Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN DATA INFRASTRUKTUR

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Pembangunan
Database Infrastruktur
1#
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN DATA
INFORMASI GEOSPASIAL

2#
URGENSITAS
DATABASE INFRASTRUKTUR
3#
PEMANFAATAN
DATABASE INFRASTRUKTUR
1 Dasar Hukum

• UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial


• Penetapan One Map Policy untuk menghindari kesimpangsiuran informasi spasial
• One Map Policy didukung oleh PP No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan
Informasi Geospasial Nasional (JIGN)
• Kementerian PUPR adalah salah satu simpul jaringan dalam JIGN
• Organisasi Pengelola Data dan Informasi Geospasial telah ditetapkan dalam
KepMen No. 521/KPTS/M/2014
• Dalam Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial mengacu pada PerMen
No. 25/PRT/M/2014
• Perpres Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu
Peta Pada Ketelitian Skala 1:50.000
3
2 Urgensitas Database Infrastruktur

Realita
• Kegiatan fisik tanpa didukung oleh data pemetaan standar
• Output peta masih belum memenuhi standar pemetaan (i.e. sistem koordinat,
simbolisasi, layout peta)
• Pengelolaan data dan informasi geospasial belum dilakukan sebagai bagian dari
program kerja
• Keterbatasan kemampuan SDM dalam Pengelolaan data geospasial
Kondisi Ideal
• Data dan Informasi Geospasial sebagai salah satu output
• Output peta sesuai dengan standar yang berlaku
• Pengelolaan data dan informasi geospasial dilakukan sebagai bagian dari program
kerja
• Kemampuan SDM dalam Pengelolaan Data Geospasial sesuai dengan kebutuhan 4
Database Infrastruktur adalah sebuah sistem yang
Tersedianya data yang
dibangun untuk membantu proses intentarisir,
AKURAT dan REALTIME
monitoring, dan perencanaan dari seluruh aspek
infrastruktur yang terdapat pada suatu daerah,
Pengelolaan data infrastruktur
memakan dalam WAKTU singkat seperti jalan, bangunan, jembatan, fasilitas umum
dan lain sebagainya.
Tersedianya sistem MONITORING
dan PERENCANAAN yang baik Sistem ini diharapkan dapat menunjang data
berdasar kondisi terbaru spasial atau data yang bereferensi geografis, dan
dapat menunjang alat pengolah data spasial
Tersedianya RIWAYAT detail seperti GPS dan Pemetaan
penanganan infrastruktur

Dibutuhkan suatu sistem pengelolaan data yang dapat mendukung proses inventarisir.
monitoring dan perencanaan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun Database
Infrastruktur sebagai pondasi sistem tersebut
Data Umum

Data Infrastruktur Baru


Kegiatan Infrastruktur
• Realisasi Kegiatan
• Realisasi Fisik

Perencanaan Infrastruktur Pemetaan Data Infrastruktur

Monitoring Infrastruktur
3 Pemanfaatan Database Infrastruktur

7
8
9
11
Gambar ini
memperlihatkan metode
tupang susun (overlay)
setiap layer dalam
pemetaan pelanggan
UPTD PAL
Bidang Kesehatan
Penggunaan SIG paling umum
adalah untuk memetakan
sebaran pusat-pusat pelayanan
kesehatan masyarakat seperti
Rumah Sakit, puskesmas,
posyandu hingga pustu,
sebaran kepadatan penduduk,
sebaran pemukiman kumuh,
dsb. Penggunaan SIG
membantu efektifitas
pengambilan kebijakan terkait
masalah-masalah kesehatan.
4 Arahan Pengembangan Aplikasi Berbasis Spasial (GIS)

• Sesuai dengan Permen Nomer : 25/PRT/M/2014 mengatur standardisasi


data informasi Geospasial. Peraturan nomer 25 PUPR ini lebih
menekankan pada unsur-unsur terkait keruangan atau spasial.
• Data yang berkaitan dengan keruangan/ spasial dituangkan dengan
unsur-unsur yang telah ditetapkan didalam permen no 25/PRT/M/2014.
• Data tersebut bersumber pada Kabupaten/ Kota yang kemudian
dianalisa kedalam satu format Peta yang telah disepakati dengan
mengikuti kaidah kaidah pemetaan.
• System Koordinat yang digunakan yaitu System Koordinat Geografik
dengan Datum Referensi Peta menggunakan Referensi Word Geodetic
System, (WGS) 84
• Peta Dasar sebagai landasan menggunakan Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG)
14
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai