Makalah Pabk
Makalah Pabk
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan bagi anak tidak selalu harus berlangsung
di suatu lembaga pendidikan khusus sebab sebagian dari anak tunadaksa, pendidikannya
dapat berlangsung di sekolah dan di kelas reguler/sekolah umum.
Dari kenyataan dilapangan bahwa anak tunadaksa memiliki problem penyerta.
Problem penyerta ini berbeda-beda antar seorang anak tunadaksa yang satu dengan yang
lainnya, bergantung pada penyebab ketunaannya, serta berat ringannya ketunaannya. Atas
dasar kondisi anak tunadaksa tersebut, maka model pelayanan pendidikannya dibagi pada
“Sekolah Khusus” dan “Sekolah Terpadu/Inklusi”.
1. Sekolah Khusus
Pelayanan pendidikan bagi anak tunadaksa di sekolah khusus ini diperuntukkan
bagi anak yang memiliki probelum lebih berat, baik problem penyerta intelektualnya,
seperti retadasi mental maupun problem penyerta ksulitan lokomosi (gerakan) dan
emosinya.
Disekolah khusus ini pelayanan pendidikannya dibagi menjadi dua unit, yaitu
unit sekolah khusus bagi anak tunadaksa ringan, dan unit sekolah khusus bagi anak
tunadaksa sedang.
a. Sekolah Khusus untuk Anak Tunadaksa Ringan (SLB-D)
Pelayanan pendidikan diunit tunadaksa ringan atau SLB-D diperlukan bagi
anak tunadaksa yang mempunyai problem penyerta retardasi mental, yaitu anak
tunadaksa yang mempunyai intelektual rata-rata atau bahkan diatas rata-rata
intelektual anak normal. Namun, anak kelompok ini belum di tempatkan disekolah
terpadu/sekolah umum karena anak masih memerlukan terapi-terapi seperti
fisioterapi, speech therapy, occuppational therapy, dan atau terapi yang lain. Dapat
juga terjadi karena derajat kecacatannya terlalu berat.
b. Sekolah Khusus untuk Anak Tunadaksa Sedang (SLB-D1)
Pelayanan pendidikan diunit ini, diperuntukkan bagi anak tunadaksa yang
mempunyai problem, seperti emosi, perspesi, atau campuran dari ketiganya disertai
problem penyerta retardasi mental. Kelompok anak tunadaksa sedang ini
mempunyai intelektual di bawah rata-rata anak normal.
2. Sekolah Terpadu/Inklusi
Bagi anak tunadaksa dengan problem penyerta relatif ringan, dan tidak disertai
dengan problem penyerta retardasi mental akan sangat baik jika sedini mungkin
pelayanan pendidikannya dengan anak-anak normal lainnya disekolah reguler/sekolah
umum. Karena anak tunadaksa tersebut sudah dapat mengatasi problem fisik maupun
intelektual serta emosionalnya.
Walaupun kondisi anak penyerta anak tunadaksa cukup ringan, sekolah reguler
di tunjuk untuk melayani pendidikannya perlu persiapan yang matang terlebih dahulu,
baik persiapan sarana maupun prasarananya. Seperti persiapan aksesilibitas misalnya
meminimalkan trap-trap atau tangga-tangga. Jika memungkinkan dibuatkan ramp-
ramp untuk akses kursi roda, atau bagi anak yang khusus menggunakan alat bantu jalan
lainnya, seperti kruk atau wolker. Bentuk meja atau kursi belajar disesuaikan dengan
kondisi anak. Hal demikian memerlukan persiapan yang lebih terencana sehingga tidak
menimbulkan problem tambahan bagi anak tunadaksa. Juga bentuk toilet, kloset harus
dapat dipergunakan bagi anak yang menggunakan kursi roda. Di samping itu, sistem
guru kunjung dapat membantu memecahkan permasalahan yang mungkin timbul akibat
anak tunadaksa di kemudian hari.
3. Ketenagaan Khusus, Kurikulum dan Administrasi
a. Ketenagaan
Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan untuk Pendidikan Luar Biasa bagian D (tunadaksa)
adalah guru yang secara khusus mempersiapkan diri untuk mengajar anak
tunadaksa yang mempunyai masalah dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai
dengan Tingkat Menengah. Di samping itu, juga dapat merencakan dan
melaksanakan tugas pendidikan bagi anak yang sedang dalam perawatan
operasi.
Tenaga guru yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Guru kelas atau guru bidang studi.
Guru keterampilan.
Guru agama.
Guru olahraga.
Persyaratan tenaga guru/pendidik adalah sebagai berikut :
Tamatan minimal SGPLB, sarjana muda/DIII, sarjana pendidikan luar
biasa dari IKIP/Universitas.
Untuk guru agama dari PGA, DII, S1 IAIN, atau sederajat.
Untuk guru olahraga dari DIII, S1 IKIP/Universitas.
Untuk guru keteranpilan DIII, S1 IKIP/Univerasitas.
Untuk guru bidang studi minimal DIII, S1 IKIP?Universitas dari jurusan
yang sesuai
Tenaga Ahli
Tenaga ahli diperlukan untuk hal-hal berikut ini :
Remedial Teaching
Guru yang mendapat tugas khusus untuk remedial atau bertugas memberi
bimbingan dan penyuluhan.
Tim Rehabilitasi
1). Dokter umum.
2). Dokter anak.
3). Dokter anak pediatri.
4). Dokter ortopedi,
5). Konselor.
6). Psikolog.
7). Orthopedagogik.
8). Specch Therapist.
9). Occupational Therapist.
10). Pekerja Sosial
Tenaga Administrasi
Tenaga administrasi untuk pendidikan luar biasa bagian D (tunadaksa)
adalah sebagi beriku.
1). Kepala Sekolah.
2). Wakit Kepala Sekolah.
3). Bendahara.
4). Tenaga Usaha, yang dapat melaksanakan : agendaris, inventaris, dan
pengetikan.
5). Pesuruh/pembantu sekolah.
Kurikulum
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum PLB tahun 1994 yang terdiri dari
Landasan program.
Garis-garis program pengajaran.
Pedoman pelaksanaan.
Administrasi
Administrasi yang digunakan adalah administrasi yang sesuai dengan pedoman
administrasi yang telah dibukukan, antara lain sebagai berikut.
Administrasi program pengajaran.
Administrasi kepegawaian,
Administrasi keuangan.
Administrasi perlengkapan dan barang.