Anda di halaman 1dari 95

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KETERAMPILAN

PERAWAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN LUKA DEKUBITUS


DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

HARI BUDIN
NIM : 06.4.026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2011
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KETERAMPILAN
PERAWAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN LUKA DEKUBITUS
DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan


Strata 1 Sarjana Keperawatan

OLEH :

HARI BUDIN
NIM : 06.4.026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMEDISTRA
LUBUK PAKAM
2011
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Dengan Judul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KETERAMPILAN


PERAWAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN LUKA DEKUBITUS
DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
TAHUN 2010

Yang Dipersiapkan dan Diseminarkan Oleh :

HARI BUDIN
NIM : 06.4.026

Skripsi ini Telah Diperiksa dan Disetujui


Untuk Diseminarkan Dihadapan Komisi Penguji Skripsi Hasil Penelitian
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes MEDISTRA
Lubuk Pakam

Oleh :
Pembimbing,

TATI MURNI KARO-KARO, S.Kep, Ns.


LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KETERAMPILAN


PERAWAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN LUKA DEKUBITUS
DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
TAHUN 2010

Oleh :

HARI BUDIN
NIM : 06.4.026

Skripsi Ini Telah Diseminarkan Dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh Tim Penguji Skripsi,
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes MEDISTRA
Lubuk Pakam

Lubuk Paka, Juli 2011


TIM PENGUJI

1. Tati Murni Karo Karo, S.Kep, Ns. _______________

2. Kuat Sitepu, S.Kep, Ns, M.Kes. ________________

3. Tahan A. Manalu, Ns, M.Kep, Sp.MB, _______________

Diketahui / Disahkan Oleh :


Ketua STIKes MEDISTRA
Lubuk Pakam

Drs. DAVID GINTING


INTI SARI

Nama : Hari Budin


Nim : 06.4.026
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan
Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Keterampilan
Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus Di
RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010

Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah menjaga


dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa insidensi terjadinya dekubitus
bervariasi, tapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11 % terjadi di tatanan
perawatan akut, 15-25 % di tatanan perawatan jangka panjang dan 7-12 % di
tatanan perawatan rumah atau home care.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan sikap dangan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan
luka dekubitus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa hubungan pengetahuan dengan
keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus baik sebanyak
12 orang (50,0%), hubungan pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap
upaya pencegahan luka dekubitus cukup sebanyak 8 orang (33,3%), hubungan
pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka
dekubitus kurang sebanyak 4 orang (16,7%). Karena p value dari 0.05 (p =
0,006) maka ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa hubungan sikap perawat dengan
keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus baik sebanyak
19 orang (79,2%), hubungan sikap perawat dengan keterampilan perawat terhadap
upaya pencegahan luka dekubitus tidak baik sebanyak 5 orang (20,8%). Karena p
value dari 0.05 (p = 0,025) maka ada hubungan yang signifikan antara sikap
perawat dengan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus.
Disarankan kepada perawat agar dapat lebih lagi meningkatkan
pengetahuan dan ketramplin tentang perawatan luka terutama pada pasien dengan
luka dekubitus.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Keterampilan perawat


Refrensi : 22 (2002-2009)
ABSTRACT

Name : Hari Budin


Nim : 06.4.026
Department : Study Program Of Nursing MEDISTRA Lubuk Pakam
Title of Skripsi : Relation Knowledge And Attitude With Skills Nurse To
Attain Safety Of Decubitus Wound In RSUD Deli Serdang
Lubuk Pakam Year 2010.

One important aspect of nursing services is to maintain and preserve the


integrity of client's skin to always awake and intact. Based on research results
indicate that the incidence of decubitus vary, but generally reported that the order
of 5-11% occur in acute care, 15-25% in long-term care arrangement and order
of 7-12% in home care or home care.
The purpose of this research is to investigate the relationship between
knowledge and attitude of nurses to view the skills of prevention efforts pressure
ulcers in hospitals Deli Serdang Lubuk Pakam Year 2010.
From the research results can be seen that the relationship of knowledge
with nursing skills to better prevention of pressure ulcers as many as 12 people
(50.0%), relations with the skills of nurses knowledge of pressure ulcers
prevention efforts quite as much as 8 people (33.3%), the relationship of
knowledge with the skills of nurses towards the prevention of pressure ulcers
approximately 4 people (16.7%). Because the p value of 0.05 (p = 0.006) then
there is a significant relationship between knowledge and skills of nurses towards
the prevention of decubitus sores.
From the research results can be seen that the relationship of nurses with
the skills nurses attitude towards both the prevention of pressure ulcers 19 people
(79.2%), the relationship of nurses with the skills nurses attitudes towards the
prevention of pressure ulcers is not good 5 people (20.8%) . Because the p value
of 0.05 (p = 0.025) then there is a significant correlation between the attitudes of
nurses with nursing skills on the prevention of decubitus sores.
Suggested to nurse again to better enhance their knowledge and
ketramplin about wound care, especially in patients with pressure ulcers.

Keywords : Knowledge, Attitude, Skills nurses


References : 22 (2002-2009)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Hari Budin

Tempat/Tgl. Lahir : Pasuruan / 05 Mei 1987

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Nama Ayah : Muhammad Jamil Sarwoyo

Nama Ibu : Suhaimi

Alamat : Jln. Purnawirawan Pematang Reba Kecamatan Rengat

Barat Kabupaten INHU – RIAU

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1994 – 2000 : SDN 030 UPT Serangge II

Lulus dan Berijazah

2. Tahun 2000 – 2003 : MTs. Swasta Pondok Pesantren Khairul Ummah

Lulus dan Berijazah

3. Tahun 2003 – 2006 : MAN Rengat

Lulus dan Berijazah


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. berkat rahmat dan hidayahnya maka

skripsi ini dapat disusun penulis untuk diajukan sebagai salah satu syarat

mendapat gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep), pada Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam.

Adapun judul penelitian ini adalah “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap

Dengan Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus Di

RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan, baik dari segi penyusunan maupun penulisan, namun besar harapan

penulis kiranya tulisan yang sederhana ini dapat menambah perbendaharaan

perpustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita.

Pada kesempatan ini dengan kesungguhan hati dan rasa tulus ikhlas

penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih serta penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd. Selaku ketua Yayasan STIKes MEDISTRA

Lubuk Pakam.

2. Drs. David Ginting. Selaku Ketua STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam.

3. Ns. Kuat Sitepu, S.Kep, M.Kes. Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam.

4. Ns. Tati Murni Karo Karo, S.Kep. Selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingannya kepada penulis,


nasehat dan petunjuk serta ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staff dan dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan

bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di STIKes

MEDISTRA Lubuk Pakam.

6. Sembah sujud Ananda kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas semua yang

telah ayah dan ibu berikan kasih sayang, bimbingan, dorongan moril dan

materil sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Buat seseorang yang teramat sangat istimewa bagi penulis, yang telah banyak

membantu penulis, memberikan semangat, dorongan, kasih dan sayang bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sejuta cinta untukmu.

8. Teman-teman dan adik-adik yang telah memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas

kebersamaan kita selama ini.

Sebagai penutup, penulis mengharapakan kritik dan saran yang

membangun untuk menyempurnakan skripsi ini dihari yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

untuk semua pihak yang telah membantu penulis.

Lubuk Pakam, Juli 2010

Penulis,

HARI BUDIN
NIM : 06.4.026
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGSAHAN

INTISARI / ABSTRACT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- iii

DAFTAR TABEL -------------------------------------------------------------------- vii

DAFTAR LAMPIRAN -------------------------------------------------------------- viii

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------- 1

1.1 Latar Belakang ----------------------------------------------------- 1

1.2 Identifikasi Masalah----------------------------------------------- 4

1.3 Rumusan Masalah ------------------------------------------------- 5

1.4 Batasan Masalah --------------------------------------------------- 5

1.5 Tujuan Penelitian -------------------------------------------------- 6

1.6 Manfaat Penelitian ------------------------------------------------ 6

1.6.1 Manfaat Praktis ------------------------------------------- 6

1.6.2 Manfaat Teoritis ------------------------------------------ 7

1.7 Keaslian Penelitian ------------------------------------------------ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ----------------------------------------------- 8

2.1 Pengetahuan -------------------------------------------------------- 8


2.1.1 Pengertian ------------------------------------------------- 8

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ------------------------------------- 8

2.1.3 Kategori pengetahuan ------------------------------------ 11

2.2 Sikap ---------------------------------------------------------------- 11

2.2.1 Pengertian ------------------------------------------------- 11

2.2.2 Aspek-aspek Sikap --------------------------------------- 13

2.2.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap ------------------- 13

2.3 Keterampilan ------------------------------------------------------- 16

2.3.1 Jenis-Jenis Keterampilan Perawat --------------------- 16

2.4 Luka Dekubitus ---------------------------------------------------- 19

2.4.1 Pengertian ------------------------------------------------- 19

2.4.2 Etiologi ---------------------------------------------------- 20

2.4.3 Patofisiologi ----------------------------------------------- 22

2.4.4 Manifestasi Klinis ---------------------------------------- 22

2.4.5 Pencegahan Luka Dekubitus---------------------------- 23

2.4.6 Perawatan Luka Dekubitus ----------------------------- 28

2.4.7 Penatalaksanaan ------------------------------------------ 30

2.4.8 Macam Pemberian posisi -------------------------------- 32

BAB III METODE PENELITIAN --------------------------------------------- 35

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ------------------------------------- 35

3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional -------------------------- 35

3.2.1 Defenisi Konseptual ------------------------------------- 35

3.2.2 Defenisi Operasional ------------------------------------- 36


3.3 Hipotesa Penelitian ------------------------------------------------ 38

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian --------------------------------- 38

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian --------------------------------- 38

3.5.1 Populasi ---------------------------------------------------- 38

3.5.2 Sampel ----------------------------------------------------- 38

3.5.3 Kriteria Sampel ------------------------------------------- 39

3.5.4 Tehnik Pengambilan Sampel --------------------------- 40

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ------------------------------------ 40

3.6.1 Lokasi Penelitian ----------------------------------------- 40

3.6.2 Waktu Penelitian ----------------------------------------- 40

3.7 Metode Pengumpulan Data -------------------------------------- 40

3.8 Metode Pengolahan Data ----------------------------------------- 42

3.8.1 Editting (Memeriksa) ------------------------------------ 42

3.8.2 Coding (Pengkodean) ------------------------------------ 42

3.8.3 Tabulating ------------------------------------------------- 42

3.9 Etika Penelitian ---------------------------------------------------- 42

3.9.1 Informed concent ----------------------------------------- 43

3.9.2 Anomity (Tanpa nama) ---------------------------------- 43

3.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan) -------------------------- 43

3.10 Instrumen Penelitian ---------------------------------------------- 44

3.10.1 Kuesioner Pengetauan ----------------------------------- 44

3.10.2 Observasi Sikap ------------------------------------------ 45

3.10.3 Observasi Keterampilan --------------------------------- 45

3.11 Analisa Data -------------------------------------------------------- 45


BAB IV HASIL PENELITIAN ------------------------------------------------- 47

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ---------------------------- 47

4.2 Tabulasi Berdasarkan Karakteristik Responden -------------- 49

4.3 Tabulasi Hasil Univariat------------------------------------------ 50

4.4 Tabulasi Hasil Bivariat ------------------------------------------- 52

BAB V HASIL PEMBAHASAN ---------------------------------------------- 55

5.1 Pengetahuan -------------------------------------------------------- 55

5.2 Sikap ---------------------------------------------------------------- 56

5.3 Keterampilan ------------------------------------------------------- 56

5.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Perawat Ter

hadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus -------------------- 57

5.5 Hubungan Sikap Dengan Keterampilan Perawat Terhadap

Upaya Pencegahan Luka Dekubitus ---------------------------- 58

5.6 Keterbatasan Dalam Penelitian ---------------------------------- 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN --------------------------------------- 60

6.1 Kesimpulan --------------------------------------------------------- 60

6.2 Saran ---------------------------------------------------------------- 61

6.2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit -------------------------------- 61

6.2.2 Bagi Perawat ---------------------------------------------- 61

6.2.3 Peneliti Selanjutnya -------------------------------------- 61

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Ruangan Melur

RSUD Deli Serdang.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Ruangan

Melur RSUD Deli Serdang.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Penilaian Pengetahuan di Ruangan

Melur RSUD Deli Serdang.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Penilaian Sikap di Ruangan Melur

RSUD Deli Serdang.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Penilaian Ketrampilan Perawat di

Ruangan Melur RSUD Deli Serdang.

Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Perawat Terhadap

Upaya Pencegahan Luka Dekubitus Di RSUD Deli Serdang Lubuk

Pakam Tahun 2010.

Tabel 4.7 Hubungan Sikap Perawat Dengan Keterampilan Perawat Terhadap

Upaya Pencegahan Luka Dekubitus Di RSUD Deli Serdang Lubuk

Pakam Tahun 2010.


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan menjadi responden

Lampiran 2. Pernyataan menjadi responden

Lampiran 3. Quesioner penelitian

Lampiran 4. Lembar observasi

Lampiran 5. Jadwal rencana kegiatan

Lampiran 6. Lembar konsultasi penelitian

Lampiran 7. Surat pengantar dari Yayasan STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam

kepada Direktur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

Lampiran 8. Surat keterangan izin penelitian di RSUD Deli Serdang Lubuk

Pakam

Lampiran 9. Surat keterangan telah mengadakan penelitian di RSUD Deli

Serdang Lubuk Pakam

Lampiran 10. Data SPSS


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah

menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga

dan utuh. Intervensi dalam perawatan kulit klien akan menjadi salah satu

indikator kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Kerusakan

integritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan,

namun juga dapat disebabkan karena tertekannya kulit dalam waktu lama

yang menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau

dekubitus. Mukti, 2005. Dikutip dari (Setiyawan, 2008).

Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan

mengalami nekrosis yang biasanya terjadi pada bagian permukaan tulang

yang menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu lama yang

meningkatkan tekanan kapiler. Luka dekubitus sinonimnya adalah pressure

ulcer, bed sores, atau pressure sore (Suriadi, 2004).

Menurut Mukti, (2005) insidensi dan prevalensi terjadinya dekubitus

di Amerika tergolong masih cukup tinggi dan perlu mendapatkan perhatian

dari kalangan tenaga kesehatan khususnya perawat. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa insidensi terjadinya dekubitus bervariasi,

tapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11 % terjadi di tatanan perawatan

akut, 15-25 % di tatanan perawatan jangka panjang dan 7-12 % di tatanan

perawatan rumah atau home care.

1
Dalam sebuah studi dari 132 rumah sakit di inggris, David

menemukan tingkat prevalensi dekubitus sejumlah 6,7%. Nuggist et al,

mempelajari Otoritas Kesehatan Nottingham, menemukan sebuah gambaran

prevalensi dekubitus sebanyak 5,8%. Lindsay, mempelajari Leeds Western

District, melaporkan gambaran prevalensi dekubitus sebanyak 4,8%.

Preston, menemukan tingkat prevalensi dekubitus di komunitas sebanyak

9,4%. Hampir 7% orang dewasa di inggris terkena dekubitus yang diobati

dengan rata-rata biaya sebesar £60 juta setahun, St. George’s Group.

(Waluyo, 2006).

Penelitian Purwaningsih (2000) pada pasien tirah baring menyatakan

bahwa dari 78 orang pasien tirah baring yang di rawat di RSUD Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makasar sebanyak 15,8 % mengalami luka dekubitus.

Setiyajati (2001) juga melakukan penelitian hampir sama pada pasien tirah

baring di Rumah Sakit Moewardi Surakarta, dimana kejadian luka dekubitus

sebanyak 38,2 %.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menemukan tingkat

kejadian luka dekubitus adalah 8 % angka kejadian luka dekubitus di salah

satu Rumah Sakit di kabupaten Deli Serdang.

Dari penelitian tersebut dapat diasumsikan bahwa kualitas pelayanan

keperawatan yang diberikan di Rumah Sakit dapat dikatakan belum baik dan

perawat belum menempatkan pencegahan dekubitus menjadi prioritas yang

tinggi dalam pelayanan keperawatan.

Dekubitus merupakan problem yang serius karena dapat

mengakibatkan meningkatkan biaya, lama perawatan di rumah sakit serta


memperlambat program rehabilitasi bagi penderita. Selain itu dekubitus juga

dapat menyebabkan nyeri yang berkepanjangan, rasa tidak nyaman,

meningkatkan biaya dalam perawatan dan penanganannya serta

menyebabkan komplikasi berat yang mengarah ke sepsis, infeksi kronis,

sellulitis, osteomyelitis, dan meningkatkan prevalensi mortalitas pada klien

lanjut usia (Sari, 2007. Dalam Setiyawan, 2008).

Pengetahuan merupakan landasan utama dan penting bagi tenaga

kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Perawat sebagai tenaga

kesehatan yang memiliki tanggung jawab utama dalam pelayanan

keperawatan serta pelaksanaan asuhan keperawatan yang holistic dan

komprehensif dituntut memiliki pengetahuan yang tinggi dalam profesi

keperawatan termasuk pencegahan terhadap kejadian dekubitus (Moore dan

Patricia, 2004). Sikap yang dimiliki perawat merupakan respon batin yang

timbul dan diperoleh berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan

dan sikap akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang (Azwar, 2005.

Dalam Setiyawan, 2008).

Keterampilan dalam keperawatan dapat ditumbuhkan lebih optimal

apabila seorang perawat mampu memperlihatkan keterampilan dalam

menghadapi orang lain dengan efektif. Keterampilan tersebut menurut

Leffton & Buzzotta (2004) adalah keterampilan dalam menilai orang lain,

berkomunikasi, memotivasi, dan menyesuaikan diri (Harminati, 2009).

Upaya pencegahan dekubitus perlu memperhatikan pengetahuan,

sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh perawat. Tingkat keberhasilan

dalam upaya pencegahan tergantung dari hal tersebut, akan tetapi berbagai
studi mengindikasikan bahwa perawat tidak memiliki informasi dan

pengetahuan yang cukup dalam memahami isi panduan penanganan dan

kegiatan pencegahan dekubitus (Buss, 2004). Penelitian lain yang dilakukan

Moore, Patricia (2004) tentang hal-hal yang menghalangi sikap, nilai, dan

kepercayaan perawat dalam mencegah dekubitus, hasil yang diperoleh

menyebutkan bahwa sikap yang positif tidak cukup untuk menjamin

perubahan perilaku akan berjalan dalam praktik klinik. Berbagai upaya

dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dekubitus, berdasarkan panduan

praktik klinik yang dikeluarkan oleh America Health of Care Plan

Resources (AHCPR), intervensi keperawatan yang digunakan untuk

mencegah terjadinya dekubitus terdiri dari tiga kategori yaitu perawatan

kulit dan penanganan dini meliputi mengkaji risiko klien terkena dekubitus,

perbaikan keadaan umum penderita, pemeliharaan, perawatan kulit yang

baik, pencegahan terjadinya luka dengan berbaring yang berubah-ubah dan

massase tubuh. Intervensi kedua yaitu penggunaan berbagai papan, matras

atau alas tempat tidur yang baik. Intervensi yang ketiga yaitu edukasi pada

klien dan support system. Mukti, 2005. Dikutip dari (Setiyawan, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk

meneliti Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Keterampilan Perawat

Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Kurangnya sumber informasi bagi para perawat.


1.2.2 Kurangnya minat perawat untuk menambah wawasan ilmu

pengetauan.

1.2.3 Sikap perawat yang tidak positif.

1.2.4 Sikap perawat yang acuh dan cuek pada pasien.

1.2.5 Keterampilan perawat yang kurang.

1.2.6 Meningkatnya biaya Rumah Sakit pada pasien yang terkena

dekubitus.

1.2.7 Lama pemulangan pasien yang mengalami dekubitus.

1.2.8 Nyeri yang berkepanjangan pada pasien dekubitus.

1.2.9 Komplikasi lain dari dampak dekubitus.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap

dengan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus di

RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010”.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan

antara pengetahuan dan sikap dengan keterampilan perawat terhadap upaya

pencegahan luka dekubitus pada pasien rawat inap yang mengalami

gangguan mobilisasi akibat dari penyakit yang dideritanya di ruang rawat

inap Melur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010”.


1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara pengetahuan dan sikap dangan keterampilan perawat terhadap upaya

pencegahan luka dekubitus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun

2010.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Praktis

1. Bagi Perawat Pelaksana

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan informasi bagi perawat tentang pentingnya

pengetahuan dan sikap yang positif dalam mencegah luka

dekubitus, serta meningkatkan kesadaran, pemahaman, wawasan

mutu pelayanan keperawatan dalam pencegahan luka dekubitus.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan informasi, bahan masukan bagi rumah sakit dalam

mengevaluasi tindakan, menentukan kebijakan-kebijakan serta

meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit yang terkait dengan

pencegahan luka dekubitus.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi untuk meningkatkan

dan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa maupun

peneliti berikutnya di Yayasan MEDISTRA Lubuk Pakam.


4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

melakukan penelitian sebagai peran perawat peneliti dan dapat

memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu

pelayanan.

1.6.2 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bentuk penerapan teori yang telah peneliti terima selama

mengikuti perkuliahan di Yayasan MEDISTRA Lubuk Pakam.

2. Sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian sejenis

dimasa yang akan datang.

1.7 Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan

Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus Di

RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010, merupakan penelitian yang

belum pernah diteliti oleh peneliti lain pada waktu dan tempat yang sama.

Selain itu peneliti juga menyatakan bahwa di dalam penelitian ini tidak

terdapat karya orang lain.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra pengelihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui

proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka. Perilaku yang didasari pengetahuan

umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu

8
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau

kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan sebagainnya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-


formulasi yang ada, misalnya : dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau

materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang di

tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang

cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menaggapi

terjadinya wabah (Notoatmodjo, 2007).

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan yakni:

1. Awareness (Kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (Merasa Tertarik)

Merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap subjek sudah mulai timbul.


3. Evaluation (Menimbang-nimbang)

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

4. Trial

Dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3 Kategori pengetahuan

Menurut Arikunto; mengemukakan bahwa untuk mengetahui

secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang

dapat dibagi menjadi empat tingkat yaitu :

1. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100 %

2. Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75 %

3. Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai 40-55 %

4. Tingkat pengetahuan buruk bila skor atau nilai < 40 % (Hendra,

2008).

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern


sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut

(Sunaryo, 2004).

Sunaryo merumuskan bahwa yang dimaksud sikap adalah

“kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup

terhadap stimulus atau objek tertentu”.

Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan

nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi / Sikap

ialah suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakekat, baik perbuatan

sekarang maupun akan yang akan datang (Ahmadi, 2002).

Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan

mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak

mendukung (Unfavourable) pada suatu objek (Rahayuningsih,

2008).

Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas,

peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang

merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau

netral) seseorang pada sesuatu.

Tesser berargumen bahwa faktor bawaan dapat

mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung. Sikap dapat

mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Sikap

seseorang juga dapat berubah akibat bujukan. Hal ini bisa terlihat

saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang.


Salah seorang ahli yang membahas tentang sikap adalah Carl

Jung. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike

untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering

muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya

tidak disadari (Cristiane, 2008).

2.2.2 Aspek-aspek Sikap

1. Aspek Kognitif

Yaitu berhubungan dengan gejala mengenal fikiran. Ini

berarti berwujud pegolahan, pengalaman, dan keyakinan serta

harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok objek

tertentu.

2. Aspek Afektif

Yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan-

perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati,

dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu.

3. Aspek Konatif

Yaitu berwujud proses tendensi / kecenderungan untuk

berbuat suatu objek, misalnya: kecenderungan memberi

pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya (Ahmadi, 2002).

2.2.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap

1. Pengalaman Pribadi

Dasar pembentukan sikap: pengalaman pribadi harus

meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika

melibatkan faktor emosional.


2. Kebudayaan

Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat

individu tersebut dibesarkan. Contoh pada sikap orang kota dan

orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan.

3. Orang lain yang dianggap penting

Yaitu orang-orang yang kita harapkan persetujuannya

bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak

ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus. Misalnya: orangtua,

pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin. Umumnya

individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis)

dengan orang yang dianggap penting.

4. Media massa

Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam

penyampaian pesan, media massa membawa pesan-pesan

sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif

yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif

dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu.

5. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama

Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan

konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk,

salah atau benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang

hingga ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.


6. Faktor Emosional

Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya

sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk

mekanisime pertahanan ego. Dapat bersifat sementara ataupun

menetap (persisten/tahan lama). Contoh: Prasangka (sikap tidak

toleran, tidak fair) (Rahayuningsih, 2008).

7. Adopsi

Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan

sikap melalui kejadian yang terjadi berulang dan terus-menerus

sehingga lama-kelamaan secara bertahap hal tersebut akan

diserap oleh individu, dan akan mempengaruhi pembentukan

serta perubahan sikap individu.

8. Diferensiasi

Diferensiasi adalah suatu cara pembentukan dan

perubahan sikap karena sudah dimilikinya pengetahuan,

pengalaman, inteligensi, dan bertambahnya umur. Oleh karena

itu hal-hal yang tadinya di anggap sejenis, sekarang di pandang

tersendiri dan lepas dari jenisnya sehingga membentuk sikap

tersendiri.

9. Integrasi

Integrasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan

sikap yang terjadi secara tahap demi tahap, di awali dari macam-

macam pengetauan dan pengalaman yang berhubungan dengan


objek sikap tertentu sehingga pada akhirnya akan terbentuk sikap

terhadap objek tersebut.

10. Trauma

Trauma adalah suatu cara pembentukan dan perubahan

sikap melalui suatu kejadian secara tiba-tiba dan mengejutkan

sehingga meninggalkan kesan mendalam dalam diri individu

tersebut. Kejadian tersebut akan membentuk atau mengubah

sikap individu terhadap kejadian sejenis.

11. Generalisasi

Generalisasi adalah suatu cara pembentukan dan

perubahan sikap karena pengalaman traumatik pada diri individu

terhadap hal tertentu, dapat menimbulkan sikap negatif terhadap

semua hal yang sejenis atau sebaliknya (Sunaryo, 2004).

2.3 Keterampilan

2.3.1 Pengertian

Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan

pengetahuan kedalam bentuk tindakan (Yuliastuti, 2007).

2.3.2 Jenis-Jenis Keterampilan Perawat

1. Keterampilan I (Kemampuan Menilai Orang Lain)

Didalam pelayanan kesehatan/keperawatan, keterampilan

menilai orang lain merupakan kemampuan untuk menetapkan

tingkat keterampilan perawat dibawah tanggung jawabnya dalam

memberikan pelayanan kepada pasiennya dan kegiatan lain yang


terkait dengan pelayanan. Demikian juga keterampilan menilai

ini harus dilakukan oleh pemimpin perawat di berbagai bidang

atau sistem lain. Ia harus mencermati apa yang dilakukan oleh

orang lain sebagai bawahannya dengan mempertahankan

obyektifitas dan memahami mengapa bawahan melakukannya.

Melalui pemahaman ini pemimpin akan mampu berinteraksi

berdasarkan pengetahuannya tentang bawahan tersebut.

2. Keterampilan II (Kemampuan Berkomunikasi)

Kemampuan berkomunikasi merupakan faktor yang

sangat menentukan keberhasilan pencapaian keluaran. Pemimpin

yang telah memahami secara mendalam dan spesifik tentang

bawahannya akan mampu menciptakan dan memodifikasi materi

komunikasi sehingga hasil komunikasi dapat menjadi lebih

optimal. Disamping itu, ia juga sebagai pemimpin menjadi

mampu mengembangkan strategi yang tepat dalam menggali ide

dan pendapat orang lain serta bertukar ide dalam menyelesaikan

masalah secara efektif. Keterampilan berkomunikasi juga

diperlukan ketika pemimpin perawat melakukan lobi ke berbagai

pihak terutama penentu kebijakan yang berhubungan dengan

profesi keperawatan. Komunikasi yang dilakukan seyogyanya

tidak menimbulkan ancaman atau ketidaknyamanan pihak yang

sedang dilobi, sehingga kegiatan negosiasi dapat dilakukan tanpa

disadari dan berpotensi menghasilkan sesuatu yang positif

(Nuracmah, 2005).
3. Keterampilan III (Kemampuan Memotivasi)

Keterampilan memotivasi merupakan kompetensi

kepemimpinan berikutnya yang harus dimiliki oleh pemimpin

keperawatan. Keterampilan ini sangat penting karena memiliki

potensi untuk mengarahkan bawahan melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya karena ia merasa ada sesuatu yang menarik

hati untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Namun, cara

memotivasi ini tidak harus selalu sama karena motivasi

seseorang untuk bekerja utamanya berasal dari dalam diri

bawahan yang sulit dilihat secara sekilas oleh pemimpin. Oleh

karena itu, dalam memotivasi bawahan, seorang pemimpin

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang

dapat memotivasi bawahan baik secara internal maupun eksternal

(Swansburg & Swansburg, 1999; Rocchiccioli & Tilbury, 1998;

Chowdhury, 2003. Dalam Nuracmah, 2005).

Menurut para ahli, salah satu tugas kepemimpinan yang

paling penting dari manajer perawat/kepala ruang adalah

memaksimalkan motivasi kerja bawahan. Karena motivasi

pegawai berhubungan dengan produktivitas individu, pemuasan

pekerjaan, ketidakhadiran, dan pergantian pekerjaan.

4. Keterampilan IV (Kemampuan Menyesuaikan Diri)

Keterampilan menyesuaikan diri merupakan modal dasar

bagi pemimpin keperawatan dalam upaya mengoptimalisasi

keluaran (Dubrin, 2000. Dalam Nurachmah, 2005).


Pemimpin yang efektif mengetahui secara tepat

bagaimana dan dengan cara apa ia berinteraksi dengan setiap

bawahan. Hal ini karena ia sangat memahami keunikan masing-

masing bawahan. Pemimpin keperawatan yang efektif tidak akan

menggunakan cara dan pendekatan yang sama untuk semua

bawahan melainkan membedakan teknik komunikasi dan cara

memotivasi bawahan yang satu dengan lainnya. Sebaliknya,

ketika berinteraksi pemimpin perawat juga tidak menjadi merasa

kalah atau lebih rendah ketika diperlukan upaya menyesuaikan

diri dengan kondisi bawahan ketika interaksi terjadi

(Nurachmah, 2005).

2.4 Luka Dekubitus

2.4.1 Pengertian

Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan

jaringan mengalami nekrosis yang biasanya terjadi pada bagian

permukaan tulang yang menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam

jangka waktu lama yang meningkatkan tekanan kapiler (Suriadi,

2004).

Luka dekubitus adalah kerusakan / kematian kulit sampai

jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai

tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus

sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat (Kadir,

2009).
2.4.2 Etiologi

Penyebab dari luka dekubitus dapat dibedakan menjadi dua

faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

1. Faktor Intrinsik

a. Usia

Usia juga dapat mempengaruhi luka dekubitus. Usia

lanjut mudah sekali untuk terjadi luka dekubitus, hal ini

karena pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit

dimana adanya penurunan elastisitas kulit, dan kurangnya

sirkulasi pada dermis.

b. Temperatur

Kondisi tubuh yang mengalami peningkatan

temperatur akan berpengaruh pada temperatur jaringan.

Dengan adanya peningkatan temperatur ini akan beresiko

terhadap iskemik jaringan. Hasil penelitian didapatkan bahwa

adanya hubungan yang bermakna antara peningkatan

temperatur tubuh dengan resiko terjadinya luka dekubitus

(Nancy Bergstrom and Barbara Braden) (Suriadi, 2004).

c. Nutrisi

Nutrisi merupakan faktor yang dapat mengkontribusi

terjadinya luka dekubitus. Namun sebagian besar dari hasil

penelitian mengatakan adanya hubungan yang bermakna

pada klien yang mengalami luka dekubitus pada malnutrisi.


2. Faktor Ekstrinsik

a. Tekanan

Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan tersebut

terjadi dalam jangka waktu lama yang menyebabkan jaringan

mengalami iskemik.

b. Pergesekan dan pergeseran

Gaya gesekan adalah sebagai faktor yang

menimbulkan luka iskemik. Hal ini biasanya akan terjadi bila

pasien diatas tempat tidur sering merosot dan kulit sering kali

mengalami regangan dan tekanan yang mengakibatkan

terjadinya iskemik pada jaringan.

c. Kelembaban

Kondisi kulit pada pasien yang sering mengalami

lembab akan mengkontribusi kulit menjadi maserasi,

kemudian dengan adanya gesekan dan pergeseran,

memudahkan kulit mengalami kerusakan. Kelembaban ini

dapat akibat dari inkontinensia, drain luka, banyak keringat

dan lainnya (Suriadi, 2004).

3. Faktor lain Penyebab Luka dakubitus

a. Menurunnya persepsi sensori

b. Imobilisasi, dan

c. Keterbatasan aktivitas
Ketiga faktor ini adalah dampak dari pada lamanya dan

intensitas tekanan pada bagian permukaan tulang yang menonjol

(Suriadi, 2004).

2.4.3 Patofisiologi

Luka dekubitus merupakan dampak dari tekanan yang terlalu

lama pada area permukaan tulang yang menonjol dan mengakibatkan

berkurangnya sirkulasi darah pada area yang tertekan dan lama

kelamaan jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia dan

berkembang menjadi nekrosis.

Tekanan yang normal pada kapiler adalah 32 mmHg. Apabila

tekanan kapiler melebihi dari tekanan darah dan struktur pembuluh

darah pada kulit, maka akan terjadi kolaps. Dengan terjadinya kolaps

akan menghalangi oksigenisasi dan nutrisi ke jaringan, selain itu area

yang tertekan menyebabkan terhambatnya aliran darah. Dengan

adanya peningkatan tekanan arteri kapiler terjadi perpindahan cairan

ke kapiler, ini akan menyokong untuk terjadi edema dan

konsekuensinya terjadi autolisis. Hal lain juga bahwa aliran limpatik

menurun; ini juga menyokong terjadi edeme dan mengkontribusi

untuk terjadinya nekrosis pada jaringan (Suriadi, 2004).

2.4.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada luka dekubitus untuk pertama kali di

tandai dengan kulit erithema atau kulit kemerahan, terdapat ciri khas

dimana bila ditekan dengan jari, tanda erithema akan lama kembali

lagi atau persisten. Kemudian diikuti dengan kulit mengalami edema,


dan temperatur di area tersebut meningkatkan atau bila diraba akan

terasa hangat. Tanda pada luka dekubitus ini akan dapat berkembang

hingga sampai ke jaringan otot dan tulang.

Luka dekubitus ini dapat dibagi menjadi empat tingkatan :

1. Tingkat I

Adanya erithema atau kemerahan pada kulit setempat

yang menetap, atau bila ditekan dengan jari, tanda erithema atau

kemerahan tidak kembali putih.

2. Tingkat II

Adanya kerusakan pada epitelial kulit yaitu lapisan

epidermis, atau dermis. Kemudian dapat ditandai dengan adanya

luka lecet atau melepuh.

3. Tingkat III

Kerusakan pada semua lapisan kulit atau sampai jaringan

subkutan, dan mengalami nekrosis dengan tanpa kapitas yang

dalam.

4. Tingkat IV

Adanya kerusakan pada ketebalan kulit dan nekrosis

hingga sampai ke jaringan otot bahkan tulang atau tendon dengan

kapitas yang dalam (Suriadi, 2004).

2.4.5 Pencegahan Luka Dekubitus

Sekitar 95% luka dekubitus dapat dicegah (Waterflow).

Menurut (Benbow), sebagian besar luka dekubitus dapat dicegah


dengan mengetahui penyebab kerusakan jaringan, prediksi yang

akurat, intervensi awal dan perawatan yang tepat (Waluyo, 2006).

Luka dekubitus dapat dicegah dengan memperhatikan

beberapa faktor penyebab dari luka dekubitus (Lihat faktor-faktor

penyebab luka dekubitus).

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian risiko luka dekubitus,

diperlukan kejelian dari pada perawat terhadap kondisi pasien

dan mempertimbangkan kemungkinan risiko yang dapat

mengkontribusi terjadinya dekubitus. Berikut adalah beberapa

hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian

risiko terjadinya luka dekubitus.

a. Perubahan tingkat kesadaran

b. Penyakit gangguan persarafan seperti stroke

c. Trauma tulang belakang

d. Tirah baring yang terlalu lama

e. Immobilisasi

f. Gangguan sirkulasi

g. Usia

h. Anemia

i. Status nutrisi, terutama pada pasien yang hipoalbumin

j. Inkontinensia

k. kelembaban

l. Matras atau tempat tidur


m. Tekanan diastole, berdasarkan hasil penelitian bahwa

rendahnya tekanan diastole akan berisiko untuk terjadinya

luka dekubitus.

n. Perokok

o. Pergesekan dan pergeseran diatas tempat tidur (Suriad, 2004).

Pada pengkajian luka dekubitus hal-hal yang perlu dikaji

adalah; tingkat luka dekubitus, ukuran luka, eksudat, peradangan

atau infeksi, nekrosis jaringan dan granulasi. Hal ini penting

dalam penentuan perawatan luka dekubitus.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah

sebagai berikut.

a. Risiko luka dekubitus berhubungan dengan immobilisasi,

peningkatan tekanan pada arteri kapiler kulit sekunder dari

tekanan yang berlebihan, pergesekan, pergeseran, dan

tekanan.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pergesekan,

pergeseran, dan tekanan.

c. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit

atau luka dekubitus.

d. Nyeri berhubungan dengan luka dekubitus.


3. Intervensi

a. Mencegah terjadinya luka dekubitus

1) Lakukan pengkajian pada klien tentang riwayat kesehatan

atau penyakit.

2) Pada klien yang mengalami gangguan imobilisasi atau

terbatasnya kemampuan untuk bergerak, lakukan

penilaian dengan menggunakan skala barden. Skala ini

untuk menilai risiko luka dekubitus.

3) Kaji penggunaan matras dan posisi klien apakah

cenderung terjadipergesekan dan pergeseran diatas tempat

tidur. Akan sering terjadi pergesekan dan pergeseran, dan

tekanan apabila posisi kepala pasien lebih tinggi atau

dalam posisi setengah duduk.

4) Lakukan pengkajian risiko terjadinya luka dekubitus;

immobilisasi, keterbatasan aktivitas, status nutrisi,

pergesekan dan pergeseran, kondisi kulit terutama di

bagian permukaan tulang yang menonjol, status

kesadaran, dan kelembaban.

5) Hindari pasien dari dampak tekanan yang berlebihan dari

atas tempat tidur atau kursi; tidur dengan miring kiri

kanan secara bergantian paling kurang setiap satu jam,

setelah miring kiri kanan kemudian terlentang. Posisi

badan miring kira-kira 30 derajat.


6) Menghindari tekanan yang berlebihan dengan

menggunakan matras khusus bila ada seperti matras

udara, atau matras air, atau lainnya yang dapat

mengurangi tekanan pada area permukaan tulang yang

menonjol.

7) Sokong daerah lutut dan siku dengan bantal atau busa

pada saat baring.

8) Pertahankan posisi daerah kepala tidak terlalu tinggi yang

dapat menyebabkan terjadinya pergesekan dan pergeseran

kecuali pada pembatasan lain.

9) Hindari kulit dari kelembaban. Sesering mungkin

10) Pada psien yang inkontinensia akan berisiko tinggi

terjadinya dekubitus, untuk itu perlu penatalaksanaan

khusus pasien dengan inkontinensia urine atau fekal.

11) Hindari kulit dari kekeringan, karena ini dapat

mengkontribusi mudah terjadinya pergesekan dan

pergeseran.

12) Hal-hal yang perlu diperhatikan bila pasien duduk di

kursi, postur tubuh, keseimbangan, stabilitas dan tekanan.

13) Berikan pemasukan nutrisi yang mencukupi; 30 – 35

kalori/kg BB, protein 1,25 – 1,5 /kg BB.

14) Perlu dikaji serum albumin. Pada pasien yang malnutrisi

bila serum albuminnya dibawah 3,5 mg/dl.


b. Meningkatkan integritas kulit dan mencegah infeksi

1) Pengkajian awal; lokasi luka, tingkatan dekubitus, ukuran

(panjang, lebar dan kedalaman), eksudat, jaringan

nekrosis, peradangan atau infeksi, granulasi dan

epitelialisasi.

2) Kaji risiko komplikasi dari kekubitus seperti;

amyloidosis, endokarditis, meningitis, septic arthritis,

squamous cell carcinoma pada luka, dan perhatikan

komplikasi penggunaan obat topical.

3) Kaji status nutrisi; serum albumin.

4) Berikan nutrisi yang mencukupi, 30 -35 kalori/kg BB,

protein 1,25 – 1,5 /kg BB, atau dapat ditingkatkan 2,00

gram protein/kg/hari. Kemudian vitamin C, seng, dan zat

besi (Suriadi, 2004).

2.4.6 Perawatan Luka Dekubitus

Pada perawatan luka dekubitus mencakup prinsip

debridement, pembersihan, dan dressing.

1. Debridement

Luka dekubitus yang mengalami nekrosis akan sukar

mengalami penyembuhan, oleh karena itu perlu dilakukan

debridement untuk mencegah infeksi yang lebih luas. Pada

prinsip debridement yang perlu diperhatikan adalah kondisi

pasien dan kondisi luka. Debridement disini adalah mengangkat


jaringan yang sudah mengalami nekrosis dan untuk menyokong

pertumbuhan atau pemulihan luka.

Adapun tipe dari debridement ada beberapa cara

diantaranya secara mekanik yaitu dengan kompres basa – kering,

hidroterapi, dan irigasi luka.

Rasional untuk dilakukan debridement adalah

mengurangi perluasan pada luka, kontrol dan pencegahan infeksi,

dan fisualisasi dasar luka. Indikasi intuk debridement adalah luka

yang akut atau kronik dengan jaringan nekrosis luka yang

terinfeksi dengan jaringan nekrotik.

Adapun kontra indikasinya adalah luka yang tidak

terinfeksi, kering, dan luka iskemik yang stabil.

2. Pembersihan

Pada setiap luka yang akan diganti selalu dibersihkan.

Bahan-bahan yang perlu dihindari untuk membersihkan luka

seperti povidone iodine, larutan sodium hypochlorite, hydrogen

peroxide, aceptic acid, karena bahan-bahan tersebut bersifat

cytotoxic. Yang paling sering digunakan untuk membersihkan

luka dekubitus adalah dengan normal saline atau bisa juga

dengan larutan anti septik yang tidak menimbulkan cytotoxic.

Dalam membersihkan luka perlu dilakukan irigasi dengan

tekanan yang tidak terlalu kuat, dengan tujuan untuk

membersihkan sisa-sisa jaringan yang nekrotik atau eksudat

(Prinsip membersihkan luka adalah dari pusat luka ke arah luar


luka dan secara hati-hati atau dapat juga dari bagian luar dulu

kemudian bagian dalam dengan kasa yang berbeda. .

3. Dressing

Adalah suatu usaha untuk mempertahankan integritas

fisiologi pada luka. Sebelum melakukan dressing atau balutan

dan pengobatan luka diperlukan pengkajian pada kondisi luka,

hal ini adalah untuk menemukan tipe dressing atau balutan yang

dibutuhkan. Perawatan luka pada dekubitus adalah berdasarkan

pada derajat luka dekubitus, eksudat sekeliling luka dan ada

tidaknya infeksi.

Beberapa hal yang perlu diketahui pada balutan yaitu

terdapat beberapa tipe balutan. Tipe balutan atau dressing

tersebut adalah yang sifatnya kering, basah, basah – lembab, atau

basah – kering, ada juga balutan untuk pelindung luka dan

dressing yang sifatnya menyerap dan mengabsorbsi (Suriadi,

2004).

2.4.7 Penatalaksanaan

Pencegahan yang digunakan untuk mencegah terjadinya luka

dekubitus terdiri dari dua kategori.

1. Perawatan Kulit dan Penananganan Dini

a. Diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya

dengan mengenal penderita yang berisiko tinggi terjadinya

dekubitus.
b. Meramalkan akan terjadinya dekubitus dengan memakai skor

Norton. Skor di bawah 14 menunjukan adanya resiko tinggi

dekubitus.

c. Menjaaga kebersihan kulit penderita dengan memandikan

setiap hari

d. Meningkatkan status kesehatan penderita.

e. Mengurangi / meratakan factor tekanan yang menganggu

aliran darah.

2. Pengunaan Berbagai Matras atau Alas Kaki

a. Cara tradisional untuk memperbaiki keadaan suatu luka

dekubitus, misalnya dengan pemberian madu pada luka

dekubitus.

b. Kasur khusus untuk lebih membagi rata tekanan yang terjadi

pada tubuh penderita.

c. Reganagan pada kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan

sirkulasi darah setempat terganggu, dapat di kurangi antara

lain dengan cara :

1) Menjaga posisi pasien, tidurkan rata di tempat tidurnya,

sudah dapat didudukan di kursi.

2) Bantalan dari balok penyangga dari kedua kaki, bantal –

bantal kecil untuk menahan tubuh penderita

(Wahyuningsi, 2002).
2.4.8 Macam Pemberian Posisi

Kebanyakan orang menganti posisi mereka secara konstan

dan bergerak meskipun di atas tempat tidur. Namun, ketika pasien

lema atau nyeri, atau mengalami fraktur, atau paralysis atau tidak

sadar, mereka tidak dapat mengubah posisi seperti orang normal.

Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi seperti :

1. Posisi Telentang (Supinasi)

Posisi telentang umumnya digunakan untuk melakukan

pemulihan penyakit Tertentu

a) Posisi telentang adalah datar di atas punggung, sering dengan

bantal kecil yang menyokong kepala.

b) Kepala pasien lurus dengan unggung, bahu, panggul dan

lutut. tubuh pasien tidak boleh memuntir.

c) Panggul bergarak sesedikit mungkin, Dan jari kaki pasien ke

arah atas.

d) Kaki pasien mukinperlu di sokong di atas papan keras

dengan bantalan atau bantal keras untuk mencegah kulai kaki.

e) Lengan dapat di tekuk dan di letekan diatas lambung, dengan

bantal di bawah lengan atas.

f) Gulung handuk dapat di gunakan untuk memisahka kaki

sehingga kulit tidak bergesekan.

2. Posisi Terlukup (Prone)

Posisi prone sering di gunakan untuk pasien tidak sadar

karena posisi ini membatu drainase, namun, posisi ini harus di


gunakan hanya waktu singnkat pada pasien lain karena posisi ini

menyebabkan kesulitan bernafas. Sedangkan menurut Patricia,

A, 2005. Menyatakan bahwa posisi prone adalah berbaring

dengan wajah menghadap kebawah. Bantal kepala harus cukup

tipis untuk mencegah fleksi maupun ekstensi servikal dan

mempertahankan kesejajaran Lumbal.

3. Posisi Miring (Lateral)

Posisi miring membantu menhilangkan tekanan pada

punggung dan tumit untuk individu yang tidak dapat turun dari

tempat tidur atau duduk dalam waktu yang lama. Posisi ini baik

untuk istirahat atau tidur. Posisinya adalah

a) Pasien berbaring pada salah satu posisi, biasanya dengan

panggul dan lutut bagian atas di tekuk dan di sokong dengan

bantal.

b) Legan atas di tekuk, dengan bantal di bawahnya

c) Kaki pasien di sokong dengan bantal keras, jika perlu, untuk

cegah Food Drop.

Sedangkan, Patricia, A, 2005. Menyatakan juga bawah

pada posisi miring (Posisi lateral) kalien bersandar pada klien,

dengan sebagian besar tubuh berada pada pinggul dan bahu.

Kesejajaran tubuh harus sama ketika berdiri, contohnya, struktur

tulang belakang harus di pertahankan, kepala harus di sokong

pada garis tengah tubuh, dan rotasi tulang belakang harus di

hindari.
Berikut ini masalah yang terjadi pada posisi miring :

a) Fleksi lateral pada leher

b) Lekung tulang belakang keluar dari kesejajaran normal

c) Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam, adduksi, atau di

sokong.

d) Kurangnya sokong kaki

e) Titik penekanan di teliga, tulang ilium, lutut, dan pergelangan

kaki kurang terlindungi.

4. Posisi Sims

Posisi sims berbeda dengan posisi miring pada distribusi

berat badan klien. Pada posisi sims berat badan berdeda pada

tulang ilium anterior, humerus dan klavikula. Masalah umum

pada posisi sims adalah sebagai berikut :

a) Flesi lateral pada leher.

b) Rotasi dalam, adduksi, atau kurang sokongan di bahu dan

pinggul. Sokongan di kaki.

c) Kurang perlindungan dari titik penekanan (Wahyuningsi,

2002).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independent Variabel Dependent

1. Pengetahuan

2. Sikap Pencegahan Luka dekubitus


3. Keterampilan

Keterangan :

= Diteliti

= Ada hubungan

3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional

3.2.1 Defenisi Konseptual

1. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang atau pengetahuan adalah perbagai gejala

yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal

(Irmayanti, 2007).

2. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga

manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat di

tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut

(Sunaryo, 2004).

35
3. Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan

pengetahuan kedalam bentuk tindakan (Yuliastuti, 2007).

4. Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan

jaringan mengalami nekrosis yang biasanya terjadi pada bagian

permukaan tulang yang menonjol, sebagai akibat dari tekanan

dalam jangka waktu lama yang meningkatkan tekanan kapiler

(Suriadi, 2004).

3.2.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjelasan semua variabel

dan istilah yang akan digunakan dalam pendidikan secara

operasional sehingga mempermudah pembaca dalam mengartikan

makna penelitian (Setiadi, 2007).

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi pada diri seseorang

melalui alat bantu pancainderanya terutama mata dan telinga

sehingga seorang memiliki pengalaman bagi dirinya sendiri

untuk dapat membentuk sikap terbuka dari hasil tahu dan

pengalamannya tersebut dan pengetauhan tersebut dapat

dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya dimasa yang akan

datang.

2. Sikap adalah respon dari seseorang terhadap stimulus yang

diterimanya yang menentukan seseorang dapat melakukan

perbuatan yang dilakukan maupun yang mungkin akan dilakukan


dan dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar

seseorang.

3. Keterampilan adalah kemampuan dari seseorang untuk dapat

menerapkan atau mengaplikasikan pengetahuan yang ia dapatkan

melalui proses belajar ke dalam bentuk tindakan atau perilaku.

4. Luka dekubitus adalah luka yang disebabkan oleh adanya

tekanan pada daerah yang menonjol dalam waktu yang cukup

lama atau karena adanya pergesekan dan pergeseran pada

permukaan tubuh yang menonjol pada pasien yang bedress di

tempat tidurnya.

Alat
No Variabel Defenisi Operasional Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang 1. Baik (76-100%)
perawat diketahui, dimengerti, 2. Cukup (56-75%)
Kuesioner Ordinal
dan dipahami oleh 3. Kurang (40-55%)
perawat. 4. Buruk (<40%)
2. Sikap perawat Suatu respon dari 1. Baik (skor > 3)
stimulus yang telah 2. Tidak baik (skor ≤ 3)
diterima oleh perawat
Observasi Ordinal
sehingga memahami
akan apa yang harus
dikerjakannya.
3. Keterampilan Adalah kemampuan 1. Baik (skor > 5)
perawat seorang perawat untuk 2. Tidak baik (skor ≤ 5)
menerapkan ke dalam
Observasi Ordinal
bentuk perilaku dari
pengetahuan yang
dimilikinya.
3.3 Hipotesa Penelitian

Ha = Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan

keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus.

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis dan rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik. Peneliti

ingin melihat dan memaparkan hubungan pengetahuan dan sikap dengan

keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus di RSUD

Deli Serdang Lubuk Pakam. Pengambilan data dilakukan dengan cara cross

sectional dimana pengambilan data dilakukan dengan cara melihat sekaligus

bersamaan antara variabel independen dengan variabel dependen (Setiadi,

2007).

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di

ruang rawat inap Melur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam yang

berjumlah sebanyak 24 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini

(Notoatmodjo, 2005).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik

pengumpulan data secara total sampling, maka Sampel yang di

gunakan dalam penelitian ini adalah jumlah yang sama dengan

populasi yang ada yaitu : semua perawat yang bekerja di ruang rawat

inap Melur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam yang jumlahnya

sebanyak 24 orang.

3.5.3 Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi (Kriteria yang layak diteliti)

Yaitu karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti, yaitu :

a. Perawat yang bekerja di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

b. Perawat SPK dan D III yang bekerja di ruang rawat inap

RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

c. Semua perawat yang bekerja di ruang rawat inap Melur

RSUD Deli serdang Lubuk Pakam dan mau menjadi

responden serta menandatangani surat pernyataan untuk

menjadi responden dalam penelitian ini.

2. Kriteria Eksklusi (Kriteria yang tidak layak diteliti)

Yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, yaitu:

a. Perawat yang bekerja di ruang rawat inap Melur RSUD Deli

Serdang Lubuk Pakam tetapi sedang cuti kerja.

b. Perawat yang tidak bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.
3.5.4 Tehnik Pengambilan Sampel

Didalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik

pegambilan data secara total sampling yaitu suatu tehnik penentuan

sampel yang bila semua anggota populasi digunakan menjadi

sampel.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah RSUD

Deli Serdang Lubuk Pakam. Karena lokasi penelitian ini tidak

pernah dilakukan penelitian yang sejenis dan lokasi ini tidak jauh

dari tempat tinggal peneliti dan sangat menghemat biaya yang akan

dikeluarkan, serta mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data

yang diperlukan dan mengobservasi kegiatan responden.

3.6.2 Waktu Penelitian

Waktu yang di rencanakan dalam penelitian ini dari bulan

April 2010 sampai dengan bulan Juli 2010.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data (Sugiyono, 2009).

Alat ukur (instrument) pengumpulan data dalam penelitian ini berupa

kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner yang di edarkan akan memuat


pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup. Kuesioner merupakan alat

ukur dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden

jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan

kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti

sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2007).

Pada pengumpulan data tentang pengetahuan perawat, peneliti

menggunakan skala guttman, yang memuat pernyataan positif dan negatif.

Peryataan-pernyataan positif pada peryataan tenteng pengetahuan

ditunjukkan pada peryataan nomor satu (1), dua (2), empat (4), tujuh (7),

sepuluh (10), dan duabelas (12). Dan pernyataan-pernyataan negatif

ditunjukkan pada nomor tiga (3), lima (5), enam (6), delapan (8), sembilan

(9), dan sebelas (11). Apabila jawaban responden benar, maka diberi skor

satu (1), dan apabila jawaban salah, maka diberi skor nol (0) (Riduwan,

2009).

Untuk data tentang sikap perawat, peneliti menggunakan lembar

observasi yang memuat enam (6) butir pernyataan dan di isi oleh peneliti

dengan cara mengamati secara langsung dengan alternatif jawaban Ya atau

Tidak. Jika jawaban Ya, maka diberi skor satu (1), dan bila jawaban Tidak,

maka diberi skor nol (0).

Pada keterampilan perawat, peneliti menggunakan lembar observasi

yang memuat sepuluh (10) butir pernyataan dan di isi oleh peneliti dengan

cara mengamati secara langsung dengan alternatif jawaban Ya atau Tidak.


Jika jawaban Ya, maka diberi skor satu (1), dan bila jawaban Tidak, maka

diberi skor nol (0).

3.8 Metode Pengolahan Data

Dalam penelitian ini teknik analisa data terlebih dahulu data harus

diolah dengan tujuan mengubah data menjadi suatu informasi. Dalam proses

pengolahan data terdapat langkah-langkah yang digunakan, yaitu :

3.8.1 Editting (Memeriksa)

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editting dapat dilakuka pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

3.8.2 Coding (Pengkodean)

Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

3.8.3 Tabulating

Data yang sudah lengkap sesuai dengan variabel yang

dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi

(Hidayat, 2007).

3.9 Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, tidak

boleh bertentangan dengan etika yang ada. Tujuan penelitian harus dalam

arti hak responden harus dilindungi oleh peneliti. Peneliti tidak boleh

menyebar luaskan hal-hal yang sifatnya sangat pribadi bagi para responden,
dan hasil penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan dalam

penelitian ini. Sebelumnya peneliti harus membawa surat pengantar dari

STIKes MEDISTRA Lubuk Pakam untuk diserahkan kepada Direktur

RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam untuk mendapatkan persetujuan

penelitian, kemudian baru melaksanakan penelitian dengan menekankan etik

yang meliputi :

3.9.1 Informed concent

Lembar persetujuan ini diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Terlebih dahulu responden membacanya agar responden

dapat mengetahui maksud dan tujuan penelitian. jika responden

bersedia, maka responden akan menandatangani lembar persetujuan.

Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

responden.

3.9.2 Anonimity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden, tapi lembar tersebut diberikan kode.

3.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian

(Hidayat, 2007).
3.10 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan untuk mengelompokkan data pada

penelitian ini berupa kuesioner (angket) untuk pengetahuan perawat dan

lembar observasi untuk sikap dan keterampilan perawat.

3.10.1 Kuesioner Pengetahuan

Pada pengumpulan data tentang pengetahuan perawat,

peneliti menggunakan skala guttman yang terdiri dari duabelas (12)

pernyataan tertutup dengan jenis pertanyaan (Ya) dan (Tidak), dan

memuat pernyataan positif dan negatif. Peryataan-pernyataan positif

pada peryataan tenteng pengetahuan ditunjukkan pada peryataan

nomor satu (1), dua (2), empat (4), tujuh (7), sepuluh (10), dan

duabelas (12). Dan pernyataan-pernyataan negatif ditunjukkan pada

nomor tiga (3), lima (5), enam (6), delapan (8), sembilan (9), dan

sebelas (11). Apabila jawaban responden benar, maka diberi skor

satu (1), dan apabila jawaban salah, maka diberi skor nol (0).

Nilai tertinggi yang diperoleh adalah duabelas (12) dan nilai

terendah adalah nol (0). Skala ukur yang digunakan dalam variabel

ini adalah skala Ordinal.

Berdasarkan pengetahuan menurut Arikunto, maka secara

kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh perawat didapat

sebagai berikut :

1) Pengetahuan baik = 9 – 12 soal terjawab dengan benar

2) Pengetahuan cukup = 7–8 soal terjawab dengan benar

3) Pengetahuan kurang = 4–6 soal terjawab dengan benar


4) Pengetahuan buruk = <4 soal terjawab dengan benar

3.10.2. Observasi Sikap

Untuk data tentang sikap perawat, peneliti menggunakan

lembar observasi yang memuat enam (6) butir pernyataan dan di isi

oleh peneliti dengan cara mengamati secara langsung dengan

alternatif jawaban Ya atau Tidak. Jika jawaban Ya, maka diberi skor

satu (1), dan bila jawaban Tidak, maka diberi skor nol (0). Maka

didapat sikap perawat sebagai berikut :

1. Sikap baik bila skor > 3

2. Sikap tidak baik bila skor ≤ 3

3.10.3. Observasi Keterampilan

Pada keterampilan perawat, peneliti menggunakan lembar

observasi yang memuat sepuluh (10) butir pernyataan dan di isi oleh

peneliti dengan cara mengamati secara langsung dengan alternatif

jawaban Ya atau Tidak. Jika jawaban Ya, maka diberi skor satu (1),

dan bila jawaban Tidak, maka diberi skor nol (0). Maka didapat

tingkat keterampilan perawat sebagai berikut :

1. Keterampilan baik bila skor > 5


2. Keterampilan tidak baik bila skor ≤ 5

3.11 Analisa Data

Pada penelitian ini tehnik analisis data statistik yang digunakan

adalah uji chi kuadrat (chi square) atau x2 dengan cara manual dan di bantu

dengan menggunakan program SPSS. Uji chi kuadrat ini digunakan untuk

mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi


untuk mengetahui, apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang

signifikan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Geografis Wilayah

Rumah Sakit Umum Deli Serdang Lubuk Pakam didirikan

pada tahun 1958, Pertama sebagai rumah sakit pembantu, pada tahun

1979 menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D sesuai dengan SK

Menteri Kesehatan RI. No. 51/Menkes/SK/II/1979, pada tahun 1987

menjadi Rumah Sakit Umum Kelas C sesuai dengan SK Menteri

Kesehatan RI. No. 303/Menkes/SK/IV/1987, tahun 2002 menjdi

Lembaga Teknis daerah berbentuk Badan berdasarkan Keputusan

Bupati Deli Serdang No. 264 tanggal 01 Mei 2002, dan tahun 2008

menjadi Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan sesuai dengan

Surat Keputusan Menkes RI. 405/Menkes/SK/IV/ 2008 tanggal 25

April 2008.

Kedudukan Rumah Sakit Umum Deli Serdang Lubuk Pakam

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah

melalui Sekretaris Daerah sebagai Pelaksana Teknis Daerah. Dalam

melaksanakan tugas pokoknya rumah sakit ini mempunyai tugas : (1)

Menyelenggarakan Pelayanan Medis, (2) Menyelenggarakan

Pelayanan Penunjang Medis, (3) Menyelenggarakan Pelayanan

Asuhan Keperawatan, (4) Menyelenggarakan Pendididkan dan

47
Pelatihan, (5) Menyelenggarakan Administrasi Umum dan

Keuangan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Rumah Sakit Umum

Deli Serdang Lubuk Pakam dipimpin oleh seorang Direktur, dibantu

oleh seorang sekretaris dan 3 (tiga) orang Kepala Bidang, 13 (tiga

Belas) Sub Bidang dan didukung oleh tenaga Dokter Spesial, Dokter

Umum, Dokter Gigi, Paramedis Perawat dan non perawat, serta

tenaga non medis lainnya dengan total pegawai sebanyak 252 orang

(Struktur Organisasi Terlampir).

Rumah Sakit Umum Deli Serdang Lubuk Pakam berada

berada di kota Lubuk Pakam (Ibukota Kabupaten Deli Serdang) ± 29

km dari Kota Medan (Ibukota Propinsi Sumatera Utara) RSUD Deli

Serdang mempunyai luas areal ± 2 Ha dengan luas bangunan ±

10.362 m2.

Visi Rumah Sakit Umum Deli Serdang Lubuk Pakam adalah

pelayanan yang unggul dalam mutu, prima dalam pelayanan dan

menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan yang paripurna dan

proaktif untuk mewujudkan masyarakat sehat 2010. sedangkan

misinya adalah :

1. Memberikan pelayanan prima serta terjangkau oleh semua

lapisan masyarakat

2. Terwujudnya pelayanan kesehatan rujukan spesialis secara

profesional sesuai standar pelayanan medis


3. Mengembangkan sarana dan prasarana sebagai tempat

pendidikan, penelitian dan pengembangan.

Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di RSUD Deli

Serdang terdiri dari : (1) Instalasi Gawat Darurat, (2) Instalasi Bedah

Sentral, (3) Instalasi Rawat Jalan, (4) Instalasi Rawat Inap, serta (5)

sarana dan prasarana penunjang medis seperti Apotik, Gizi, Rontgen

Foto dan lain-lain.

Instalasi Rawat Inap memiliki 151 tempat tidur dan terbagi

dalam 10 ruangan perawatan, 2 ruang perawatan VIP Anggrek dan

Teratai. 2 ruang perawatan anak dan bayi Kenanga dan Flamboyan, 2

ruang perawatan kelas 1 Dahlia dan Seroja, 1 ruang perawatan kelas

II Mawar, 1 ruang ICU dan 2 ruang perawatan kelas III Melur dan

Melati. Pada penelitian ini dilakukan diruangan melur dengan jumlah

perawat sebanyak 24 orang.

4.2. Tabulasi Berdasarkan Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di

Ruangan Melur RSUD Deli Serdang

No Umur N %

1. 20-30 tahun 18 75,0

2. 31-40 tahun 6 25,0

Total 24 100,0
Dari table 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan

umur maka responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 18 orang

(75,0%) dan yang berumur 31-40 tahun sebanyak 6 orang (25,0%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di

Ruangan Melur RSUD Deli Serdang

No Umur N %

1. SD 0 0

2. SMP 0 0

3. SMA 0 0

4. DIII 24 100,0

Total 24 100,0

Dari table 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan

pendidikan maka seluruh responden memiliki pendidikan DIII yaitu

sebanyak 24 orang (100,0%).

4.3. Tabulasi Hasil Univariat

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Penilaian Pengetahuan di

Ruangan Melur RSUD Deli Serdang

No Kategori N %

1 Baik 12 50

2 Cukup 8 33,3
3 Kurang 4 16,7

4 Buruk 0 0

Total 24 100,0

Dari tabel 4.3 Dari hasil distribusi frekuensi pengetahuan di ruangan

Melur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh bahwa perawat yang

memiliki pengetahuan baik yaitu 12 orang (50,0%), perawat yang memiliki

pengetahuan cukup yaitu 8 orang (33,3%), pengetahuan kurang yaitu 4

orang (16,7%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Penilaian Sikap di Ruangan

Melur RSUD Deli Serdang

No Kategori N %

1 Baik 21 87,5

2 Tidak baik 3 12,5

Total 24 100

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat sikap perawat di ruangan Melur

RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh bahwa perawat yang memiliki

sikap baik yaitu 21 orang (87,5%), perawat yang memiliki sikap yang tidak

baik yaitu 3 orang (12,5%).


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Penilaian Ketrampilan

Perawat di Ruangan Melur RSUD Deli Serdang

No Kategori N %

1 Baik 19 79,2

2 Tidak baik 5 20,8

Total 24 100

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat keterampilan perawat di ruangan

melur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh bahwa perawat yang

memiliki keterampilan baik yaitu 19 orang (79,2%), perawat yang memiliki

keterampilan yang tidak baik yaitu 5 orang (20,8%).

4.4. Tabulasi Hasil Bivariat

Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Perawat

Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus Di RSUD Deli

Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010

Ketrampilan Perawat
Total
Pengetahuan Baik Tidak Baik pValue

N % N % N %

Baik 10 41,7 2 8,3 12 50,0

Cukup 7 29,2 1 4,2 8 33,3

Kurang 1 4,2 3 12,5 4 16,7 0.006

Buruk 0 0 0 0 0 0

Total 19 79,2 5 20,8 24 100,0


Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa hubungan pengetahuan

dengan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus

baik sebanyak 12 orang (50,0%), hubungan pengetahuan dengan

keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus cukup

sebanyak 8 orang (33,3%), hubungan pengetahuan dengan keterampilan

perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus kurang sebanyak 4

orang (16,7%). Karena p value dari 0.05 (p = 0,006) maka ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap

upaya pencegahan luka dekubitus.

Tabel 4.7 Hubungan Sikap Perawat Dengan Keterampilan Perawat

Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus Di RSUD Deli

Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010

Ketrampilan Perawat
Total
Sikap Baik Tidak Baik pValue

N % N % N %

Baik 18 75,0 3 12,5 21 87,5

Tidak baik 1 4,2 2 8,3 3 12,5 0.025

Total 19 79,2 5 20,8 24 100,0

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa hubungan sikap perawat

dengan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus

baik sebanyak 21 orang (87,5%), hubungan sikap perawat dengan


keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus tidak baik

sebanyak 3 orang (12%). Karena p value dari 0.05 (p = 0,025) maka ada

hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan keterampilan

perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus.


BAB V

PEMBAHASAN

Dari hasil pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaan awal

yang mendasar masalah penelitian yaitu apakah ada “Hubungan Pengetahuan dan

Sikap Dengan Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka

Dekubitus”.

5.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagaian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (Notoadmojdo, 2007).

Dari hasil distribusi frekuensi pengetahuan di ruangan melur RSUD

Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh bahwa perawat yang memiliki

pengetahuan baik yaitu 12 orang (50,0%), perawat yang memiliki

pengetahuan cukup yaitu 8 orang (33,3%), pengetahuan kurang yaitu 4

orang (16,7%).

Pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman dan sosial budaya serta

fasiliitas kesehatan yang tersedia. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi

peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan

meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang

55
sudah tahu menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila

terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu

pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi

perubahan dari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-

kesempatan yang diciptakan (Ibrahim, 2005).

5.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setuju-tidak

setuju, baik tidak baik). Dari hasil distribusi frekuensi kategori sikap

perawat di ruangan melur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh

bahwa perawat yang memiliki sikap baik yaitu 21 orang (87,5%), perawat

yang memiliki sikap yang tidak baik yaitu 3 orang (12,5%).

Hal tersebut menurut Notoatmodjo menunjukkan bahwa sikap

kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan baik sikap sakit, dan

penyakit, sikap dalam pencegahan penyakit, sikap pemeliharaan dan cara

hidup sehat serta sikap terhadap kesehatan lingkungan.

5.3 Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan

pengetahuan kedalam bentuk tindakan (Yuliastuti, 2007). Dari hasil

distribusi frekuensi kategori keterampilan perawat di RSUD Deli Serdang

Lubuk Pakam diperoleh dapat dilihat bahwa keterampilan perawat di

ruangan melur RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam diperoleh bahwa perawat
yang memiliki keterampilan baik yaitu 19 orang (79,2%), perawat yang

memiliki keterampilan yang tidak baik yaitu 5 orang (20,8%).

5.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Perawat Terhadap

Upaya Pencegahan Luka Dekubitus

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses

sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

terbuka. Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng

(Sunaryo, 2004).

Dari hasil distribusi frekuensi dapat dilihat bahwa hubungan

pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka

dekubitus baik sebanyak 12 orang (50,0%), hubungan pengetahuan dengan

keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus cukup

sebanyak 8 orang (33,3%), hubungan pengetahuan dengan keterampilan

perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus kurang sebanyak 4

orang (16,7%). Karena p value dari 0.05 (p = 0,006) maka ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap

upaya pencegahan luka dekubitus.

Berdasarkan teori, pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup

apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan.

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh

seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan (Notoadmojo, 2005).


5.5 Hubungan Sikap Dengan Keterampilan Perawat Terhadap Upaya

Pencegahan Luka Dekubitus

Menurut Campbell dalam Notoatmodjo, 2005 menyatakan sikap

adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau

objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perhatian, dan gejala kejiwaan

lainnya.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa hubungan sikap perawat

dengan keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus

baik sebanyak 21 orang (87,5%), hubungan sikap perawat dengan

keterampilan perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus tidak baik

sebanyak 3 orang (12,5%). Karena p value dari 0.05 (p = 0,025) maka

ada hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan keterampilan

perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus.

Berdasarkan teori, sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau

penilaian orang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan

kesehatan yang salah satunya adalah sikap terhadap faktor-faktor yang

terkait atau mempengaruhi kesehatan, antara lain: gizi makanan, air bersih,

pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan

sampah, perumahan sehat, polusi udara dan sebagainya.

Menurut Campbell dalam Notoatmodjo, 2005 menyatakan sikap

adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau

objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perhatian, dan gejala kejiwaan

lainnya.
Keadaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sikap

merupakan salah satu predisposisi sesorang untuk bertindak. Sikap bukan

dibawa sejak lahir namun sikap dapat dibentuk dari adanya interaksi sosial

yang dialami oleh responden. Dalam interaksi sosial tersebut terjadi

hubungan timbal balik yang salik mempengaruhi diantara individu yang

dapat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku dalam berinteraksi dalam

lingkungannya (Azwar, 2005).

5.6 Keterbatasan Dalam Penelitian

5.6.1 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan

lembar observasi yang dibagikan kepada 24 responden. Data yang

diperoleh berdasarkan lembar kuesioner dan observasi, dalam hal ini

data yang diperoleh lebih banyak berdasarkan obyektifitas responden

sehingga peneliti mampu menjamin kebenaran atas jawaban yang

diberikan responden.

5.6.2 Sampel yang digunakan hanya terbatas, yaitu perawat.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistic dan pembahasan tersebut diatas bahwa

dapat disimpulkan bahwa Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan

Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus:

6.1.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Perawat Terhadap

Upaya Pencegahan Luka Dekubitus, hasil penelitian menunjukkan

bahwa Dari hasil distribusi frekuensi dapat dilihat bahwa hubungan

pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap upaya

pencegahan luka dekubitus baik sebanyak 12 orang (50,0%),

hubungan pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap upaya

pencegahan luka dekubitus cukup sebanyak 8 orang (33,3%),

hubungan pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap upaya

pencegahan luka dekubitus kurang sebanyak 4 orang (16,7%).

Karena p value dari 0.05 (p = 0,006) maka ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan keterampilan perawat terhadap

upaya pencegahan luka dekubitus.

6.1.2 Hubungan Sikap Dengan Keterampilan Perawat Terhadap Upaya

Pencegahan Luka Dekubitus, Dari hasil penelitian dapat dilihat

bahwa hubungan sikap perawat dengan keterampilan perawat

terhadap upaya pencegahan luka dekubitus baik sebanyak 19 orang

(79,2%), hubungan sikap perawat dengan keterampilan perawat

61
terhadap upaya pencegahan luka dekubitus tidak baik sebanyak 5

orang (20,8%). Karena p value dari 0.05 (p = 0,025) maka ada

hubungan yang signifikan antara sikap perawat dengan keterampilan

perawat terhadap upaya pencegahan luka dekubitus.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit

Diharapkan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

bagi pasien khususnya mengenai perawatan terhadap integritas kulit

pasien agar senantiasa utuh dan terjaga dengan baik.

6.2.2 Bagi Perawat

Diharapkan memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang

optimal bagi pasien khususnya mengenai perawatan terhadap

integritas kulit pasien agar senantiasa utuh dan terjaga dengan baik,

meningkatkan pengetahuan dan sikap serta keterampilan yang baik

agar mempercepat proses penyembuhan dari penyakit yang

dideritanya.

6.2.3 Peneliti Selanjutnya

Agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan lebih baik lagi,

dan lebih mempehatikan faktor-faktor penyebab terjadinya luka

dekubitus.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2002. Psikologi Sosial Edisi 2. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cristiane, Northrup. 2008. Kesehatan Fisik dan Emosional. 06 Mei 2010. 22.43
wib. http://www.wikipedia.com.

Harminati, Dian Purwahyuningtias Mayasari. 2009. 4 jenis keterampilan yang


dibutuhkan. 20 juni 2010. 22:26 wib. http://moershaell.blogspot.com.

Hendra AW. 2008. Konsep Pengetahuan. 26 Juni 2010. 22:42 wib.


http://ajangberkarya.wordpress.com.

Hidayat, Alimul Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.

Irmayanti, Meliono, dkk. 2007. Pengetahuan. 06 Mei 2010. 15:04 wib.


http://www.wikipedia.com.

Kadir, Subhan. 2009. Dekubitus. 06 Mei 2010. 21:57 wib. http://els.fk.umy.ac.id.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya Edisi 1.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi 1.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rahayuningsih, Sri Utami. 2008. Psikologi Umum. 06 Mei 2010. 22:43 wib.
http://www.google.co.id.

Riduan. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika Edisi 3. Bandung:
Alfabeta.
Sarwono, Solita. 2010. Pengantar Ilmu Perilaku. 06 Mei 2010. 22:37 wib.
http://www.wapedia.mobi.id.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi 1. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Setiyawan. 2008. Ulkus Dekubitus Bedsores. 03 Mei 2010. 23:12 wib.


http://www.medicastore.com.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Suriadi. 2004. Perawatan Luka Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.

Waluyo, Agung. 2002. Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat dan


Profesional Kesehatan Lain Edisi 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Waluyo, Agung, dkk. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan: Pendekatan Integral
pada Asuhan Pasien Edisi 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Wahyuningsi. 2002. Ulkus Dekubitus. 08 Mei 2010. 21:43 wib.


http://www.kalbe.co.id.

Yuliastuti, Iing. 2007. Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Terhadap


Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP H.
Adam Malik. 05 Juli 2010. 19:50 wib. http://repository.usu.ac.id.
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang terhormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hari Budin

NIM : 06.4.026

Tingkat : IV Program Studi Ilmu Keperawatan

Alamat : Jl. Thamrin Gg. Pancasila No. 08 Lubuk Pakam

Dalam kesempatan ini, saya memohon Bapak/Ibu untuk menjadi

responden mengenai “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Keterampilan

Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus”.

Penelitian ini ditujukan untuk skripsi program pendidikan S1 ilmu

keperawatan dan juga sebagai wahana pengembangan pelaksanaan pencegahan

luka dekubitus pada pasien yang dirawat di rumah sakit.

Saya memohon kepada Bapak/Ibu selaku responden untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan sesuai kenyataan yang sebenarnya demi keberhasilan

penelitian ini dalam lembar kuesioner, jawaban anda akan saya jaga

kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Lubuk Pakam, Juni 2010

Responden, Peneliti,

(........................) ( Hari Budin )


Lampiran 2

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk turut

berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan MEDISTRA Lubuk Pakam yang bernama “Hari

Budin” dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan

Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka dekubitus Di RSUD

Deli Serdang Lubuk Pakam”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan dan sikap dangan perilaku perawat dalam upaya pencegahan luka

dekubitus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

Saya berharap jawaban yang anda berikan sesuai dengan pendapat dan

pengetahuan anda. Informasi yang anda berikan hanya akan digunakan untuk

perkembangan ilmu keperawatan dan kepentingan dalam penelitian ini, dan tidak

akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain selain dari penelitian ini. Jika anda

menolak untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, maka tidak akan ada

sanksi apapun dikemudian hari, dan jika anda bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini, saya ucapkan terima kasih dan anda menandatangani kolom

dibawah ini.

Lubuk Pakam, Juni 2010

Responden, Peneliti,

(........................) ( Hari Budin )


Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

I. Identitas / Data

No. Responden : (di isi oleh peneliti)

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

II. Kuesioner

Contoh pengisian lembar kuesioner :

Berilah tanda ceklis (  ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan

pendapat anda dengan memilih benar atau salah.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dan keluarga saya selalu menjaga kebersihan rumah



dan lingkungan disekitar rumah.

2 Sebaiknya tidak perlu mencuci tangan terlebih dahulu



ketika kita akan makan.
Pernyataan Pengetahuan
Berilah tanda ceklis (  ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan
pendapat anda dengan memilih benar atau salah.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan
jaringan mengalami nekrosis.
2 Luka dekubitus biasanya terjadi pada bagian permukaan
tulang yang menonjol.
3 Yang paling sering digunakan untuk membersihkan luka
dekubitus adalah dengan aceptic acid. .
4 Menurunnya persepsi sensori, imobilisasi dan keterbatasan
aktivitas merupakan faktor lain penyebab luka dekubitus.
5 Pada perawatan luka dekubitus mencakup prinsip
debridement, pembersihan, dressing dan controlling.
6 Bahan-bahan yang perlu untuk membersihkan luka dekubitus
seperti povidone iodine, larutan sodium hypochlorite,
hydrogen peroxide, dan aceptic acid.
7 Tekanan, pergesekan dan pergeseran serta kelembaban
merupakan faktor ekstrinsik penyebab luka dekubitus.
8 Hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengkajian risiko terjadinya luka dekubitus adalah mobilisasi.
9 Luka dekubitus dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu
tingkat I, II, dan III.
10 Anemia adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengkajian risiko terjadinya luka dekubitus.
11 Nutrisi, temperatur, kelembaban dan usia merupakan faktor
intrinsik penyebab luka dekubitus.
12 Perawatan kulit dan penggunaan berbagai macam matras dan
alas kaki dapat mencegah terjadinya luka dekubitus pada
pasien.
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI

I. Identitas / Data
No. Responden : (di isi oleh peneliti)
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :

II. Observasi
Berilah jawaban pernyataan oleh peneliti berikut ini sesuai yang terjadi
dalam proses pengamatan dengan cara memberi tanda (  ) pada kolom yang
tersedia.

1. Sikap Perawat
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Perawat bersikap respon dan waspada serta peduli terhadap
perubahan status kesehatan pasien.
2 Perawat bersikap ramah, baik, dan bershabat saat berinteraksi
dengan pasien.
3 Perawat bersikap jujur dan terbuka ketika berinteraksi dengan
pasien.
4 Perawat bersikap kooperatif saat pasien meminta bantuan atau
pertolongan perawat.
5 Perawat bersikap baik dengan menatap wajah dan mempertahankan
kontak mata ketika berinteraksi dengan pasien.
6 Perawat bersikap tenang dan dapat dipercaya serta dapat dipercayai
oleh pasien saat berinteraksi oleh pasien.
2. Keterampilan Perawat
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Perawat melakukan pengkajian terhadap perubahan tingkat
kesadaran pasien.
2 Perawat melakukan pengkajian terhadap penyakit gangguan
persarafan seperti stroke pada pasien.
3 Perawat melakukan pergantian posisi mika miki pada pasien setiap
1-2 jam sekali.
4 Perawat melakukan pengkajian terhadap inkontinensia dan
kelembaban pada pasien.
5 Perawat melakukan pengkajian terhadap matras atau tempat tidur
yang digunaakan oleh pasien.
6 Perawat melakukan pengkajian terhadap riwayat kesehatan
terdahulu dan sekarang pada pasien.
7 Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien yang tirah baring
terlalu lama di ruang rawat inap.
8 Perawat melakukan pengkajian terhadap status nutrisi, terutama
pada pasien yang mengalami hipoalbumin.
9 Perawat melakukan pengkajian terhadap kemungkinan terjadinya
pergeseran dan pergesekan pasien diatas tempat tidur.
10 Perawat melakukan pengkajian terhadap kemungkinan gangguan
sirkulasi dan immobilisasi pasien.
Lampiran 5

JADWAL RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

Bulan
No Kegiatan
April Mei Juni Juli
1 Pembuatan proposal
penelitian
2 Pengajuan judul dan
BAB I
3 Perbaikan judul dan
BAB I
4 ACC judul dan
BAB I
5 Pengajuan BAB II
6 ACC BAB II

7 Pengajuan BAB III

8 ACC BAB III

9 Pengajuan kuesioner

10 ACC kuesioner

11 Konsul DAPUS dan


ACC DAPUS
12 ACC sidang proposal

13 Perbaikan seminar

proposal

14 BAB IV
15 BAB V dan BAB VI

16 ACC BAB V dan BAB

VI

17 Seminar hasil penelitian


Lampiran 6

JADWAL BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes MEDISTRA LUBUK PAKAM
TAHUN 2010

Nama : Hari Budin


Nim : 06.4.026
Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pencegahan
Luka Dekubitus Di RSUD Deli Serdang Lubuk
Pakam Tahun 2010
Dosen Pembimbing : Ns. Tati Murni Karo karo, S.Kep,-
NO TGL/HARI KEGIATAN SARAN PARAF

1. 05 Mei 2010 Konsul judul dan Perbaikan

BAB I

2. 07 Mei 2010 BAB I Perbaikan

3. 08 Mei 2010 BAB I dan judul ACC

4. 09 Mei 2010 BAB II Perbaikan

5. 17 Mei 2010 BABII ACC

6. 24 Mei 2010 BAB III Perbaikan

7. 29 Mei 2010 BAB III ACC

8. 02 Juni 2010 Quesioner dan ACC

DAPUS

9. 07 Juni 2010 Konsul sidang ACC sidang proposal

proposal

10. 30 Juni 2010 Perbaikan seminar Lanjut penelitian

proposal
11. 14 Juli 2010 BAB IV Perbaikan

12. 16 Juli 2010 BAB IV ACC BAB IV, Lanjut BAB

V dab VI

13. 20 Juli 2010 BAB V dan BAB Perbaikan

VI

14. 22 Juli 2010 BAB V dan BAB Perbaikan

VI

15 26 Juli 2010 BAB V dan BAB ACC BAB V dan BAB VI

VI

16 27 Juli 2010 Seminar hasil penelitian


HASIL STATISTIK BERDASARKAN KARAKTERISTIK
RESPONDEN
Statistics

UMUR PENDIDIKAN
N Valid 24 24
Missing 0 0
Mean 36.5714 2.0612
Median 38.0000 2.0000
Mode 38.00 3.00
Std. Deviation 5.87367 .82685
Variance 34.500 .684
Skewness -.051 -.117
Std. Error of Skewness .340 .340
Kurtosis -.944 -1.530
Std. Error of Kurtosis .668 .668
Range 23.00 2.00
Minimum 26.00 1.00
Maximum 49.00 3.00
Percentiles 25 30.0000 1.0000
50 38.0000 2.0000
75 41.0000 3.0000

HASIL STATISTIK BERDASARKAN UMUR


UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30
18 75,0 75,0 75,0
tahun

31-40
6 25,0 25,0 100.0
tahun

Total 24 100.0 100.0

HASIL STATISTIK BERDASARKAN PENDIDIKAN


PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 0 0 0 100,0
SMP 0 0 0
SMA 0 0 0
DIII 24 100,0 100,0
Total 24 100.0 100.0
Frequenscies

Statistics
pengetahuan Sikap Ketrampilan
Perawat
N Valid 24 24 24
0 0 0
Mising 1.00 1.00 1.00
Minimum 3.00 3.00 4.00
Maximum

Frequency Table

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Cumulative
percent Percent
Valid Baik 12 50.0 50.0 50,0
Cukup 8 33.3 33.3 83,3
Kurang 4 16.7 16.7 100.0
Buruk 0 0 0
Total 24 100.0 100.0

Sikap
Frequency Percent Valid Cumulative
percent Percent
Valid Baik 21 87.5 87.5 87.5

Tidak 3 12.5 12.5 100.0


Baik

Total 24 100.0 100.0

Ketrampilan perawat
Frequency Percent Valid Cumulative
percent Percent
Valid Baik 19 79.2 79.2 79.2

Tidak 5 20.8 20.8 100.0


Baik

Total 24 100.0 100.0


Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengethn * ketrampilan 24 100.0% 0 .0% 24 100.0%

pengetahuan*ketrampilan perawat

Ketrampilan perawat Total

Baik tidak baik


Pengetahuan baik Count 10 2 12
% within pengetahuan 83,3% 16,7% 100,0%
% within ketrampilan 65,3% 4,3% 50.0%
% of Total 41.7% 8.3% 50.0%

cukup Count 7 1 8
% within pengetahuan 87.5% 12.5% 100,0%
% within ketrampilan 3,1% 42,1% 33.3%
% of Total 29.2% 4.2% 33.3%

Kurang Count 1 3 4
% within pengetahuan 25.0% 75.0% 100,0%
% within ketrampilan 42,4% 4,1 16,7
% of Total 4.2% 12.5% 16,7

tidak baik Count 0 0 0


% within pengetahuan 0 0 0
% within ketrampilan 0 0 0
% of Total 0 0 0

Total Count 19 5 24
% within pengetahuan 79.2% 20.8% 100,0%
% within ketrampilan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 79.2% 20.8% 100,0%
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 56.714(a) 1 .006
Likelihood Ratio 64.345 1 .220
Linear-by-Linear
35.354 1 .605
Association
N of Valid Cases
24

a 2 cells (15.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.04.

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sikap * ketrampilan
24 100.0% 0 .0% 24 100.0%
perawat

sikap *tingkat kepuasan pasien jamkesmas

Ketrampilan perawat Total

baik tidak baik


sikap Baik Count 18 3 21
% within sikap 85.7% 14.3% 100,0%
% within ketrampilan 47,4% 9,3% 87.5%
% of Total 75.0% 12.5% 87,5%

tidak Baik Count 1 2 3


% within sikap 33.3% 66.7% 100,0%
% within ketrampilan 12,4% 4,1% 12.5%
% of Total 4.2% 8.3% 12,5%

Total Count 19 5 24
% within sikap 79.2% 20.8% 100,0%
% within ketrampilan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 79.2% 20.8% 100,0%
Chi-Square Tests

Exact Sig. Exact Sig.


Asymp. Sig.
(2-sided) (1-sided)
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 36.893(b) 2 .001
CountinuityCorrection 32.254 1 .002
Likelihood Ratio 36.537 1 .021
Fisher”s Exact Test 1 0,025 0,025
Linear-by-Linear
33.974 1 .605
Association
N of Valid Cases
24

a. Computed only for a 2x2 table


b. 1 cells (12,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Keterampilan Perawat Terhadap Upaya Pencegahan Luka Dekubitus
Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2010
Umur Pengetahuan Sikap Keterampilan
No Katagori Katagori Katagori
perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 20 tahun 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 Baik 1 1 1 1 0 1 Baik 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 Baik
2 23 tahun 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 Baik
3 26 tahun 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 Cukup 1 1 0 1 0 1 Baik 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 Baik
Tidak
4 25 tahun 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik 1 1 0 1 0 1 Baik 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1
baik
5 28 tahun 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 Cukup 1 1 0 1 0 1 Baik 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 Baik
Tidak
6 28 tahun 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 Cukup 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 Baik
baik
7 31 tahun 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 Baik 1 1 1 1 0 1 Baik 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 Baik
8 40 tahun 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 Cukup 1 1 0 0 1 1 Baik 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 Baik
9 27 tahun 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 Baik 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 Baik
Tidak
10 39 tahun 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 Cukup 1 1 0 1 0 1 Baik 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
baik
Tidak
11 36 tahun 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 Cukup 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0
baik
Tidak
12 27 tahun 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 Baik 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 Baik
baik
13 40 tahun 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 Baik 1 1 0 1 0 1 Baik 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 Baik
14 30 tahun 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 Cukup 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 Baik
Tidak
15 35 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 Baik 1 1 0 1 0 1 Baik 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
baik
16 25 tahun 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 Cukup 1 1 0 1 0 1 Baik 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 Baik
17 28 tahun 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 Baik 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 Baik
Tidak
18 24 tahun 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 Kurang 1 1 1 1 0 1 Baik 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
baik
19 27 tahun 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 Kurang 1 1 0 1 0 1 Baik 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 Baik
20 28 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1 0 1 1 1 Baik 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 Baik
21 29 tahun 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik 1 1 0 1 0 1 Baik 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 Baik
22 26 tahun 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 Kurang 1 0 0 1 1 1 Baik 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 Baik
Tidak
23 29 tahun 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 Kurang 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 Baik
baik
24 29 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 Baik 1 1 1 1 0 1 Baik 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 Baik

Keterangan : Pengetahuan : Baik : 9 – 12 Sikap : Baik >3 Keterangan : Baik >5


: Cukup : 7 – 8 : Tidak baik ≤3 : Tidak baik ≤ 5
: Kurang :4–6

Anda mungkin juga menyukai