Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

MATEMATIKA EKONOMI JAYA PALDI, M.pd

FUNGSI NON LINIER

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. RENIZA OKTAVIA SARI 11970125055


2. ATIFA OKTAVIANI 11970124835
3. DIMAS WAHYUDI 11970114868
4. DUVAN MARDRIB 11970113622

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah mencurahkan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Fungsi Non Linier “
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jaya Paldi, SE, M.pd yang telah
membimbing serta menugaskan kami dalam pembuatan makalah ini, yang
Alhamdulillah menambah bekal serta ilmu yang sangat berguna untuk penulis
atau pembaca nantinya, aamiin aamiin yaa rabbal a’lamin.
Semoga segala bimbingan, bantuan dan dukungan yang telah di berikan
dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Selanjutnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi penulis.

Pekanbaru, 9 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................1
1.3. Tujuan ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
2.1. Fungsi Kuadrat .....................................................................................2
2.2. Fungsi Pangkat Tiga ..............................................................................5
2.3. Fungsi Rasional .....................................................................................6
2.4. Lingkaran ..............................................................................................8
2.5. Elips ......................................................................................................9
BAB III PENUTUPAN ........................................................................................11
3.1. Kesimpulan .........................................................................................11
3.2. Saran ....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fungsi non linier merupakan model yang tidak kalah pentingnya
dibandingkan fungsi linier dalam penerapan ekonomi, karena sebagian dari model
ekonomi linier yang ada merupakan linierisasi dari model non linier.
Fungsi non linier ini dapat berupa fungsi kuadrat dan fungsi rasional (fungsi
pecah). Gambar dari fungsi ini bukanlah suatu garis lurus melainkan suatu garis
lengkung.
Dalam makalah ini akan kami sajikan fungsi kuadrat yang gambarnya
berupa suatu parabola vertikal dan horizontal, fungsi rasional yang gambarnya
berbentuk hiperbola, fungsi kubik, lingkaran dan elips.

1.2. Rumusan Masalah


1. Penjelasan mengenai Fungsi Nonlinier
2. Penjelasan mengenai Fungsi Kuadrat
3. Penjelasan mengenai Fungsi Pangkat Tiga
4. Penjelasan mengenai Fungsi Rasional
5. Penjelasan mengenai Lingkaran
6. Penjelasan mengenai Elips

1.3. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan mengenai bagian dari Fungsi Nonlinier
2. Mengetahui penjelasan mengenai Fungsi Kuadrat
3. Mengetahui penjelasan mengenai Fungsi Pangkat Tiga
4. Mengetahui penjelasan mengenai Fungsi Rasional
5. Mengetahui penjelasan mengenai Lingkaran
6. Mengetahui penjelasan mengenai Elips

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Fungsi Kuadrat


Pengertian
Fungsi kuadrat dengan satu variabel bebas adalah fungsi polinomi tingkat
dua, dimana fungsi ini mempunyai bentuk umum, Y = f(X) =a0 + a1X + a2X2 atau
bila koefisien diubah maka bentuknya adalah

Y = f(X) = aX2 + bX + c

Dimana : Y = Variabel Terikat


X = Variabel bebas
a, b, dan c = Konstanta dan a ≠ 0

Suatu parabola mempunyai satu titik puncak. Titik puncak (vertex) adalah
titik dimana arah perubahan fungsi dari menaik ke menurun atau dari menurun ke
menaik. Dengan kata lain titik puncak merupakan titik yang paling bawah (dasar)
dari parabola bilamana parabola terbuka keatas atau titik paling atas dari parabola
bilamana parabola terbuka kebawah. Jadi titik parabola ini dapat berupa titik
minimum atau titik maksimum.

Koordinat titik puncak dari suatu parabola dapat diperoleh dengan rumus :

  b  (b  4ac) 
2
Titik puncak   , 
 2a 4a 

Suatu parabola vertikal mempunyai sebuah sumbu simetri yang sejajar


dengan sumbu Y. Sumbu simetri adalah suatu garis lurus yang melalui titik
puncak dan membagi parabola menjadi dua bagian yang sama bentuknya,

Rumus Kuadrat

Jika Y = 0, maka bentuk umum fungsi kuadrat Y = aX2 + bX + c akan


menjadi persamaan kuadrat aX2 + bX + c. Nilai-nilai penyelesaian untuk X

2
disebut akar-akar persamaan kuadrat yang dapat diperoleh dengan cara
memfaktorkan atau dengan menggunakan rumus kuadrat. Rumus :

–b ± √ b2 – 4ac
x1,2 =
2a

Macam-macam Parabola

Berikut ini terdapat 6 kemungkinan bentuk parabola :

1. Jika a > 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka keatas dan memotong
sumbu X di dua titik yang berlainan.
2. Jika a > 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka keatas dan menyinggung
sumbu X di dua titik yang berimpit.
3. Jika a > 0 dan D < 0, maka akan terbuka keatas dan tidak memotong
maupun menyinggung sumbu X.
4. Jika a < 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan memotong
sumbu X di dua titik yang berlainan.
5. Jika a < 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan
menyinggung sumbu X di dua titik yang berimpit.
6. Jika a < 0 dan D < 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan tidak
memotong maupun menyinggung sumbu X.

Contoh soal 1 : Tentukanlah akar-akar dari persamaan x2 + 8x + 12 = 0

Penyelesaian : Persamaan x2 + 8x + 12 = 0 memiliki nilai a = 1, b = 8 dan c = 12.

–b ± √ b2 – 4ac
x1,2 =
2a

–8 ± √ 82 – 4(1)(12)
x1,2 =
2(1)

–8 ± √ 64 – 48
x1,2 =
2

3
–8 ± √ 16
x1,2 =
2

–8 ± 4
x1,2 =
2

x1,2 = –4 ± 2

x1 = –4 – 2 = –6

x2 = –4 + 2 = –2

Jadi akar-akarnya adalah x1 = –6 atau x2 = –2 dan bisa kita tuliskan HP = {–6, –


2}.

Fungsi kuadrat juga mempunyai bentuk umum yang lain yaitu :

X = f(X) = aY2 +bY + c

Bentuk umum diatas bila di gambarkan dalam bidang koordinat cartesius,


kurvanya adalah parabola horizontal. Parabola horizontal ini akan terbuka ke
kanan atau terbuka ke kiri tergantung dari nilai koefisien a. Jika koefisien a >
0, parabola akan terbuka ke kanan, jika koefisien a < 0, parabola akan terbuka
kekiri. Sumbu simetri parabola horizontal adalah sejajar dengan sumbu X.
Sedangkan koordinat titik puncak nilai X dan Y saling dipertukarkan tempatnya
yaitu (Y, X) atau rumus nya adalah :

  (b 2  4ac)  b 
Titik puncak   , 
 4a 2a 

Contoh Soal 2 : Diketahui fungsi kuadrat Y = 3 + 2X – X 2

Penyelesaian:

 Jika X = 0, maka Y = 3, sehingga titik koordinatnya (0,3)


 Jika Y= 0, maka 3 + 2X – X2 = 0 atau
X2 – 2X – 3 = 0
(X-3)(X+1)=0

4
X1 = 3 sehingga titik koordinatnya (3,0)

X2 = -1 sehingga titik koordinatnya (-1, 0)

−𝑏 −(𝑏 2 −4𝑎𝑐)
Koordinat titik puncak = { 2𝑎 , }
4𝑎

−2 −(22 −4(−1)(3)
= {2(−1) , }
4(−1)

−2 −16
= {−2 , }
−4

= (1,4)

Berdasarkan nilai dari titik puncak, dan titik potong dengan sumbu x dan
sumbu y, maka kurva parabola dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah
ini.

2.2. Fungsi Pangkat Tiga


Polinomial tingkat 3 dengan satu variabel bebas disebut sebagai fungsi
kubik, dan mempunyai bentuk umum:
Y=a0+a1X+a2X2+a3X3
Dimana : a3 tidak sama dengan nol.
Fungsi kubik ini bila digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius,
kurvanya mempunyai dua lengkung (covcave) yaitu lengkung ke atas dan
lengkung ke bawah seperti berikut:

5
2.3. Fungsi Rasional
Suatu fungsi rasional mempunyai bentuk umum :
𝑔(𝑋) 𝑎𝑛 X𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑋 𝑛−1 +⋯+ 𝑎1 𝑋+ 𝑎0
Y= ℎ(𝑋) = 𝑏 𝑚
𝑚𝑋 + 𝑏𝑚−1 𝑋 𝑚−1 +⋯+ 𝑏1 𝑋 + 𝑏0

Dimana :
g (X) = Fungsi polinomial tingkat ke-n
h (X) = Fungsi polinomial tingkat ke-m dan tidak sama dengan nol
Fungsi rasional ini bila digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius,
kurvanya akan berbentuk hiperbola dan mempunyai sepasang sumbu asimtot.
Sumbu asimtot adalah sumbu yang didekati kurva hiperbola tetapi tidak pernah
menyinggung. Fungsi rasional yang istimewa dan sering ditetapkan dalam ilmu
ekonomi adalah berbentuk:
𝑎
Y= 𝑋 atau XY = a

Bentuk fungsi rasional diatas, kurvanya adalah hiperbola segiempat dan


mempunyai satu sumbu asimtot tegak yang berimpit dengan sumbu Y, dan satu
sumbu asimtot datar yang berimpit dengan sumbu X. Jadi, bila nilai Y diperbesar,
kurva hiperbola akan mendekati sumbu Y, dan bila nilai X diperbesar kurva
hiperbola akan mendekati sumbu X.

(X-h) (Y – k) = C

Y=𝑎
𝑋
(a>0)

6
Jika sumbu asimtot tegak tidak berimpit dengan sumbu Y dan sumbu
asimtot datar tidak berimpit dengan sumbu X, maka bentuk umum dari fungsi
rasional adalah: (X-h)(Y-k) = C

Dimana: h= Sumbu asimtot tegak

k= Sumbu asimtot datar

(h,k)= pusat hiperbola

C= konstanta positif

9
Contoh 3 : Jika diketahui fungsi rasional Y = , gambarkanlah kurva
𝑋

hiperbolanya!

Penyelesaian :

Jika X = 1, maka Y = 9, sehingga titik koordinatnya (1,9)

Jika X = 3, maka Y = 3, sehingga titik koordinatnya (3,3)

Jika X = 9, maka Y = 1, sehingga titik koordinatnya (9,1)

2.4. Lingkaran
Secara geometri, suatu lingkaran didefenisikan sebagai tempat kedudukan
titik-titik pada suatu bidang yang mempunyai jarak tertentu dari suatu titik yang
disebut pusat. Jarak titik tersebut dari pusat disebut jari-jari lingkaran. Bentuk
umum dari persamaan lingkaran adalah:

7
AX2 + CY2 + DY + EY + F =0

Dimana: A = C dan tidak sama dengan nol


A dan C mempunyai tanda yang sama

Persamaan lingkaran ini dapat diubah ke dalam bentuk standar persamaan


lingkaran menjadi,

(X – h)2 + (Y- k)2 = r2

Dimana: (h,k) = pusat jaringan


r= jari jari lingkaran

Gambar persamaan lingkaran

Jika titik pusat lingkaran berimpit dengan titik asal (0,0), atau h= 0 dan k =
0, serta jari-jari r, maka persamaan lingkaran dapat ditulis menjadi X2 + Y2 = r2

Untuk mengetahui apakah suatu lingkaran ada atau tidak dapat diketahui pada
jari-jari lingkarannya (r2), yaitu :

Jika r2 < 0, tidak ada lingkaran (jari-jari imajiner)

Jika r2 = 0, terdapat lingkaran berupa satu titik (jari-jari nol)

Jika r2 > 0, terdapat lingkaran

Contoh 4:

Jika bentuk umum lingkaran adalah X2 +Y2 -6X -8Y +16=0

a. Ubahlah ke dalam bentuk standar


b. Tentukanlah titik pusat dan jari-jari lingkaran
c. Gambarkanlah lingkaran tersebut

8
Penyelesaian:

Bentuk standar lingkaran: (X-h)2 + (Y-k)2 =r2

X2 + Y2 – 6X -8Y +16 = 0

(X2 – 6X + 9) + (Y2 – 8Y +16) = -16 + 9 + 16

(X – 3)2 + (Y – 4)2 = 9

Jadi, titik pusat lingkaran (3,4) dan jari-jarinya r2 = 9 atau = 3.

2.5. Elips
Secara geometri, elips di definisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik
dalam bidang yang jumlah jarak dari dua titiknya konstan. Suatu elips mempunyai
dua sumbu simetri yang saling tegak lurus. Sumbu yang panjang di sebut sumbu
utama, dan sumbu pendek di sebut sumbu minor. Titik potong sumbu-sumbu
tersebut adalah titik pusat elips.

Bentuk umum dari persamaan elips adalah :

AX2 + CY2 + DX + F = 0

Dimana : A tidak sama dengan C.

A dan C mempunyai tanda yang sama.

Bentuk umum elips ini dapat di ubah ke dalam bentuk standar elips menjadi :

(𝑋 − ℎ)2 (𝑌 − 𝑘)2
+ =1
𝑎2 𝑏2

9
Dimana (h,k) adalah pusat elips dan sumbu utama sejajar dengan sumbu X apabila
a > b, dan sumbu utama sejajar dengan sumbu Y apabila a < b.

Contoh 4 : Tentukanlah titik pusat, jari-jari pendek dan panjang dari persamaan
elips 4X2 + 9Y2 + 16X – 18Y – 11 = 0.

Penyelesaian:

4X2 + 9Y2 + 16X – 18Y -11 = 0

9Y2 + 16X +9Y2 – 18Y -11 = 0

4(X2 + 4X) + 9(Y2 – 2Y)-11 = 0

4(X2 +4X+4) + 9(Y2 -2Y + 1) = 11 + 16 +9

4(X +2)2 9(Y-1)2 = 36

(𝑋+2)2 (𝑌−1)2
+ =1
9 4

Pusat elips (-2,1)

Jari-jari panjang a2 = 9, maka a =√9 = 3

Jari-jari pendek b2 = 4, maka b = √4 = 2

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Terdapat bagian dari fungsi non linear sebagai berikut:
1. Fungsi kuadrat dengan satu variabel bebas adalah fungsi polinomi
tingkat dua, dimana fungsi ini mempunyai bentuk umum, Y = f(X) =a0 +
a1X + a2X2 atau bila koefisien diubah maka bentuknya adalah
Y= f(X) = ax2 + bX + c
2. Fungsi Pangkat Tiga adalah fungsi polynomial tingkat 3 dengan satu
variabel bebas disebut sebagai fungsi kubik, dan mempunyai bentuk
umum:
Y=a0+a1X+a2X2+a3X3
Dimana : a3 tidak sama dengan nol.
3. Fungsi Rasional bila digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius,
kurvanya akan berbentuk hiperbola dan mempunyai sepasang sumbu
asimtot. Sumbu asimtot adalah sumbu yang didekati kurva hiperbola
tetapi tidak pernah menyinggung.
4. Lingkaran didefenisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik pada suatu
bidang yang mempunyai jarak tertentu dari suatu titik yang disebut
pusat.
5. Elips didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik dalam bidang
yang jumlah jarak dari dua titiknya konstan. Elips mempunyai dua
sumbu simetri yang saling tegak lurus. Sumbu yang panjang disebut
sumbu utama, dan sumbu pendek disebut sumbu minor. Titik potong
sumbu tersebut adalah titik pusat elips.
3.2. Saran
Berdasarkan hasil makalah ini, maka disarankan agar lebih memahami
rumus-rumus dan cara penyelesaian contoh soal dalam penggunaan konsep fungsi
non linear.

11
DAFTAR PUSTAKA
Kalangi, J.B. 1961. Matematika Ekonomi dan Bisnis Edisi II. Salemba Empat,
Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai