deformasi
yang besar.
METODE PENGETESAN BAJA 1.5
05 . Uji impact (Pukul Takik)

Impact test bisa diartikan sebagai suatu tes yang mengukur kemampuan suatu bahan dalam menerima
beban tumbuk yang diukur dengan besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan spesimen dengan
ayunan

Anda mungkin juga menyukai