10 Hari Proposal
10 Hari Proposal
PROPOSAL
Dosen Pembimbing:
Dr. H. A. Saepul Hamdani, M.pd.
Disusun Oleh:
Putri Nur Jannah
NIM: D74216070
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi dalam suatu bangsa, dengan kata lain
pendidikan merupakan penentu kuat atau lemahnya suatu bangsa, Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilih kekuatan spiritual keagamaan, pengemdalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.1 Di sekolah, pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran sehingga dapat diartikan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami siswa.
Pembelajaran merupakan proses yang komplek dan melibatkan berbagai aspek
yang saling berkaitan. Dalam proses pembelajaran guru memberikan bimbingan
dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar untuk
memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran, tak terkecuali dalam
pembelajaran matematika.
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.2
Matematika memiliki peranan yang sangat penting dan wajib dipelajari pada setiap
jenjang pendidikan. Mengingat pentingnya matematika dalam ilmu pengetahuan
serta kehidupan pada umumnya, maka matematika perlu dipahami oleh semua
lapisan masyarakat terutama siswa sekolah formal. Matematika sebagai disiplin
ilmu memiliki nilai-nilai yang dapat berguna dalam mengembangkan kemampuan
berpikir dan bersikap. Matematika juga memiliki peranan penting dalam
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1
2
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005),hal.35.
22
pendidikan di masyarakat, baik sebagai objek langsung (fakta, konsep dan prinsip)
maupun tak langsung (berpikir kritis, logis tekun dan lain-lain).
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar. Kadang berjalan dengan baik, kadang tidak berjalan dengan baik,
kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang
terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi
terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Fenomena kesulitan
belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik
atau prestasi belajarnya. Namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan
munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-
berteriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering bolos, dan sering
minggat dari sekolah.3
Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul
kesulitan belajar.4 Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai
dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan
kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus siswa banyak menimbulkan
problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses
dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu
pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya
catatan, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran itu.
Di dalam proses belajar, minat memiliki pengaruh yang besar dalam
pencapaian keberhasilan belajar peserta didik. Minat besar pengaruhnya
terhadap aktivitas belajar siswa.5 Guru tidak perlu berteriak dan membentak-
bentak untuk meminta siswa memperhatikan pembicaraannya. Karena kalau
siswa tertarik dan berminat dengan cara dan penampilan diri mengajar, maka
3
Amilda dan Astuti, Kesulitan Belajar: Alternatif Sistem Pelayanan dan Penanganan.
(Yogyakarta: Pustaka Felicha.2012),hal.5.
4
Ahmad Ahmadi, dan widodo Supriyanto, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka
Cipta.2013), hal.83.
5
Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta.2011),hal. 187.
23
dengan sendirinya mereka akan memperhatikan guru. Mereka gaduh dan tidak
tenang sewaktu guru menjelaskan dan mengajar materi pelajaran, itu berarti
siswa kurang atau bahkan tidak berminat dengan pelajaran yang disajikan guru
yang bersangkutan.
Pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak berminat dalam
pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil angket minat yang diberikan
pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 12 Yogyakarta bahwa masih banyak siswa
yang tidak terlibat dalam proses pembelajaran, masih ada beberapa siswa yang
berbicara dengan temannya ketika guru menjelaskan dan sering keluar kelas
ketika pembelajaran berlangsung dan masih ada beberapa siswa yang tidak
menyampaikan ide ketika guru bertanya tentang pembelajaran matematika.
Adapun data hasil angket minat pra penelitian yang diberikan kepada siswa
kelas tersebut, yaitu dari 34 siswa hanya terdapat 1 (3%) siswa yang memiliki
minat belajar matematika dalam kategori sangat tinggi, 6 (18%) siswa dalam
kategori tinggi, 23 (68%) siswa dalam kategori sedang dan 4 (12%) siswa
dalam kategori rendah.6 Banyaknya siswa yang memiliki minat belajar
matematika pada kategori sedang dan rendah mengindikasikan masih ada hal
yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
Dengan demikian langkah pertama yang harus dipikirkan guru dengan
keras adalah menemukan kiat menumbuhkan minat siswa atas pelajaran yang
disampaikannya.7 Dengan menggunakan model, metode dan pendekatan
pengajaran yang tepat, dapat meningkatkan minat belajar dan membuat
pembelajaran lebih bermakna. Salah satunya adalah menggunakan model Gallery
walk berbasis Hands on Activity.
6
Tri dkk, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Inquiry Based
Learning Setting Group Investigation. Jurnal, (Universitas Negeri Yogyakarta.2017) h.151
7 Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam; Rekonstruksi metode
8
Nuraeni. Implementasi Metode Gallery Walk untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kelas XI IPS 3 MAN Yogyakarta III. Skripsi.
(Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), hal. 4.
9
Mark Francek, “Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using Gallery Walk.”
Jurnal (Of Collage Science Teaching, National Science Teachers Assosiation.2006)
10
Kartono, “Hands On Activity pada Pembelajaran Geometri Sekolah sebagai Assesmen
Kinerja Siswa”. Hands On Activity, 23.
25
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan pembelajaran matematika model gallery
walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar matematika
siswa ?
2. Bagaimana kevalidan hasil pengembangan pembelajaran matematika model
gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar
matematika siswa ?
3. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan pembelajaran matematika model
gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar
matematika siswa ?
4. Bagaimana keefektifan proses pengembangan pembelajaran matematika
model gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa ?
5. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah mendapatkan
pembelajaran matematika model gallery walk berbasis hands on activity untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa ?
11
Sondang R Manurung, “Hands-on and Minds-on activity dalam pembelajaran
Pengantar Fisika”. (Seminar dan Workshop Nasional Fisika, Bandung, 2010)
26
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan proses pengembangan pembelajaran matematika model
gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat belajar
matematika siswa.
2. Mendeskripsikan kevalidan hasil pengembangan pembelajaran matematika
model gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa.
3. Mendeskripsikan kepraktisan hasil pengembangan pembelajaran matematika
model gallery walk berbasis hands on activity untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa.
4. Mendeskripsikan keefektifan proses pengembangan pembelajaran
matematika model gallery walk berbasis hands on activity untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa.
5. Mendeskripsikan peningkatan minat belajar siswa setelah mendapatkan
pembelajaran matematika model gallery walk berbasis hands on activity untuk
meningkatkan minat belajar matematika siswa.
E. Manfaat Penelitian
Apabila berdasarkan penelitian yang dilakukan ini ternyata dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik, maka hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru
27
F. Batasan Penelitian
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik dari segi waktu, biaya,
kemampuan dan hal-hal lainnya serta untuk menghindari luasnya masalah yang
dikaji dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian sebagai berikut:
1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN 4 Mojokerto.
2. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar.
3. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah metode pembelajaran gallery
walk bebasis hands on activity.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan dalam penafsiran pada penelitian ini,
maka perlu didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang
dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan
teori pembelajaran yang telah ada.
2. Gallery walk adalah teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa beranjak
dari kursi mereka dan secara aktif terlibat dalam memahami konsep-
konsep pokok materi, menuliskannya, dan mempresentasikannya di depan
kelas.
28
BAB II
KAJIAN TEORI
12
Agus Suprijono, “Cooperative Learning : TEORI DAN APLIKASI PAIKEM”, (Pustaka
pelajar, 2015), hal. 64-65.
30
13
Sutarto indrawati, “ Strategi Belajar Mengajar Sains”, (UPT Penerbitan UNEJ, 2013),
hal. 21
14
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strtegi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hal. 51
15
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
Dan Kontekstual (Jakarta: Prenada Media Group, 2013). Hal 24.
31
16
Wina sanjaya,Perencanaan dan desain sistem pebelajaran,(Jakarta:Kencana,Prenada
media group,2008) hal.194.
17
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inofatif Konteporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hal.189
18
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal 30
19
Ibid, hal 165
20
Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pusataka Belajar, 2011), hal 29
21
Muslimin Ibrahim dkk. , Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA University Press, 2005), hal 2.
32
kelamin, ras, atau suku yang berbeda untuk mempelajari suatu materi,
menekankan kerjasama dan tanggung jawab bersama serta saling
ketergantungan pada struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan.
22
Lie, A. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. (Jakarta:
Grasindo, 2000), hal. 83.
23
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM, Semarang, (RaSAIL
Media Group, 2011), hal. 89
24
Ghufron. Implementasi Metode Gallery Walk dan Small Group Discussion
Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII E
Di SMP Negeri 1 Banyuanyar Probolinggo. Skripsi. (Malang: Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2011) hal.12
33
25
Sani, R.A.. Inovasi Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 181.
26
Haidir,salim, Strategi Pembelajaran (suatu pendekatan dimana meningkatkan belajar
siswa secara transformatif, ( E-book, 2012), hal. 146.
34
27
Francek, Mark. Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using Gallery Walk,
Jurnal Of Collage Science Teaching, (National Science Teachers Assosiation, 2006), hal. 1
28
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif., h.
2745.
35
29
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Prenamedia Group, 2012), h. 249.
37
e. Jika tanpa pengawasan yang efektif dilakukan oleh guru, maka bisa
terjadi sesuatu yang hendak dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai
oleh peserta didik.
30
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan., (Jakarta:
Prenamedia Group, 2012),h. 250.
38
39