Anda di halaman 1dari 14

Makalah Penyediaan Air

“Air Tanah Sebagai Sumber Air bersih”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1

1. Krisna Kurniawan P23133015030

2. Muthiah Nurur Rahmah P23133015039

3. Olivia Maryani P23133015046

4. Suci Liqi A. A. P23133015059

2 D.3 B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATAN JAKARTA II

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2016
A. Karakteristik air tanah

Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi dan umumnya difahami
sebagai air yang menempati semua rongga dalam strata geologi. Karakteristik
kualitas air tanah ditentukan oleh analisis dari karakteritik kimia, fisik dan
biologi (Todd, 2005).

1. Karakteristik Kimia

Kandungan kimia utama dalam air tanah menurut C.N Durfer and E.Baker
(USGS Water-Supply Paper 1812, 1964) meliputi: Silika (SiO2), Besi (Fe),

Mangan (Mn), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na), Potassium (K),
Karbonat (CO3), Bikarbonat (HCO3), Sulfat (SO4), Chlorida (Cl), Florida (F),
Nitrat (NO3) dan padatan terlarut.

2. Karakteristik Fisik

Karakteristik fisik meliputi temperatur, kekeruhan, warna, bau dan rasa.


(Todd, 2005).

3. Parameter Biologi Karakteristik biologi meliputi uji deteksi kandungan bakteri


coliform (Todd, 2005).

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia maupun prosesproses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif
karena dalam penanganannya baik untuk membuang atau membersihkannya
memerlukan biaya yang cukup besar (Pakpahan, 2010).

Air lindi atau air sampah didefinisikan sebagai cairan yang meresap ke dalam
limbah padat dan mengandung bahanbahan terlarut dan tersuspensi
(Tchobanoglous, et al., 1993 dalam Kristiadi, 2008). Air lindi dapat bergerak ke
bawah dari landfill masuk ke muka air tanah dan menyebabkan air tanah
tercemar (Fetter, 1988 dalam Kristadi, 2008).

B. Kualitas air Tanah

Air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk


perkolasi maupun infiltrasi, dalam perjalanannya membawa unsur-unsur
kimia. Komposisi kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh
terhadap berbagai kegiatan pemanfaatannya seperti pertanian, industri,
maupun domestik. (Danaryanto dkk., 2008).

a. Klasifikasi Air Tanah

Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu: sifat fisik,
sifat kimia, dan sifat biologi/bakteriologi. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia air tanah yaitu (Dinas
Pertambangan dan Energi, 2003):

• Jenis litologi akuifer, tempat terdapat/terakumulasinya air


tanah

• Kondisi batuan dan lingkungan lainnya, dimana pergerakan air


tanah berlangsung

• Jarak dari daerah resapan, dimana pembentukan air tanah


mulai berlangsung

1. Sifat Fisik

Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu
(Hadipurwo, 2006 dalam Danaryanto dkk., 2008).

• Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di


dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut.

• Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang
mempunyai aroma yang terkandung dalam air.
• Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat
yang terkandung dalam air tersebut, baik yang
tersuspensi maupun yang terlarut.

• Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung


di dalamnya. Semakin banyak yang terkandung akan
semakin kental. Disamping itu apabila suhunya semakin
tinggi, maka kekentalannya akan semakin kecil (encer).

• Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan


zat yang di kandung. Sebagai contoh adalah adanya
partikel lempung, lanau, juga zat organik ataupun
mikroorganisme.

• Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini
dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti musim,
cuaca, siang-malam, tempat ataupun lokasinya.

2. Sifat Kimia

Termasuk dalam sifat kimia adalah kesadahan, jumlah garam


terlarut (total dissolved solids atau TDS), daya hantar listrik (electric
conductance), keasaman, kandungan ion.

• Kesadahan atau Kekerasan

Kesadahan atau kekerasan (total hardness) dipengaruhi oleh adanya


kandungan Ca dan Mg. Kesadahan ada dua macam, yaitu kesadahan
karbonat dan kesadahan non karbonat (Danaryanto dkk., 2008). Air
dengan kesadahan tinggi sukar melarutkan sabun, oleh karenanya air
tersebut perlu dilunakkan terlebih dahulu. Klasifikasi air tanah
berdasarkan kesadahan dapat dilihat pada Tabel :

Klasifikasi air berdasarkan kesadahan (Hem, 1959; Sawyer dan

Mc.Carty, 1994 dalam Danaryanto dkk., 2008)

Kesadahan (mg/l CaCo3) Kelas Air


Hem (1959) Sawyer dan Mc. Carty
(1994)
0 – 60 0 – 75 Lunak
61 – 120 75 – 150 Menengah
121 – 180 150 – 300 Keras
> 180 > 300 Sangat Keras

Jumlah garam terlarut (total dissolved solids atau TDS) adalah


jumlah garam yang terkandung di dalam air. Klasifikasi air berdasarkan
jumlah garam terlarut menurut Hem (1959) tertera seperti pada Tabel
2.2, sedangkan menurut David dan De Wiest (1996) tertera seperti pada :
Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut (Hem, 1959 dalam
Danaryanto dkk., 2008)

Jumlah garam terlarut (mg/l) Macam Air


< 3000 Tawar (fresh)
3000 – 10.000 Asin (moderate saline)
10.000 – 35.000 Sangat asin (very saline)
> 35.000 Asin sekali (briny)

Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut (Davis dan De Wiest,

1966 dalam Danaryanto dkk., 2008)

Jumlah garam terlarut (mg/l) Macam Air


< 1000 Tawar (fresh)
1000 – 10.000 Payau (brackish)
10.000 – 100.000 Cukup asin (moderate saline)
> 100.000 Asin sekali (briny)

• Daya Hantar Listrik

Daya Hantar Listrik (DHL atau electric conductance) adalah sifat


menghantarkan listrik air. Air yang banyak mengandung garam akan
mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric Conductance
Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikro mhos/cm atau
µmhos/cm atau sering ditulis umhos.

Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 – 5000 µumhos.


Besaran DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l),
yaitu 10 m³ µmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 µumhos/cm (1,56 U
S/cm) (Danaryanto dkk., 2008).

Hubungan antara DHL dengan jumlah garam terlarut secara tepat


perlu banyak koreksi seperti temperatur pengukuran, maupun tergantung
juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi secara umum angka
tersebut diatas sedikit banyak dapat mewakili. Hubungan antara harga
DHL dan macam air seperti terlihat pada:

Klasifikasi air berdasarkan harga DHL (Hadipurwo, 2006 dalam


Danaryanto dkk., 2008)

DHL (µumhos/cm pada 25°C) Macam Air


0,055 Air murni
0,5 – 5,0 Air suling
5 – 30 Air hujan
30 – 2000 Air tanah
35.000 – 45.000 Air laut

• Keasaman Air

Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1 – 14.
Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih
besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam
Ca atau Mg karbonat, bersifat basa (pH 7,5-8), sedangkan yang mempunyai
harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air
yang asam biasanya mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air
dilapangan dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus (Hadipurwo, 2006
dalam Danaryanto dkk., 2008).

• Kandungan Ion

Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air
diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l.
Ionion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO 4, CO2,
yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain As, Pb,
Sn, Cr, Cd, Hg, Co (Hadipurwo, 2006 dalam Danaryanto dkk., 2008)

3 Sifat Biologi/Bakteri

Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan


banyaknya bakteri coli. Untuk standar air minum ada batas maksimum
kandungan coli yang diperbolehkan (Danaryanto dkk., 2008).

Standar Kualitas Air Tanah

Cara penetuan kualitas/mutu air tanah untuk berbagai keperluan yaitu :


• Standar Kualitas Air Minum

Penilaian kualitas air tanah untuk keperluan air minum dilakukan


dengan membandingkan hasil analisis kimia dari sampel air tanah
dilaboratorium dengan baku mutu/kualitas air minum yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002.
Kriteria kualitas air minum disajikan dalam Tabel berikut:

Kriteria Kualitas Air Minum (Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.907/Menkes/SK/VII/2002)

Kadar
Maksimum
No. Parameter Satuan Keterangan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak berbau
2. Jumlah Zat Padat mg/ L 1000 -
Terlarut (TDS)
3. Kekeruhan NTU 5 -
4. Rasa - - Tidak berasa
5. Suhu Χ° Suhu Udara -
3°C
6. Warna TCU 15 -
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Air Raksa mg/ L 0.001
2 Alumunium mg/ L 0.2
3 Arsen mg/ L 0.01
4 Barium mg/ L 0.7
5 Besi mg/ L 0.3
6 Fluorida mg/ L 1.5
7 Kadmium mg/ L 0.003
8 Kesadahan ( CaCO3 mg/ L 500
)
9 Khlorida mg/ L 250
10 Kromium, val 6 mg/ L 0.05
11 Mangan mg/ L 0.1
12 Natrium mg/ L 200
13 Nitrat, sebagai N mg/ L 50
14 Nitrit, sebagai N mg/ L 3
15 Perak mg/ L 0.05 Batas Min &
Max
16 pH mg/ L 6.5 – 8.5
17 Selenium mg/ L 0.01
18 Seng mg/ L 3.0
19 Sianida mg/ L 0.07
20 Sulfat mg/ L 250
21 Sulfida ( H2S ) mg/ L 0.05
22 Tembaga mg/ L 1.0
23 Timbal mg/ L 0.01
b. Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin µm/L 0.03
2 Benzene µm/L 10
3 Benzo(a)pyrene µm/L 0.7
4 Chlordane (total µm/L 0.2
isomer)
5 Chloroform µm/L 200
6 2,4 – D µm/L 30
7 DDT µm/L 2
8 Detergen µm/L 50
9 1,2 Dichloroethane µm/L 30
10 1,1 Dichloroethene µm/L 30
11 Heptachlor dan µm/L 0.03
Heptachlor Epoxide
12 Hexachlorobenzene µm/L 1
13 Gamma – HCH µm/L 2
(Lindane)
14 Methoxychlor µm/L 20
15 Pentachlorophenol µm/L 9
16 2,4,6 – µm/L 2
Trichlorophenol
17 Zat organik µm/L 10
(KMnO4)
C. MIKROBIOLOGI
1 Koliform Tinja jml/ 100 0
ml
2 Total Coliform jml/ 100 0 95% dari
ml sampel yang
diperiksa
selama 1 tahun
Kadang boleh
ada 3/100 ml
sampel air,
tetapi tidak
berturut-turut
D. RADIOAKTIVITAS
1 Aktivitas alpha
2 (Gross Alpha Bq/ L 0.1
Activity)
3 Aktivitas beta
4 (Gross Beta Activity Bq/ L 1.0

Keterangan :

Mg = miligram
mL = mililiter L
= liter

Bq = Bequerel

NTU = Nephelometric Turbidity Units

TCU = True Color Units

Logam berat merupakan logam terlarut

C. Akuifer (Lapisan Pembawa Air Tanah)

Suatu akuifer diuraikan sebagai suatu batuan geologi yang menahan dan
menyalurkan air tanah. Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan
melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan.
Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut
dengan akuifer
Akuifer yang tersusun oleh material batu pasir diperkirakan memiliki
derajat kelulusan yang cukup tinggi dan apabila dipengaruhi intrusi air laut
maka batu pasir akan lebih cepat terintrusi oleh air laut dibandingkan dengan
material pasir atau kerikil, mengingat batu pasir bersifat lebih poros.

Air yang berada dibagian bawah akuifer mendapat tekanan yang besar
oleh berat air diatasnya, tekanan ini tidak dapat hilang atau berpindah karena
akuifer terisolasi oleh akiklud diatas dan dibawahnya, yaitu lapisan yang
impermeable dengan konduktivitas hidrolik sangat kecil sehingga tidak
memungkinkan air melewatinya.
Lapisan yang dapat dilalui dengan mudah air tanah seperti lapisan pasir
kerikil disebut lapisan permeable. Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti
lempung, disebut lapisan kedap air, atau disebut juga impermeable.
(Sasrodarsono dan Takeda,1993)

Gambar 2.1. Akuifer air tanah ( Sumber: Linsley dan Franzini, 1991)
Permukaan air tanah di sumur dari air tanah bebas adalah permukaan air
bebas dan permukaan air tanah dari akuifer terkekang adalah permukaan air
terkekang. Jadi permukaan air bebas adalah batas antara zona aerasi atau zona
yang tidak jenuh di atas zona jenuh. (Linsley dan Franzini,1991.
Untuk usaha-usaha pengisian kembali air tanah melalui peningkatan
proses infiltrasi tanah serta usaha-usaha reklamasi air tanah, maka kedudukan
akuifer dapat dipandang dari dua sisi yang berbeda:
1. Zona akuifer tidak jenuh adalah suatu zona penampung air di dalam tanah
yang terletak di atas permukaan air tanah (water table) baik dalam
keadaan alamiah (permanen) atau sesaat setelah berlangsungnya periode
pengambilan air tanah.
2. Zona akuifer jenuh adalah zona penampung air tanah yang terletak di
bawah permukaan air tanah kecuali zona penampung air tanah yang
sementara jenuh dan berada di bawah daerah yang sedang mengalami
pengisian air tanah.
Zona akuifer tak jenuh merupakan zona penyimpan air tanah yang paling
berperan dalam mengurangi kadar pencemaran air tanah dan oleh karenanya
zona ini sangat penting untuk usaha-usaha reklamasi dan sekaligus pengisian
kembali air tanah. Sedang zona akuifer jenuh seperti telah diuraikan di muka
lebih berfungsi sebagai pemasok air tanah yang memiliki keunggulan
dibandingkan dengan zona akuifer tidak (Asdak, 1995).
Berdasarkan kemampuan meluluskan air dari bahan pembatasnya,
akuifer dapat dibedakan menjadi :

1. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu akuifer yang seluruh jumlah


airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang diatas maupun dibawah,
serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar daripada tekanan atmosfer.
2. Akuifer Bebas (unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya
sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan
tanah pada akuifer ini disebut water table (preatiklevel), yaitu permukaan
air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
3. Akuifer Semi Tertekan (Semi confined Aquifer) yaitu akuifer yang
seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi
lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
4. Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu akuifer yang bagian
bawahnya merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya
merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya
masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian akuifer ini
merupakan peralihan antara akuifer bebas dengan akuifer semi tertekan.
D. Porositas dan Permeabilitas air tanah
a. Porositas.

Porositas adalah jumlah ruang volume seluruh pori makro dan mikro dalam
tanaah yang dinyatakan dalam prosentase dilapangan. Dengan kata lain
porositas tanah adalah volume tanah yang tidak ditempati oleh padatan tanah.
(Aak 1983)

Porositas merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Oleh


karena itu, nilai porositas tanag selalu berkebalikan dengan bobot isi.

Persen pori 50% merupakan kondisi ideal tanah diamanna setangahnya


makro pori untuk meneruskan air karena aadanya gravitasidan setengahnya
mikropori untuk menahan air dari tarikan gravitasi(yunowo 2003)

Porositas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah.
Porositas adalah jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume
batuan atau sedimen. Porositas dapat di bagi menjadi dua yaitu porositas
primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada
sewaktu bahan tersebut terbentuk sedangkan porositas sekunder di hasilkan
oleh retakan-retakan dan alur yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan
sedimen klastik dan bahan butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan
membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori adalah laminer.
Tanah berbutir halus mempunyai porositas yang lebih besar
dibandingkan dengan tanah berbutir kasar. Porositas pada material seragam
lebih besar dibandingkan material beragam (well graded material).
b. Permeabilitas tanah

Menurut
Suplirahim (2007),
Permeabilitas
adalah merupakan
suatu ukran
kemudahan aliran
melalui rendah
nilau permeabilitasnya. Jika tanahnya berlapis lapis, maka permeabilitas untuk
aliran sejajar lebih besar daripada permeabilitas untuk aliran tegak lurus.
Permeabilitas tanah lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang
tidak becelah(infissued).

Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air
tanah. Jumlah air tanah yang dapat di simpan dalam batuan dasar, sedimen dan
tanah sangat bergantung pada permeabilitas. Permeabilitas merupakan
kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan air. Air
tanah mengalir melewati rongga-rongga yang kecil, semakin kecil rongganya
semakin lambat alirannya. Jika rongganya sangat kecil, akan mengakibatkan
molekul air akan tetap tinggal. Kejadian semacam ini terjadi pada lempung.
Gambar 2.5 Permeabilitas dan Porositas
Sedangkan parameter permeabilitas merujuk hanya pada sifat-sifat
batuan dan merupakan parameter yang menunjukkan beberapa besar luas area
batuan yang dapat dilalui oleh fluida. Perkiraan rata-rata porositas dan
permeabilitas berbagai tipe batuan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 porositas dan permeabilitas beberapa tipe batuan
Tipe Batuan Porositas (%) Permeabilitas (m/hari)

Lempung 45 0,0004
Pasir 35 41
Kerikil 25 4100

Kerikil dan pasir 20 410


Batu pasir 15 4,1
Batu Kapur 5 0,04
Kwarsit 1 0,0004
Sumber : Linsley dan Franzini, 1990
Lempung mempunyai kerapatan porositas yang tinggi sehingga tidak
dapat meloloskan air, batuan yang mempunyai porositas antara 5 – 20 % adalah
batuan yang dapat meloloskan air dan air yang melewatinya dapat ditampung.
Daftar Pustaka

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/KARAKTER-AIRTANAH.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39202/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai