Anda di halaman 1dari 2

PENTALAKSAAN EPISTAKSIS

No. Dok:
No. Revisi:
Tanggal terbit :
DINAS
UPTD
KESEHATAN
KABUPATEN
Halaman: PUSKEMAS
BUNOBOGU
BUOL
Di setujui oleh,
DITETAPKAN Kepala UPTD Puskesmas Bunobogu
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
BUNOBOGU Hj. DARNIATI, SKM
Nip. 196712311985032006

Pengertian Penatalaksanaan epistaksis adalah penatalaksaan pada pasien dengan


perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga hidung atau
nasofaring.
Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanan pasien dengan epistaksis di UPTD
Urusan Puskesmas Mamboro.

Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Urusan Puskesmas Mamboro


Nomor : 820/005/PKM-MBR/2016 tentang Jenis-jenis Pelayanan di UPTD
Urusan Puskesmas Mamboro.

Referensi Permenkes RI no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer.

Langkah- langkah/ 1. Perawat memanggil pasien


Prosedur 2. Perawat menyapa pasien dengan ramah
3. Perawat mempersilahkan pasien duduk
4. Perawat melakukan anamnesa singkat untuk mengetahui keluhan utama
pasien
5. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien
6. Perawat melakukan penimbangan berat badan pasien
7. Perawat mencatat hasil pemeriksaan pasien
8. Perawat mempersilahkan pasien ke meja dokter.
9. Dokter melakukan anamnesa untuk mengetahui keluhan utama serta
anamnesis terpimpin yang meliputi keluar darah dari hidung atau
riwayat keluar darah dari hidung, riwayat alergi pada hidung,
hipertensi, penyakit gangguan pembekuan darah, riwayat perdarahan
sebelumnya, dan riwayat gangguan perdarahan dalam keluarga.
10. Dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis
epistaksis.
11. Dokter menuliskan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis
serta terapi kedalam buku status pasien.
12. Dokter mempersilahkan pasien menuju UGD untuk dilakukan tindakan
memberhentikan perdarahn dan meminta pasien untuk kembali ke poli
umum jika pemeriksaan telah selesai dilakukan
13. Dokter memberikan terapi yang dituliskan dalam resep. Adapun terapi yg
diberikan adalah antibiotik sistemik dan analgetik jika pasien memakai
tampon.
14. Dokter memberikan edukasi kepada pasien berupa informasi tentang
epistaksis yaitu mengidentifikasi penyebab epistaksis, mengontrol
tekanan darah pada penderita dengan hipertensi, menghindari
membuang lendir melalui hidung terlalu keras, menghindari
memasukkan benda keras ke dalam hidung, termasuk jari sehingga
dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat pada pasien anak serta
membatasi penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan
perdarahan seperti aspirin atau ibuprofen.
15. Dokter mempersilahkan pasien untuk mengambil resep di apotek.
Unit Terkait Loket, Poli umum, poli anak, UGD dan apotek.

Distribusi Tata usaha, poli umum dan poli anak.

Anda mungkin juga menyukai