Peran Ekologis Serangga Tanah Di Perkebunan Patallassang Kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
Peran Ekologis Serangga Tanah Di Perkebunan Patallassang Kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Serangga tanah merupakan serangga yang hidup di tanah, baik yang hidup di dalam maupun
di permukaan tanah. Serangga tanah pada suatu komunitas berperan sebagai perombak bahan-
bahan organik, yang mana hasil perombakan ini berupa humus yang nantinya humus tersebut
bermanfaat sebagai nutrisi bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekologis
serangga tanah yang terdapat di perkebunan Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallasang,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober –
Desember 2016. Penelitian ini bersifat deskriptif-eksploratif. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu metode Pitffall trap. Hasil penelitian yang di dapat 14 spesies yang tercakup
kedalam 13 famili. Umumnya spesies yang ditemukan adalah spesies Gryllidae. Spesies serangga
tanah yang ditemukan terdapat spesies serangga tanah yang berperan sebagai polinator,
dekomposer, predator, parasitoid dan bioindikator.
kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan dan kepadatan populasi bagian dari
dalam bentuk kotoran. Secara umum, ekosistem tanah, oleh karena itu dalam
keberadaan aneka macam fauna tanah pada mempelajari ekologi serangga tanah faktor
tanah yang tidak terganggu seperti padang fisika-kimia tanah selalu diukur (Suin,
rumput, karena siklus hara berlangsung 1997).
secara kontinyu (Arief, 2001). Penelitian ini bertujuan untuk
Keragaman jenis adalah sifat komunitas mengetahui keragaman jenis dan peran
yang memperlihatkan tingkat ekologis serangga tanah yang terdapat di
keanekaragaman jenis organisme yang ada perkebunan Desa Patallassang Kecamatan
di dalamnya (Pelawi, 2009). Untuk Patallassang Kab Gowa.
memperoleh keragaman jenis ini cukup
diperlukan kemampuan mengenal dan METODE PENELITIAN
membedakan jenis meskipun tidak dapat Penelitian ini merupakan peneltian
mengidentifikasi jenis hama. kualitatif-eksploratif yang dilaksanakan di
Keanekaragaman serangga tanah di perkebunan di desa Patallassang.
setiap tempat berbeda-beda. 1. Tahap persiapan meliputi proses
Keanekaragaman akan tinggi apabila berada persiapan alat dan bahan yang akan
pada lingkungan optimum, misalnya tanah digunakan pada penelitian.
subur. Keanekaragaman cenderung akan 2. Pemasangan perangkap Fitfall Trap
rendah bila berada pada lingkungan yang Pengamatan dilakukan pada 5 stasiun
ekstrim, misalnya tanah miskin. berbeda. Pada tiap stasiun terdapat lima
Keanekaragaman serangga (serangga tanah) perangkap sumuran (Pitfall Trap) yang
yang terdapat di Indonesia ± 200.000 jenis diletakkan pada lima titik.
atau kurang lebih 17% serangga di dunia 3. Pengambilan sampel
(Suin, 1997). Seangga yang masuk ke dalam
Kehidupan serangga tanah sangat perangkap diambil setiap pagi dan sore hari
tergantung habitatnya, karena keberadaan selama 1 Minggu kemudian diamati di
dan kepadatan populasi suatu jenis serangga laboratorium.
tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh
daerah tersebut. Dengan kata lain keberadaan HASIL DAN PEMBAHASAN
Acrididae
11%
Gryllidae
33% Aranae
10%
cm, berwarna coklat kehitaman, tubuhnya hanya 26% dari seluruh spesies serangga
berambut, mempunyai pola mata yang jelas, yang ada. Fauna-fauna pemakan tumbuhan
dan biasanya terdapat garis-garis putih pada yang hidup dengan memakan gulma dapat
tubuhnya. Fauna ini menyukai kondisi kering bermanfaat dalam pengendalian gulma.
dan hidup tinggal didalam lipatan daun Beberapa spesies serangga seperti ini telah
sambil menunggu mangsanya. Fauna ini digunakan dalam pengendalian gulma secara
adalah sebagai predator serangga yang hayati.
berukuran kecil. Formica pallidefulva (Semut api).
Xysticus fervidus merupakan predator Formica pallidefulva memiliki ukuran tubuh
(pemangsa) penyergap, yang menunggu 1cm, berwarna hitam merah, memiliki 1
mangsa lewat di dekatnya sambil pasang antena, kepala oval, toraks
bersembunyi di balik daun, lapisan daun melengkung, tungkai 3 pasang, tidak
bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah. memiliki sayap, bentuk tungkai pedicel
Beberapa jenis memiliki pola warna yang (metasoma), sungut menyiku dan pada ruas
menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu pertama sangat panjang, ruas metasoma
atau pepagan pohon, sehingga tidak perlu kedua mengandung satu punuk (bungkul) dan
bersembunyi. abdomen oval. Dalam ekosistem fauna ini
Xysticus fervidus ini merupakan predator berperan sebagai predator yang dapat
polifag sehingga berperan penting dalam menghancurkan serasah atau materil organik
mengontrol populasi serangga. Pada dengan cara memakannya.
ekosistem Pertanian mampu mengendalikan Formica pallidefulva merupakan salah
serangan kepik yang merupakan pemangsa satu jenis musuh alami. Semut ini memiliki
wereng yang efektif. Xysticus fervidus ini cara hidup yang khas yaitu merajut daun-
aktif dimalam hari untuk mencari makan. daun pada pohon untuk membuat sarang.
Habitat Xysticus fervidus ini yang hidup di Formica pallidefulva menyukai udara yang
serasah, daun-daun yang gugur di hutan segar sehingga tidak mungkin ditemukan di
merupakan habitat yang sesuai baginya. dalam rumah. Hal itu pula yang
Jumlahnya meningkat lebih banyak ketika menyebabkan mereka tidak membuat sarang
lapisan serasah semakin tebal karena lebih di dalam tanah melainkan pada pohon. Selain
banyak tempat tersedia untuk bersembunyi perilakunya yang khas dalam membuat
dan terhindar dari suhu. Xysticus fervidus ini sarang, perilakunya lebih agresif daripada
pemangsa hewan-hewan kecil. Peran fauna semut lainnya.
ini memangsa spesies yang lebih kecil untuk Sebagai Predator semut ini dapat
menjaga keseimbangan ekologi atau sebagai mengganggu, menghalangi atau memangsa
agen pengendali alami di dalam ekosistem. berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat
Gryllus vernalis (Jangkrik). Gryllus pemakan daun, dan serangga-serangga
vernalis aktif dimalam hari untuk mencari pemakan buah. Populasinya yang tinggi
makan. Gryllus vernalis ini juga suka dapat mengurangi permasalahan hama
mengeluarkan suara dimalam hari. tungau, pengorok daun dan penyakit
Gryllus vernalis ini termasuk herbivora greening pada kebun jeruk.
pemakan tumbuhan dan hewan lainnya atau Muscina pascuorum (Lalat rumah).
disebut omnivora dengan memakan bahan Muscina pascuorum mempunyai ukuran
organik, termasuk bahan tanaman tubuh 0,51 cm, berwarna hitam, mempunyai
membusuk, dan jamur. rambut disekitar daerah toraks. Pada bagian
Gryllus vernalis ini adalah serangga sayap lebih besar dari pada thoraks. Terdapat
pemakan tumbuhan. Jumlah spesiesnya
garis pada bagian venasi sayap. Bentuk sayap ekosistem, spesiesnya beragam, muda
bulat telur. dicuplik memiliki peran penting secara
Muscina pascuorum ini aktif disiang hari ekologis. Megasoma vogti berperan dalam
untuk mencari makan. Fauna ini dikenal penguraian kotoran hewan sehingga terlibat
sebagai salah satu penyebab gagal panen, dalam siklus hara dan penyebaran biji pada
biang penyebar penyakit diare sampai tumbuh-tumbuhan yang terbawa melalui
penyakit tidur. kotoran. Dengan demikian, Megasoma vogti
Fungsi pengurai serangga di sini merupakan bagian yang penting dalam
memang mungkin tidak sebagai pengurai ekosistem untuk mempertahankan
sejati seperti jamur dan bakteri, tetapi keseimbangan alam dan rantai makanan.
memang berfungsi sebagai jembatan rantai Cercyon praetextatus (Kumbang air).
makanan untuk jamur dan bakteri untuk Serangga ini mempunyai fase larva dan
diurai lebih lanjut. Aksi dari larva-larva lalat imago di air (akuatik), untuk serangga
sebagai contohnya adalah membuat bangkai dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati
menjadi sebuah cairan yang nantinya akan cahaya. Larvanya bersifat predator,
diurai kembali oleh mikroorganisme. sedangkan imagonya bersifat omnivora,
Megasoma vogti (Kumbang tanduk). pemakan bangkai.
Megasoma vogti tubuh 1,51 cm, berwarna Cercyon praetextatus hidup di daerah
hitam, mempunyai 3 pasang kaki dibagian terestrial seperti di kotoran, kompos,
thoraks, dan pada bagian tubuhnya terdapat bangkai, dan bahan organik yang membusuk
bulu-bulu. Tipe mulut penggigit. Larva ini lainnya. Makanan serangga ini adalah
dikenal dengan nama lundi, bertubuh silinder tanaman dan hewan yang telah mati dan ada
dengan bentuk melengkung atau menyerupai pula yang predator. Beberapa spesies yang
huruf C. hidup di darat memakan berbagai bahan yang
Megasoma vogti ini hidup pada tinja telah membusuk dan belatung. Dengan
namun tidak termasuk kelompok kumbang perilaku makan (bahan organik yang telah
tinja karena mereka tidak mengkonsumsi membusuk) dan reproduksi, maka serangga
tinja tetapi predator dari arthropoda yang ini sangat membantu menyebarkan dan
hidup pada tinja. Megasoma vogti di hutan menguraikan bahan-bahan organik yang
dapat berfungsi sebagai pendegradasi materi menumpuk di suatu tempat. Aktifitas ini
organik yang berupa tinja satwa liar terutama secara umum berpengaruh terhadap struktur
mamalia, dan kadang-kadang burung dan tanah dan siklus hara sehingga juga
reptil. Tinja diuraikan oleh kumbang menjadi berpengaruh pada tumbuhan disekitarnya.
partikel dan senyawa sederhana dalam proses Dengan membenamkan bahan-bahan organik
yang dikenal dengan daur ulang unsur hara yang telah membusuk, Cercyon praetextatus
atau siklus hara. Peran lain dari kumbang ini dapat memperbaiki kesuburan dan aerasi
tinja di alam adalah sebagai penyebar pupuk tanah, serta meningkatkan siklus laju nutrisi.
alam, membantu aerasi tanah, pengontrol Trachelas volutus (Laba-laba
parasit, dan penyerbuk bunga Araceae. Oleh pertapa). Fauna ini memiliki peran penting
karena fungsinya yang sangat penting dalam dalam ekositem. Banyaknya jumlah Fauna
ekosistem, maka kumbang tinja merupakan ini dalam suatu ekologi akan berdampak
jenis kunci (keystone species) pada suatu positif karena fauna ini dapat mengurai
ekosistem. (memecahkan tanaman dan hewan yang mati
Megasoma vogti ini juga banyak dan mengubah mereka menjadi nutrisi
digunakan sebagai bioindikator stabilnya tumbuhan). Ini merupaka peran penting
ekosistem karena tersebar luas diberbagai karena memasok tanaman dengan mineral
dan nutrisi yang di perlukan bagi kehidupan. yang memakan hewan vertebrata yang telah
Hal ini juga membuat bahan mati tidak membusuk seperti tikus, kelelawar dan
terakumulasi dilingkungan. belatung.
Maritime Earwig (Cocopet). Maritime
Earwig memiliki ukuran tubuh 1,20 cm, KESIMPULAN
berwarna hitam mengkilat, pada bagian caput Berdasarkan hasil Penelitian yang telah
terdapat sepasang mata, memeliki antenna dilakukan di perkebunan Desa Pattallassang,
yang panjang, terdapat 3 pasang kaki dan Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa
terdapat cerci seperti capit. diperoleh 14 spesies yang tercakup kedalam
Maritime Earwig merupakan predator 13 famili. Spesies- spesies yang di temukan
yang bisa memangsa hama perusak tanaman. yaitu: Dolichoderus thoracicus, Formica
Maritime Earwig tergolong dalam ordo pallidefulva, Rainieria antennaepes,
Dermaptera yang mudah dikenal dengan ciri Dichromorpha viridis, Xysticus fervidus,
cerci atau capit pada ujung abdomen. Capit Gryllus vernalis, Muscina pascuorum,
digunakan untuk mengambil dan memegang Megasoma vogti, Cercyon praetextatus,
mangsa serta sebagai alat pertahanan diri. Trachelas volutus, Maritime Earwig,
Kebanyakan jenis Maritime Earwig bersifat Drosophila melanogaster, Charidotella
nokturnal yaitu aktif mencari mangsa pada sexpunctata, dan Oiceoptoma rugulosum.
malam hari dan bersembunyi dalam tanah Umumnya spesies yang ditemukan adalah
atau pada bagian tanaman pada siang hari. spesies Gryllidae. Terdapat spesies-spesies
Drosophila melanogaster (Lalat buah). yang berperan sebagai Polinator,
Charidotella sexpunctata merupakan Dekomposer, Predator, Parasitoid dan
kumbang daun yang bersifat pemangsa Bioindikator
tumbuh-tumbuhan, beberapa larva adalah
pemakan tumbuhan, beberapa lain sebagai DAFTAR PUSTAKA
penggerek-penggerek daun dan beberapa Adianto. 1980. Fauna Tanah dan
makan akar. Banyak dari famii sebagai hama- Peranannya Di Dalam Ekosistem.
hama dari tanaman budidaya atau Jakarta Depdikbud. Dirjen Pendidikan
perkebunan. Fauna ini memeliki peranan yang Dasar dan Menengah Direktorat
sangat penting dalam proses dekomposisi Pendidikan Umum.
terutama di tanah. Barnes, B. V., Donald R. Z, Shiley R. D and
Oiceoptoma rugulosum (Kumbang Stephen H. S. 1997. Forest Ecology.
bangkai). Oiceoptoma rugulosum adalah New York. John Wiley and Sons Inc.
keluarga kumbang yang umumnya dikenal Booth, R.G, Cox, M. L, and Madge, R. B.
sebagai kumbang bangkai besar. Fauna ini 1996. Iie Guides to Insects of Importance
suka memakan hewan mati yang sudah to Man. The Natural History Museum
membusuk. Jumlah spesies relatif kecil dan Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F.
sekitar dua ratus. Mereka lebih beragam di Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran
wilayah beriklim meskipun beberapa endemi Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada
tropis. University Press.
Oiceoptoma rugulosum sangat penting Campbell, N. A., Jane . B. R., and Lawrence.
perannya dalam ekositem karena fauna dari G. M. 1999. Biologi. Edisi Kelima Jilid
famili ini dapat melakukan deskompser dua. Jakarta: Erlangga.
(dengan cara mengurai atau memakan fauna Daly, U. Howell. 1981. Introduction to
vertebrata yang sudah mati menjad ibahan Insect Biology and Diversity. Kagasuka:.
organik). Fauna ini berperan sebagai predator