Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG:

Aristoteles menyatakan tujuan hukum itu adalah untuk mewujudkan keadilan.


J.van Kan berpendapat tujuan hukum adalah untuk menjamin menyatakan hukum
dalam pergaulan manusia. L.J. van. Apeldoorn mengatakantujuan hukum adalah
untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai dan adil.Jeremy Bentham
menyatakan tujuan hukum adalah sebagai alat untuk menjagakeseimbangan antara
kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat(balance of interest ). Gustav
Radburch berpendapat ada tiga sendi atau nilai dasarhukum, yaitu keadilan,
kegunaan dan kepastian (positivitas). Hubungan antaraketiga sendi yang juga
dapat sebagai tujuan hukum itu relatif kadang-kadangkegunaan mengatasi keadilan
dan kadang-kadang kepastian mengatasi kegunaan,tergantung kepada sistem
poltitik yang dianut oleh negara yang bersangkutan.Roscoe Pound mengatakan
tujuan hukum adalah sebagai alat untuk membangunmasyarakat (law as a toolof
social engineering ).
Keadilan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan hukumitu
sendiri, disamping kepastian hukum dan kemanfaatan, Pada hakekatnyakeadilan
adalah kata sifat yang mempuyai arti adil atau tidak berat sebelah atautidak pilih
kasih. Sifat ini merupakan salah satu sifat manusia. Keadilanmerupakan suatu
konsep yang mengindikasikan adanya rasa keadilan dalam perlakuan (justice or
fair treatment).
Hukum dalam arti keadilan (iustitia) atauius/Recht(dari regere = memimpin).
Maka disini hukum menandakan peraturanyang adil tentang kehidupan masyarakat,
sebagaimana dicita-citakan. Secarafalsafati, ilmu hukum memandang keadilan
sebagai konsepsi falsafati yangmenjadi tujuan hukum itu sendiri, dan itu tergantung
dengan ideologi negara yang bersangkutan.
Sudah semestinya hukum merupakan institusi yang berfungsi untuk menjadikan
bangsa kita, merasa sejahtera dan bahagia.

1
II. RUMUSAN MASALAH:
1. Bagaimana Konsep Kepastian Hukum Dari Sudut Pandang Filsafat Hukum?
2. Bagaimana Konsep Kemanfaatan Hukum Dari Sudut Pandang Filsafat
Hukum?
III. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui konsep kepastian hukum dari sudut pandang filsafat hukum
2. Untuk mengetahui konsep kemanfaatan dari sudut pandang filsafat hukum

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. KONSEP KEPASTIAN HUKUM DARI SUDUT PANDANG FILSAFAT


HUKUM:
Kepastian hukum adalah kepastian aturan hukum, bukan kepastian tindakan
terhadap atau tindakanyang sesuai dengan aturan hukum. Kepastian hukum sangat
diperlukan untuk menjamin ketentramandan ketertiban dalam masyarakat.
Namun,dalam praktiknya, apabila kepastian hukum dikaitkan dengan keadilan,
sering kali tidak sejalan. Hal ini dikarenakan disuatu sisi tidak jarang kepastian
hukummenagabaikan prinsip-prinsip keadilan maupun sebaliknya keadilan
mengabaikan prinsip-prinsipkepastian hukum.
Pemikiran orang awam beranggapan bahwa kepastian hukum merupakan
keadaan dimana perilaku manusia, baik individu, kelompok, maupun organisasi,
terikat dan berada dalam koridor yang sudah digariskan oleh aturan hukum.
Secara etis, padangan seperti ini lahir dari kekhawatiran yang dahulu kala pernah
dilontarkan oleh Thomas Hobbes bahwa manusia adalah serigala bagi manusia
lainnya (homo hominilupus). Manusia adalah makhluk yang beringas yang
merupakan suatu ancaman. Untuk itu, hukum lahir sebagai suatu pedoman untuk
menghindari jatuhnya korban. Konsekuensi dari pandangan ini adalah bahwa
perilaku manusia secara sosiologis merupakan refleksi dari perilaku yang
dibayangkan dalam pikiran pembuat aturan. Barangkali juga pernah dilakukan
untuk mengelola keberingasan para koboy Amerika ratusan tahun lalu.
Menurut Utrecht, kepastian hukum mengandung dua pengertian, yaitu
pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan
adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang
boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu.
Secara filsafat huku diharapkan dapat memenuhi aspek ontopologi yaitu
menciptakan ketentraman dan kebahagian agi hidup manusia, sebagai suatu tujuan
yang ingin dicapai setiap manusia dan merupakan hakikat dari hukum itu sendiri.
Secra Epistemologi hukum dilharikan melalui suatu metode tertentu yang

3
sistematis dan objektif serta selalu dilakukan pengkajian-pengkajian sehingga
melahirkan ilmu hukum yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Adanya kepastian hukum merupakan harapan bagi pencari keadilan terhdap
tindakan sewenang-wenang dari aparat penegak hukum yang terkadang selalu
arogansi dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum. Karena dengan
adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan kewajiban
menurut hukum. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak tahu apa yang
harus diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau salah, dilarang atau
tidak dilarang oleh hukum. Kepastian hukum ini dapat diwujudkan melalui
penoramaan yang baik dan jelas dalam suatu undang-undang dan akan jelas pulah
penerapanya. Dengan kata lain kepastian hukum itu berarti tepat hukumnya,
subjeknya dan objeknya serta ancaman hukumanya. Akan tetapi kepastian hukum
mungkin sebaiknya tidak dianggap sebagai elemen yang mutlak ada setiap saat,
tapi sarana yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi dengan
memperhatikan asas manfaat dan efisiensi.
II. KONSEP KEMANFAATAN HUKUM DARI SUDUT PANDANG FILSAFAT
HUKUM:
Kemanfaatan merupakan hal yang paling utama didalam sebuah tujuan
hukum, mengenai pembahasan tujuan hukum terlebih dahulu diketahui apakah
yang diartikan dengan tujuannya sendiri dan yang mempunyai tujuan hanyalah
manusia akan tetapi hukum bukanlah tujuan manusia, hukum hanyalah salah satu
alat untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Tujuan
hukum bisa terlihat dalam fungsinya sebagai fungsi perlindungan kepentingan
manusia, hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai. Jika kita lihat defenisi
manfaat dalam kamus besar bahasa Indonesia manfaat secara terminologi bisa
diartikan guna atau faedah. Terkait kemanfaatan hukum ini menurut teori utilistis,
ingin menjamin kebahagian yang terkesan bagi manusia dalam jumlah yang
sebanyakbanyaknya. Pada hakekatnya menurut teori ini bertujuan hukum adalah
manfaat dalam menghasilkan kesenangan atau kebahagian yang terbesar bagi
jumlah orang yang banyak. Pengamat teori ini adalah Jeremy Benthan, teori berat
sebelah sehingga Utrecht dalam menanggapi teori ini mengemukakan tiga hal
yaitu:

4
1. Tidak memberikan tempat untuk mempertimbangkan seadil-adilnya hal-hal
yang kongkret.

2. Hanya memperhatikan hal-hal yang berfaedah dan karena itu isinya bersifat
umum.

3. Sangat individualistis dan tidak memberi pada perasaan hukum seorang.


Menurut Utrecht, hukum menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan
manusia. Anggapan Utrecht ini didasarkan atas anggapan vanikan bahwa hukum
untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan itu tidak dapat
diganggu (mengandung pertimbangan kepentingan mana yang lebih besar dari
pada yang lain).
Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan
hukum. Hukum itu untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakkan
hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai
justru karena hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan malah akan timbul
keresahan di dalam masyarakat itu sendiri. Menurut Jeremy Bentham
sebagaimana dikutip oleh Mohamad Aunurrohim mengatakan, “hukum barulah
dapat diakui sebagai hukum, jika ia memberikan kemanfaatan yang sebesar-
besarnya terhadap sebanyak-banyaknya orang.”

5
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN:
Kepastian hukum adalah kepastian aturan hukum, bukan
kepastian tindakan terhadap atau tindakanyang sesuai dengan aturan
hukum. Kepastian hukum sangat diperlukan untuk menjamin
ketentramandan ketertiban dalam masyarakat. Namun,dalam
praktiknya, apabila kepastian hukum dikaitkan dengan keadilan, sering
kali tidak sejalan. Hal ini dikarenakan disuatu sisi tidak jarang
kepastian hukummenagabaikan prinsip-prinsip keadilan maupun
sebaliknya keadilan mengabaikan prinsip-prinsipkepastian hukum.
Kemanfaatan merupakan hal yang paling utama didalam
sebuah tujuan hukum, mengenai pembahasan tujuan hukum terlebih
dahulu diketahui apakah yang diartikan dengan tujuannya sendiri dan
yang mempunyai tujuan hanyalah manusia akan tetapi hukum
bukanlah tujuan manusia, hukum hanyalah salah satu alat untuk
mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.iain-surakarta.ac.id/486/1/1.%20Arifin%20Ali%20Mustofa.pdf

http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/hdm/article/download/362/415

https://www.rmol.co/read/2014/03/08/146586/Yusril:-Dalam-Keadilan-Ada-Kepastian-
Hukum,-Dalam-Kepastian-Hukum-Ada-Keadilan-

http://www.metrokaltara.com/kemanfaatan-hukum/

Anda mungkin juga menyukai