Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DAYEUHKOLOT
Jalan Raya Dayeuhkolot No. 423 Telp. (022)-5223805 Kode Pos 40258
E-mail : pkmdayeuhkolotbandungkab@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI


SURVEILANS DAN PELACAKAN KASUS BALITA GIZI BURUK

A. Pendahuluan

Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga tahap meliputi
rencana jangka pendek untuk tanggap darurat dengan menerapkan prosedur
tatalaksana penanggulangan gizi buruk dengan melaksanakan sistem
kewaspadaan dini secara intensif melalui pelacakan kasus dan penemuan kasus
baru kemudian ditangani di puskesmas dan di rumah sakit. Kemudian tahap
pencegahan terhadap peningkatan status dengan koordinasi lintas program dan
lintas sektor, memberikan bantuan pangan, memberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI). Sedangakn tahap ketiga pengobatan penyakit, penyediaan air
bersih, memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan terutama peningkatan ASI
eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan kemudian diberikan makanan pendamping ASI
setelah usia 6 bulan dengan meneruskan pemberian ASI sampai usia dua tahun.

B. Latar Belakang

Untuk mencegah terjadinya KLB gizi buruk dan mengetahui penyebab


terjadinya gizi buruk diperlukan sistim surveilans gizi yang berkelanjutan, salah
satu bentuk kegiatannya melalui pelacakan kasus. Surat Edaran Menteri
Kesehatan RI Nomor 1209/Menkes/X/1998 tanggal 19 Oktober 1998 menyatakan
untuk memperlakukan kasus kurang gizi berat sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),
sehingga setiap kasus gizi buruk harus (a) dilaporkan 1x24 jam; (b) ditangani
sesuai dengan tatalaksana gizi buruk yang standar baik rawat inap atau rawat
jalan; (c) melakukan penyelidikan epidemiologis atau pelacakan kasus gizi buruk.
Berdasarkan laporan perkembangan gizi buruk pada tiap tahunnya mengalami
peningkatan.
Selanjutnya sesuai Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor
347/Menkes/IV/2008 tanggal 10 April 2008, suatu wilayah dinyatakan KLB gizi
buruk apabila di wilayah kabupaten / kota : (a) ada peningkatan jumlah balita
dengan berat badan di bawah garis merah (BGM) pada KMS sebanyak 50% atau
jumlah balita gizi buruk meningkat 2 kali lipat pada 4 bulan sebelumnya; (b) ada
perubahan pola konsumsi makanan pokok yang biasa dikonsumsi masyarakat baik
jenis, jumlah maupun frekuensi makan. Semakin Aktif pelaksanaan surveilans gizi,
maka semakin banyak kasus gizi buruk ditemukan dan dirujuk serta dilaporkan.

Kegiatan Bulan Penimbangan Balita ini merupakan salah satu kegiatan


yang bisa mewujudkan Visi Puskesmas Dayeuhkolot yang berbunyi “Terwujudnya
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Dayeuhkolot sehat dan mandiri”.
Misi Puskesmas Dayeuhkolot:
1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang merata dan berkualitas kepada
masyarakat.
2. Memberdayakan keluarga untuk hidup sehat secara mandiri.
3. Menyelenggarakan lingkungan tempat tinggal dan tempat beraktivitas yang
sehat.
4. Menyelenggaraka upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
serta penyakit tidak menular.
5. Menyelenggarakan manajemen Puskesmas Dayeuhkolot yang bermutu dan
berkesinambungan.

Tata Nilai:

1. Kasih (memberikan pelayanan yang terbaik buat orang lain)


2. Aman (memberikan pelayanan yang sesuai standar)
3. Santun (memberikan pelayanan dengan budi bahasa dan tingkah laku yang
baik)
4. Ikhlas (memberi pelayanan yang tulus hati)
5. Handal (memberikan pelayanan kesehatan secara professional)

Motto: Mama Heran (Maju, Mandiri, Hebat dan Keren)

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh dan menemukan sedini mungkin kasus gizi buruk serta
menanggulanginya dengan cepat.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya faktor resiko gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Dayeuhkolot sebagai bahan informasi sektor terkait dalam penentuan
intervensi
b. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk
secara komprehensif
c. Memberikan rekomendasi untuk penyusunan kebijakan perencanaan
Puskesmas ke depan yang efektif dan efisien.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Pelacakan kasus balita gizi buruk/surveilans kasus gizi buruk yaitu
rangkaian kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya
gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk lainnya di wilayah kerja
Puskesmas Dayeuhkolot.
Rincian Kegiatan :
a. Menindaklanjuti laporan balita diduga gizi buruk baik dari kader ataupun bidan
desa.
b. Menyiapkan Instrumen Pelacakan (Form Pelacakan Gizi buruk)
c. Melaksanakan surveilan gizi buruk bersama dengan Petugas surveilans dan
dokter Puskesmas melakukan penyelidikan kasus balita gizi buruk sesuai
dengan form pelacakan kasus gizi buruk (Menimbang BB, Mengukur TB dan
memeriksa balita gizi buruk)
d. Identifikasi masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kegitan surveilans gizi
buruk serta rencana tindak lanjut.

E. Tempat dan Waktu Penyelenggaraan


Kegiatan pelacakan bayi dan balita dilakukan pada saat ditemukan
laporan balita diduga gizi buruk situasional selama tahun 2019 di seluruh desa
wilayah kerja Pukesmas Dayeuhkolot, yaitu Citeureup, Dayeuhkolot dan Sukapura.

F. Sasaran
Sasaran pelacakan / surveilans balita gizi buruk yaitu balita yang diduga
gizi buruk / sangat kurus.

G. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah kegiatan
berlangsung seperti form pelacakan balita gizi buruk, laporan pelaksanaan
tugas, rekapan hasil pelacakan balita gizi buruk. Pelaporan dibuat
berdasarkan hasil kegiatan pelacakan masing-masing kasus.
2. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan dan hasilnya diberikan
atau disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung melalui Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat Seksi Gizi, Kepala Puskesmas, Lintas Sektor
(Kecamatan dan Desa). Setelah laporan dibuat kemudian kita lakukan
analisa data untuk mengetahui masalah yang terjadi, penyebab dan
rencana tindak lanjut.

Mengetahui,
KEPALA UPTD PUSKESMAS DAYEUHKOLOT PEMEGANG PROGRAM

dr. REYMOND PANGIHUTAN SIRAIT IMAS MARGANINGSIH


NIP. 197707142010011020 NIP. 196309231986032007

Anda mungkin juga menyukai