Otonomi Daerah
Otonomi Daerah
Kelebihan otonomi daerah sesuai tujuannya terlihat jelas. Kelebihan ini diharapkan dapat benar-benar terjadi
jika pelaksanaan otonomi daerah sesuai aturan. Kelebihan tersebut dilihat dari sudut pandang masyarakat
daerah, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat.
Selain kelebihan, otonomi daerah mempunyai beberapa kekurangan. Kekurangan yang harus disadari sehingga
bisa diminimalisir kejadiannya. Kekurangan yang dapat memacu semua pihak terkait untuk selalu intropeksi
agar lebih banyak kelebihan yang dicapai daripada kekurangan. Kekurangan otonomi daerah tersebut, antara
lain :
1. Pertentangan Peraturan
Otonomi dapat membuat terjadinya pertentangan peraturan antara pemerintah daerah. Namun, meskipun
demikian selama peraturan yang berbeda tersebut bisa saling melengkapi, tidak akan menimbulkan masalah.
Contoh pertentangan peraturan adalah adanya peraturan pelaksanaan hukum Islam di Propinsi Nangroe Aceh
Darusalam. Bertentangan dengan pelaksanaan Undang-Undang lain yang berlaku di Indonesia. Karena hal
tersebut adalah keinginan masyarakat dan dalam pelaksanaannya dalam saling melengkapi, juga menciptakan
ketertiban, maka tidak ada hal negatif yang terjadi.
2. Pengawasan Lemah
Pengawasan pemerintah pusat ke pemerintah daerah menjadi lemah. Pada beberapa kasus, hal tersebut
memungkinkan timbulnya penguasa-penguasa daerah yang sewenang-wenang. Untuk mengawasi hal ini, maka
masyarakat daerah yang harus berperan aktif dalam daerahnya.
8. Kedaerahan
Seharusnya, setiap wilayah mengusahakan upaya menjaga keutuhan NKRI. Otonomi daerah membuka peluang
kedaerahan atau kelompok menjadi terbuka. Jika tidak dijaga, sikap mementingkan kelompok / wilayah /
daerahnya lebih terasa dibandingkan kepentingan nasional
9. Keputusan Lebih Panjang
Dalam hal yang mendesak, keputusan menjadi lebih cedpat. Namun, mencakup keputusan nasional alurnya
bertambah panjang. Karena untuk menerapkan kebijakan nasional, pemerintah pusat harus mempertimbangkan
aspirasi dari semua daerah. jJngan sampai kebijakan hanya menguntungkan daerah tertentu saja.
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah (KND).
j. Perpu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
m. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.