2 D.3 B
2016
A. Karakteristik air tanah
Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi dan umumnya difahami
sebagai air yang menempati semua rongga dalam strata geologi. Karakteristik
kualitas air tanah ditentukan oleh analisis dari karakteritik kimia, fisik dan
biologi (Todd, 2005).
1. Karakteristik Kimia
Kandungan kimia utama dalam air tanah menurut C.N Durfer and E.Baker
(USGS Water-Supply Paper 1812, 1964) meliputi: Silika (SiO2), Besi (Fe),
Mangan (Mn), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na), Potassium (K),
Karbonat (CO3), Bikarbonat (HCO3), Sulfat (SO4), Chlorida (Cl), Florida (F),
Nitrat (NO3) dan padatan terlarut.
2. Karakteristik Fisik
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia maupun prosesproses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif
karena dalam penanganannya baik untuk membuang atau membersihkannya
memerlukan biaya yang cukup besar (Pakpahan, 2010).
Air lindi atau air sampah didefinisikan sebagai cairan yang meresap ke dalam
limbah padat dan mengandung bahanbahan terlarut dan tersuspensi
(Tchobanoglous, et al., 1993 dalam Kristiadi, 2008). Air lindi dapat bergerak ke
bawah dari landfill masuk ke muka air tanah dan menyebabkan air tanah
tercemar (Fetter, 1988 dalam Kristadi, 2008).
Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu: sifat fisik,
sifat kimia, dan sifat biologi/bakteriologi. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia air tanah yaitu (Dinas
Pertambangan dan Energi, 2003):
1. Sifat Fisik
Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu
(Hadipurwo, 2006 dalam Danaryanto dkk., 2008).
• Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang
mempunyai aroma yang terkandung dalam air.
• Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat
yang terkandung dalam air tersebut, baik yang
tersuspensi maupun yang terlarut.
• Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini
dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti musim,
cuaca, siang-malam, tempat ataupun lokasinya.
2. Sifat Kimia
• Keasaman Air
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1 – 14.
Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih
besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam
Ca atau Mg karbonat, bersifat basa (pH 7,5-8), sedangkan yang mempunyai
harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air
yang asam biasanya mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air
dilapangan dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus (Hadipurwo, 2006
dalam Danaryanto dkk., 2008).
• Kandungan Ion
Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air
diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l.
Ionion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO 4, CO2,
yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain As, Pb,
Sn, Cr, Cd, Hg, Co (Hadipurwo, 2006 dalam Danaryanto dkk., 2008)
3 Sifat Biologi/Bakteri
No.907/Menkes/SK/VII/2002)
Kadar
Maksimum
No. Parameter Satuan Keterangan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak berbau
2. Jumlah Zat Padat mg/ L 1000 -
Terlarut (TDS)
3. Kekeruhan NTU 5 -
4. Rasa - - Tidak berasa
5. Suhu Χ° Suhu Udara -
3°C
6. Warna TCU 15 -
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Air Raksa mg/ L 0.001
2 Alumunium mg/ L 0.2
3 Arsen mg/ L 0.01
4 Barium mg/ L 0.7
5 Besi mg/ L 0.3
6 Fluorida mg/ L 1.5
7 Kadmium mg/ L 0.003
8 Kesadahan ( CaCO3 mg/ L 500
)
9 Khlorida mg/ L 250
10 Kromium, val 6 mg/ L 0.05
11 Mangan mg/ L 0.1
12 Natrium mg/ L 200
13 Nitrat, sebagai N mg/ L 50
14 Nitrit, sebagai N mg/ L 3
15 Perak mg/ L 0.05 Batas Min &
Max
16 pH mg/ L 6.5 – 8.5
17 Selenium mg/ L 0.01
18 Seng mg/ L 3.0
19 Sianida mg/ L 0.07
20 Sulfat mg/ L 250
21 Sulfida ( H2S ) mg/ L 0.05
22 Tembaga mg/ L 1.0
23 Timbal mg/ L 0.01
b. Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin µm/L 0.03
2 Benzene µm/L 10
3 Benzo(a)pyrene µm/L 0.7
4 Chlordane (total µm/L 0.2
isomer)
5 Chloroform µm/L 200
6 2,4 – D µm/L 30
7 DDT µm/L 2
8 Detergen µm/L 50
9 1,2 Dichloroethane µm/L 30
10 1,1 Dichloroethene µm/L 30
11 Heptachlor dan µm/L 0.03
Heptachlor Epoxide
12 Hexachlorobenzene µm/L 1
13 Gamma – HCH µm/L 2
(Lindane)
14 Methoxychlor µm/L 20
15 Pentachlorophenol µm/L 9
16 2,4,6 – µm/L 2
Trichlorophenol
17 Zat organik µm/L 10
(KMnO4)
C. MIKROBIOLOGI
1 Koliform Tinja jml/ 100 0
ml
2 Total Coliform jml/ 100 0 95% dari
ml sampel yang
diperiksa
selama 1 tahun
Kadang boleh
ada 3/100 ml
sampel air,
tetapi tidak
berturut-turut
D. RADIOAKTIVITAS
1 Aktivitas alpha
2 (Gross Alpha Bq/ L 0.1
Activity)
3 Aktivitas beta
4 (Gross Beta Activity Bq/ L 1.0
Keterangan :
Mg = miligram
mL = mililiter L
= liter
Bq = Bequerel
Suatu akuifer diuraikan sebagai suatu batuan geologi yang menahan dan
menyalurkan air tanah. Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan
melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan.
Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut
dengan akuifer
Akuifer yang tersusun oleh material batu pasir diperkirakan memiliki
derajat kelulusan yang cukup tinggi dan apabila dipengaruhi intrusi air laut
maka batu pasir akan lebih cepat terintrusi oleh air laut dibandingkan dengan
material pasir atau kerikil, mengingat batu pasir bersifat lebih poros.
Air yang berada dibagian bawah akuifer mendapat tekanan yang besar
oleh berat air diatasnya, tekanan ini tidak dapat hilang atau berpindah karena
akuifer terisolasi oleh akiklud diatas dan dibawahnya, yaitu lapisan yang
impermeable dengan konduktivitas hidrolik sangat kecil sehingga tidak
memungkinkan air melewatinya.
Lapisan yang dapat dilalui dengan mudah air tanah seperti lapisan pasir
kerikil disebut lapisan permeable. Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti
lempung, disebut lapisan kedap air, atau disebut juga impermeable.
(Sasrodarsono dan Takeda,1993)
Gambar 2.1. Akuifer air tanah ( Sumber: Linsley dan Franzini, 1991)
Permukaan air tanah di sumur dari air tanah bebas adalah permukaan air
bebas dan permukaan air tanah dari akuifer terkekang adalah permukaan air
terkekang. Jadi permukaan air bebas adalah batas antara zona aerasi atau zona
yang tidak jenuh di atas zona jenuh. (Linsley dan Franzini,1991.
Untuk usaha-usaha pengisian kembali air tanah melalui peningkatan
proses infiltrasi tanah serta usaha-usaha reklamasi air tanah, maka kedudukan
akuifer dapat dipandang dari dua sisi yang berbeda:
1. Zona akuifer tidak jenuh adalah suatu zona penampung air di dalam tanah
yang terletak di atas permukaan air tanah (water table) baik dalam
keadaan alamiah (permanen) atau sesaat setelah berlangsungnya periode
pengambilan air tanah.
2. Zona akuifer jenuh adalah zona penampung air tanah yang terletak di
bawah permukaan air tanah kecuali zona penampung air tanah yang
sementara jenuh dan berada di bawah daerah yang sedang mengalami
pengisian air tanah.
Zona akuifer tak jenuh merupakan zona penyimpan air tanah yang paling
berperan dalam mengurangi kadar pencemaran air tanah dan oleh karenanya
zona ini sangat penting untuk usaha-usaha reklamasi dan sekaligus pengisian
kembali air tanah. Sedang zona akuifer jenuh seperti telah diuraikan di muka
lebih berfungsi sebagai pemasok air tanah yang memiliki keunggulan
dibandingkan dengan zona akuifer tidak (Asdak, 1995).
Berdasarkan kemampuan meluluskan air dari bahan pembatasnya,
akuifer dapat dibedakan menjadi :
Porositas adalah jumlah ruang volume seluruh pori makro dan mikro dalam
tanaah yang dinyatakan dalam prosentase dilapangan. Dengan kata lain
porositas tanah adalah volume tanah yang tidak ditempati oleh padatan tanah.
(Aak 1983)
Porositas juga sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah.
Porositas adalah jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume
batuan atau sedimen. Porositas dapat di bagi menjadi dua yaitu porositas
primer dan porositas sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada
sewaktu bahan tersebut terbentuk sedangkan porositas sekunder di hasilkan
oleh retakan-retakan dan alur yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan
sedimen klastik dan bahan butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan
membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori adalah laminer.
Tanah berbutir halus mempunyai porositas yang lebih besar
dibandingkan dengan tanah berbutir kasar. Porositas pada material seragam
lebih besar dibandingkan material beragam (well graded material).
b. Permeabilitas tanah
Menurut
Suplirahim (2007),
Permeabilitas
adalah merupakan
suatu ukran
kemudahan aliran
melalui rendah
nilau permeabilitasnya. Jika tanahnya berlapis lapis, maka permeabilitas untuk
aliran sejajar lebih besar daripada permeabilitas untuk aliran tegak lurus.
Permeabilitas tanah lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang
tidak becelah(infissued).
Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air
tanah. Jumlah air tanah yang dapat di simpan dalam batuan dasar, sedimen dan
tanah sangat bergantung pada permeabilitas. Permeabilitas merupakan
kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan air. Air
tanah mengalir melewati rongga-rongga yang kecil, semakin kecil rongganya
semakin lambat alirannya. Jika rongganya sangat kecil, akan mengakibatkan
molekul air akan tetap tinggal. Kejadian semacam ini terjadi pada lempung.
Gambar 2.5 Permeabilitas dan Porositas
Sedangkan parameter permeabilitas merujuk hanya pada sifat-sifat
batuan dan merupakan parameter yang menunjukkan beberapa besar luas area
batuan yang dapat dilalui oleh fluida. Perkiraan rata-rata porositas dan
permeabilitas berbagai tipe batuan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 porositas dan permeabilitas beberapa tipe batuan
Tipe Batuan Porositas (%) Permeabilitas (m/hari)
Lempung 45 0,0004
Pasir 35 41
Kerikil 25 4100
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/KARAKTER-AIRTANAH.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39202/4/Chapter%20II.pdf