Anda di halaman 1dari 20

20

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL


GALLERY WALK BERBASIS HANDS ON ACTIVITYUNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PROPOSAL

Dosen Pembimbing:
Dr. H. A. Saepul Hamdani, M.pd.

Disusun Oleh:
Putri Nur Jannah
NIM: D74216070

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA PRODI
PENDIDIKAN MATEMATIKA 2019/2020
21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi dalam suatu bangsa, dengan kata lain
pendidikan merupakan penentu kuat atau lemahnya suatu bangsa, Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilih kekuatan spiritual keagamaan, pengemdalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.1 Di sekolah, pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran sehingga dapat diartikan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami siswa.
Pembelajaran merupakan proses yang komplek dan melibatkan berbagai aspek
yang saling berkaitan. Dalam proses pembelajaran guru memberikan bimbingan
dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar untuk
memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran, tak terkecuali dalam
pembelajaran matematika.
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.2
Matematika memiliki peranan yang sangat penting dan wajib dipelajari pada setiap
jenjang pendidikan. Mengingat pentingnya matematika dalam ilmu pengetahuan
serta kehidupan pada umumnya, maka matematika perlu dipahami oleh semua
lapisan masyarakat terutama siswa sekolah formal. Matematika sebagai disiplin
ilmu memiliki nilai-nilai yang dapat berguna dalam mengembangkan kemampuan
berpikir dan bersikap. Matematika juga memiliki peranan penting dalam

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1
2
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005),hal.35.
22

pendidikan di masyarakat, baik sebagai objek langsung (fakta, konsep dan prinsip)
maupun tak langsung (berpikir kritis, logis tekun dan lain-lain).
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar. Kadang berjalan dengan baik, kadang tidak berjalan dengan baik,
kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang
terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi
terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Fenomena kesulitan
belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik
atau prestasi belajarnya. Namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan
munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-
berteriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering bolos, dan sering
minggat dari sekolah.3
Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul
kesulitan belajar.4 Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai
dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan
kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus siswa banyak menimbulkan
problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses
dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu
pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya
catatan, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran itu.
Di dalam proses belajar, minat memiliki pengaruh yang besar dalam
pencapaian keberhasilan belajar peserta didik. Minat besar pengaruhnya
terhadap aktivitas belajar siswa.5 Guru tidak perlu berteriak dan membentak-
bentak untuk meminta siswa memperhatikan pembicaraannya. Karena kalau
siswa tertarik dan berminat dengan cara dan penampilan diri mengajar, maka

3
Amilda dan Astuti, Kesulitan Belajar: Alternatif Sistem Pelayanan dan Penanganan.
(Yogyakarta: Pustaka Felicha.2012),hal.5.
4
Ahmad Ahmadi, dan widodo Supriyanto, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka
Cipta.2013), hal.83.
5
Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta.2011),hal. 187.
23

dengan sendirinya mereka akan memperhatikan guru. Mereka gaduh dan tidak
tenang sewaktu guru menjelaskan dan mengajar materi pelajaran, itu berarti
siswa kurang atau bahkan tidak berminat dengan pelajaran yang disajikan guru
yang bersangkutan.
Pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak berminat dalam
pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil angket minat yang diberikan
pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 12 Yogyakarta bahwa masih banyak siswa
yang tidak terlibat dalam proses pembelajaran, masih ada beberapa siswa yang
berbicara dengan temannya ketika guru menjelaskan dan sering keluar kelas
ketika pembelajaran berlangsung dan masih ada beberapa siswa yang tidak
menyampaikan ide ketika guru bertanya tentang pembelajaran matematika.
Adapun data hasil angket minat pra penelitian yang diberikan kepada siswa
kelas tersebut, yaitu dari 34 siswa hanya terdapat 1 (3%) siswa yang memiliki
minat belajar matematika dalam kategori sangat tinggi, 6 (18%) siswa dalam
kategori tinggi, 23 (68%) siswa dalam kategori sedang dan 4 (12%) siswa
dalam kategori rendah.6 Banyaknya siswa yang memiliki minat belajar
matematika pada kategori sedang dan rendah mengindikasikan masih ada hal
yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
Dengan demikian langkah pertama yang harus dipikirkan guru dengan
keras adalah menemukan kiat menumbuhkan minat siswa atas pelajaran yang
disampaikannya.7 Dengan menggunakan model, metode dan pendekatan
pengajaran yang tepat, dapat meningkatkan minat belajar dan membuat
pembelajaran lebih bermakna. Salah satunya adalah menggunakan model Gallery
walk berbasis Hands on Activity.

6
Tri dkk, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Inquiry Based
Learning Setting Group Investigation. Jurnal, (Universitas Negeri Yogyakarta.2017) h.151
7 Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam; Rekonstruksi metode

Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah. (Yogyakarta: Pustaka Felicha.2012),hal.103


24

Gallery walk merupakan model pembelajaran kelompok yang masing masing


anggota mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya. Model pembelajaran
Gallery Walk menuntut siswa untuk bekerja secara kolaboratif, berdiskusi,
saling mengoreksi pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang
dipelajari dengan mengunjungi setiap stan diskusi dan berpresentasi, sehingga
siswa akan dilibatkan aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas.8
Menurut Mark Francek Gallery Walk adalah teknik diskusi dimana siswa
beranjak dari kursi mereka dan secara aktif terlibat dalam memahami konsep-
konsep pokok materi, menuliskannya, dan mempresentasikannya di depan
kelas. Teknik ini juga melatih keterampilan mendengarkan dan kerjasama
kolaboratif di dalam kelompok.9
Hands on activity adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk melibatkan
siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan,
mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Siswa
diberi kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukan
aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban dan merasa
menyenangkan.10 Melalui hands on activity ini akan mendapatkan pengetahuan itu
secara langsung melalui pengalaman sendiri sehingga kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik dapat tercapai dengan baik dan maksimal, sehingga siswa
merasa pembelajaran lebih bermakna.
Dengan hands on activity siswa mendapatkan pengalaman dan penghayatan
terhadap konsep-konsep dalam pembelajaran. Selain untuk membuktikan fakta
dan konsep, hands on activity juga mendorong rasa ingin tahu siswa secara lebih

8
Nuraeni. Implementasi Metode Gallery Walk untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kelas XI IPS 3 MAN Yogyakarta III. Skripsi.
(Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), hal. 4.
9
Mark Francek, “Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using Gallery Walk.”
Jurnal (Of Collage Science Teaching, National Science Teachers Assosiation.2006)
10
Kartono, “Hands On Activity pada Pembelajaran Geometri Sekolah sebagai Assesmen
Kinerja Siswa”. Hands On Activity, 23.
25

mendalam sehingga cenderung untuk membangkitkan siswa mengadakan


penelitian untuk mendapatkan pengamatan dan pengalaman dalam proses
ilmiah.11Melalui hands on activity siswa juga memperoleh manfaat diantaranya
adalah menambah minat belajar, motivasi, menguatkan ingatan, dapat mengatasi
masalah kesulitan belajar, dan mendapat umpan balik dari siswa serta
menghubungkan yang konkrit dan yang absrak.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut di atas, maka dilakukan
penelitian dengan judul “Pengembangan Pembelajaran Matematika Model
gallery walk berbasis hands on activity Untuk Meningkatkan Minat Belajar
Matematika Siswa”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan pembelajaran matematika model gallery
walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar matematika
siswa ?
2. Bagaimana kevalidan hasil pengembangan pembelajaran matematika model
gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar
matematika siswa ?
3. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan pembelajaran matematika model
gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar
matematika siswa ?
4. Bagaimana keefektifan proses pengembangan pembelajaran matematika
model gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa ?
5. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah mendapatkan
pembelajaran matematika model gallery walk berbasis hands on activity untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa ?

11
Sondang R Manurung, “Hands-on and Minds-on activity dalam pembelajaran
Pengantar Fisika”. (Seminar dan Workshop Nasional Fisika, Bandung, 2010)
26

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan proses pengembangan pembelajaran matematika model
gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar
matematika siswa.
2. Mendeskripsikan kevalidan hasil pengembangan pembelajaran matematika
model gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa.
3. Mendeskripsikan kepraktisan hasil pengembangan pembelajaran matematika
model gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa.
4. Mendeskripsikan keefektifan proses pengembangan pembelajaran
matematika model gallery walk berbasis hands on activity untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa.
5. Mendeskripsikan peningkatan minat belajar siswa setelah mendapatkan
pembelajaran matematika model gallery walk berbasis hands on activity untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa.

D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan sintaks pada
pembelajaran model gallery walk berbasis hands on activity yang valid dan
praktis.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun sesuai dengan materi dan tujuan
penelitian yaitu untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.

E. Manfaat Penelitian
Apabila berdasarkan penelitian yang dilakukan ini ternyata dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik, maka hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru
27

Sebagai masukan serta menambah wawasan tentang model gallery walk


berbasis hands on activity yang penerapannya dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif pembelajaran.
2. Bagi siswa
Pembelajaran matematika melalui pembelajaran model gallery walk berbasis
hands on activity diharapkan dapat memberikan suatu pengalaman yang
bermanfaat untuk menarik minat belajar dan pengembangan pengetahuannya.
3. Bagi sekolah
Memberikan sumbangsih bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Bagi peneliti
Menambah pengalaman dan wawasan tentang model pembelajaran gallery
walk berbasis hands on activity mengenai pengembangan pembelajaran
matematika yang inovatif.

F. Batasan Penelitian
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik dari segi waktu, biaya,
kemampuan dan hal-hal lainnya serta untuk menghindari luasnya masalah yang
dikaji dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian sebagai berikut:
1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN 4 Mojokerto.
2. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar.
3. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah metode pembelajaran gallery
walk bebasis hands on activity.

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan dalam penafsiran pada penelitian ini,
maka perlu didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang
dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan
teori pembelajaran yang telah ada.
2. Gallery walk adalah teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa beranjak
dari kursi mereka dan secara aktif terlibat dalam memahami konsep-
konsep pokok materi, menuliskannya, dan mempresentasikannya di depan
kelas.
28

3. Hands on activity adalah suatu model pembelajaran yang dirancang untuk


melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan
menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat
kesimpulan sendiri. Siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran
dan temuan selama melakukan aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri
dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi.
4. Minat belajar adalah suatu kesukaan, kegemaran, ketertarikan, perhatian, dan
keaktifan siswa dalam belajar. Perasaan atau dorongan tersebut dilakukan
dengan antusias tanpa ada paksaan dari dirinya sendiri.
5. Perangkat dikatakan valid jika validator menyatakan perangkat tersebut baik
berdasarkan isi dan kontruksinya.
6. Perangkat dikatakan praktis apabila validator menyatakan bahwa perangkat
layak dan mudah digunakan di lapangan bagi guru dan siswa.
7. Perangkat dikatakan efektif jika perangkat yang dikembangkan mencapai
tujuan yang ditetapkan, yaitu aktivitas siswa, keterlaksanaan sintaks
pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran. Aktivitas siswa
dikatakan aktif jika persentase siswa yang aktif lebih tinggi dari pada yang
pasif. Respon siswa dikatakan positif jika 70% atau lebih siswa merespon
dalam kategori positif terhadap perangkat pembelajaran. Sedangkan guru
dikatakan mampu dalam melaksanakan sintaks jika tingkat pencapaian
kemampuan guru mengelolan pembelajaran minimal cukup baik.
29

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika Model Gallery Walk Berbasis Hands On Activity


1. Pengertian Model Pembelajaran
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran diperlukan adanya sebuah model
pembelajaran yang dapat menginovasi sebuah kegiatan pembelajaran agar
lebih kreatif, dengan beberapa pemaparan di atas penulis menggunakan
sebuah model pembelajaran dalam penelitian ini, model pembelajaran juga
memiliki beberapa makna. sehingga dirasa sangat penting untuk mengetahui
pengertian dari model pembelajaran itu sendiri.
Model biasa dikenal dengan istilah pola. Model atau pola biasanya
digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk membuat, merancang, atau
melaksanakan sesuatu kegiatan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar juga diperlukan suatu model agar
pelaksanaan dan hasilnya efektif dan efisien. Model ini kita sebut sebagai
model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dam implikasinya pada
tingkat operasiomal di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru di kelas.12
Menurut Joyce model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

12
Agus Suprijono, “Cooperative Learning : TEORI DAN APLIKASI PAIKEM”, (Pustaka
pelajar, 2015), hal. 64-65.
30

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,


kurikulum, dan lain-lain.13
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas.14
Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan
model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi
para peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.15
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diasumsikan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu perencanaan pembelajaran di kelas yang
menggambarkan sebuah langkah-langkah dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
2. Pengertian Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, antara empat sampai

13
Sutarto indrawati, “ Strategi Belajar Mengajar Sains”, (UPT Penerbitan UNEJ, 2013),
hal. 21
14
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strtegi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hal. 51
15
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
Dan Kontekstual (Jakarta: Prenada Media Group, 2013). Hal 24.
31

enam orang yang mempunyai latar belakang, kemempuan akademis, jenis


kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).16
Menurut Nurhadi dan Sinduk pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah
sehingga sumber belajar bagi peserta didik bukan hanya pendidik dan buku
ajar, tetapi juga sesama peserta didik.17
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar peserta
didik dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan.18 Sedangkan menurut H.karli dan Yulia, menyatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
terdiri atas dua orang atau lebih.19
Parker juga mengemukakan pendapatnya tentang pembelajaran
kooperatif. Menurut Parker pembelajaran kooperatif adalah suasana
pembelajaran dimana para peserta didik saling berinteraksi dalam kelompok-
kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan
bersama.20 Pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama peserta didik dan
saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah.21
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diasumsikan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
menempatkan peserta didik belajar dan bekerja bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang mempunyai latar belakang, kemempuan akademis, jenis

16
Wina sanjaya,Perencanaan dan desain sistem pebelajaran,(Jakarta:Kencana,Prenada
media group,2008) hal.194.
17
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inofatif Konteporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hal.189
18
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal 30
19
Ibid, hal 165
20
Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pusataka Belajar, 2011), hal 29
21
Muslimin Ibrahim dkk. , Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA University Press, 2005), hal 2.
32

kelamin, ras, atau suku yang berbeda untuk mempelajari suatu materi,
menekankan kerjasama dan tanggung jawab bersama serta saling
ketergantungan pada struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan.

3. Pengertian Metode Gallery Walk


Menurut Lie, metode gallery walk merupakan bagian dari model
pembelajaran kooperatif.22 Gallery walk (pameran berjalan) atau disebut
juga galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa
yang telah siswa pelajari.23 Menurut Nuraeni, metode gallery walk
menekankan pada aspek kerja sama untuk memecahkan suatu
permasalahan dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran tersebut
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi antar satu siswa
dengan siswa lainnya dan siswa dengan guru pada proses pembelajaran
sehingga siswa tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran.
Metode gallery walk adalah metode pembelajaran yang dapat
memaksa siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun
skema sesuai hal-hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi
di setiap kelompok untuk dipajang di depan kelas. Setiap kelompok
menilai hasil karya kelompok lain yang digalerikan, kemudian
dipertanyakan pada saat diskusi kelompok dan ditanggapi. Penggalerian
hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugasnya. Setelah
semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru memberi kesimpulan dan
klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa.24

22
Lie, A. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. (Jakarta:
Grasindo, 2000), hal. 83.
23
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM, Semarang, (RaSAIL
Media Group, 2011), hal. 89
24
Ghufron. Implementasi Metode Gallery Walk dan Small Group Discussion
Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII E
Di SMP Negeri 1 Banyuanyar Probolinggo. Skripsi. (Malang: Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011) hal.12
33

Gallery walk mendorong peserta didik untuk belajar dari setiap


kelompok kecil yang membahas suatu kasus atau permasalahan. Masing-
masing kelompok mencatat hasil diskusinya pada selembar kertas dan
diletakkan atau ditempelkan pada meja atau dinding. Setiap kelompok
menugaskan salah seorang anggota kelompok untuk tinggal (penjaga),
kemudian anggota kelompok menyebar mempelajari pekerjaan kelompok
lain dan bertanya pada anggota kelompok yang tinggal (penjaga). Setelah
itu, anggota kelompok bergabung kembali untuk berdiskusi dan
menambah informasi dalam kelompok mereka. Aktivitas ini dapat
dilakukan dengan membahas kasus yang berbeda untuk masing-masing
kelompok.25
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat diasumsikan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk merupakan model
pembelajaran diskusi kelompok dimana siswa keluar dari tempat duduk dan
secara aktif terlibat dalam memahami konsep-konsep pokok materi,
menuliskannya, dan berbicara di depan kelas.
4. Langkah-langkah metode Gallery walk
Metode gallery walk merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat
apa yang dipelajari peserta didik selama ini, Menurut Haidir dan salim,
langkah-langkah penerapan metode gallery walk adalah sebagai berikut:26
a. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok.
b. Bagikan tugas yang akan dikerjakan.
c. Berdasarkan tugas yang telah diberikan tersebut, buatlah resume
atau catatan penting.
d. Hasil resume yang diperoleh dituliskan ke dalam kertas plano.

25
Sani, R.A.. Inovasi Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 181.
26
Haidir,salim, Strategi Pembelajaran (suatu pendekatan dimana meningkatkan belajar
siswa secara transformatif, ( E-book, 2012), hal. 146.
34

e. Masing - masing anggota kelompok berkunjung ke anggota


kelompok yang lain.
f. Klarifikasi dari guru.
Menurut Mark Francek adalah langkah-langkah penerapan metode
gallery walk adalah sebagai berikut:27
a. Guru membuat dan memposting pertanyaan. Guru menulis
beberapa pertanyaan berkaitan dengan topik pembelajaran pada
kertas karton kemudian diposting di dinding dalam kelas yang
diberi jarak satu sama lainnya
b. Membentuk kelompok, berjumlah 3-6 orang dan menetapkan
recorder yang bertugas menulis komentar.
c. Menetapkan stan diskusi dan mulai berkomentar.
d. Berputar. Setelah 3-5 menit, guru mengatakan “Berputar!”, tiap
kelompok kemudian bergerak searah jarum jam dari stan diskusi
mereka ke stan diskusi kelompok lain.
e. Presentasi. Setelah mengunjungi setiap stan diskusi, siswa kembali
ke stan diskusi awal mereka, kemudian merangkum semua
komentar dan menjawab pertanyaan yang diterima dalam waktu 5-
10 menit. Perwakilan kelompok lalu mempresentasikan hasil
diskusi.
f. Klarifikasi dan penarikan kesimpulan dibantu guru.
Menurut pendapat Melvin L. Silberman, langkah-langkah penerapan
metode gallery walk adalah sebagai berikut:28
a. Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan dua hingga empat orang.

27
Francek, Mark. Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using Gallery Walk,
Jurnal Of Collage Science Teaching, (National Science Teachers Assosiation, 2006), hal. 1
28
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif., h.
2745.
35

b. Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang


didapatkan oleh anggotanya dari pelajaran yang peserta didik ikuti.
Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuah daftar pada
kertas lebar hasil pembelajaran ini.
c. Tempelkan daftar tersebut pada dinding
d. Perintahkan peserta didik untuk
berjalan melewati tiap daftar, perintahkan agar tiap peserta didik
untuk memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang juga ia
dapatkan pada daftar selain daftarnya sendiri.
e. Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum
didapatkan. Jelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa.
Adanya variasi langkah-langkah metode gallery walk yang
dikemukakan diatas, bukanlah bersifat mutlak melainkan bisa diberikan
variasi sesuai dengan tujuan belajar yang akan dilaksanakan, variasi langkah-
langkah metode gallery walk yang nantinya akan diterapkan dalam penelitian
ini, dan diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah sebagai
berikut :
a. Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
banyaknya tema yang akan dipelajari;
b. Masing-masing kelompok mendapatkan tema yang akan di diskusikan.
c. Setiap kelompok mendapatkan kertas HVS.
d. Siswa diperbolehkan untuk membuka buku
e. Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusinya pada kertas HVS
dan ditempelkan pada meja.
f. Setiap kelompok menugaskan salah seorang anggota kelompok untuk
tinggal (penjaga).
g. Anggota kelompok menyebar mempelajari pekerjaan kelompok lain dan
bertanya pada anggota kelompok yang menjaga.
36

h. Anggota kelompok bergabung kembali untuk berdiskusi dan menambah


informasi dalam kelompok mereka dan dapat di akhiri dengan tepuk
tangan yang meriah.
i. Guru memberi penguatan.

5. Kelebihan dan kekurangan


Dalam memilih sebuah metode pembelajaran yang akan digunakan
selain harus menyesuaikan dengan materi ajar namun juga harus
memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran tersebut
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Adapun Kelebihan metode
gallery walk diantaranya:29
a. Peserta didik terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan
masalah dalam belajar.
b. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan
pembelajaran.
c. Membiasakan peserta didik bersikap saling menghargai dan
mengapresiasi hasil belajar peserta didik yang lain.
d. Mengaktifkan fisik dan mental peserta didik selama proses belajar.
e. Membiasakan peserta didik memberi dan menerima kritik.
f. Peserta didik tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri untuk menemukan
informasi dari berbagai sumber dan juga belajar dari peserta didik yang
lainnya.
g. Menangani berbagai keterampilan kognitif meliputi analisis, evaluasi
dan sintesis.

29
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Prenamedia Group, 2012), h. 249.
37

Selain kelebihan metode gallery walk memiliki kekurangan. Beberapa


kekurangan dari metode gallery walk yaitu:30
a. Apabila anggota kelompok terlalu banyak, beberapa peserta didik akan
menggantungkan pekerjaannya kepada peserta didik yang lain.
b. Pengaturan kelas yang lebih rumit.
c. Untuk menciptakan kesadaran dalam bekerjasama secara berkelompok
membutuhkan waktu yang cukup lama.
d. Dalam proses pembelajaran guru lebih ekstra cermat dalam memantau
dan menilai keaktivan individu dan kelompok.

e. Jika tanpa pengawasan yang efektif dilakukan oleh guru, maka bisa
terjadi sesuatu yang hendak dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai
oleh peserta didik.

6. Pengertian Hands on activity

B. Minat Belajar Siswa

C. Hubungan Pembelajaran Matematika Model Gallery Walk Berbasis Hands


On Activity dengan Minat Belajar Siswa.

30
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan., (Jakarta:
Prenamedia Group, 2012),h. 250.
38
39

Anda mungkin juga menyukai