Format PengkajianAsuhanKeperawatanAnak
Di Bangsal Dahlia RSUD TIDAR MAGELANG
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. N
Umur : 2 tahun
Alamat : Candisari Windusari Magelang
Agama : Islam
SukuBangsa : Jawa Indonesia
Pendidikan :-
DiagnosaMedis : Kejang Demam Sederhana
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Bp. S
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Candisari Windusari Magelang
Keterangan:
: laki-laki : pernikahan
: perempuan : keturunan
b. Kondisi rumah: baik, genangan air hanya di kamar mandi, kamar mandi
dibersihkan tiap 2 minggu sekali
c. Lingkungan tempat tinggal: bersih, tidak ada sampah yang berserakan
d. Kebersihan rumah dan lingkungan: rumah bersih, ventilasi cukup, terdiri dari 2
kamar tidur, satu kamar mandi, rumah berdekatan dengan tetangga.
e. Kebiasaan keluarga: menyapu lantai 2 kali sehari menegepel lantai sekali sehari
9) Pemeriksaan fisik ( head to toe)
a. Antropometri :
TB: 88 cm
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat ini : 10.5 kg
b. Keadaan umum : sedang
c. Kulit, kuku : tidak sianosis, CRT ˂ 3 detik
d. Kepala : tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Thorax: tidak ada retraksi dada, bentuk dada simetris
Pulmonal : suara nafas vesikuler, tidak ada bunyi tambahan
Kardio : bunyi jantung normal S1, S2 normal, tidak ada suara tambahan
g. Abdomen : tidak ada pembengkakan pada perut, tidak ada nyeri epigastrik, tidak
muntah
h. Punggung : tidak ada lesi
i. Urogenital : tidak ada gangguan
j. Ekstremitas:
Ekstremitas superior (tangan)
Dextra (kanan) : tidak terdapat oedema, cappilary refile: ˂3 detik,
kekuatan otot 5, akral hangat
Sinistra (kiri) : tidak terdapat oedema, cappilary refile: ˂ 3 detik,
kekuatan otot 5, akral hangat
Ekstremitas inferior (kaki)
Dextra (kanan) : tidak terdapat oedema, cappilary refile: ˂ 3 detik,
kekuatan otot 5, akral hangat
Sinistra (kiri) : tidak terdapat oedema, cappilary refile: ˂ 3 detik,
kekuatan otot 5, akral hangat
k. Status nutrisi (z score) : median
l. Pemeriksaan DDST : terlampir
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermiaberhubungan dengan peningkatan metabolik ditandai dengan DS: ibu pasien
mengatakan badan pasien panas, DO: suhu: 38.9oC, Nadi : 120 x/menit, RR: 32
x/menit, pasien mengalami kejang sejak pagi dirumah dan di UGD 1 kali ±1 menit
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan Gangguan aliran darah
ke otak ditandai dengan kesadaran CM, anak menangis, terpasang O2 nasal canul 1lpm,
Nadi : 120 x/menit, pasien mengalami kejang 1kali dirumah dan di UGD 1kali ±1
menit, reflek pupil +/+, suhu: 38,9oC
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Kurang Sumber Pengetahuan ditandai
dengan DS: Ibu pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi jika anaknya
kejang, DO: suhu: 38.9oC, Nadi : 120 x/menit, pasien mengalami kejang sejak pagi
dirumah dan di UGD 1kali ±1 menit, ibu tampak panik dengan kondisi sakit anaknya.
Memonitor warna kulit dan suhu S : ibu pasien mengatakan badan pasien panas
O : akral hangat, tidak sianosis, turgor kulit
kering, wajah kemerahan.
Memonitor asupan dan keluaran, sadari perubahan S : -
kehilangan cairan yang tak dirasakan O : pasien terpasang infus KAEN 3A 12tpm
Memonitor tekanan intracranial danr esponneurologis S : ibu mengatakan ankanya tidak mual dan
muntah
O : pola nafas normal, tidak ada kelemaha otot,
tidak ada kejang spastik, tidak ada kaku
kuduk.
2. 06 Juni 2017 S : ibu mengatakan ankanya tidak mual dan muntah dan sudah tidak kejang lagi janu
19.00 O : Anak pada posisi kepala ekstensi, terpasang O2 nasal canul 1lpm Suhu: 38.5oC, Nadi:120 x/menit, RR:32 x/menit,
ektremitas lemes, kekuatan otot 5 5
5 5 pola nafas normal, tidak ada kelemaha otot, tidak ada kejang spastik,
tidak ada kaku kuduk., terpasang infus KA En 3A 12 tpm makro, latropil syr masuk, asam folat syrup masuk, tidak
muntah.
A : Masalah resiko ketidakefektifan perfusi jarigan otak belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
Monitor tanda tanda kelemahan otot akibat kejang
Pertahankan status respirassi adekuat
Pertahakan status cairan dan nutrisi
Cegah kejang berulang
Kelola obat anti onvulsi bila terjadi kejang berulang
Kelola pemberian neurotropik.
3. 06 Juni 2017 S: Ibu pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi jika anaknya kejang dan bersedia untuk menerima janu
19.00 pembelajaran tentang kejang demam
O : Ibu tampak bingung dengan kondsisi sakit anaknya sekarang, ibu dan keluarga tampak antusias ketika akan diberikan
pendidikan kesehatan tentang kejang demam besok
A : Masalah defisit pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutka intervensi :
Beri penjelasan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara mengatasi dan cara pencegahan penyakit
kejang demam.
1 07 Juni 2017 S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak panas. janu
19.00 O : k/u membaik, kesadaran composmentis, anak nangis, akral hangat, tidak sianosis, turgor kulit lembab, wajah
kemerahan, pasien terpasang infus KAEN 3A 12tpm, injeksi cefotaxim 500mg masuk IV via infus, parasetamol syr
masuk, tidak muntah, tidak ditemukan tanda – tanda alergi, suhu 37.8°C, nadi 112x/menit, respirasi 28x/menit, O2 kalau
perlu saja.
A : Masalah hipertermi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor keadaan umum
Monitor tanda tanda vital
Pertahankan cairan dan nutrisi adekuat
Kelola pemberian antibiotik dan antipiretik
2 07 Juni 2017 S : ibu mengatakan anakanya tidak mual dan muntah dan sudah tidak kejang lagi janu
19.00 O : Anak pada posisi kepala lebih tinggi dan ekstensi, terpasang O2 nasal canul 1lpm Suhu: 37.8oC, Nadi:112 x/menit,
RR:28x/menit, ektremitas lemes, kekuatan otot 5 5
5 5 pola nafas normal, tidak ada kelemaha
otot, tidak ada kejang spastik, tidak ada kaku kuduk., terpasang infus KA En 3A 12 tpm makro, latropil syr masuk, asam
folat syrup masuk, tidak muntah.
A : Masalah resiko ketidakefektifan perfusi jarigan otak belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
Monitor tanda tanda kelemahan otot akibat kejang
Pertahankan status respirassi adekuat
Pertahakan status cairan dan nutrisi
Cegah terjadinya kejang berulang
Kelola obat anti onvulsi bila terjadi kejang berulang
Kelola pemberian neurotropik.
3 07 Juni 2017 S: ibu dan keluarga mengatakan mengerti, mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara mengatasai janu
17.00 dan mencegahnya.
O : ibu dan keluarga tampak mendengarkan penjelasan tentang penyakit kejang demam.
A : Masalah defisit pengetahuan teratasi
P : Hentikan intervensi
1 09 Juni 2017 S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak panas.
19.00 O : k/u membaik, kesadaran composmentis, anak nangis, akral hangat, tidak sianosis, turgor kulit lembab, wajah
kemerahan, pasien terpasang infus KAEN 3A 12tpm, injeksi cefotaxim 500mg masuk IV via infus, parasetamol syr
masuk, tidak muntah, tidak ditemukan tanda – tanda alergi, suhu 37°C, nadi 112x/menit, respirasi 24xmenit, O2 kalau
perlu saja.
A : Masalah hipertermi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor keadaan umum
Monitor tanda tanda vital
Pertahankan cairan dan nutrisi adekuat
Kelola pemberian antibiotik dan antipiretik
08 Juni 2017 S : ibu mengatakan anakanya tidak mual dan muntah dan sudah tidak kejang lagi
19.00 O : Anak pada posisi kepala lebih tinggi dan ekstensi, terpasang O2 nasal canul 1lpm, suhu 37°C, nadi 112x/menit,
respirasi 24xmenit, k/u membaik, kekuatan otot 5 5
5 5 pola nafas normal, tidak ada kelemaha
otot, tidak ada kejang spastik, tidak ada kaku kuduk., terpasang infus KA En 3A 12 tpm makro, latropil syr masuk, asam
folat syrup masuk, tidak muntah.
A : Masalah resiko ketidakefektifan perfusi jarigan otak belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
Monitor tanda tanda kelemahan otot akibat kejang
Pertahankan status respirassi adekuat
Pertahakan status cairan dan nutrisi
Cegah terjadinya kejang berulang
Kelola obat anti onvulsi bila terjadi kejang berulang
Kelola pemberian neurotropik.