Anda di halaman 1dari 9

ISBN: 978-602-72245-2-0

Prosiding Seminar Nasional Biology for Life


Gowa, 10 November 2017

Peran Ekologis Serangga Tanah di Perkebunan Patallassang Kecamatan


Patallassang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
HASYIMUDDIN1, SYAHRIBULAN2, ANDI AZIZ USMAN1
1
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Jl. HM. Yasin Limpo No 36 Gowa, Sulawesi Selatan
2
Departemen Biologi, FMIPA UNHAS Makassar
Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Makassar, Sulawesi Selatan
Email: hasyimuddin@uin-alauddin.ac.id

ABSTRAK
Serangga tanah merupakan serangga yang hidup di tanah, baik yang hidup di dalam maupun
di permukaan tanah. Serangga tanah pada suatu komunitas berperan sebagai perombak bahan-
bahan organik, yang mana hasil perombakan ini berupa humus yang nantinya humus tersebut
bermanfaat sebagai nutrisi bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekologis
serangga tanah yang terdapat di perkebunan Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallasang,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober –
Desember 2016. Penelitian ini bersifat deskriptif-eksploratif. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu metode Pitffall trap. Hasil penelitian yang di dapat 14 spesies yang tercakup
kedalam 13 famili. Umumnya spesies yang ditemukan adalah spesies Gryllidae. Spesies serangga
tanah yang ditemukan terdapat spesies serangga tanah yang berperan sebagai polinator,
dekomposer, predator, parasitoid dan bioindikator.

Kata Kunci: Keragaman jenis, Serangga Tanah, Fitfall Trap

PENDAHULUAN morfologi sesuai dengan cara adaptasi


Insekta atau serangga merupakan spesies mereka dengan lingkungannya (Nasir, 2013).
hewan yang jumlahnya paling dominan di Serangga tanah merupakan serangga
antara spesies hewan lainnya dalam filum yang hidup di tanah, baik yang hidup di
Arthrophoda. Serangga dapat dijumpai di dalam tanah maupun yang hidup di
semua daerah di atas permukaan bumi baik di permukaan tanah. Serangga tanah pada suatu
darat, laut, maupun udara. Mereka hidup komunitas berperan sebagai perombak
sebagai pemakan tumbuhan, serangga, atau bahan-bahan organik, yang mana hasil
binatang lain, bahkan mengisap darah perombakan ini berupa humus yang nantinya
manusia dan mamalia. Serangga merupakan humus tersebut bermanfaat sebagai nutrisi
hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang bagi tanaman. Selain itu serangga tanah juga
sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut dapat dijadikan sebagai indikator terhadap
hingga ke masa fosil raksasa primitif telah kesuburan tanah.
ditemukan. Sejumlah anggota Diptera seperti Proses dekomposisi dalam tanah tidak
lalat dan nyamuk yang terperangkap pada akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak
getah juga ditemukan. Serangga mampu ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah.
hidup dimanapun, bahkan ada serangga yang Makrofauna tanah berperan penting dalam
mampu hidup tanpa oksigen sekalipun. Hal dekomposisi bahan organik tanah dalam
ini dikarenakan serangga mampu beradaptasi penyediaan unsur hara. Makrofauna akan
dengan segala kondisi yang membuat variasi merombak substansi nabati yang mati,

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 70


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dan kepadatan populasi bagian dari
dalam bentuk kotoran. Secara umum, ekosistem tanah, oleh karena itu dalam
keberadaan aneka macam fauna tanah pada mempelajari ekologi serangga tanah faktor
tanah yang tidak terganggu seperti padang fisika-kimia tanah selalu diukur (Suin,
rumput, karena siklus hara berlangsung 1997).
secara kontinyu (Arief, 2001). Penelitian ini bertujuan untuk
Keragaman jenis adalah sifat komunitas mengetahui keragaman jenis dan peran
yang memperlihatkan tingkat ekologis serangga tanah yang terdapat di
keanekaragaman jenis organisme yang ada perkebunan Desa Patallassang Kecamatan
di dalamnya (Pelawi, 2009). Untuk Patallassang Kab Gowa.
memperoleh keragaman jenis ini cukup
diperlukan kemampuan mengenal dan METODE PENELITIAN
membedakan jenis meskipun tidak dapat Penelitian ini merupakan peneltian
mengidentifikasi jenis hama. kualitatif-eksploratif yang dilaksanakan di
Keanekaragaman serangga tanah di perkebunan di desa Patallassang.
setiap tempat berbeda-beda. 1. Tahap persiapan meliputi proses
Keanekaragaman akan tinggi apabila berada persiapan alat dan bahan yang akan
pada lingkungan optimum, misalnya tanah digunakan pada penelitian.
subur. Keanekaragaman cenderung akan 2. Pemasangan perangkap Fitfall Trap
rendah bila berada pada lingkungan yang Pengamatan dilakukan pada 5 stasiun
ekstrim, misalnya tanah miskin. berbeda. Pada tiap stasiun terdapat lima
Keanekaragaman serangga (serangga tanah) perangkap sumuran (Pitfall Trap) yang
yang terdapat di Indonesia ± 200.000 jenis diletakkan pada lima titik.
atau kurang lebih 17% serangga di dunia 3. Pengambilan sampel
(Suin, 1997). Seangga yang masuk ke dalam
Kehidupan serangga tanah sangat perangkap diambil setiap pagi dan sore hari
tergantung habitatnya, karena keberadaan selama 1 Minggu kemudian diamati di
dan kepadatan populasi suatu jenis serangga laboratorium.
tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh
daerah tersebut. Dengan kata lain keberadaan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Serangga tanah di perkebunan Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten


Gowa.
No Nama Famili Spesies Stasiun Jumlah
I II III IV V
1. Formicidae Dolichoderus 6 0 7 7 9 29
thoracicus
Formica 2 0 0 3 0 5
pallidefulva
2. Micropezidae Rainieria 0 0 1 0 0 1
antennaepes
3. Acrididae Dichromorpha 1 0 1 7 7 16
viridis
4. Aranae Xysticus fervidus 2 1 0 5 6 14
5. Gryllidae Gryllus vernalis 2 3 41 1 1 48
6. Muscidae Muscina 0 0 5 1 6 12
pascuorum

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 71


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

7. Scarabaeidae Megasoma vogti 1 0 0 0 0 1


8. Hydrophilidae Cercyon 0 0 0 1 0 1
praetextatus
9. Trachelidae Trachelas 0 6 3 0 0 9
volutus
10. Anisolabididae Maritime 0 0 0 1 0 1
Earwig
11. Drosophilidae Drosophila 0 0 4 1 0 5
melanogaster
12. Chrysomelidae Charidotella 0 0 0 0 1 1
sexpunctata
13. Silphidae Oiceoptoma 1 0 0 0 0 1
rugulosum
Jumlah 15 10 62 27 30 144

Kehidupan serangga tanah tergantung Jumlah individu yang paling sedikit


habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan ditemukan yaitu pada stasiun II, dimana
populasi suatu jenis serangga tanah di suatu jumlah individunya 10. Sedikitnya jumlah
daerah sangat ditentukan oleh keadaan individu pada stasiun II disebabkan karena
daerah tersebut. Dengan kata lain berkurangnya sumber makanan serta kondisi
keberadaan dan kepadatan populasi suatu lingkungan yang tidak sesuai untuk
jenis serangga di suatu daerah sangat pertumbuhan serangga.
tergantung dari faktor lingkungan, yaitu Banyaknya jumlah spesies maupun
lingkungan biotik dan abiotik. individu yang ditemukan disebabkan karena
Tabel 1 menunjukkan jumlah spesis serangga-serangga tanah bersifat mobile,
yang diperoleh pada perkebuban di desa sehingga bila kondisi lingkungan tidak baik
patallassang sebanyak 14 spesis dalam 13 maka serangga tanah tersebut akan berpindah
famili. Individu yang paling banyak tempat. Secara teoritis hewan secara aktif
ditemukan pada stasiun III, dimana jumlah akan berpindah dari satu lingkungan ke
individunya berjumlah 62. Banyaknya lingkungan yang lain, apabila terjadi
individu yang diperoleh pada stasiun III perubahan lingkungan sementara misalnya
karena melimpahnya makanan yang tersedia hujan. Dengan berpindah dari lingkungan
serta kondisi lingkungan yang sesuai bagi yang berubah, hewan akan dapat tinggal pada
pertumbuhan jenis serangga tersebut. rentangan kondisi lingkungan yang optimum
bagi mereka.

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 72


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

PRESENTASE JUMLAH FAMILI SERANGGA


TANAH
Chrysomelida
Drosophilidae
Trachelidae e Silphidae
6% 3% 1% 1%
HydrophilidaeAnisolabididae
1%
Scarabaeidae 1% Formicidae
1% 23%
Muscidae
8%
Micropezidae
1%

Acrididae
11%

Gryllidae
33% Aranae
10%

Gambar 1. Diagram pie presentase jumlah family serangga tanah di perkebunan


Patallassang

Gambar 1 memperlihatkan presentasi Serangga tanah berperan sangat besar


jumlah family yang diperoleh di perkebunan dalam perbaikan kesuburan tanah. Serangga-
desa Patallassang. Family yang paling serangga yang ditemukan di perkebunan
banyak di temukan adalah Gryllidae, dimana Desa Pattallassang, Kecamatan
presentasi family ini sebesar 33 %. Gryllidae Pattallassang, Kabupaten Gowa, terdapat
merupakan serangga yang memiliki tingkat spesies-spesies yang berperan sebagai
pertumbuhan populasi yang cepat sehingga Polinator, Dekomposer, Predator, Parasitoid
dapat mengakibatkan tingginya jumlah dan Bioindikator. Adapun spesies-spesies
anggota populasi, hal inilah yang yang ditemukan adalah sebagai berikut:
mengakibatkan Gryllidae lebih banyak Dolichoderus thoracicus (Semut
populasinya dan mendominasi di perkebunan hitam). Dolichoderus thoracicus memiliki
tersebut. Habitat dari fauna ini menyebar dan ukuran tubuh 1 cm, berwarna hitam,
dapat ditemukan diseluruh dunia. Mereka mempunyai 1 pasang antena, bentuk
dapat ditemukan dan bertahan hidup hampir kepalanya oval, mata oval dan terletak agak
di setiap jenis lingkungan, dari padang kesamping dengan tipe mulut menggigit,
rumput, hutan dan rawa-rawa. Selama musim tungkai 3 pasang dan abdomennya kelihatan
panas mereka sebagian besar ditemukan di menyempit. Fauna ini berperan sebagai
ladang atau di bawah puing-puing. predator yang memakan insecta kecil dan
Micropezidae, Scarabaeidae, juga nectar.
Hydrophilidae, Anisolabididae, Dolichoderus thoracicus ini merupakan
Chrysomelidae dan Silphidae merupakan kelompok hewan terestrial paling dominan di
family serangga tanah yang memiliki daerah tropik. Dolichoderus thoracicus
presentase kemunculan paling kecil yaitu berperan penting dalam ekosistem terestrial
sebesar 1 %. Hal ini disebabkan karena sebagai predator, scavenger, herbivora,
kondisi lingkungan yang tidak baik untuk detritivora, dan granivora, serta memiliki
pertumbuhan dan perkembangan peranan yang unik dalam interaksinya
populasinya. dengan tumbuhan atau serangga lain.

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 73


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

Dolichoderus thoracicus merupakan salah serangga tidak berperan langsung pada


satu hewan permukaan tanah yang berperan proses polinasi, serangga hanya bertujuan
penting dalam proses pembentukan tanah. memperoleh nektar dari bunga yaitu sebagai
Dolichoderus thoracicus ini mampu sumber makanannya. Namun dalam hal ini
menghancurkan serasah atau materi organik serangga memiliki peran yang sangat
yaitu dengan cara memakannya. penting, secara tidak sengaja polen atau
Dolichoderus thoracicus memainkan peran serbuk sari menempel dan terbawa pada
penting dalam ekosistem, dominasi mereka tubuh serangga hingga polen tersebut
di habitat semi-kering memiliki efek regulasi menempel pada kepala putik bunga lain dan
pada serangga lain. Selain itu, mereka adalah terjadilah proses polinasi. Rainieria
sumber makanan untuk kadal, mamalia antennaepes ini aktif pada siang hari karena
predator kecil, burung pemakan serangga dan fauna ini biasanya ada pada permukaan daun-
arthropoda termasuk laba-laba, semut-singa daunan atau hinggap pada daun, kulit kayu,
dan kumbang. agar tubuhnya terkena sinar matahari.
Rainieria antennaepes (Lalat Dichromorpha viridis (Belalang kayu).
rimpang). Rainieria antennaepes memiliki Dichromorpha viridis memiliki ukuran tubuh
ukuran tubuh 1 cm, berwarna hitam 2 cm, mempunyai antenna yang pendek,
kecoklatan, memilikin abdomen yang abdomennya terdiri dari 11 segmen, dan
panjang dan meruncing yang merupakan ciri warna tubuh dari fauna ini kecokelatan,
khas dari famili ini dan memiliki bentuk mempunyai 3 pasang (Femur pada tungkai
sayap yang panjang dan ramping. Fauna ini belakangnya besar). Fauna ini aktif pada
berperan sebagai predator yang memakan siang hari. Fauna ini berperan sebagai
serangga kecil dan juga tertarik dengan hal- herbivore (pemakan tumbuhan).
hal membusuk. Dichromorpha viridis hidup di berbagai
Rainieria antennaepes ini biasanya tipe lingkungan atau ekosistem seperti hutan,
berada diatas rumput-rumput yang tinggi. semak atau belukar, lingkungan perumahan,
Habitat Rainieria antennaepes biasanya dan lahan pertanian. Dichromorpha viridis
berada di Phytotelmata (habitat air tawar ini biasanya terbang diatas rumput-rumput,
umum di daerah pemukiman, terutama di fauna ini dikenal sabagai hewan pemakan
daerah tropis lembab dipegang oleh hidup rumput. Keberadaannya di padang rumput
atau tanaman terestrial mati). Rainieria memainkan peranan penting dalam laju aliran
antennaepes termasuk fauna predator yang energi atau rantai makanan.
memakan serangga kecil dan juga tertarik Dichromorpha viridis termasuk
dengan hal-hal membusuk. Rainieria serangga herbivora yang dapat menyebabkan
antennaepes ini biasanya ditemukan pada kehilangan hasil (kerusakan), baik secara
daun, bunga, membusuk buah-buahan dan langsung memakan jaringan tanaman atau
kotoran. Rainieria antennaepes aktif disiang sebagai vektor dari patogen tanaman. Di
hari untuk mencari makan. samping itu sebenarnya terdapat fungsi lain
Rainieria antennaepes ini umumnya dari serangga ini yaitu sebagai pengontrol
mempunyai peranan yang sangat penting kelimpahan tumbuhan. Fauna ini aktif
bagi ekosistem, baik secara langsung maupun disiang hari untuk mencari makan dan fauna
tidak langsung. Tanpa kehadiran suatu famili ini juga tidak memiliki sarang atau wilayah
ini, maka kehidupan suatu ekosistem akan dan terus berpindah tempat untuk mencari
terganggu dan tidak akan mencapai suatu makanan.
keseimbangan. Rainieria antennaepes Xysticus fervidus (Laba-laba kebun).
berperan sebagai Polinator. Secara umum Xysticus fervidus memiliki ukuran tubuh 1,90

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 74


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

cm, berwarna coklat kehitaman, tubuhnya hanya 26% dari seluruh spesies serangga
berambut, mempunyai pola mata yang jelas, yang ada. Fauna-fauna pemakan tumbuhan
dan biasanya terdapat garis-garis putih pada yang hidup dengan memakan gulma dapat
tubuhnya. Fauna ini menyukai kondisi kering bermanfaat dalam pengendalian gulma.
dan hidup tinggal didalam lipatan daun Beberapa spesies serangga seperti ini telah
sambil menunggu mangsanya. Fauna ini digunakan dalam pengendalian gulma secara
adalah sebagai predator serangga yang hayati.
berukuran kecil. Formica pallidefulva (Semut api).
Xysticus fervidus merupakan predator Formica pallidefulva memiliki ukuran tubuh
(pemangsa) penyergap, yang menunggu 1cm, berwarna hitam merah, memiliki 1
mangsa lewat di dekatnya sambil pasang antena, kepala oval, toraks
bersembunyi di balik daun, lapisan daun melengkung, tungkai 3 pasang, tidak
bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah. memiliki sayap, bentuk tungkai pedicel
Beberapa jenis memiliki pola warna yang (metasoma), sungut menyiku dan pada ruas
menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu pertama sangat panjang, ruas metasoma
atau pepagan pohon, sehingga tidak perlu kedua mengandung satu punuk (bungkul) dan
bersembunyi. abdomen oval. Dalam ekosistem fauna ini
Xysticus fervidus ini merupakan predator berperan sebagai predator yang dapat
polifag sehingga berperan penting dalam menghancurkan serasah atau materil organik
mengontrol populasi serangga. Pada dengan cara memakannya.
ekosistem Pertanian mampu mengendalikan Formica pallidefulva merupakan salah
serangan kepik yang merupakan pemangsa satu jenis musuh alami. Semut ini memiliki
wereng yang efektif. Xysticus fervidus ini cara hidup yang khas yaitu merajut daun-
aktif dimalam hari untuk mencari makan. daun pada pohon untuk membuat sarang.
Habitat Xysticus fervidus ini yang hidup di Formica pallidefulva menyukai udara yang
serasah, daun-daun yang gugur di hutan segar sehingga tidak mungkin ditemukan di
merupakan habitat yang sesuai baginya. dalam rumah. Hal itu pula yang
Jumlahnya meningkat lebih banyak ketika menyebabkan mereka tidak membuat sarang
lapisan serasah semakin tebal karena lebih di dalam tanah melainkan pada pohon. Selain
banyak tempat tersedia untuk bersembunyi perilakunya yang khas dalam membuat
dan terhindar dari suhu. Xysticus fervidus ini sarang, perilakunya lebih agresif daripada
pemangsa hewan-hewan kecil. Peran fauna semut lainnya.
ini memangsa spesies yang lebih kecil untuk Sebagai Predator semut ini dapat
menjaga keseimbangan ekologi atau sebagai mengganggu, menghalangi atau memangsa
agen pengendali alami di dalam ekosistem. berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat
Gryllus vernalis (Jangkrik). Gryllus pemakan daun, dan serangga-serangga
vernalis aktif dimalam hari untuk mencari pemakan buah. Populasinya yang tinggi
makan. Gryllus vernalis ini juga suka dapat mengurangi permasalahan hama
mengeluarkan suara dimalam hari. tungau, pengorok daun dan penyakit
Gryllus vernalis ini termasuk herbivora greening pada kebun jeruk.
pemakan tumbuhan dan hewan lainnya atau Muscina pascuorum (Lalat rumah).
disebut omnivora dengan memakan bahan Muscina pascuorum mempunyai ukuran
organik, termasuk bahan tanaman tubuh 0,51 cm, berwarna hitam, mempunyai
membusuk, dan jamur. rambut disekitar daerah toraks. Pada bagian
Gryllus vernalis ini adalah serangga sayap lebih besar dari pada thoraks. Terdapat
pemakan tumbuhan. Jumlah spesiesnya

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 75


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

garis pada bagian venasi sayap. Bentuk sayap ekosistem, spesiesnya beragam, muda
bulat telur. dicuplik memiliki peran penting secara
Muscina pascuorum ini aktif disiang hari ekologis. Megasoma vogti berperan dalam
untuk mencari makan. Fauna ini dikenal penguraian kotoran hewan sehingga terlibat
sebagai salah satu penyebab gagal panen, dalam siklus hara dan penyebaran biji pada
biang penyebar penyakit diare sampai tumbuh-tumbuhan yang terbawa melalui
penyakit tidur. kotoran. Dengan demikian, Megasoma vogti
Fungsi pengurai serangga di sini merupakan bagian yang penting dalam
memang mungkin tidak sebagai pengurai ekosistem untuk mempertahankan
sejati seperti jamur dan bakteri, tetapi keseimbangan alam dan rantai makanan.
memang berfungsi sebagai jembatan rantai Cercyon praetextatus (Kumbang air).
makanan untuk jamur dan bakteri untuk Serangga ini mempunyai fase larva dan
diurai lebih lanjut. Aksi dari larva-larva lalat imago di air (akuatik), untuk serangga
sebagai contohnya adalah membuat bangkai dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati
menjadi sebuah cairan yang nantinya akan cahaya. Larvanya bersifat predator,
diurai kembali oleh mikroorganisme. sedangkan imagonya bersifat omnivora,
Megasoma vogti (Kumbang tanduk). pemakan bangkai.
Megasoma vogti tubuh 1,51 cm, berwarna Cercyon praetextatus hidup di daerah
hitam, mempunyai 3 pasang kaki dibagian terestrial seperti di kotoran, kompos,
thoraks, dan pada bagian tubuhnya terdapat bangkai, dan bahan organik yang membusuk
bulu-bulu. Tipe mulut penggigit. Larva ini lainnya. Makanan serangga ini adalah
dikenal dengan nama lundi, bertubuh silinder tanaman dan hewan yang telah mati dan ada
dengan bentuk melengkung atau menyerupai pula yang predator. Beberapa spesies yang
huruf C. hidup di darat memakan berbagai bahan yang
Megasoma vogti ini hidup pada tinja telah membusuk dan belatung. Dengan
namun tidak termasuk kelompok kumbang perilaku makan (bahan organik yang telah
tinja karena mereka tidak mengkonsumsi membusuk) dan reproduksi, maka serangga
tinja tetapi predator dari arthropoda yang ini sangat membantu menyebarkan dan
hidup pada tinja. Megasoma vogti di hutan menguraikan bahan-bahan organik yang
dapat berfungsi sebagai pendegradasi materi menumpuk di suatu tempat. Aktifitas ini
organik yang berupa tinja satwa liar terutama secara umum berpengaruh terhadap struktur
mamalia, dan kadang-kadang burung dan tanah dan siklus hara sehingga juga
reptil. Tinja diuraikan oleh kumbang menjadi berpengaruh pada tumbuhan disekitarnya.
partikel dan senyawa sederhana dalam proses Dengan membenamkan bahan-bahan organik
yang dikenal dengan daur ulang unsur hara yang telah membusuk, Cercyon praetextatus
atau siklus hara. Peran lain dari kumbang ini dapat memperbaiki kesuburan dan aerasi
tinja di alam adalah sebagai penyebar pupuk tanah, serta meningkatkan siklus laju nutrisi.
alam, membantu aerasi tanah, pengontrol Trachelas volutus (Laba-laba
parasit, dan penyerbuk bunga Araceae. Oleh pertapa). Fauna ini memiliki peran penting
karena fungsinya yang sangat penting dalam dalam ekositem. Banyaknya jumlah Fauna
ekosistem, maka kumbang tinja merupakan ini dalam suatu ekologi akan berdampak
jenis kunci (keystone species) pada suatu positif karena fauna ini dapat mengurai
ekosistem. (memecahkan tanaman dan hewan yang mati
Megasoma vogti ini juga banyak dan mengubah mereka menjadi nutrisi
digunakan sebagai bioindikator stabilnya tumbuhan). Ini merupaka peran penting
ekosistem karena tersebar luas diberbagai karena memasok tanaman dengan mineral

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 76


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

dan nutrisi yang di perlukan bagi kehidupan. yang memakan hewan vertebrata yang telah
Hal ini juga membuat bahan mati tidak membusuk seperti tikus, kelelawar dan
terakumulasi dilingkungan. belatung.
Maritime Earwig (Cocopet). Maritime
Earwig memiliki ukuran tubuh 1,20 cm, KESIMPULAN
berwarna hitam mengkilat, pada bagian caput Berdasarkan hasil Penelitian yang telah
terdapat sepasang mata, memeliki antenna dilakukan di perkebunan Desa Pattallassang,
yang panjang, terdapat 3 pasang kaki dan Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa
terdapat cerci seperti capit. diperoleh 14 spesies yang tercakup kedalam
Maritime Earwig merupakan predator 13 famili. Spesies- spesies yang di temukan
yang bisa memangsa hama perusak tanaman. yaitu: Dolichoderus thoracicus, Formica
Maritime Earwig tergolong dalam ordo pallidefulva, Rainieria antennaepes,
Dermaptera yang mudah dikenal dengan ciri Dichromorpha viridis, Xysticus fervidus,
cerci atau capit pada ujung abdomen. Capit Gryllus vernalis, Muscina pascuorum,
digunakan untuk mengambil dan memegang Megasoma vogti, Cercyon praetextatus,
mangsa serta sebagai alat pertahanan diri. Trachelas volutus, Maritime Earwig,
Kebanyakan jenis Maritime Earwig bersifat Drosophila melanogaster, Charidotella
nokturnal yaitu aktif mencari mangsa pada sexpunctata, dan Oiceoptoma rugulosum.
malam hari dan bersembunyi dalam tanah Umumnya spesies yang ditemukan adalah
atau pada bagian tanaman pada siang hari. spesies Gryllidae. Terdapat spesies-spesies
Drosophila melanogaster (Lalat buah). yang berperan sebagai Polinator,
Charidotella sexpunctata merupakan Dekomposer, Predator, Parasitoid dan
kumbang daun yang bersifat pemangsa Bioindikator
tumbuh-tumbuhan, beberapa larva adalah
pemakan tumbuhan, beberapa lain sebagai DAFTAR PUSTAKA
penggerek-penggerek daun dan beberapa Adianto. 1980. Fauna Tanah dan
makan akar. Banyak dari famii sebagai hama- Peranannya Di Dalam Ekosistem.
hama dari tanaman budidaya atau Jakarta Depdikbud. Dirjen Pendidikan
perkebunan. Fauna ini memeliki peranan yang Dasar dan Menengah Direktorat
sangat penting dalam proses dekomposisi Pendidikan Umum.
terutama di tanah. Barnes, B. V., Donald R. Z, Shiley R. D and
Oiceoptoma rugulosum (Kumbang Stephen H. S. 1997. Forest Ecology.
bangkai). Oiceoptoma rugulosum adalah New York. John Wiley and Sons Inc.
keluarga kumbang yang umumnya dikenal Booth, R.G, Cox, M. L, and Madge, R. B.
sebagai kumbang bangkai besar. Fauna ini 1996. Iie Guides to Insects of Importance
suka memakan hewan mati yang sudah to Man. The Natural History Museum
membusuk. Jumlah spesies relatif kecil dan Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F.
sekitar dua ratus. Mereka lebih beragam di Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran
wilayah beriklim meskipun beberapa endemi Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada
tropis. University Press.
Oiceoptoma rugulosum sangat penting Campbell, N. A., Jane . B. R., and Lawrence.
perannya dalam ekositem karena fauna dari G. M. 1999. Biologi. Edisi Kelima Jilid
famili ini dapat melakukan deskompser dua. Jakarta: Erlangga.
(dengan cara mengurai atau memakan fauna Daly, U. Howell. 1981. Introduction to
vertebrata yang sudah mati menjad ibahan Insect Biology and Diversity. Kagasuka:.
organik). Fauna ini berperan sebagai predator

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 77


ISBN: 978-602-72245-2-0
Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Gowa, 10 November 2017

Mc Graw Hill International Book Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.


Company. Bogor. 73 hal.
Dindal, D.L. 1991. Soil Biologi Guide. New Rao, N. N. S. 1994. Mikroorganisme Tanah
York: The Mac Millan Company. dan Pertumbuhan Tanaman. Jakarta:
Hanafiah, K.A., A. Napoleon dan N. Ghoffar. Universitas Indonesia Press.
2007. Biologi Tanah: Ekologi dan Ross. H. H 1965. A Teks Book Of
Makrobiologi Tanah. PT. Raja Grafindo Entomologi. Singapura.
Persada. Jakarta. Ruslan, H. 2009. Komposisi Dan
Herlinda, S. Waluyo, S.P. Estuningsih, dan Keanekaragaman Serangga Permukaan
C. Irsan. 2008. Perbandingan Tanah pada Habitat Hutan Homogen
Keanekaragaman Spesies dan Dan Heterogen di Pusat Pendidikan
Kelimpahan Arthropoda Predator konservasi Alam (PPKA) Bodogol,
Penghuni di Sawah Lebak yang Sukabumi, Jawa Barat. Fakultas Biologi
Diaplikasi dan Tanpa Aplikasi Universitas Nasional, Jakarta.
Insektisida. J. Entomologi Indonesia. Suin, N. M., 1991. Perbandingan Komunitas
2:96-107. Hewan Tanah Antara Ladang dan Hutan
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jilid Tiga. di Bukit Pinang-Pinang Sumatera Barat.
Jakarta: Erlangga. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Kramadibrata, I. 1995. Ekologi Hewan. Penelitian Dirjen Dikti. Jakarta.
Bandung: ITB. Suhardjono, Y. R. 1997. Perbedaan Lima
Lilies, S. C. 1992. Kunci Determinasi Macam Larutan yang Digunakan dalam
Serangga. Jakarta: Kanisius. Perangkap Sumuran pada Pengumpulan
Pelawi. 2009. Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Permukaan Tanah. Prosiding
Serangga Pada Beberapa Ekosistem di Seminar Biologi XV. Perhimpunan
Areal Perkebunan PT. Umbul Mas Biologi Indonesia. Universitas
Wisesa Kabupaten Labuhanbatu. Skripsi Lampung:Lampung.
S1. Fakultas Pertanian. Universitas Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif.
Sumatera Utara. Surabaya: Usaha Nasional.
Rahmawaty. 2000. Keanekaragaman Wallwork, J. A. 1970. Ecology of Soil
Serangga Tanah dan Perannya pada Animals. London: Mc Graw Hill.
Komunitas Rhizophora spp. Dan Yasin, M. 1984. Sistematika Hewan
Komunitas Ceriops tagal di Taman Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya:
Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sinar Jaya.
Sulawesi Tenggara. Tesis Program

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 78

Anda mungkin juga menyukai