Anda di halaman 1dari 11

A.

PENDAHULUAN

Modul pembelajaran ini berjudul “Sejarah dan Paradigma Kesehatan Lingkungan”.


Fokus pembahasan adalah mengenai: (1) Sejarah Perkembangan Ilmu Kesehatan
Lingkungan, dan (2) Paradigma Ilmu Kesehatan Lingkungan. Dengan mempelajari modul ini
diharapkan para mahasiswa memiliki pemahaman tentang perjalanan Ilmu Kesehatan
Lingkungan sebagai upaya kesehatan preventif yang dilakukan manusia sejak manusia
berusaha untuk menjadi sehat karena kondisi lingkungan yang buruk. Selanjutnya
mahasiswa dapat memahami apa jenis kegiatan kesehatan lingkungan.
Setelah selesai mempelajari materi yang disajikan di dalam modul ini diharapkan
mahasiswa dapat: (1) menjelaskan kronologis pemikiran ilmu kesehatan lingkungan yang
berkembang hingga sekarang. (2) Cara pandang terhadap persoalan kesehatan lingkungan
dan bagaimana pendekatannya dalam pemecahan masalah kesehatan lingkungan. Manfaat
yang diperoleh mahasiswa setelah selesai mempelajari modul ini dan mengikuti kegiatan
pembelajaran secara tatap muka adalah mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan
menjelaskan sejarah kesehatan lingkungan dari mulai munculnya upaya kesehatan
lingkungan (sanitasi) hingga berbagai bentuk kegiatan saat ini. Pada tahap selanjutnya
secara normatif dapat memahami paradigma kesehatan lingkungan yang menjadi dasar
upaya atau kegiatan kesehatan lingkungan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di atas, pokok-pokok materi yang akan
dibahas di dalam modul ini termasuk ke dalam Kegiatan Belajar 2, dengan materi pelajaran
yang terdiri dari : (1) Sejarah Kesehatan Lingkungan, (2) Paradigma Kesehatan Lingkungan.
Modul ini direncanakan dapat dipelajari mahasiswa sebelum dimulai kegiatan
pembelajaran secara tatap muka sehingga waktu yang tersedia untuk tatap muka dapat
dioptimalkan pemanfaatannya untuk mendiskusikan materi pelajaran yang belum dipahami,
untuk mendapatkan penjelasan tambahan, dan melakukan praktek identifikasi masalah
kesehatan lingkungan. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini
adalah sekitar 1 x 60 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk praktek identifikasi
akar masalah kesehatan lingkungan setelah memahami Sejarah ilmu kesehatan lingkungan
dan paradigmanya, adalah sekitar 3 x 60 menit. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan
membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan
pembelajaran secara tatap muka dilaksanakan.
1
B. MATERI PELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR-2:

SEJARAH KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Petunjuk Belajar
Mahasiswa haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu dimulai dari materi
awal pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-2. Setelah selesai mempelajari
materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 dan mengerjakan soal-soal
latihannya serta telah yakin memahaminya, barulah mahasiswa diperkenankan untuk
mempelajari materi pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-3. Mahasiswa
haruslah benar-benar telah memahami sebagian besar materi pembelajaran pada
Kegiatan Belajar-2 beserta soal-soal latihannya sebelum meminta kesempatan untuk
mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir Modul (TAM).
Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini
dikerjakan oleh mahasiswa. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada
diharapkan mahasiswa akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau
pemahamannya terhadap materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini.
Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah mengetahui bagian-
bagian mana dari materi pembelajaran yang disajikan di dalam modul yang masih belum
sepenuhnya dipahami.
Mahasiswa akan mendapat kesempatan membahas materi pembelajaran yang belum
dipahami pada saat mengikuti kegiatan belajar secara tatap muka. Selama kegiatan
belajar secara tatap muka, dosen akan lebih cenderung bertindak sebagai fasilitator.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara
membahas masing-masing materi pokok atau berdasarkan materi pembelajaran yang
masih belum dipahami (dinilai masih sulit dipahami) oleh sebagian besar mahasiswa.
Terbuka kemungkinan bagi mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil
dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.
Apabila dibentuk kelompok, hendaknya jumlah anggota kelompok maksimal 5 (lima)
orang agar diskusi berlangsung efektif. Diperlukan juga arahan yang jelas kepada
mahasiswa dari dosen untuk digunakan sebagai pedoman dalam melakukan diskusi
2
kelompok. Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan
tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan
bersama pada setiap akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan
kelompok, maka pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, dosen
memfasilitasi mahasiswa agar dapat dirumuskan kesimpulan secara bersama-sama.
Untuk menunjang pelaksanaan kelancaran kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang
dibutuhkan adalah LCD projector, laptop/PC, whiteboard dan alat tulisnya.
Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!

2. Tujuan Pembelajaran:
A. Tujuan Umum:
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa memahami perkembangan dan cara
pandang upaya/kegiatan kesehatan lingkungan
B. Tujuan khusus
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1) Menjelaskan sejarah atau perkembangan upaya kesehatan lingkungan
2) Menjelaskan paradigma atau cara pandang dalam ilmu kesehatan lingkungan

3. Uraian Materi
A. Sejarah Kesehatan Lingkungan
Bung Karno pernah berkata dalam salah satu pidatonya, “ Bangsa yang besar adalah
bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya”. Ungkapan itu
menunjukkan bahwa mengingat sejarah adalah sesuatu yang penting bagi suatu
bangsa. Karena dengan mengingat sejarah kita bisa belajar untuk mengetahui apa
yang pernah terjadi dimasa lalu, sehingga dapat melakukan sesuatu yang lebih baik
dan tidak mengulangi kesalahan masa lalu. ANDA pasti pernah berbuat kesalahan
dimasa lalu bukan? Pasti ANDA tidak akan mengulanginya lagi,kan?!
Mari kita cermati perkembangan sejarah Ilmu Kesehatan Lingkungan berikut ini.
Pada awalnya istilah kesehatan lingkungan dipelajari sebagai Ilmu Hygiene dan
Sanitasi. Pengertian dari istilah Hygiene dan Sanitasi sbb.:

3
a) Hygiene.
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk
dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah
Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea yang dipercaya
sebagai Dewi pencegah penyakit.
Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:
1) Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani,
rohani dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
2) Suatu pencegahan penyakit yang menitik beratkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada.
3) Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman
(sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau
binatang lainnya.
4) Menurut Brownell, hygiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungi kesehatan.
5) Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh
faktor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik
perorangan maupun melalui masyarakat.
6) Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu:
 Yang menyangkut individu (personal hygiene)
 Yang menyangkut lingkungan (environment)
Hygiene is a concept related to medicine as well as to personal and
professional care practices related to most aspects of living although it is most
often associated with cleanliness and preventative measures.
Coba ANDA terjemahkan arti Hygiene menurut Prescott tersebut diatas:

Hygiene adalah:

4
b) Sanitasi.

Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:


1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau
peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh
bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
3. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat
yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
4. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor
lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.
5. Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention of diseases by eliminating
or controlling the environmental factor which from links in the chain of
transmission.
Coba ANDA terjemahkan arti Sanitasi menurut Ehler & Steel tsb:

Sanitasi adalah

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud dengan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga
melindungi diri agar tetap sehat. Sedangkan sanitasi adalah suatu usaha
pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
Jadi dalam hal ini hygiene ditujukan kepada orangnya, sedangkan sanitasi
ditujukan kepada lingkungannya.
5
Hygiene : Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup
manusia.
Sanitasi : Usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan kegiatan kepada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Perkembangan kemudian di Indonesia, istilah Hygiene & Sanitasi diganti dengan
Kesehatan Lingkungan. Terutama dalam peraturan, lembaga terkait seperti
dilingkungan Departemen Kesehatan dan lembaga pendidikan.
Adapun perkembangan kegiatan atau upaya kesehatan lingkungan berdasarkan
catatan sejarah atas kejadian dan kegiatan yang ada, yaitu sbb.:
 Dunia :
 400 thn SM manusia telah menduga adanya hubungan antara lingkungan dan
penyakit. Dari catatan kuno, lingkungan manusia telah diduga memiliki
potensi menjadi penyebab sakit atau berhubungan dengan kesehatan
 Bangsa Minoa (3000-1500 SM), Kreta (3000-1000 SM), dan Mesir (1500 SM):
Upaya kesmas berupa perbaikan kualitas lingkungan fisik (cikal bakal upaya
kesling), telah ada sistem pembuangan air limbah, pengaturan air minum dan
WC umum. Bangsa Yahudi menulis dalam buku Levitikus sejenis peraturan
tentang kesehatan lingkungan.
 Zaman Romawi Kuno : ada semacam IMB, pencatatan hewan piaraan.
 Abad I – VII: mulai memperhatikan lingkungan dalam mengatasi
epidemi/endemi penyakit.
 Buku Zon airs, waters and places (Hipocrates, 2400 thn yl) : menulis tentang
hubungan timbal balik antar penyakit dan lingkungan.
 Upaya kesling setua ilmu kedokteran (sejak Hippocrates), tetapi mengalami
periode perlambatan
 Abad 15 dan 16: Ellenbog, Paracelsus dan Agricola mengemukakan teori
tentang hubungan penyakit dan lingkungan kerja
 John Snow (1854): berhasil membuktikan adanya hubungan penyakit kolera
dengan keadaan sumber air minum
 Abad 17 :
- Beberapa negara di Eropa membuat UU Sanitary Legislation serta
penerapan militery hygiene.
- Pada masa ini telah diterapkan lapangan hygiene dan social medicine.
- Terjadi gerakan secara besar-besaran bidang kesehatan masyarakat di
Inggris yang disebut Public hygiene.
- Revolusi industri menyebabkan masalah kesling makin kompleks.

6
 Abad XVIII: Di Perancis lahir sebuah dewan yang bernama : Council of Publick
Hygiene (UU 1789 – 1791)
 Abad XIX:
- Sanitary Condition of The Labouring Population of Great Britain (Edwin
Chadwick, 1842) : Dewan Umum Kesehatan mengontrol kondisi
perumahan, SPAL, air bersih dan tenaga kesehatan.
- Sanitary Condition of The Labouring Population in New York (John C.
Griscom, 1848) dan Report of The Sanitary Commission on Massachussets
(Samuel Shattuck, 1850)
 Di Inggris dibentuk kementrian : Ministry of Public Health (1 Juli 1919)
 Gordon dan Le Richt (1950) : teori ekologi untuk menjelaskan peristiwa
penyakit.
 Perhatian masyarakat yang luar biasa terhadap kasus-kasus pencemaran
lingkungan al. smog di Inggris (1952),
 Minamata, Jepang (1973), dll.
 Blum (1974) : Planning For Health, Development and Application of Social
Change Theory
 Deklarasi WHO di Alma alta tentang Kesehatan Untuk Semua Tahun 2000
 4 Desember 2006, PBB menetapkan Tahun Sanitasi Internasional 2008
Indonesia :
 Thn 1882 : keluar UU tentang Hygiene dalam bhs Belanda
 1924: Rockefeller Foundation mendatangkan Prof. Dr.J.L.Hydrick konsultan
bgs Amerika yg mendirikan usaha kesmas utk daerah pedesaan dan Rural
Hygiene Work dgn mengutamakan penyuluhan kepada masyarakat di
Banyuwangi dan Kebumen. Kegiatan berupa pemberantasan cacing tambang
di daerah Banten dengan cara mendorong rakyat untuk membuat kakus /
jamban sederhana.
 1933 di Banyumas dibentuk organisasi higiene tersendiri dengan nama
Percontohan Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto (Demonstratie
Regentschaps Gezondheid Dienst (DRGD)). Dinas ini terpisah dari Dinas
Kuratif yang telah ada sebelumnya. Kegiatan utamanya adalah
pemberantasan cacing tambang yang menekankan anjuran pembangunan
jamban dan perbaikan pelayanan air minum (Bodemen water verontriniging).
Proyek ini mendapat bantuan dari Rockefeller Foundation dengan Professor
Dr.J.L. Hydrick sebagai managernya.
 1936 didirikanlah Sekolah Mantri Hygiene atau Hygiene Mantri School (HMS)
bertempat di Purwokerto. Lulusannya dekenal sebagai mantri kakus.
 1942 – 1947 Lulusan HMS telah disebar ke pelosok jawa dan madura. Lulusan
yang masih tinggal di Purwokerto ditugasi untuk mengajar di Sekolah Mantri
Kesehatan (SMK). SMK merupakan perubahan bentuk dari HMS. Pada periode

7
ini dr R. Moechtar membentuk Juru Hygiene Desa yang disebar di seluruh
desa di kabupaten Banyumas. Juru Hygiene Desa diupah /dibiayai oleh desa
setempat dengan mendapatkan tanah bengkok (tanah garapan). Lingkup
tugasnya adalah water supply dan latrine (penyediaan air bersih dan jamban)
 Tahun 1952 Berdiri institusi pendidikan dibawah Departemen Kesehatan RI
yang bernama Sekolah Kontrolir Kesehatan di Jakarta dan Surabaya. Institusi
ini mengajarkan materi tentang hygiene dan sanitasi. Lulusannya langsung
diangkat menjadi PNS yang bertugas mengurusi masalah sanitasi/kesehatan
lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan penyuluhan kesehatan.
 1955 Percontohan Usaha Hygiene dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (PUH /
PKR) menjadi bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sebagai
embrio Seksi Kesehatan Lingkungan.
 5 September tahun 1955 berdiri Ikatan Kontrolir Kesehatan Indonesia ( IKKI).
 1956 usaha kesling digalakkan lagi di Bekasi yg terintegrasi dgn usaha
pengobatan, sekaligus Bekasi di jadikan Training Center
 1956-1959, Prof Mochtar mempelopori usaha kesling di Pasar Minggu Jakarta
 12 November 1959 : pencanangan program pemberantasan malaria sebagai
program kesehatan lingkungan di tanah air oleh Presiden Soekarno.(12
November 1959 : hari Kesehatan Nasional)
 1968 : Program Kesehatan Lingkungan masuk dalam upaya pelayanan
PUSKESMAS
 1974 Terbit instruksi presiden ( INPRES) tentang SAMIJAGA (sarana air minum
dan jamban keluarga)
 1975 – 1985an diselenggarakan Crash Training Program Tenaga Hygiene &
Sanitasi dan didirikan Sekolah Pembantu Penilik Hygiene (SPPH) dibeberapa
propinsi. Pesertanya dari lulusan SMA Paspal dididik dan dipersiapkan untuk
menjadi tenaga lini depan proyek SAMIJAGA (Sarana Air Minum dan Jamban
Keluarga).
 12 April 1980, di Bandung berdiri organisasi Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia (HAKLI)
 1982 terbit SKN (Sistem Kesehatan Nasional)
 1999 Visi Indonesia Sehat 2010 dicanangkan dan ditandatangani Presiden BJ
Habibie. Visi Indonesia sehat 2010 secara umum berisi keinginan agar
masyarakat Indonesia berperilaku hidup bersih dan sehat, berada di
lingkungan yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan yang adil dan
merata.
 Juli 2003 WASPOLA (Water Suply and Sanitation Policy Formulation and Action
Planning) dibawah koordinasi BAPPENAS melahirkan Kebijakan Nasional
Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Berbasis
Masyarakat.

8
 19-21 November 2007 di Jakarta di selenggarakan Konferensi Sanitasi Nasional
(KSN)
 26 September 2011 Lokakarya Pasar Sehat di Hotel Atlet Century Park di
selenggarakan HAKLI bekerjasama dengan WHO yang mengundang para
pemangku kepentingan (stake holder) seperti Walikota, Bupati, BUMN,
Kementerian Perdagangan dan Koperasi, dsb. Tujuannya revitalisasi pasar dan
mendorong berdirinya pasar sehat di seluruh Indonesia.
 26 September 2011 pertemuan kesehatan lingkungan di Bali (3 organisasi
profesi kesling), dinyatakan sebagai Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia.

B. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN


Alam selain mempunyai manfaat untuk kehidupan manusia,juga harus diwaspadai
karena mempunyai potensi bahaya. Karena itu harus ada upaya pencegahan dan
pengendalian.

Komponen Lingkungan dari segi bahan/agen yg memiliki potensi bahaya


 Gol. Fisik : energi kebisingan, radiasi, panas, dll.
 Gol. Kimia: pestisida, asap rokok, limbah industri, bahan pewarna dll
 Gol. Biologi: spora jamur, bakteri, cacing dll.
 Gol. Psikososial: hub. antar tetangga, hub.bawahan-atasan, dsb.

MEDIA (VEHICLE & VECTOR)

9
Perhatikan gambar-gambar berikut ini. Hubungkan dengan Paradigma Kesehatan
Lingkungan. Silakan!
Gambar 1

Gambar 2

10
ANDA masih memerlukan diskusi kelompok untuk memahami gambar-gambar diatas
dan modul ini lebih mendalam. Cobalah bekerjasama dalam kelompok mencari
sumber-sumber lain dari media yang ada disekitar ANDA!

Soal-soal Latihan.
1. Bagaimana pemikiran awal tentang terjadinya upaya kesehatan lingkungan.
2. Uraikan pengalaman pribadi ANDA yang berkaitan dengan upaya pencegahan
penyakit dan upaya kesehatan lingkungan
3. Jelaskan paradigma kesehatan lingkungan.

Selamat!

11

Anda mungkin juga menyukai