KONTRUKSI KAIN
Melakukan penimbangan dan perhitungan tetal kain contoh uji, untuk menghitung nomor
benang dari kain dan mengkeret benang dari kain sehingga dapat mengetahui berat kain
per meter persegi.
Anyaman kain tenun adalah silangan antara benang lusi dengan benang pakan sehingga
terbentuk kain tenun. Benang lusi adalah benang yang sejajar dengan panjang kain tenun
biasanya digambarkan kearah vertical, sedangkan benang pakan adalah benang yang
sejajar dengan lebar kain dan biasanya digambarkan kea rah horizontal.
Untuk menyatakan anyaman suatu kain tenun dapat dilakukan dengan cara :
Anyaman polos .
Anyaman Keper
Anyaman satin .
Anyaman turunan
Anyaman ini merupakan turunan dari anyaman polos, yang pada anyaman polos dan
keper terbagi atas turunan langsung dan tidak langsung .Sedangkan pada satin hanya
turunannya saja .
Anyaman campuran
Anyaman dengan benang berwarna
Anyaman dengan tenunan rangkap
Anyaman khusus, misalnya; anyaman pique, anyaman handuk, anyaman berbulu,
anyaman dengan benang pengisi, anyaman permadani dan lain-lain.
2. Nomor benang
Nomor benang (yarn count) adalah kehalusan benang, yang dinyatakan dalam satuan berat
setiap panjang tertentu atau satuan panjang setiap berat tertentu.
3. Tetal Benang
Tetal benang adalah kerapatan benang pada kain atau jumlah benang setiap satuan
panjang tertentu, misalnya jumlah benang setiap cm atau inchi. Ada beberapa cara
menentukan tetal benang, yaitu : denagn kaca pembesar, dengan kaca penghitung secara
bergeser, dengan cara urai, dengan proyektor, dengan parallel line grating dan dengan
taper line grating.
4. Mengkeret Benang
Apabila benang ditenun maka akan berubah panjangnya, hal ini karena adanya silangan
pada kain. Untuk menyatakan perubahan ukuran tersebut dapat dilakukan dengan dua cara
:
- Crimp ; adalah prosentase perubahan panjang benang dari keadaan lurus (pb)
menjadi kain tenun (pk) terhadap kain tenun.
- Teke up ; adalah prosentase perubahan panjang benang dari keadaan lurus (pb)
menjadi kain tenun (pk) terhadap panjang benang dalam keadaan lurus.
1.3 Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gunting
b. Jarum
c. Pensil
d. Timbangan benang
e. Timbangan digital
f. Loop
2. Bahan
Keterangan :
Rata-rata panjang benang setelah diluruskan (10 helai untuk lusi dan pakan) = PB
Dengan penimbangan
Dengan perhitungan
Keterangan :
89 helai/inchi 57 helai/inchi
91 helai/inchi 60 helai/inchi
Lusi = 0,0142 g
Pakan = 0,0147 g
Lusi : Pakan :
1. 10.2 cm 1. 10.2 cm
2. 10.2 cm 2. 10.1cm
3. 10,2 cm 3.10.1 cm
4. 10.3 cm 4. 10.2 cm
5. 10.2 cm 5. 10,2 cm
6. 10.2 cm 6. 10.3 cm
7. 10.2 cm 7. 10.4 cm
8. 10.1 cm 8. 10.2 cm
9. 10.2 cm 9. 10.2 cm
10.10.1 cm 10.10.2 cm
Σ = 101.9 cm Σ = 102.1 cm
Rata-rata = 10.19 = 10.21
XPB PK
Mengkeret lusi = 100%
XPB
10,19 10
= 100%
10,19
= 1.86%
XPB PK
Mengkeret pakan = 100%
XPB
10,21 10
= 100%
10,21
= 2.00%
1000 1000
Tex = 13.9
Nm 71.8
9000 9000
Td = 125.3
Nm 71.8
1000 1000
Tex = 14.4
Nm 69.4
9000 9000
Td = 129.6
Nm 69.4
= 82 g/ m2
Dengan perhitungan :
100
TetalLusi 100cm 100
Berat lusi / m2 = 100 ML
Nm.Lusi 100
100
35 100cm 100cm
= 100 1.86
71.8 100cm
= 49.2 m/g
100
TetalPakan 100cm 100
Berat pakan/m2 100 MP
Nm.Pakan 100
100
23 100cm 100cm
= 100 2
69.4 100cm
= 33.8 m/g
Lusi = 0,0322 g
Pakan = 0,0312 g
Lusi : Pakan :
1. 10.5 cm 1. 10.6 cm
2. 10.5 cm 2. 10.6 cm
3. 10.4 cm 3. 10.5 cm
4. 10.5 cm 4. 10.7 cm
5. 10.4 cm 5. 10.6 cm
6. 10.3 cm 6. 10.7 cm
7. 10.3 cm 7. 10.8 cm
8. 10.4 cm 8. 10.7cm
9. 10.3 cm 9. 10.6 cm
10.10.4cm 10.10.7 cm
Σ = 104 cm Σ = 106.5 cm
Rata-rata = 10.4 = 10.65
XPB PK
Mengkeret lusi = 100%
XPB
10,4 10
= 100%
10,4
= 3.8%
XPB PK
Mengkeret pakan = 100%
XPB
10,65 10
= 100%
10,65
= 6.1%
1000 1000
Tex = 30.03
Nm 33.3
9000 9000
Td = 270.2
Nm 33.3
1000 1000
Tex = 30.2
Nm 33.07
9000 9000
Td = 272.1
Nm 33.07
= 211 g/ m2
Dengan perhitungan :
100
TetalLusi 100cm 100
Berat lusi / m2 = 100 ML
Nm.Lusi 100
100
40 100cm 100cm
= 100 3.8
33.07 100cm
= 125.7 m/g
100
TetalPakan 100cm 100
Berat pakan/m2 100 MP
Nm.Pakan 100
100
24 100cm 100cm
= 100 6.1
33.3 100cm
= 77.4 m/g
Lusi = 0,0135 g
Pakan 0,0192 g
Lusi : Pakan :
1. 10.4 cm 1. 10.2 cm
2. 10.3 cm 2. 10.3 cm
3. 10,2 cm 3. 10.1 cm
4. 10.3 cm 4. 10.2 cm
5. 10.4, cm 5. 10.1 cm
6. 10.3 cm 6. 10.2 cm
7. 10.3 cm 7. 10.2 cm
8. 10.3 cm 8. 10.2cm
9. 10.4 cm 9. 10.2 cm
10.10.3 cm 10.10.1 cm
Σ = 103.2 cm Σ = 101.8 cm
Rata-rata = 10.32 = 10.18
XPB PK
Mengkeret lusi = 100%
XPB
10,32 10
= 100%
10,32
= 3.1%
XPB PK
Mengkeret pakan = 100%
XPB
10.18 10
= 100%
10,18
= 1.7%
9000 9000
Td = 117.8
Nm 76.4
1000 1000
Tex = 18.8
Nm 53.1
9000 9000
Td = 169.5
Nm 53.1
= 140 g/ m2
Dengan perhitungan :
100
TetalLusi 100cm 100
Berat lusi / m2 = 100 ML
Nm.Lusi 100
100
68 100cm 100cm
= 100 3.1
76.4 100cm
= 91.8 m/g
100
TetalPakan 100cm 100
Berat pakan/m2 100 MP
Nm.Pakan 100
100
34 100cm 100cm
= 100 1.7
53.1 100cm
= 65.1m/g
Berat kain / m2 = 91.8+65.1 = 156.9
Selisih berat ( penimbangan dengan perhitungan )
156.9 140
= 100% 10.7 %
156.9
1.10 Diskusi
Pada praktikum ini pengambilan sampel dilakukan pada dua contoh uji yang tempatnya
berbeda karena agar hasil uji mewakili suatu contoh uji. Sebelum kain contoh dipotong 10 x
10 cm sebisa mungkin kita menguraikan lusi dan pakannya sehingga mendekati ukuran 10 x
10 cm setelah itu diberi batasan dengan ukuran 10 x 10 cm dan ditiras hingga 10 helai lusi
dan 10 helai pakan. Setelah itu sisa-sisa benang lusi dan pakan dipotong sesuai dengan
ukuran kain. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan pemotongan kain contoh
yang miring dan tidak sejajar dengan arah serat/benang.
Dalam Perhitungan tetal lusi dan tetal pakan ,untuk mempermudah proses perhitungan tetal,
kita dapat menguraikan benang lusi / pakan satu per satu ( tentunya setelah diberi batasan 1
inch ).Semua pemeriksaan tetal pada kain,tidak dilakukan pada bagian dekat tepi kain (1/10
lebar kain) karena tegangan kiri kanan dengan yang di tengah berbeda sehingga
kemungkinan tetalnya akan lebih besar dibandingkan dengan yang di tengah.
Selisih berat tersebut dapat berubah menjadi lebih kecil lagi apabila pengamatan dapat
dilakukan dengan lebih teliti lagi dalam mengukur berat kain, dan benang, serta panjang kain
dan tetal kain pada saat pengujian. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik dan
selisih yang sangat kecil perlu adanya ketelitian yang lebih besar dalam pengujian. Tetapi hal
itu pun dapat terjadi karena kain yang dilakukan penimbangan mengkeretnya lebih besar atau
komponen lainnya lebih besar sehingga perbedaan hasil penimbangan dan perhitungan
cukup besar. Pada pengujian konstruksi kain ini, ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kesalahan, seperti :
1. Adanya keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain (jumlah
lusi dan pakan).
2. Kurang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan melakukan
pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan.
Hal tersebut dinamakan juga human error dan pengondisian kain dengan baik. Dalam
praktikum ini ketelitian sangat dibutuhkan agar hasil yang dihasilkan optimal. Jumlah
perbandingan perhitungan kecil maka data yang didapatkan mendekati yang seharusnya.
Perlu diperhatikan pada saat menggunting, mengukur dan menimbang kain usahakan sesuai
dengan yang dibutuhkan.
1.11 Kesimpulan
Dari hasil percobaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari kain contoh uji
yang merupakan anyaman polos, maka diperoleh :
a. Rata-rata Tetal Lusi adalah 35 helai/cm dan rata-rata Tetal Pakan adalah 59
helai/cm.
b. Mengkeret Benang Lusi (ML) adalah 1.86 % dan Mengkeret Benang Pakan (MP)
adalah 2.00 %.
c. Nomor Benang Lusi adalah (Nm) 71.8 dan Nomor Benang Pakan adalah (Nm)
69.4
d. Berat Lusi setelah Perhitungan (B2) adalah 49.2 m/gram dan Berat Pakan setelah
Perhitungan (B3) adalah 33.8 m/gram.
e. Selisih kain contoh uji mula-mula dengan kain contoh uji yang telah dilakukan
perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar 1.2 %.
Dari hasil percobaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari kain contoh uji
yang merupakan anyaman Keeper, maka diperoleh :
a. Rata-rata Tetal Lusi adalah 40 helai/cm dan rata-rata Tetal Pakan adalah 24
helai/cm.
b. Mengkeret Benang Lusi (ML) adalah 3.8 % dan Mengkeret Benang Pakan (MP)
adalah 6.1 %.
c. Nomor Benang Lusi adalah (Nm) 33.07 dan Nomor Benang Pakan adalah (Nm)
33.3
d. Berat Lusi setelah Perhitungan (B2) adalah 125.7 m/gram dan Berat Pakan
setelah Perhitungan (B3) adalah 77.4 m/gram.
e. Selisih kain contoh uji mula-mula dengan kain contoh uji yang telah dilakukan
perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar 3.7 %.
Dari hasil percobaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari kain contoh uji
yang merupakan anyaman Satin, maka diperoleh :
a. Rata-rata Tetal Lusi adalah 68 helai/cm dan rata-rata Tetal Pakan adalah 34
helai/cm.
b. Mengkeret Benang Lusi (ML) adalah 3.1 % dan Mengkeret Benang Pakan (MP)
adalah 1.7 %.
c. Nomor Benang Lusi adalah (Nm) 76.4 dan Nomor Benang Pakan adalah (Nm)
53.1
d. Berat Lusi setelah Perhitungan (B2) adalah 91.8 m/gram dan Berat Pakan
setelah Perhitungan (B3) adalah 65.1 m/gram.
e. Selisih kain contoh uji mula-mula dengan kain contoh uji yang telah dilakukan
perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar 10.7 %.
Anyaman Polos
Gambar anyaman
LUSI PAKAN
Anyaman Kepeer
Gambar anyaman
LUSI PAKAN
Anyaman Satin
Gambar anyaman
LUSI PAKAN
LAPORAN
Group : 2G2
NRP : 17030040
Saifurohman., S.ST.
Pratiwi W., S.ST.