Laporan Praktikum Kimia Anorganik 11
Laporan Praktikum Kimia Anorganik 11
PERCOBAAN KE 11
KIMIA ANORGANIK DALAM BEBERAPA BIDANG
INDUSTRI
DOSEN PENGAMPU: ENUNG SITI N, M.PKim
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
Aida Nur Azizah 1187040006
Fahmi Shihab 1187040020
Lisa Zulfiana 1187040030
Luthfiah Novianty 1187040031
Jurusan Kimia
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2019
I. TUJUAN
G = K i + ME
G = ME
dengan,
G = massa zat yang dibebaskan (dalam gram) ,i = kuat arus (dalam ampere)
,t = waktu (dalam detik) , dan ME = massa ekivalen. (Petrucci, 1990).
Elektrolisis yang pertama dicoba adalah elektrolisis air (1800). Davy
segera mengikuti dan dengan sukses mengisolasi logam alkali dan alkali
tanah. Bahkan hingga kini elektrolisis digunakan untuk menghasilkan
berbagai logam. Elektrolisis khususnya bermanfaat untuk produksi logam
dengan ionisasi tinggi (misalnya alumunium). Produksi alumunium
diindustri denga elektrolisis dicapai tahun 1886 secara independen oleh
penemu Amerika Charles Martin Hall (1863-1914) dan penemu Prancis
Louis Toussaint Heroult (1963-1914) pada waktu yang sama. Sukses
elektrolisis ini karena penggunaan lelehan Na3AlF6 sebagai pelarut bijih
(alumunium,oksida; Alumina Al2O3).
Sebagai syarat berlangsungnya elektrolisis, ion harus dapat
bermigrasi ke elektroda. Salah satu cara yang paling jelas agar ion
mempunyai mobilitas adalah dengan menggunakan larutan dalam air.
Namun dalam kasus elektrolisis Alumina, larutan dalam air jelas tidak tepat
sebab air lebih mudah direduksi daripada ion alumunium sabagaimana di
tunjukkan:
Al3+ + 3e → Al potensial elektroda normal = 1,662 V
2H2O + 2e → H2 + 2OH- potensial elektroda normal = 0.828 V
Metoda lain adalah dengan menggunakan lelehan garam.
(Chang, 2004).
B. Bahan
Zeolit alam digerus sampai halus dan dimasukkan dalam 2 gelas kimia
masing-masing 10 gram. Pada gelas kimia 1 zeolit direndam dengan aquades 50
ml dan diaduk selama 2 jam. Setelah itu disaring dan dikeringkan dalam oven
pada suhu 105°C selama 2 jam. Sementara pada gelas kimia 2 dilakukan langkah
yang sama namun direndam dahulu dengan HCl 2 N dan direndam kembali
dengan aquades. Masing-masing zeolit dicampurkan dengan etanol 70% dan
diaduk dengan pengaduk magnet selama 1 hari. Lalu kadar etanol sebelum dan
sesudah perlakuan dengan kedua zeolit tersebut ditentukan dengan piknometer.
V. DATA PENGAMATAN
Pada zeolit 2
Zeolit dilarutkan dengan HCl: larutan tak berwarna
larutan HCl 2 N 50 ml Zeolit + HCl: larutan hijau
dalam gelas kimia keabuan
Zeolit yang telah Padatan dan larutan tercampur,
dilarutkan HCl distirrer dengan larutan berwarna hijau
selama 2 jam dengan keabuan
kecepatan 700 rpm
Campuran disaring Endapan: hijau keabuan
Filtrat: hijau keabuan
Endapan dilarutkan Campuran berwarna hijau
kembali dengan aquadest keabuan
sebanyak 200 ml dan
distirrer selama 1 jam
Campuran disaring Endapan: hijau keabuan
Filtrat: hijau keabuan
Endapan dipindahkan ke Endapan kering berwarna abu
cawan porselen dan muda
dipanaskan dalam oven
pada suhu 105⁰C selama
2 jam
Endapan ditimbang Massa endapan yang
diperoleh: 8, 9122 gram
Endapan kering Etanol: larutan tak berwarna
dicampurkan dengan Zeolit + etanol: larutan
etanol 70% dan diaduk berwarna abu-abu. Setelah
selama 30 menit diaduk terdapat 2 fasa:
Fasa 1: padatan warna abu (-)
Fasa 2: larutan keruh
3. Preparasi piknometer
Pikno kosong ditimbang 4 botol piknometer ditimbang
Tabel 1. Massa pikno
Piknometer Massa
(gram)
Pikno 1 16, 5311
Pikno 2 16, 9469
Pikno 3 16, 5623
Pikno 4 20, 0768