Tuugas MPH
Tuugas MPH
sendiri. Manusia selalu berhubungan satu sama lain untuk mencukupi kebutuhankebutuhan
kehidupannya.1
Tanah yang memberikan kehidupan, karena disinilah setiap orang bercocok tanam
menyelenggarakan tata kehidupan serta beranak cucu, yang akhirnya tanah pula
terakhir.2
Hukum tanah di Indonesia didasarkan pada Hukum Adat. Hal ini terdapat
, yang berbunyi:
Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah Hukum
Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang tercantum dalam Undang Undang ini dan dengan
peraturan-peraturan lainnya, segala sesuatu dengan
perlahan mulai berubah. Dulu tanah hanya dinilai sebagai faktor penunjang
aktivitas pertanian saja, tapi saat ini sudah dilihat dengan cara pandang yang lebih
kegiatan usaha maka semakin meningkat pula pada kebutuhan akan dukungan
berupa jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan. Dengan meningkatnya
beli tanah sebagai salah satu bentuk proses peralihan hak atas tanah.
Disadari atau tidak, tanah sebagai benda yang bersifat “permanen” (tidak
Pemindahan hak atas tanah dalam perbuatan hukum ada beberapa bentuk,
diantaranya: jual beli, tukar menukar, hibah, pemberian menurut adat, pemasukan
dalam perusahaan, dan hibah wasiat. Peralihan hak atas tanas tersebut diawasi dan diatur dengan
peraturan
merubah hakikatnya sebagai perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah untuk
selama-lamanya bersifat tunai dan terang. Hanya saja “terang” sekarang ini adalah
jual beli dilakukan menurut peraturan tertulis yang berlaku. Peralihan hak atas
Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan, Dan Perjanjian Pengikatan Jual
dengan suatu akta yang dibuat oleh seorang Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
dan setelah akta tersebut ditanda tangani oleh para pihak maka harus didaftarkan.
Pada kenyataannya di lapangan masih sering kali terjadi jual beli tanah di
Kabupaten Sleman yang akan di teliti oleh penulis ini. bahwa ahli waris telah
melakukan Jual Beli di Bawah Tangan kepada kita sebut saja bapak RH secara
diam-diam atau tidak diketahui oleh ahli waris dan ahli waris pengganti yang lain.
menggunakan jual beli di bawah tangan. Penyebab mereka lebih memilih jual beli
di bawah tangan di antaranya adalah di karenakan jual beli di bawah tanganterbilang cepat atau
tidak memakan waktu yang lama, selain itu jual beli di bawah
tangan juga tidak memerlukan biaya yang banyak, dan mudah.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil tema ini dengan judul
“Praktik Jual Beli Tanah di Bawah Tangan (Studi Kasus di Desa Tegaltirto,
praktiknya masih terjadi jual beli tanah di bawah tangan yang akhirnya merugikan
banyak pihak
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah
1. Bagiamana proses pelaksanaan jual beli tanah di bawah tangan yang terjadi