Inventarisasi Pencemaran Air Kota Banjarmasin PDF
Inventarisasi Pencemaran Air Kota Banjarmasin PDF
Abstract
(144 mg/l) telah jauh melampaui batas Hasil pengukuran kualitas air limbah
maksimum baku mutu (BM) baik dari dari ketiga industri menunjukkan ketiganya
Pergub No.036 Tahun 2008 (25 mg/l) masih berada di bawah baku mutu limbah
maupun dari Kep-MenLH No. 52 Tahun cair golongan I yang ditetapkan oleh
1995 (75 mg/l). Untuk BOD pada Hotel Kementrian Lingkungan Hidup. Begitu
Batung Batulis yaitu 28 mg/l, juga juga jika dibandingkan dengan baku mutu
diketahui telah melebihi batas maksimum yang ditetapkan Peraturan Pemerintah
baku mutu dari Pergub Kalimantan Selatan. Provinsi Kalsel. Namun demikian,
Tampak di grafik parameter COD, kandungan Phenol di PT. Surya Satria
Hotel Kuripan berada diatas BM yang Timur yaitu 0,52 mg/l telah melampaui
ditetapkan baik dalam Pergub No.036 baku mutu yang ditetapkan pada Pergub
Tahun 2008 maupun Kep-MenLH No52 No.036 Tahun 2008 dimana kandungan
Tahun 1995, dengan nilai COD air limbah Phenol untuk industri kayu lapis tidak boleh
319,67 mg/l. Sama halnya dengan BOD, melebihi 0,25 mg/l.
nilai COD pada Hotel Batung Batulis 61,16 Menurut Amilia dkk (2002), phenol
mg/l, melebihi BM yang ditetapkan oleh banyak digunakan oleh industri kayu lapis
pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai bahan perekat dimana peningkatan
yaitu 50 mg/l. produksi kayu lapis akan meningkatkan
Pengukuran parameter TSS Hotel konsumsi bahan perekat, yang secara
Kuripan menunjukkan hasil 70 mg/l, berada otomatis akan meningkatkan penggunaan
di atas BM yang di tetapkan oleh Pemprov phenol dalam produksinya. Hal ini
Kalsel yaitu hanya 50 m/l. Sedangkan sebenarnya dapat diatasi dengan sistem
untuk parameter Derajat Keasaman (pH), instalasi pengolahan air limbah yang baik.
semuanya berada di bawah standard BM Phenol sangatlah berbahaya karena
yang ditetapkan oleh Gubernur Kalsel dan merupakan polutan beracun yang utama.
Menteri Lingkungan Hidup. Keberadaan phenol di perairan akan
Dari hasil yang didapat, diketahui mengakibatkan perubahan sifat
bahwa pada Hotel Kuripan, hampir seluruh organoleptik air dan kadar phenol yang
parameter telah melampaui baku mutu yang >0,001 mg/l dapat bersifat toksik bagi ikan
telah ditetapkan, kecuali parameter pH. (UNESCO/WHO/UNEP, 1992 dalam
Berdasarkan parameter BOD, kualitas Sasongko, 2006). Bagi manusia, fenol dapat
limbah cair yang dihasilkan dapat sangat berbahaya karena dapat
dikategorikan tercemar ringan dengan nilai menyebabkan kanker, gangguan syaraf dan
BOD ≥100 (Rump dan Krist, 1992 dalam bersifat akumulatif.
Effendi, 2003). Diduga kandungan bahan Dari hasil pengukuran yang ada, maka
buangan limbah dari kedua Hotel (Kuripan kemungkinan tingginya kandungan phenol
dan Batung Batulis), banyak mengandung pada PT. Surya Satria Timur disebabkan
unsur organik. Hal tersebut terlihat dari adanya gangguan dalam sistem IPAL yang
hasil kandungan BOD dan COD yang digunakan untuk mengolah limbah cair
tinggi. Seperti yang dikatakan Kristianto buangan hasil produksi yang mengandung
(2002), untuk mengetahui jumlah phenol sehingga menyebabkan pengolahan
kandungan organik dalam air, dapat phenol tidak tertangani dengan sempurna.
dilakukan dengan menguji BOD dan COD
air. Limbah Cair Kegiatan Restoran
Hasil pengukuran parameter limbah
Limbah Cair Kegiatan Industri cair restoran ditampilkan pada Gambar 4.
Hasil pengukuran parameter kualitas Dari grafik, terlihat bahwa pada restoran
limbah cair industri dapat dilihat pada Pizza Hut semua parameter kecuali pH
Gambar 3. telah melampaui BM yang ditetapkan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Aditya R, et al/EnviroScienteae 7 (2011) 58-68 62
Untuk KFC, hanya BOD dan COD yang 036 tahun 2008 limbah cair aktivitas
melampaui BM. restoran beban pencemar (BP) maksimumn
Pada kondisi ini, limbah cair dari Pizza adalah 0,02 kg/m3, jika mengacu pada
Hut termasuk dalam kategori tercemar berat Pergub di atas, maka BP pada KFC dan
dimana BOD > 300, COD > 800, minyak Pizza Hut telah melebihi ambang batas
dan lemak > 40. Ketiadaan instalasi yang ditentukan.
pengolahan air limbah pada kedua restoran Berdasarkan Pergub nomor 036 tahun
ini menjadi penyebab utama tingginya 2008, BP maksimum limbah cair hotel
tingkat pencemaran terutama yang bersifat adalah 0,25 kg/m3. Jika dibandingkan
organik, mengingat restoran banyak dengan peraturan tersebut, maka BP
menggunakan produk-produk yang limbah cair keempat hotel yang ada telah
tergolong zat organik (Rump dan Krist, melampaui ambang batas maksimum. Hal
1992 dalam Effendi, 2003). yang sama juga terjadi pada BP limbah cair
yang dihasilkan oleh tiga industri yang diuji
Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit (PT. Wijaya Tri Utama, PT. Surya Satria
Hasil pengukuran parameter limbah Timur, dan PT. Basirih Industrial), dimana
cair rumah sakit ditampilkan pada Gambar BP maksimumnya berdasarkan Pergub
5. Pada grafik terlihat kandungan BOD, nomor 036 tahun 2008 adalah 0,225 kg/m3
COD, TSS, dan NH3-N melampaui BM sedangkan BP yang dihasilkan secara
yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi berturut-turut adalah 4, 19,dan 10.
dan Kementrian Lingkungan Hidup. Tingginya beban pencemar pada
Kandungan limbah cair rumah sakit masing-masing outlet yang ada disebabkan
memiliki kesamaan dengan limbah cair belum terdapatnya instalasi pengolahan air
domestik, hanya saja pada buangan rumah limbah sehingga limbah cair yang dibuang
sakit bersifat infeksius. Akan tetapi yang tidak melalui pengolahan terlebih dahulu.
paling dominan adalah kandungan zat Tanpa adanya pengolahan air limbah maka
organik yang tinggi yang menjadi sumber limbah cair yang dihasilkan oleh sumber
nutrisi bagi mikroorganisme. Kandungan pencemar dapat sangat membahayakan bagi
organik yang tinggi ini terutama berasal kehidupan organisme maupun lingkungan
dari limbah kebidanan, operasi dan dapur sekitarnya.
(Saibun, 2002).
Dengan adanya sumbangan organik Sungai
dari ketiga aktivitas yang terjadi di dalam
rumah sakit tersebut maka akan Kualitas Air pada Tiga Sungai (S.
menyebabkan tingginya konsentrasi Martapura, S. Alalak, dan S. Quin)
kandungan BOD, COD, TSS, dan NH3-N Dari hasil pengukuran parameter
pada limbah cairnya. Hal ini diperparah kualitas air pada tiga sungai di
dengan tidak terdapatnya IPAL di kedua Banjarmasin, diketahui adanya beberapa
rumah sakit tersebut. parameter yang melebihi ambang batas
standar kualitas air sungai, baik yang
Kandungan Beban Pencemar pada Sumber ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi
Pencemar Point Source maupun Kementrian Lingkungan Hidup.
Beban pencemar yang dihasilkan dari Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1 :
sumber pencemar point source pada
kegiatan kali ini, dapat dilihat pada Gambar
6. Beban pencemar terbesar dihasilkan oleh
limbah cair restoran Pizza Hut, selanjutnya
diikuti oleh Hotel Kuripan dan RS
Puriparamitha. Berdasarkan Pergub nomor
63 Aditya R, et al/EnviroScienteae 7 (2011) 58-68
120 120
MCK Kelayan
MCK S. Bilu
100 100
MCK S. Jingah
Kadar Max (Pergub)
KONSENTRASI (mg/l)
Kadar Max (MenLH)
80 80
60 60
40 40
20 20
0 0
PARAMETER
Gambar 1. Grafik hasil pengukuran limbah cair MCK
350 350
H. Fortuna
Kadar Max (PerGub)
200 Kadar Max (MenLH) 200
150 150
100 100
50 50
0 0
PARAMETER
Gambar 2. Grafik hasil pengukuran limbah cair kegiatan hotel
300 300
150 150
100 100
50 50
0 0
PARAMETER
Gambar 3. Grafik hasil pengukuran limbah cair kegiatan industri
Aditya R, et al/EnviroScienteae 7 (2011) 58-68 64
3000 3000
Pizza Hut
2500 KFC 2500
KONSENTRASI (mg/l) Kadar Max (Pergub)
2000 2000
1500 1500
1000 1000
500 500
0 0
PARAMETER
400 400
200 200
0 0
PARAMETER
Gambar 6. Grafik hasil pengukuran beban pencemar pada sumber pencemar point source
65 Aditya R, et al/EnviroScienteae 7 (2011) 58-68
Tabel 1. Beberapa parameter kualitas air yang melebihi ambang batas kriteria golongan I
DO BOD Mangan (Mn) Amoniak NH3-N Phenol
Parameter
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
BM (Pergub) 6-0 2,0 - 12 0,1 0,02 - 0,5 0,001
BM (MenLH) 6-0 2,0 - 12 0,1 0,5 0,001
1 2,62 9,3 0,077 9,9E-03 <0,001
Kriteria gol. III III I -
2 3,75 14,4 0,172 0,062 <0,001
Kriteria gol. III TB I TI
3 3,71 10,5 0,169 0,083 <0,001
Kriteria gol. III IV I TI
4 3,48 9,3 0,207 0,127 <0,001
Kriteria gol. III IV - TI
5 2,73 7,2 0,201 0,068 <0,001
Kriteria gol. III IV - TI
6 2,880 8,4 0,219 0,054 <0,001
Kriteria gol. III IV - TI
7 2,97 10,2 0,207 0,109 <0,001
Kriteria gol. III IV - TI
8 2,22 12,3 0,107 0,169 0,002
Kriteria gol. III TB I TI III
9 1,760 10,5 0,104 0,155 <0,001
Kriteria gol. III IV I TI
Ket :
1. Kel. Basirih (S.M)
2. Banua Hanyar (S.M)
3. Pasar Ujung Murung (S.M)
4. Pasar Induk Selidah (S.A)
5. Alalak Tengah (S.A)
6. Kel. Alalak Utara (S.A)
7. Antasan Kecil (S.Q)
8. Kel. Pangeran (S.Q)
9. Sungai Barito (S.Q)
TB = Tercemar Berat
TI = Toksik untuk ikan yang peka ≤ 0,02
(-) = Tidak di persyaratkan untuk kriteria golongan manapun
BOD dan DO adalah parameter kunci (Connel and Miller, 1995). Bahan organik
untuk menentukan kualitas perairan. Dari yang masuk ke badan air akan distabilkan
hasil pengukuran kualitas air didapat bahwa secara biologis dengan melibatkan mikroba
setiap titik sampling menunjukkan kualitas melalui sistem oksidasi aerobik dan
air golongan III – IV. Perairan dengan anaerobik. Oksidasi aerobik dapat
kualitas air golongan III – IV hanya dapat menyebabkan penurunan kandungan
di gunakan untuk keperluan perikanan, oksigen terlarut di perairan sampai pada
peternakan, pertanian, usaha perkotaan dan tingkat terendah, sehingga kondisi perairan
industri, namun tidak dapat digunakan menjadi anaerob, yang dapat
sebagai air baku air minum. mengakibatkan kematian organisme
Menurut Lee dkk (1978), kandungan akuatik. Adapun sumber limbah organik
DO 2 – 4 mg/l dan BOD 5 – 14 mg/l berkaitan erat dengan aktivtas manusia
termasuk dalan perairan berkategori sepanjang bantaran sungai, seperti kotoran
tercemar sedang. Sebagian besar dari zat (hewan dan manusia), sampah organik,
pencemar yang menyebabkan oksigen bahan-bahan buangan dari industri dan
terlarut berkurang adalah limbah organik rumah tangga.
Aditya R, et al/EnviroScienteae 7 (2011) 58-68 66
Daya tampung beban pencemar air (BOD) yang terukur dibandingkan dengan
adalah kemampuan air pada suatu sumber Baku Mutu Air Golongan B.
air untuk menerima masukan beban
pencemar tanpa menyebabkan air tersebut Tabel 3. Kategori Kualitas Air Berdasar
cemar (Kepmen Lingkungan Hidup No.110 Perbandingan dengan Air Gol B
Tahun 2003). Kisaran Nilai BOD
Kategori
Pada kondisi alamiah, air memiliki sifat Air Gol. B
dan kemampuan untuk membersihkan atau <3 SANGAT BAIK
menghancurkan berbagai kontaminan dan 3–4 BAIK
pencemar, yang di kenal sebagai swa 4–5 KURANG BAIK
5> BURUK
pentahiran (Imholf, 1979). Dari tabel 9,
tampak pada semua titik pengambilan
Dari hasil analisa diketahui bahwa
sampling beban pencemar lebih besar dari
kualitas air di semua titik sampling dalam
pada DTBPnya. Hal ini menggambarkan
kondisi yang buruk. Hal ini terlihat dari
bahwa perairan tersebut tidak lagi mampu
perbandingan tabel berikut :
menampung atau melakukan swa
pentahiran pada pencemar yang masuk ke
badan perairan tersebut.
Menurut Widiastuti dan Marfai (2004),
untuk menentukan kelas daya tampung
sungai terhadap beban pencemar adalah
berdasarkan beban pencemarnya yaitu nilai
atau konsentrasi dari parameter kimia air
67 Aditya R, et al/EnviroScienteae 7 (2011) 58-68