Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir. Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda.
Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan
dilatasi serviks yang progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah
membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat.
Banyak masalah yang bisa terjadi dalam persalinan terutama kala I persalinan,
salah satunya yaitu fase aktif memanjang (protraction disorder) atau bahkan
partus macet (arrest disorder). (Prawirohardjo, 2009). Menurut Manuaba (2007)
faktor utama yang mempengaruhi persalinan salah satunya adalah kondisi
psikologis. Kondisi psikologis yang tidak adekuat membuat seseorang menjadi
merasa cemas. Dengan kecemasan yang meningkat menyebabkan ambang batas
nyeri menjadi menurun sehingga ibu hamil merasakan kesakitan yang lebih besar.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah kecemasan adalah dengan pemberian
aromaterapi. Aromaterapi adalah terapi dengan memakai minyak essensial yang
ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi dari minyak
essensial dapat menyebabkan perasaan nyaman dan tenang. Dengan perasaan
nyaman dan tenang diharapkan ibu hamil dapat melalui persalinannya lebih
mudah. (Poerwadi, 2009).
Pada tahun 2016 AKI (angka kematian ibu) sebesar 4.912.000 dari 1712
kasus, dan AKB (angka kematian bayi) sebesar 32.007.000 dari
10.294kasus(KemenkesRI,2016). Daripenelitian Dewi Fitria tentang efektivitas
kombinasi aroma terapi dan teknik nafas dalam terhadap nyeri kala I fase aktif
persalinan didapatkan data bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan
nyeri kala 1 fase aktif persalinan secara bermakna pada kelompok eksperimen setelah
diberikan kombinasi aromaterapi dan teknik napas dalam dimana P value < α atau
0,000 < 0,05. Demikian juga dengan penelitian dari Isa tentang pengaruh aromaterapi
terhadap nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea di RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan yang menunjukkan hasil ada pengaruh pemberian aromaterapi terhadap
nyeri pada pasien post operasi sectio caesara di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
dengan P value sebesar 0,001 < 0,05.

1
Menurut Friedman dalam Prawirohardjo (2009) mengatakan bahwa permasalahan
yang bisa terjadi dalam persalinan terutama kala I persalinan, salah satunya yaitu fase aktif
memanjang (protraction disorder) atau bahkan partus macet (arrest disorder). Hal itu
disebabkan karena beberapa hal salah satunya adalah karena kecemasan yang berlebihan
dalam menghadapi persalinan. Dengan kecemasan yang berlebihan akan menurunkan set
poin dari ambang batas nyeri sehingga nyeri menjadi lebih tinggi intensitasnya. Dengan
semakin tinggi intensitas nyeri maka pembukaan akan berjalan lebih sulit. (Prawirohardjo,
2009). Salah satu cara untuk menurunkan kecemasan Ibu hamil dalam persalinan adalah
dengan pemberian aromaterapi. Pemberian aromaterapi dapat meningkatkan produksi
serotonin sehingga menyebabkan perasaan nyaman dan tenang. Dengan perasaan yang
tenang dan nyaman diharapkan persalinan dapat berjalan lebih mudah. (Poerwadi, 2009).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui tentang efektivas aromaterap terhadap masa
persalinan
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui metode aromaterapi
2. Mahasiswa mengetahui tempat pelaksanaan terapi aromaterapi
3. Mahasiswa mengetahui hasil penelitian terapi aromaterapi
4. Mahasiswa mengetahui definisi terapi aromaterapi
5. Mahasiswa mengetahui tujuan terapi aromaterapi
6. Mahasiswa mengetahui manfaat terapi aromaterapi
7. Mahasiswa mengetahui pelaksanaan terapi aromaterapi

C. Rumusan Masalah
1. Jelaskan metode aromaterapi
2. Jelaskan tempat pelaksanaan terapi aromaterapi
3. Jelaskan hasil penelitian terapi aromaterapi
4. Jelaskan definisi terapi aromaterapi
5. Jelaskan tujuan terapi aromaterapi
6. Jelaskan manfaat terapi aromaterapi
7. Jelaskan pelaksanaan terapi aromaterapi

2
BAB II

ANALISIS JURNAL

A. Metode Terapi
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analitik yaitu
suatu studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dan hasil penelitian
diolah dengan menggunakan uji statistik. Sedangkan desain penelitian ini menggunakan
pendekatan pra eksperimen dan menggunakan metode one group pretest dan postest suatu
rancangan penelitian yang didalamnya dilakukan observasi terhadap subjek penelitian dua
kali yaitu sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan yang bertujuan untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Hipotesa
penelitian adalah H1: Bagaimana efektifitas teknik relaksasi aroma terapi terhadap
kemajuan persalinan kala I fase aktif di PMB Siti Rofiatun, SST Sambirejo, Jogoroto,
Jombang.
Analisis pada penelitian ini Analisis Univariat atau analisis deskriptif adalah
pengamatan terhadap tabel frequensi. Tabel frekuensi terdiri dari kolom - kolom yang
memuat frekuensi dan presentase untuk setiap kategori. Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis
univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata
– rata, median dan standar deviasi. Dan Analisis Bivariat dengan beberapa tahap, antara
lain analisis proporsi atau presentase yaitu dengan membandingkan distribusi silang antara
dua variabel yang bersangkutan dan analisis dari uji statistik dimana dengan melihat dari
uji statistik ini dapat disimpulkan hubungan dua variabel tersebut bermakna atau tidak
bermakna. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bebas dengan skala nominal
terhadap variabel terikat dengan skala ordinal akan dianalisis dengan uji Wilcoxon untuk
mendapatkan hubungan bermakna yaitu nilai ρ ≤ α (0,05) berarti H1 diterima atau dapat
disimpulkan bahwa ada efektifitas bermakna antara pemberian teknik relaksasi aroma
terapi terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif di PMB Siti Rofiatun, SST
Sambirejo, Jogoroto, Jombang. Nilai ρ > α (0,05) berarti H1 ditolak atau dapat
disimpulkan bahwa tidak ada efektifitas bermakna antara pemberian teknik relaksasi
aroma terapi terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif.

B. Tempat Pelaksanaan Terapi


1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3
Tempat penelitian Di PMB Siti Rofiatun, SST Sambirejo, Jogoroto,
Jombang”.pada bulan desember 2017 – januari 2018
2. Populasi dan sampel penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah 16 ibu
melahirkan di PMB Siti Rofiatun, SST Sambirejo, Jogoroto, yang mana 8 orang akan
diberi teknik relaksasi aroma terapi saat proses persalinan dan 8 orang tidak diberi
teknik relaksasi aroma terapi saat proses persalinan. dengan pendekatan purposive
sampling. Alat yang digunakan adalah Standart Operasional Prosedur merupakan
landasan atau acuan dalam pemberian teknik relaksasi aromaterapi sesuai dengan
standart dan untuk menyamakan cara pemberian dari satu orang dengan orang lain,
jika diberi teknik relaksasi aromaterapi minyak atsiri, jika tidak diberi aromaterapi
minyak atsiri., dan juga menggunakan lembar partograf untuk mengetahui kemajuan
persalinan fase aktif kala I yang diadopsi normal primi ≤ 6 jam dan multi ≤ 3 jam,
lambat primi > 6 jam dan multi > 3 jam.

3. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini yaitu adanya efektifitas teknik relaksasi aroma terapi terhadap
kemajuan persalinan kala I fase aktif. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena dengan
pemberian aromaterapi seseorang menjadi merasa rileks dalam menghadapi persalinan
sehingga rasa nyeri yang dirasakan menjadi terdistraksi. Nyeri yang terdistraksi akan
berkurang intensitasnya sehingga persalinan menjadi lancar. Asumsi peneliti ini juga
didukung oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yaitu dari penelitian Dewi Fitria tentang
efektivitas kombinasi teknik relaksasi aroma terapai dan teknik nafas dalam terhadap nyeri
kala I fase aktif persalinan didapatkan data bahwa terapi hasil penelitian menunjukkan
adanya penurunan nyeri kala 1 fase aktif persalinan secara bermakna pada kelompok
eksperimen setelah diberikan kombinasi aromaterapi dan teknik napas dalam dimana P
value < α atau 0,000 < 0,05. Hasil penelitian yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh tentang pengaruh aromaterapi terhadap nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea
di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan yang menunjukkan hasil ada pengaruh pemberian
aromaterapi terhadap nyeri pada pasien post operasi sectio caesara di RSUD Kajen
Kabupaten Pekalongan dengan p value sebesar 0,001 < 0,05, dan penelitian yang dikutip
pada The New Zaeland Medical Journal dimana penelitain dilakukan oleh Lee dan Ming
Ho(2004) di new zaeland, bahwa sebanyak 60% dari rumah bersalin yang diteliti
menggunakan aromaterapi untuk mengurangi rasa nyeri selama persalinan. Hal ini
diperkuat oleh Moesley (2005) bahwa penggunaan aromaterapi di unit maternitas dapat
menambah kepuasan ibu saat melahirkan dan proses persalinan menjadi lebih efektif.

4
BAB III

KONSEP TERAPI

A. Definisi Terapi Aromaterapi


Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan
volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara
kerja aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi)
sehingga menimbulkan efek emosi tertentu. Biasanya efek yang dicari adalah
menenangkan, menyemangati, merilekskan. Sedangkan kegunaan minyak atsiri
secara topikal memiliki banyak manfaat farmakologis seperti melancarkan
peredaran darah, menghangatkan, anti- inflamasi, anti-konvulsan, dll.
Aromaterapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang berari
wangi-wangian (fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan pengobatan,
jadi secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangan yang yang memiliki
pengaruh terhadap fisiologis manusia. Buchbauer menetapkan definisi
universal untuk aromaterapi, yaitu terapi menggunakan senyawa aromatik atau
senyawa yang mudah menguap (volatile) untuk mengobati, mengurangi atau
mencegah suatu penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan cara menghirupnya
(Muchtaridi, 2003).

B. Manfaat Terapi Aromaterapi


1. Membantu meringankan Stress
Paling populer dari aromaterapi adalah untuk menghilangkan stres.
Senyawa aromatik dari berbagai minyak esensial yang berbeda dikenal
sebagai relaksan, dan bisa membantu untuk menenangkan pikiran dan
menghilangkan kecemasan. Beberapa minyak esensial terbaik untuk
menghilangkan stres adalah minyak lemon, minyak esensial lavender,
bergamot, peppermint, vetiver, dan ylang. Beberapa studi telah
menunjukkan bahwa minyak lemon bisa meningkatkan mood dan
mengurangi kemarahan.

5
2. Antidepresan
Aromaterapi juga sangat umum digunakan untuk menghilangkan perasaan
depresi, karena efek samping lebih ringan daripada antidepresan farmasi.
Sementara aromaterapi berguna untuk pengobatan, psikiater juga tetap
diperlukan untuk menilai apakah depresi masih berlanjut atau memburuk.
Minyak esensial yang digunakan untuk mengurangi depresi yang banyak
disarankan ahli adalah minyak peppermint, chamomile, lavender, dan
melati.
3. Meningkatkan memori
Alzheimer masih dianggap sebagai penyakit yang tak tersembuhkan,
namun ada cara tertentu untuk mengurangi atau memperlambat
perkembangannya. Aromaterapi juga sering menjadi sebagai alternatif
untuk pengobatan tambahan bagi pasien demensia Alzheimer. Studi telah
menunjukkan khasiat aromaterapi pada pasien yang lebih muda dapat
meningkatkan kapasitas memori mereka dalam jangka waktu tertentu
setelah perawatan. Minyak Sage adalah minyak yang paling sering
direkomendasikan untuk efek meningkatkan memori.
4. Meningkatkan jumlah Energi
Stimulan seperti kafein, nikotin, pil energi, atau zat lain bisa menmberikan
efek yang sangat merusak pada tubuh. Sementara diet dan olahraga juga
bisa membantu, namun banyak orang menggunakan aromaterapi untuk
memperoleh sedikit rasa lebih semangat. Banyak minyak esensial yang
dikenal berguna untuk meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan energi,
dan merangsang tubuh dan pikiran tanpa efek samping yang berbahaya.
Minyak esensial yang terbaik untuk mendorong energi termasuk lada
hitam, kapulaga, kayu manis, minyak cengkeh, angelica, melati, pohon teh,
dan rosemary.
5. Penyembuhan dan Pemulihan
Banyak minyak esensial yang bermanfaat untuk menstimulasi peningkatan
penyembuhan luka atau penyakit. Hal ini bisa disebabkan oleh karena
peningkatan aliran oksigen dan peredaran darah kepada luka yang perlu
disembuhkan. Sifat anti mikroba dari minyak esensial tertentu juga bisa

6
menjaga tubuh terlindungi selama tahap penyembuhan. Beberapa minyak
esensial yang paling populer untuk mempercepat proses penyembuhan
termasuk lavender, calendula, rosehip, Everlasting, dan minyak buckthorn.
Sejumlah orang bahkan menggunakan aromaterapi lebih dari sekedar
menyembuhkan luka, tapi juga untuk mengurangi tingkat keparahan dan
ketidaknyamanan karena masalah kulit seperti psoriasis dan eksim.
6. Mengatasi sakit kepala
Aromaterapi bisa menjadi solusi yang bagus untuk menghilangkan sakit
kepala, sekaligus mengurangi stres, kecemasan, atau untuk mencegah sakit
kepala. Beberapa minyak esensial yang terkait dapat mengurangi sakit
kepala dan migrain adalah peppermint, eucalyptus, minyak esensial
cendana, dan minyak rosemary. Anda juga dapat mencampur minyak ini
dengan minyak pembawa dan menyebarkannya ke kulit, kulit kepala, leher,
dan pelipis. Beberapa minyak pembawa terbaik untuk sakit kepala
termasuk minyak almond, alpukat, kelapa, aprikot, dan minyak wijen.
7. Mengatasi Insomnia
Kurang tidur bisa memperburuk atau menyebabkan sejumlah masalah
medis, serta dapat menyebabkan rasa lelah dan kurang berenergi. Denngan
demikian, aromaterapi bisa membantu untuk mengatasi masalah sulit tidur
atau insomnia, sehingga bisa tidur lelap dan berkualitas. Beberapa minyak
esensial terbaik untuk mengatasi gangguan insomnia termasuk lavender,
chamomile, melati, benzoin, neroli, mawar, cendana, dan minyak esensial
ylang ylang.
8. Sistem kekebalan tubuh
Lebih baik mencegah daripada mengobati!. Sebagian besar medis
mengatakan, aromaterapi bisa memberikan peningkatan sistem kekebalan
tubuh jika digunakan dengan benar. Efek antimikroba, efek anti jamur atau
antibakteri dari minyak esensial aromaterapi dapat melindungi Anda dari
sejumlah penyakit dan infeksi. Beberapa minyak yang paling efektif untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh termasuk oregano, kemenyan,
lemon, peppermint, kayu manis, dan minyak esensial eucalyptus.
9. Menghilangkan rasa nyeri

7
Analgesik yang biasa digunakan untuk mengobati rasa nyeri bisa memiliki
banyak efek samping pada tubuh. Nyeri adalah salah satu kondisi umum
yang bisa diatasi dengan aromaterapi. Minyak esensia termasuk lavender,
chamomile, clary sage, juniper, kayu putih, rosemary, dan minyak
peppermint, bisa digunakan untuk tujuan ini.
10. Mengatasi masalah pencernaan
Masalah pencernaan tertentu dapat diobati dengan aromaterapi, seperti
meringankan sembelit, gangguan pencernaan, kembung, dan mempercepat
metabolisme sehingga makanan bisa lebih cepat dicerna. Minyak esensial
jeruk biasanya yang terbaik untuk mengobati kondisi pencernaan, termasuk
lemon. Tetapi ada juga beberapa studi yang menyarankan jahe, adas,
chamomile, clary sage, dan lavender.

C. Indikasi Terapi Aromaterapi


Pada ibu hamil persalinan kala 1 aktif

D. Pelaksanaan Terapi Aromaterapi


1. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkandalam
penggunaan metode terapi aroma yang paling simpeldan cepat.
Inhalasi juga merupakan metode yang paling tuadalam penggunaan
aromaterapi. Aromaterapi masuk dari luartubuh ke dalam tubuh
dengan satu tahap dengan mudah,melewati paru-paru di alirkan ke
pembuluh darah melaluialveoli (Buckle, 2003). Hidung mempunyai
dua fungsi yang jelas yaitu sebagaipenghangat dan penyaring udara
yang masuk, dimanamerupakan salah satu bagian dari sistem olfactory.
Inhalasisama dengan penciuman, dimana dapat dengan
mudahmerangsang olfactory setiap kali bernafas dan tidak
akanmenggangu pernafasan normal apabila mencium bau yangberbeda
dari minyak esensial (Alexander, 2001).
2. Pijat

8
Teknik pijat adalah yang paling umum. Melalui pemijatan, daya
penyembuhan yang terkandung oleh minyak esensial bisa menembus
melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, mempengaruhi jaringan
internal dan organ-organ tubuh. Karena minyak esensial sangat
berbahaya bila diaplikasikan langsung ke kulit dalam bentuk minyak
yang murni. Minyak esensial baru bisa digunakan setelah dilarutkan
dengan minyak dasar seperti, minyak zaitun, minyak kedelai, dan
minyak tertentu lainnya (Departement of Health, 2007).
Terapi aroma apabila digunakan melalui pijat dilakukan dengan
langsung mengoleskan minyak terapi aroma yang telah dipilih di atas
kulit. Sebelum menggunakan minyak tersebut perlu diperhatikan
adanya kontraindikasi maupun adanya riwayat alergi yang dimiliki.
Minyak lavender terkenal sebagai minyak pijat yang dapat
memberikan relaksasi. Pijat kaki atau merendam kaki dalam panci
dengan air sudah diberi efek meredakan (Departement of Health,
2007).
Terapi aroma yang digunakan dengan cara pijat, merupakan cara yang
sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh,
memperbaiki sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk
mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam
penggunaannya dibutuhkan 2 tetes essensial oil ditambah 1 mL
minyak pijat (Hutasoid, 2002).
3. Kompres
Penggunaan terapi aroma melalui kompres hanya sedikit
membutuhkan minyak aromaterapi. Kompres hangat dengan minyak
terapi aroma dapat digunakan untuk menurunkan nyeripunggung dan
nyeri perut. Kompres dingin yang mengandung minyak lavender
digunakan pada bagian perineum saat kala II persalinan (Departement
of Health, 2007).
4. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aromaterapi adalah dengan
menambahkan tetesan minyak esensial ke dalam air hangat yang

9
digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak esensial akan
membuai perasaan dan membuat pasien rileks, melarutkan pegal-pegal
dan nyeri, juga memberi efek yang merangsang dan mengembalikan
energi. Pasien akan memperoleh menfaat tambahan dari menghirup
uap harum. Minyak esensial aromaterapi yang menguap dari air panas
(Hadibroto & Alam, 2001).

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya efektifitas teknik relaksasi aroma terapi
terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena
dengan pemberian aromaterapi seseorang menjadi merasa rileks dalam menghadapi
persalinan sehingga rasa nyeri yang dirasakan menjadi terdistraksi. Nyeri yang terdistraksi
akan berkurang intensitasnya sehingga persalinan menjadi lancar. Asumsi peneliti ini juga
didukung oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yaitu dari penelitian Dewi Fitria tentang
efektivitas kombinasi teknik relaksasi aroma terapai dan teknik nafas dalam terhadap nyeri
kala I fase aktif persalinan, ada efektifitas teknik relaksasi aroma terapi terhadap
kemajuan persalinan kala I fase aktif.

B. Saran
Dalam dunia keperawatan pengenalan lebih lanjut tentang aromaterapi serta
penggunaannya di masyarakat secara luas, tepat, dan benar untuk menekan dan
mengurangi efek negatif yang ditimbulkan obat-obatan kimia sintetik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Poerwadi, R. 2006. Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat

Muchtaridi dan Moelyono. 2015. Aroma Terapi: Tinjauan Aspek Kimia


Medisinal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Prawirohardjo, Sarwono, 2009, Ilmu Kebidanan, P.T. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai