Anda di halaman 1dari 4

IDENTITAS BUKU

JUDUL : DIMULIAKAN ALLAH KARENA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

PENULIS : MB.RAHIMSYAH.AR

PENERBIT : SERBA JAYA

TAHUN TERBIT :-

TEBAL HALAMAN : 64 LEMBAR


SINOPSIS BUKU
DIMULIAKAN ALLAH KARENA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
Pada Suatu hari Amirul Mukminin Umar Ibnul Khatthab Ra berpidato dan berseru diatas
mimbar. Umar Ra lalu bertanya kepada suku Qaran apakah dalam kabilah Qaran terdapat orang
yang bernama Uwais. Seseorang berkata wahai Amirul Mukminin, diantara kami tidak ada lagi
yang bernama uwais kecuali seorang gila yang suka bertempat tinggal di Padang Sahara di
belentara, ia tidak berteman dan tidak ada orang yang mau mendekatinya kata seorang
pemuka. Ketika kembali ke kakampung halamannya di Qaran, para pemuka kalibah itu mencari
Uwais. Akhirnya mereka menjumpainya dipadang pasir, lalu mereka menyampaikan salam dari
umar dan rasulullah saw. Lalu dia pergi tanpa diketauhi jejaknya hingga beberapa tahun
lamanya, Kemudian dia kembali pada masa khilifah Ali Ra. Dia menjadi seorang perajurit,
bertempur bersama pasukan Ali di perang Shiffin dan terbunuh sebagai syahid disana. Semua
orang terpaku melihat mayatnya, ternyata di sekujur tubuhnya terdapat lebih dari empat puluh
luka sayatan, pukulan, dan tikaman tombak dan panah.

Seorang ulama bernama Haram bin Hayyan bercerita tentang dia dating ke kufah, tanpa
tujuan lain kecuali menemui Uwais al-Qarni. Hingga aku menjumpainya duduk ditepi sungai
Eufrat tengah mencuci kedua kaki dan tangannya. Dua mengenakan sarung dan selendang dari
bulu domba. Kulihat tanda-tanda kesedihan disorot matanya yang tajam menakutkan,
tubuhnya tambun, kulitnya sawo matang, jenggotnya tebal. Kuucapkan salam padanya, lalu dia
menjawab. Kemudian kuulurkan tangan padanya, tapi dia enggan berjabat tangan. Tiba-tiba ia
tak tahan mrlihat keadaannya, timbulah rasa cinta dan belas kasihnya padanya. Lalu ia
menangis dan dia pun menangis. Aku merasa heran pula ketika dia memanggil nama dan
mengenalinya. Padahal demi allah mereka belum pernah saling bertemu sebelumnya.

Akhirnya Uwais berpisah dengan ku dan akupun menangis bersamanya. Aku


memandanginya dari belakang, hingga dia mengilang dari penglihatannya. Setelah itu, aku
berulang kali mencari dan bertanya Tanya tentang dia, tidak ada seorang pun yang mendengar
tentang dia, tidak ada seorang pun yang mendengar tentang keberadaannya. Sebuah kapal
yang sarat dengan muatan dan penumpang sebanyak dua ratus orang termasuk para saudagar
yang berlayar dari sebuah pelabuhan di Mesir. Ketika kapal itu berada ditengah lautan, tiba tiba
datanglah angin rebut, petir, dan gelombang yang besar, membuat kapal itu terombang ambing
dan hamper tenggelam.
Berbagai usaha dilakukan oleh para awak kapal untuk mengatasi kapal itu agar tak
dihantam gelombang laut yang ganas. Namun semua usaha mereka sia sia saja, nampaknya
mereka tak mampu mengatasi keganasan angin dan gelombang itu. Semua orang yang berada
dikapal sangat cemas dan menunggu apa yang terjadi pada kapal mereka. Ketika semua orang
berada pada ketakutan tapi ada seorang laki laki yang sedikit pun merasa cemas. Dia kelihatan
tenang sambil berzikir kepada Allah swt. Kemudian laki laki itu turun dari kapal yang sedang
terombang ambing dan berjalan diatas air laut, lalu mengerjakan solat diatas air.

Beberapa orang yang melihat apa yang dilakukan lelaki itu menjadi heran. Maka ia
beranggapan bahwa orang itu bukan orang biasa. Lelaki itu diam tak menghiraukan panggilan
itu, ia terus saja meneruskan solatnya. Dengan membaca bismillah, maka turunlah seorang
demi seorang keatas air dan sungguh aneh mereka dapat berjalan diatas air menghampiri lelaki
yang sedang duduk diatas air sambil berzikir itu. Tidak beberapa lama kemudian, kapal yang
memuat barang berharga dan harta benda itu tenggelam kedasar laut. Habis sudah semua
barang barang dagangan yang sangat berharga, tenggelam kedasar laut. Para peanumpang
tidak tahu apa yang hendak mereka lakukan, mereka berdiri diatas air sambil melihat kapal
yang memuat barang dagangannya tenggelam.

Setelah abu Uwais al-Qarni mendenagr janji dari saudagar itu, maka dia pun
mengerjakan solat dua rakaat diatas air, dia memohon kepada allah swt agar kapal itu
ditimbulkan kembali keatas air bersama semua muatannya. Tidak berapa lama kemudian, kapal
itu muncuk sedikit demi sedikit diatas permukaan air hingga terapung. Semua barang
perniagaan dan lain lainnya masih tetap seperti semula, tidak ada yang kurang. Setelah itu
semua penumpang kembali keatas kapal dan meneruskan pelayarannya ketempat yang dituju.
Dan ketika sampai madinah, saudagar yang berjanji kepada uwais al-Qarni itu terus menaikan
janjinya dengan membagi bagikan harta kepada semua fakir miskin di kota madinah hingga tak
seorang pun yang ketinggalan.

Ar-rabi’ bin khaitsam juga pernah bercerita tentang uwais, ia berkata bahwa ia pernah
dating ketempat uwais al-Qarni, ia menjumpainya dia sedang duduk setelah melakukan salat
subuh. Seorang ulama sufi yang sangat terkenal yaitu hasan Al-Basri ia berkata suatu ketika
rasulullah saw bersabda karena syafaat seorang lelaki dari umatku akan masuk surge sejumlah
besar manusia yang lebih banyak dari kabilah Bani Rabi’ah dan mudlar. Ketika masa khalifah
umar, di musim haji sang khalifah berpesan kepada khalayak jemaah haji yaitu hendaklah kalian
semua duduk kecuali seorang lelaki.

Kemudian umar memanggil oran tersebut dan menanyainya apakah kamu mengenal
seorang lelaki diantara masyarakatmu yang bernama uwais lelaki iyu menjawab apa yang
engkau harapkan darinya dia hanyalah lelaki yang tidak dikenal.
Dia selalu menyendiri ditempat sunyi dan tidak pernah bergaul dengan orang banyak kata lelaki
tersebut. Lelaki itu menyampaikan surat dari umar. Dan tak lama kemudian uwais dating
kepada umar lalu umar bertanya apakah ia benar yang bernama uwais lalu uwais menjawab
benar wahai amirul mukminin. Setelah banyak perbincangan antara dengan uwais hingga
sampai umar mendapat nasihat dari uwais.

Anda mungkin juga menyukai