(PERISTI)
1. PENDAHULUAN
Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan medis, untuk itu
keberadaan dan kualitas sumber daya manusia sangat penting dalam proses tersebut.
Untuk meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia harus didukung dengan pendidikan
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara internal maupun
external.
Dewasa ini selain pelayanan umum, diferensiasi pelayanan medis penting dijadikan
strategi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang didukung oleh SDM yang
berkomitmen dan berkapabilitas tinggi. Kondisi ini akan menghasilkan satu produk
pelayanan medis yang dilaksanakan dengan pendekatan tim sehingga penanganan medis
dapat dilihat secara komprehensif cepat, tepat, aman dan nyaman.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, harus selalu siap untuk
memberikan pelayanan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan. Pelayanan yang berkualitas menurut pelanggan, dihasilkan dari perbaikan
yang terus menerus/berkesinambungan berdasarkan masukan dari pengalaman dan
ekspektasi pelanggan itu sendiri.
2. LATAR BELAKANG
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada tahun 2000 disepakati
bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada
tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait
dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :
1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga
dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990
dari 307 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup
Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila
dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian
tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai
kendala yang timbul selama ini Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari
penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) dan infeksi
Rumah Sakit Mutra Plumbon merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan
kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemen yang handal. Untuk
mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam
pelayanan kepada pasien.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum:
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
b. Tujuan Khusus
1). Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi
secara terpadu dan paripurna.
2). Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian
terhadap ibu dan bayi
3). Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik
dan neonatus termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam).
4). Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
5). Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam
pelayanan inisiasi menyusu dini, rawat gabung dan pemberian ASI eksklusif.
6). Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada
BBLR.
7). Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi program dan kegiatan.
4. KEGIATAN POKOK
a. Pembentukan Tim Peristi-Ponek
5. RINCIAN KEGIATAN
a. PEMBENTUKAN TIM PERISTI-PONEK
1). Penyusunan organisasi peristi
2). Penyusunan kebijakan peristi
b. MEMBUAT STANDAR PELAYANAN PERISTI
1). Koordinasi dengan konsultan Peristi
2). Penyusunan pedoman, SPO pelayanan umum dan khusus peristi
3). Penetapan dan revisi SPO
4). Sosialisasi SPO
c. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG
1). Membuat analisis kebutuhan pengembangan sarana dan prasarana
2). Pengajuan kebutuhan
3). Pengadaan sarana dan prasarana
d. DIKLAT PERISTI
1). Diklat eksternal
2). Diklat internal
e. PROMOSI
1). Membuat kajian promosi kesehatan Peristi-ponek
2). Menetapkan metode dan sasaran promosi kesehatan
3). Membuat materi promosi dan edukasi
4). Koordinasi dengan tim PKRS
5). Implementasi promosi dan edukasi
f. AUDIT MATERNAL PERINATAL
1). Menetapkan tim audit AMP
2). Implementasi AMP
g. KEMITRAAN
1). Koordinasi dengan Dinas Kesehatan
2). Penyusunan kontrak kerja
2). Pelaporan rutin
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-C-A hanya dapat berfungsi jika sistem informasi
berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam enam langkah ;
manakah penyimpangan dan manakah yang bukan penyimpangan, maka kebijakan dasar,
tujuan, metode (standar kerja) dan pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh
karyawan maupun oleh manajer. Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat
yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari penyebabnya.
Konsep PDCA dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan yang akan dicapai
diperlukan partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua proses. Partisipasi semua
karyawan dalam pengendalian kualitas pelayanan diperlukan kesungguhan (sincerety), yaitu
sikap yang menolak adanya tujuan yang semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau
menolak cara berfikir dan berbuat yang semata-mata bersifat pragmatis. Dalam sikap
kesungguhan tersebut yang dipentingkan bukan hanya sasaran yang akan dicapai, melainkan
juga cara bertindak seseorang untuk mencapai sasaran tersebut.
Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan mencakup semua jenis
kelompok karyawan yang secara bersama-sama merasa bertanggung jawab atas kualitas
pelayanan dalam kelompoknya. Partisipasi semua proses dalam pengendalian kualitas
pelayanan dimaksudkan adalah pengendalian tidak hanya terhadap output, tetapi terhadap
hasil setiap proses. Proses pelayanan akan menghasilkan suatu pelayanan berkualitas tinggi,
hanya mungkin dapat dicapai jika terdapat pengendalian kualitas dalam setiap tahapan dari
proses. Dimana dalam setiap tahapan proses dapat dijamin adanya keterpaduan, kerjasama
yang baik antara kelompok karyawan dengan manajemen, sebagai tanggung jawab bersama
untuk menghasilkan kualitas hasil kerja dari kelompok, sebagai mata rantai dari suatu proses.
7. SASARAN
a. Angka kematian ibu bersalin
b. Angka kematian bayi
c. Pertolongan persalinan dengan SC
d. Anggota tim peristi-ponek yang terlatih
2014
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Penyusunan organisasi
1 peristi
Penyusunan kebijakan
2 peristi
Koordinasi dengan
3 konsultan Peristi
6 Sosialisasi SPO
Membuat analisis
7 kebutuhan pengembangan
sarana dan prasarana
8 Pengajuan kebutuhan
10 Diklat eksternal
11 Diklat internal
18 Implementasi AMP
21 Pelaporan rutin
2. Pelaporan
Data sensus harian, target capaian, komplain, hasil diklat yang diperoleh kemudian
diolah menjadi suatu informasi dan dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan
kebijakan dan upaya tindak lanjut serta penyusunan rencana kegiatan selanjutnya.
Pelaporan hasil kegiatan dari program kesehatan dan keselamatan kerja karyawan ini
dibuat segera setelah kegiatan telah dilaksanakan dan diserahkan kepada Direktur RS
Mitra Plumbon.
10. PENUTUP
Peningkatan mutu pelayanan perinatal resiko tinggi adalah hal yang penting dalam proses
pelayanan jasa, dalam hal ini khususnya perumahsakitan. Oleh karena itu sangat diperlukan
upaya yang komprehensif dan terencana dalam setiap proses pelayanan rumah sakit. Dan
dalam peningkatan mutu terdapat indikator- indikator penilai sebagai upaya mengawasi dan
menjaga konsistensi mutu pelayanan. Untuk seluruh proses tersebut diperlukan komitmen
dari seluruh sumber daya manusia di rumah sakit mitra plumbon, sehingga upaya
peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik