Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

URGENCY KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

Dosen pemimbung :M. Sil, S.pd., S.E., M.M

Disusun Oleh :
MITRO SANJAYA

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TAHUN 2015/2016
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi digunakan dalam setiap aspek kehidupan kita, dari segi bisnis, ilmu
komunikasi mempunyai peranan penting bagaimana melobi atau mempengaruhi
pelanggan yang berbeda budaya dengan kita semua itu mempunyai trik tersendiri, dibawah
ini akan dijelaskan mengenai apa itu komunikasi bisnis lintas budaya.
Dunia bisnis kita juga memerlukan komunikasi apalagi jika kita berbisnis dengan
orang yang mempunyai kebudayaan berbeda dengan kita.

B. ANALISIS MASALAH

1. Apa Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya?


2. Apa Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya?
3. Bagaimana Memahami Budaya dan Perbedaannya?
4. Bagaimana Komunikasi dengan Orang yang Berbudaya Asing?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Pembaca dapat mengetahui Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya.


2. Pembaca dapat mengetahui Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya.
3. Pembaca dapat mengetahui Bagaimana Memahami Budaya dan Perbedaannya.
4. Pembaca dapat mengetahui Bagaimana Komunikasi dengan Orang yang Berbudaya
Asing
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA


Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris berarti “communication”
Secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam
pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak
bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi,
sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-
masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi
pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan
perkembangan ilmu komunikasi.
Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat
126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan dalam buku Sasa
Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh buah definisi yang dapat
mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Salah satunya adalah sebagai
berikut:
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-
lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain. (Berelson dan Stainer, 1964)
Jadi definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,penyampaian
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang atau di antara dua atau
lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu
komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai"kultur"
dalam bahasa Indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville
J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor
budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini
bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau negara
lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya,
termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara, agar tidak terjadi
kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.
B. PENTINGNYA KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas
budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam
melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya
pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan
menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.
Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke
wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas
budaya menjadi semakin penting artinya
Memahami budaya dan perbedaanya, setiap orang tumbuh dan berkembang dalam
suatu kelompok-kelompk tertentu baik yang terkait dengan kelompok keagamaan, profesi
dan bisnis. Masing-masing dapat menerapkan suatu aturan maupun perilaku yang sesuai
dengan budayanya. Misalnya: penampilan, cara berpakian, bertemu, berjalan, dan berjalan
antara kelompok masing-masing berbeda.
Komponen Budaya, budaya dapat mencakaup berbagai aspek kehidupan manusia
terutama yang berkaitan dengan dimensi hubungan antarmanusia, meskipun bentuk dari
setiap komponen budaya dapat berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat yang lain. Budaya
memiliki beberapa komponen diantaranya:
1. Budaya Material
2. Lembaga Sosial
3. System Kepercyaan
4. Estetika
5. Bahasa
Mengenal perbedaan budaya, dalam kehidupan sehari-hari, orang akan selalu
berhubungan dengan orang lain yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang
berbeda. Di samping itu orang juga berbeda dalam suku, agama, ras/etnis pendidikan, usia,
pekerjaan, status, dan jenis kelamin. Perbedaan berbagai macam latar belakang budaya yang
ada akan mempengaruhi cara seseorang mengirim, menerima, dan menafsirkan pesan-pesan
kepada orang lain. Perbedaan budaya dapat dilihat dari:

1. nilai sosial ( nilai –nilai sosial yang tumbuh dan berkembang di suatu negara bisa jadi
beberapa dengan negara lain )
2. peran dan status ( peran wanita dalam dunia bisnis di negara macu sangat cukup
dominan di banding dengan negara yang berkembang )
3. kebiasaan pengambilan keputusan ( proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh para manajemen puncak antara negara yang satu dengan negara yang lain itu
berbeda, ada yang cepat ada juga yang lambat )
4. sikap terhadap waktu(penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan negara
yang lain juga berbeda, ada juga yang ketat dan ada juga yang longgar/luwess )
5. penggunaan ruang/jarak komunikasi ( menjaga jarak komunikasi untuk suatu budaya
yang berbeda)
6. konteks budaya (berbagai macam cara orang untuk menyampaikan pesanannya
kepada orang lain sangat ditentukan pada konteks budaya, pemanfaatan sinyal
komunikasi verbal dan nonverbal sangat tergantung pada konteks budaya )
7. bahasa tubuh ( penggunaan bahasa tubuh yang sama antara negara yang satu dengan
negara yang lain yang dapat diartikan berbeda, sehingga bisa menimbulkan
kesalahpahaman )
8. perilaku sosial ( perilaku sosial antara negara yang satu dengan negara yang lain bisa
menjadi hambatan dalam berkomunikasi )
9. perilaku etis ( perilaku yang etis dan tidak etis antara antara negara yang satu dengan
negara yang lain itu berbeda, dan kita dapat mempelajari sebuah etika bisnis di negara
yang akan lebih maju )
10. Perbedaan budaya perusahan ( budaya organisasi suatu perusahaan tumbuh dan
berkembang melalui suatu proses yang lama )

Cara untuk mengatasi kesulitan dalam mempraktekkan komunikasi lintas budaya dalam
bisnis antara lain:
1. Memelihara iklim komunikasi terbuka
2. Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
3. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima
4. Menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab
5. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien

.
C. MEMAHAMI BUDAYA DAN PERBEDAANNYA
1. Definisi Budaya
1). Menurut Lehman, Himstreet dan Batty, budaya sebagai sekumpulan pengalaman
hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.
2). Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang
membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.
3). Menurut Bovee dan Thill, Budaya adalah sistem sharing atas symbol-simbol,
kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku.
4). Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik
perilaku dalam suatu kelompok.
5). Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu
masyarakat yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan
memandang dirinya serta orang lain.
2. Komponen Budaya
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa
komponen utamanya, yaitu nilai-nilai, norma-norma, symbol-simbol, bahasa, dan
pengetahuan.
Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain; bahasa,
kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi
sosial.
Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu:
B). Budaya Material (material culture), dibedakan dalam dua bagian yaitu teknologi dan
ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau
membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya. Sedangkan ekonomi dimaksudkan suatu cara orang menggunakan segala
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain.
B). Organisasi sosial (social institution), dan pendidikan adalah suatu lembaga yang
berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain,
mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang
lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
C). Sistem kepercayaan atau keyakian (belief sistem) yang dianut oleh suatu masyarakat
akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut.
D). Estetika (aesthetics), nilai nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam berbagai
peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai
sasaran secara efektif.
E). Bahasa (language), adalah suatu cara yang digunakn seseorang dalam
mengungkapkan sesuatu melalui symbol-simbol tertentu kepada orang lain.
3. Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan
budaya, yaitu:
a). Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya dan hal itu bersifat formal atau resmi. Dalam dunia pendidikan, tata bahasa
Indonesia adalah termasuk budaya tingkat formal yang mempunyai suatu aturan yang
bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga sekarang.
b). Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan)
dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.
c). Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting.
Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain
tidak boleh dilakukan. Pada tingkatan formal pembelajaran dalam budaya mencakup
pembelajaran pola perilakunya, sedangkan pada tingkatan teknis, aturan-aturan
disampaikan secara logis dan tepat.
4. Mengenal perbedaan Budaya
Perbedaan budaya dapat dilihat dari:
1. Nilai-Nilai Sosial
Secara umum orang-orang Amerika berpandangan bahwa uang akan dapat mengatasi
berbagai masalah, kekayaan yang diperoleh dari usahanya sendiri merupakan sinyal
superioritas, dan orang yang bekerja keras lebih baik daripada yang tidak bekerja keras.
Mereka juga benci terhadap kemiskinan dan menghargai kerja keras. Di Indonesia,
khususnya orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan masih memiliki nilai-nilai
kebersamaan yang tinggi, sementara ada kecenderungan bahwa nilai gotong royong mulai
memudar di daerah perkotaan, seiring dengan semakin tingginya sikap individualistis.
2. Peran dan Status
Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang, termasuk siapa
berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara
bagaimana mereka berkomunikasi. Sebagai contoh, di negara-negara yang sedang
berkembang peran wanita dalam dunia bisnis marih relatif rendah. Sementara, di negara-
negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, peran wanita di dunia bisnis sudah cukup
kuat.
Begitu pula dalam hal konsep status, yang cara pandangnya berbeda antara negara
yang satu dengan negara yang lain. Kebanyakan status para eksekutif di Amerika Serikat
dilihat dari simbol-simbol yang bernuansa materialistik. Status sebagai seorang eksekutif
ditandai dengan ruang sudut kantor yang luas, karpet mahal, meja kerja eksekutif, dan
sejumlah aksesoris yang menarik. Di Indonesia, status seorang eksekutif dapat dilihat dari
penataan ruang kerja yang terkesan luks dan seberapa mewah jenis kendaraan yang
digunakan.

3. Pengambilan Keputusan
Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, para eksekutif selalu
berupaya secepat dan seefisien mungkin dalam mengambil suatu keputusan penting.
Umumnya, para manajer puncak berkaitan dengan suatu keputusan pokok atau utama,
sedangkan hal-hal yang lebih rinci diserahkan kepada manajer yang lebih bawa. Lain
halnya di Amerika Latin dan Jepang, proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajer puncak umumnya berjalan lambat dan bertele-tele.

4. Konsep Waktu
Sebagian besar penduduk negara maju sudah menyadari bahwa waktu sangatlah
berharga. Untuk menghemat waktu, para eksekutif Amerika Serikat dan Jerman membuat
rencana bisnis secara efisien dengan memusatkan perhatian pada tugas tertentu pada
periode tertentu. Oleh karena waktu sangatlah terbatas, dalam berkomunikasi mereka
cenderung langsung menuju pada pokok persoalan (to the point) dan cepat. Hal ini
berbeda dengan para eksekutif dari Amerika Latin dan Asia, yang umumnya memandang
waktu relatif luwes/fleksibel. Menurut mereka, menciptakan dasar-dasar hubungan bisnis
lebih penting daripada sekedar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.
5. Konsep Jarak Komunikasi
Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga berbeda untuk budaya
yang berbeda. Ketika melakukan pembicaraan bisnis, para eksekutif Amerika Serikat dan
Kanada menjaga jarak sekitar 5 feet dari lawan bicara. Namun, bagi para eksekutif
Jerman atau Jepang, jarak komunikasi tersebut dirasakan kurang dekat. Sementara itu,
para eksekutif dari negara Timur Tengah mempunyai kecenderungan untuk melakukan
pembicaraan bisnis dengan jarak komunikasi yang relatif dekat

6. Konteks Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang
lain sangat ditentukan konteks budaya. Di dalam konteks budaya tinggi seperti Korea
Utara atau Taiwan, orang kurang tergantung pada komunikasi verbal, tetapi lebih banyak
tergantung pada komunikasi nonverbal. Dalam melakukan percakapan mereka cenderung
menyampaikan pesan-pesan secara tidak langsung (indirect) yang disertai dengan
ekspresi ataupun geraka-gerakan tubuh; dalam konteks budaya rendah, seperti Amerika
Serikat dan Jerman, orang sangat tergantung pada komunikasi verbal dan bukan
komunikasi nonverbal. Jadi, dalam melakukan pembicaraan mereka cenderung langsung
pada persoalan atau disampaikan secara eksplisit tanpa basa basi.

7. Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi
lintas budaya. Sering kali orang perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan
gerakan-gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya.
Contohnya, sinyal ”Tidak” orang Amerika Serikat dan Kanada dengan mengerakkan
kepala ke kiri dan ke kanan namun orang Bulgaria dengan menganggukkan kepala ke
atas dan ke bawah atau membungkukkan badan yang dilakukan di Jepang dapat
dipandang oleh orang Amerika Serikat sebagai sikap menjilat.
Bantuk bahasa tubuh lainnya adalah kontak mata. Mata adalah salah satu bagian
tubuh yang sangat ekspresif. Orang-orang Mediterania menggunakan mata untuk
berbagai tujuan antara lain: membelalakkan mata (menyatakan kemarahan), mata
berkedip (menyatakan persengkongkolan), bulu mata bergetar (untuk memperkuat
rayuan).
8. Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap kurang sopan di negara
lain. Contohnya, di negara-negara Arab memberikan suatu hadiah kepada istri orang lain
dianggap tidak sopan, namun tidak demikian jika diberikan kepada anak-anaknya

9. Perilaku Etis
Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda. Di beberapa negara,
perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak
pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin, namun di negara
Amerika Serikat dan Swedia hal tersebut dikategorikan sebagai bentuk suap sehingga
tidak etis dan ilegal.

10. Perbedaan budaya perusahaan


Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata
lain, budaya organisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain. Ia juga
dapat melihat bagaimana pekerja melakukan tugasnya, bagaimana mereka menafsirkan
dan bereaksi satu sama lainnya, dan bagaimana mereka memandang perubahan. Saat ini,
banyak perusahaan di Amerika Serikat mencoba membuat aliansi strategis dengan
perusahaan asing dan sebagian mengalami kegagalan. Salah satu alasan kegagalannya
adalah pertentangan budaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

D. KOMUNIKASI DENGAN ORANG YANG BERBUDAYA ASING


1. Belajar Tentang Budaya
Ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya seseorang sedikit banyak mengenal
budaya maupun adat istiadat yang berlaku dinegara tersebut. Mengenal beberapa kata bahasa
asing untuk seatu pergaulan di lingkuang bisnis merupakan langkah baik yang senantiasa
perlu dikembangkan. Jadi belajar tentang budaya negara lain juga bisa dijadikan sebagai
langkah awal untuk berkomunikasi dengan orang yang berbudaya asing.
2. Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang budaya tertentu
sebenarnya merupakan cara yang baik untuk menemukan bagaiman mengirim dan menerima
pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu
seseorang beradaptasidalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan
orang lain yang memiliki budaya berbeda.
3. Negosiasi Lintas Budaya
Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture)
seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan buday tinggi (deep culture), yang terdiri atas sikap
nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut.
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda seringkali mempunyai pendekatan
negosiasi yang berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun bervariasi.
Seseorang harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar membangun
kepercayaan dalam proses negosiasi.
Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan
masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari budaya partner
sebelum bernegosiasi, akan lebih mudah untuk dapat memahami pandangan mereka.
Menunjukkan sikap yang luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa
pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya dapat
ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas
budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam
melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya
pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan
menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.

2. Saran
Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu
negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi
semakin penting artinya. Dengan demikian kita perlu untuk mempelajari berbagai macam
budaya, baik dalam negeri atau luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA

https://windasirumapea.wordpress.com/2012/10/10/komunikasi-bisnis-lintas-budaya/

http://kombisdanbudaya.blogspot.com/2013/01/komunikasi-bisnis-lintas-budaya.html

Komunikasi bisnis yang efiktif 2011.http;//myblok26974.worpress.com,tanggal 20 juni 2013

Anda mungkin juga menyukai