Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI

Di susun Oleh :
DANU PRIAMBODO
NIM. 201920729175

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2019-2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manajemen Nyeri


Sub Topik : Manajemen Nyeri Non Farmakologi
Sasaran : Keluarga dan Pasien
Tempat : Ruang Syaraf
Hari / Tanggal : Sabtu, 23 November 2019
Waktu : 15 menit

A. Latar Belakang Masalah


Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan
kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersama banyak
proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau
pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang
dibanding suatu penyakit manapun.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang
mengalami nyeri dibanding tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya dan
perawat mempunyai kesempatan untuk menghilangkan nyeri dan efeknya yang
membahayakan. Peran pemberi perawat primer adalah untuk mengidentifikasi dan
mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri.
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang
dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca
pembedahan guna mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri
yang di rasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dan paling tidak harus
mendapat perhatian dari petugas perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk
mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada pasien pasca
pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari nyeri.
Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna
mengurangi resiko nyeri pada pasien.
Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena luka post operasi yang masih
basah atau matur dan belum lepas dari 2 x 24 jam sebagai ukuran pantauan untuk
mengkaji status nyeri. Nyeri juga ditimbulkan karena gerak atau mobilisasi dini pada
pasien post operasi. Untuk mencegah atau mengontrol nyeri perlu perhatian atau
monitoring dan evaluasi serta kaji status nyeri pasien. Pada dasarnya pelayanan
kesehatan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter, perawat, fisioterapis,
ataupun tenaga kesehatan lainnya diperlukan agar terapi yang dilakukan pada pasien
berjalan dan dilakukan optimal oleh penderita atau pasien itu sendiri. Manajemen
nyeri bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol nyeri ataupun
memanajemen nyeri secara optimal, mengurangi resiko lanjut dari efek samping
nyeri tersebut, yang pada akhirnya pasien mampu mengontrol ataupun nyeri yang
dirasa tersebut hilang.
Ruang rawat inap khusus syaraf memiliki peranan penting untuk menangani
masalah nyeri. Keluhan nyeri yang sering muncul pada pasien menandakan
kurangnya pengetahuan pasien ataupun keluarga untuk menanggulangi atau kiat-kiat
untuk mangatasi atau mengontrol nyeri. Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien
sedini mungkin dapat di kontrol atau di atasi untuk penyembuhan yang seoptimal
mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 15 menit,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang manajemen nyeri
non farmakologi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian nyeri.
b. Menjelaskan pengertian tekhnik mengatasi nyeri
c. Menyebutkan tujuan mengatasi nyeri
d. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri secara non farmakologi
C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab
D. Media
Leaflet.
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Nyeri
2. Pengertian tekhnik mengatasi nyeri
3. Tujuan mengatasi nyeri
4. Cara-cara Mengatasi Nyeri Non Farmakologi (Materi Terlampir)
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa Pengertian Nyeri?
2. Apa Pengertian tekhnik mengatasi nyeri?
3. Apa saja Tujuan mengatasi nyeri?
4. Bagaimana Cara-cara Mengatasi Nyeri Non Farmakologi?
G. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tahap
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Pasien dan keluarga
Penyuluhan Kesehatan
Kesehatan
Pembukaan  Mengucapkan salam.  Pasien dan keluarga membalas
(2 menit)  Menyebutkan nama dan asal. salam.
 Menjelaskan tujuan.  Pasien dan keluarga menerima
 Mengkaji tingkat kehadiran mahasiswa dengan
pengetahuan Pasien dan baik.
keluarga tentang nyeri.  Pasien dan keluarga memahami
tujuan dengan baik.
 Pasien dan keluarga berpartisipasi
dalam diskusi awal.

Inti  Menjelaskan tentang  Pasien dan keluarga


(10 menit) pengertian nyeri, pengertian mendengarkan dan
teknik atasi nyeri, tujuan memperhatikan dengan baik.
atasi nyeri, cara-cara atasi  Pasien dan keluarga mengajukan
nyeri tanpa obat pertanyaan.
 Memberi kesempatan pada
pasien dan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.

Penutup  Mengevaluasi tujuan  Pasien dan keluarga mampu


(3 menit) penyuluhan kesehatan. menjawab/menjelaskan kembali.
 Mengucapkan terima kasih  Pasien dan keluarga membalas
atas perhatian yang diberikan salam.
dan memberi salam penutup.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Nyeri
1. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2012).
2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti
oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional
3. Nyeri adalah suatu perasaan yang menimbulkan ketegangan dan siksaan
bagi yang mengalaminya (Muttaqin, 2012)

B. Pengertian Teknik Manajemen Nyeri


Suatu hubungan untuk mengurangi rasa tidak nyaman nyeri pada seseorang.

C. Tujuan Mengatasi Nyeri


a. Mengurangi rasa nyeri
b. Merelaksasikan ketegangan otot
c. Mengalihkan perhatian agar nyeri tidak terasa atau hilang
d. Menghalangi sampainya rangsangan nyeri ke otak agar rangsangan nyeri
tidak dipersepsikan
e. Mengurangi kecemasan

D. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa
detik hingga enam bulan.

2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode
waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6
bulan.
E. Cara-cara Mengatasi Nyeri Secara Non Farmakologi
1. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal – hal lain
sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :
a. Membayangkan hal – hal yang menarik dan indah
b. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
c. Menonton TV
d. Medengarkan musik, radio, dll

2. Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi
dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan
aktivitas simpatik dalam system saraf otonom .
Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
i. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

3. Teknik Imajinasi
Membayangkan sesuatu hal yang menarik dan menyenangkan.

4. Teknik Rangsangan dan Pijatan


Maksudnya untuk menghalangi sampainya rangsangan nyeri ke otak agar
rangsangan nyeri tidak dipersepsikan, misalnya :
 Menggosok kulit atau mengusap-usap kulit
 Kompres dengan air hangat

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A., A,. A. (2012). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba
Medika.

Muttaqin, arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Neurologis.
Jakarta : Salemba Medika

Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2015). Buku ajar fundamental keperawatan:


Konsep,proses,dan praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai