Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH ERITROSIT

Dosen Pengampu :
Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed.

KELOMPOK 5

Disusun oleh:

Zulaicha Zain ( 1813353024 )

Dewi Hayati ( 1813353027 )

Raihan Ghalluh Rakhasiwi ( 1813353028 )

Julia Fahrunisya Syabillah ( 1813353043 )

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


1. Dasar Teori

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 μm
dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena
dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa Hemoglobin.(Ira P , 2012)

Fungsi utama dari eritrosit,adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya


mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Eritrosit juga berperan dalam sistem
kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau
bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang
akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya. (Maria K,
2009)

Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulan dada,
tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama
tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin
terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya
dan masuk ke dalam sirkulasi darah. (Ira P, 2012). Sel darah merah yang sedang
berkembang dalam sumsum (eritroblas) memiliki nukleus(inti); inti memadat seiring
Maturasi, dikeluarkan sebelum sel darah merah lepas kedalam sirkulasi. (Atul mehta &
Victor Hoffbrand, 2006)

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di
dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu
pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim
ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap
hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari
jumlah eritrosit secara keseluruhan.(Ira P, 2012).
2. Metode
a. Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat
dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
b. Larutan Formal Sitrat : larutan formal sitrat menyebabkan lisisnya sel leukosit dan
trombosit, sehingga perhitungan jumlah sel eritrosit lebih mudah.
3. Prinsip
a. Metode Hayem

Pengenceran darah dengan larutan hayem menyebabkan lisisnya sel leukosit dan
trombosit, sehingga perhitungan jumlah sel eritrosit lebih mudah. Darah diencerkan
200x dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang sedang ditengah pada kamar hitung
Improved Neubauer.

b. Metode Formal Sitrat

Pengenceran darah dengan larutan formal sitrat menyebabkan lisisnya sel leukosit
dan trombosit, sehingga perhitungan jumlah sel eritrosit lebih mudah. Darah
diencerkan 200x dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang sedang ditengah pada kamar
hitung Improved Neubauer.

4. Reagen dan Bahan


1. Reagen Hayem
2. Reagen Formal Sitrat
5. Peralatan
a. Metode Hayem
1. Hemositometer Lengkap, terdiri dari :
a) Pipet Eritrosit
b) Kamar Hitung IN dan Deck glass
c) Selang Penghisap
2. Mikroskop
b. Metode Formal Sitrat
1. Pipet Sahli 20 μl
2. Pipet Ukur 4 ml
3. Pipet Tetes
4. Tabung Reaksi
5. Kamar Hitung Improved Neubauer dan deck glass
6. Mikroskop
6. Bahan Pemeriksaan
1. Darah vena
2. Antikoagulan EDTA
7. Cara Kerja
Metode Hayem
A. Mengisi pipet eritrosit
1. Dengan menggunaka pipet eritrosit, menghisap darah sampai kepada garis
tanda 0,5 tepat.
2. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dengan tisu.
3. Memasukkan ujung pipet dalam larutan hayem sambil menahan darah
pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 450 dan menghisap
larutan hayem perlahan-lahan sampai garis tanda 101. Hati-hati jangan
sampai terjadi gelembung udara.
4. Mengocok pipet itu selama 3 menit terus-menerus, jagalah jangan sampai
ada larutan yang terbuang dari dalam pipet itu sewaktu mengocok.
Meletakkan secara horizontal jika tidak akan segera dihitung.
B. Mengisi kamar hitung
1. Kamar hitung dan deck glass harus dalam keadaan bersih.
2. Letakkan kamar hitung dalam posisi horizntal, kemudian basahi
tanggulnya dengan air. Letakkan deck glass diatasnya sampai melekat.
3. Kocoklah pipet tadi, jaga jangan sampai ada cairan yang tumpah.
4. Buang 3 - 4 tetes pertama, kemudian tetes berikutnya dimasukkan dalam
kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30o
pada permukaan kamar hitung.
5. Biarkan kamar hitung itu selama 2-3 menit supaya eritrosit dapat
mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, simpan kamar hitung dalam
sebuah cawan petri terrtutup yang berisi segumpal kapas basah.
C. Menghitung jumlah eritrosit
1. Letakkan kamar hitung pada meja mikroskop.
2. Pakailah lensa objektif kecil 10x amati penyebaran selnya lalu ganti
dengan lensa objektif 40x, amati penyebaran sel yang merata, lalu hitung
jumlah eritrosit pada 5 bidang sedang yang ditengah.
3. Perhitungan :
- Pengenceran darah dengan reagen Hayem = 200 kali
- Volume 5 bidang sedang ditengah =
=
= mm3
- Faktor perhitungan = Pengenceran
= 200

= 200

= 10.000
- Maka rumus jumlah sel eritrosit/ darah =N
=N

Metode Formal sitrat


A. Mengisi pipet eritrosit
1. Di pipet 4 ml larutan formal sitrat, masukkan dalam tabung reaksi.
2. Di pipet 20 darah, campurkan dengan larutan formal sitrat.
3. Kemudian homogenkan campuran larutan formal sitrat dan darah+EDTA.
B. Mengisi kamar hitung
1. Kamar hitung dan deck glass harus dalam keadaan bersih.
2. Letakkan kamar hitung dalam posisi horizntal, kemudian basahi
tanggulnya dengan air. Letakkan deck glass diatasnya sampai melekat.
3. Homogenkan formal sitrat dan darah+EDTA yang terdapat pada tabung
reaksi.
4. Buang 3 - 4 tetes pertama, kemudian tetes berikutnya dimasukkan dalam
kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30o
pada permukaan kamar hitung.
5. Biarkan kamar hitung itu selama 2 menit supaya eritrosit dapat
mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera, simpan kamar hitung dalam
sebuah cawan petri terrtutup yang berisi segumpal kapas basah.

C. Menghitung jumlah eritrosit


1. Letakkan kamar hitung pada meja mikroskop.
2. Pakailah lensa objektif kecil 10x amati penyebaran selnya lalu ganti
dengan lensa objektif 40x, amati penyebaran sel yang merata, lalu hitung
jumlah eritrosit pada 5 bidang sedang yang ditengah.
3. Perhitungan :
- Pengenceran darah dengan reagen Formal Sitrat = 200 kali
- Volume 5 bidang sedang ditengah =
=
= mm3
- Faktor perhitungan = Pengenceran
= 200

= 200

= 10.000
- Maka rumus jumlah sel eritrosit/ darah =N
=N
8. Nilai Normal Eritrosit

- Laki-laki : 4,5-6,5 ( juta sel/µl )

- Perempuan : 4,0-5,0 ( juta sel/µl )

- Bayi (matur,darah tali pusat) : 4,0-6,0 ( juta sel/µl )

- Bayi, 3 bulan : 3,2-4,8 ( juta sel/µl )

- Ana-anak 1 tahun : 3,6-5,2 ( juta sel/µl )

- Anak-anak 3-6 tahun : 4,1-5,5 ( juta sel/µl )

- Anak-anak 10-12 tahun : 4,0-5,4 ( juta sel/µl )

9. Sumber Kesalahan

1. Tahap Pra Instrumentasi

Kesalahan pada pengambilan darah vena atau darah kapiler

2. Tahap Instrumentasi

Kesalahan ini berasal dari :

a. Alat, misalnya :

1. Volume yang tidak tepat, karena pipet tidak dikalibrasi

2. Penggunaan kamar hitung yang kotor, basah, dan tidak menggunakan kaca
penutup khusus.

3. Mikroskop yang tidak baik lagi.

b. Teknis, misalnya :

1. Volume darah yang tidak tepat karena tidak menghapus kelebihan darah di
luar pipet.

2. Tidak sempurna mencampur darah dan anti koagulan.

3. Menghisap larutan pengencer tidak tepat.

4. Terjadi gelembung udara waktu meghisap larutan pengencer karena tidak


segera mengocok campuran darah dan larutan pengencer.
5. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar
hitung.

6. Salah menghitung sel kamar hitung.

7. Tidak menggunakan lensa yang tepat (lensa objektif)

3. Tahap Pasca Instrumentasi

Kesalahan administrasi, seperti salah menuliskan hasil.

10. Daftar Pustaka

https://www.google.com/amp/s/ayamgorengmicho.wordpress.com/2013/09/11/pemeriksa
an-jumlah-eritrosit-metode-formal-citrat/amp/

Muslim, Azhari. 2005. Buku Penuntun Praktikum Hematologi. Bandar


Lampung:Poltekkes Tanjung Karang

Anda mungkin juga menyukai