Sekarang ini, kondisi lahan di Indonesia sudah sangat kritis. Semakin kritis jumlah lahan, maka kebutuhan akan pupuk juga semakin banyak. Di sisi lain, di bidang industri juga menghadapi persoalan yang serius yang berhubungan dengan limbah yang menjadi sumber pencemaran lingkungan baik tanah, air, maupun udara yang menyebabkan persoalan lingkungan serius. Limbah tersebut menyebabkan lingkungan kita semakin buruk. Namun demikian, khusus untuk limbah jengkok tembakau industri rokok memiliki potensi negatif sebagai sumber pencemaran lingkungan dan memiliki potensi untuk dijadikan bahan pupuk organik. Jengkok yang dimaksud adalah sisa-sisa produksi pabrik rokok yang sebagian besar berasal dari daun tembakau dan bunga cengkeh yang dibuang ke tempat pembuangan limbah. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah). Pupuk organik dari limbabh jengkok tembakau industry rokok memakai sistem vermikompos. Sistem vermikompos yaitu pemupukan dengan pemanfaatan kinerja cacing tanah dalam menyerap logam arsenik. Hormon tumbuh tanaman yang terdapat dalam vermikompos pupuk limbah jengkok tidak hanya memacu perakaran pada cangkokan, tetapi juga memacu pertumbuhan akar tanaman di dalam tanah, memacu pertunasan ranting-ranting baru pada batang dan cabang pohon, serta memacu pertumbuhan daun. Pengolahan limbah jengkok tembakau industry rokok dapat mengurangi pencemaran dan dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang bisa membantu warga.