Anda di halaman 1dari 6

KARYA ILMIAH

KAJIAN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEAT EXCHANGER TIPE


TUBE DENGAN KONFIGURASI JARAK SIRIP

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat


yang diperlukan untuk memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik

Disusun oleh :

Dedi Afandi
1504102010032

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2019
Kajian Perpindahan Panas Konveksi pada Heat Exchanger Tipe
Tube dengan Konfigurasi Jarak Sirip

Dedi Afandi, Ahmad Syuhada, Sarwo Edhy S


Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111, Indonesia
Phone: +62-85260159391, email : Dediafandi1996@gmail.com

Abstract
Tube-type compact heat exchanger is one of the most commonly used heat exchangers in the industry. To improve
the performance of the heat exchanger, many studies have been conducted, including fins on the outer surface of
heat exchanger. Therefore, this study examines the effect of fin distance configuration on convection heat transfer
rate and convection heat transfer coefficient on tube-type compact heat exchanger with a sharp turn length of 300
mm, turn length 82 mm, and total length of heat exchanger 6 meters. The tube is made using galvanized pipes with
an inner diameter of the tube (Di) 20 mm and an outer diameter of the tube (Do) of 22 mm. Fins are made using
aluminum plates which are formed into spirals with thickness 0.3 mm and pitch distance of fins are vary 3 cm, 5 cm
and 7 cm. Water with a temperature of 80 ⁰C flowed into the heat exchanger, convection heat transfer occurs when
air flows across the heat exchanger (with varying speeds of 2.4 m / s, 2.8 m / s and 3.4 m / s). The results showed
the highest convection heat transfer rate and convection heat transfer coefficient occurred in the heat exchanger with
a fin distance of 3 cm, the convection heat transfer rate is 6607.2 Watt with the convection heat transfer coefficient
is 318 W/m2 ∙ K.
Keywords: Compact Heat Exchanger, Fin Pitch Distance, Heat Transfer

Abstrak
Compact heat exchanger tipe tube merupakan salah satu heat exchanger yang paling umum digunakan dalam dunia
industri. Untuk meningkatkan performansi heat exchanger telah banyak dilakukan penelitian, salah satunya yaitu
dengan penambahan sirip pada permukaan luar. Oleh karena itu pada penelitian ini mengkaji pengaruh konfigurasi
jarak sirip terhadap laju perpindahan panas dan koefisien perpindahan panas konveksi pada compact heat exchanger
tipe tube berbelokan tajam dengan panjang laluan 300 mm, panjang belokan 82 mm, dan panjang total heat
exchanger 6 meter. Diameter dalam tube (Di) 20 mm dan diameter luar tube (Do) 22 mm. Jenis sirip yang
digunakan yaitu sirip spiral dengan ketebalan 0,3 serta jarak pitch sirip divariasikan 3 cm, 5 cm, dan 7 cm. Air
dengan temperatur 80 ⁰C dialirkan kedalam tube, perpindahan panas konveksi terjadi ketika udara mengalir
melintasi heat exchager (dengan kecepatan yang divariasikan yaitu 2,4 m/s, 2,8 m/s dan 3,4 m/s). hasilnya
menunjukkan laju perpindahan panas konveksi dan koefisien perpindahan panas konveksi tertinggi terjadi pada heat
exchanger dengan jarak sirip 3 cm, laju perpindahan panas konveksi yaitu 667,2 Watt dengan koefisien perpindahan
panas konveksi yaitu 318 W/m2 ∙ K.
Kata kunci : Compact Heat Exchanger, Jarak Sirip, Perpindahan Panas

1. Pendahuluan yang terlibat, dan mekanisme perpindahan panasnya.


Heat exchanger adalah alat yang digunakan untuk Heat exchanger juga dapat diklasifikasikan
memindahkan energi termal antara dua fluida atau berdasarkan luas bidang kontak perpindahan panas.
lebih yang berbeda temperatur serta terjadi kontak Salah satu jenis heat exchanger yang umum digunakan
termal. Heat exchanger tidak hanya sering digunakan yaitu tipe compact heat exchanger. Compact heat
dalam proses pembangkit tenaga, minyak bumi, exchanger memiliki rasio luas permukaan perpindahan
transportasi, pendinginan (air conditioner, kriogenik, panas yang sangat tinggi terhadap volume dan
dan heat recovery), dan industri manufaktur, namun berkaitan dengan koefisien perpindahan panasnya.
juga berfungsi sebagai komponen kunci dari banyak Koefisien perpindahan panas konveksi (h) sangat
produk industri yang tersedia di pasar. mempengaruhi performa heat exchanger. Nilai
Heat exchanger dapat diklasifikasikan koefisien perpindahan panas dan laju perpindahan
berdasarkan proses perpindahan panas, jumlah fluida panas pada heat exchanger dipengaruhi oleh panjang

2
tube, luas bidang perpindahan panas, dan juga tipe a. Heat exchanger tanpa sirip
alirannya. Pada tipe aliran turbulen, semakin turbulen b.Heat exchanger dengan jarak sirip 3 cm
suatu aliran maka semakin besar juga koefisien c. Heat exchanger dengan jarak sirip 5 cm
perpindahan panasnya [1]. d.Heat exchanger dengan jarak sirip 7 cm
Untuk meningkatkan turbulensi aliran fluida Peralatan yang digunakan pada penelitian yaitu :
dalam tube dapat dilakukan dengan membuat belokan a. Thermocouple
tajam. Meningkatkan kecepatan aliran fluida dalam b.Termometer digital
tube menyebabkan bilangan Reynolds meningkat dan c. Kipas angin
turbulensi aliran juga ikut meningkat. Laju aliran d. Drum air panas
massa fluida mempengaruhi turbulensi aliran fluida e. Selang inlet air panas
yang terjadi didalam tube. Penambahan sirip internal f. Selang oulet air panas
juga menyebabkan turbulensi aliran fluida dalam tube g. Heater dan pompa air
meningkat. Untuk meningkatkat turbulensi pada h. Pengukur waktu
permukaan luar tube dapat dilakukan dengan
menambah kecepatan aliran udara yang melalui tube. 2.2 Prosedur Pengujian
Penambahan sirip pada permukaan luar tube juga
Penelitian ini dilakukan dengan mengalirkan air
menyebabkan turbulensi aliran udara meningkat [2-6].
yang temperaturnya dijaga 80 ⁰C kedalam tube heat
Kajian tentang perpindahan panas konveksi pada
exchanger. Temperatur air masuk dan air keluar diukur
aliran dalam pipa dengan menggunakan tube
dengan cara meletakkan thermocouple pada bagian
berbelokan tajam telah dilakukan [7,8]. Analisa
inlet dan outlet tube. Temperatur udara diukur dengan
perpindahan panas pada sisi udara pada heat
cara meletakkan termocouple pada bagian depan kipas
exchanger tipe tube bersirip pipih dan sirip louvered
angin dan pada bagian belakang kotak heat exchanger
telah dilakukan [9]. Karakteristik perpindahan panas
(jarak 10 cm dari heat exchanger). Kipas angin
pada aliran turbulen pada heat exchanger bersirip
diletakkan didepan kotak heat exchanger dimana
dengan susunan staggered telah dilakukan [10].
kecepatan udara dari kipas angin yang digunakan yaitu
Karakteristik perpindahan panas pada heat exchanger
2,4 m/s, 2,8 m/s dan 3,4 m/s. Temperatur air keluar
tipe tube bersirip dengan beberapa jenis sirip (sirip
heat exchanger akan menurun pada saat bersamaan
polos, louvered, slit, bergelombang, annular,
temperatur udara yang melewati heat exchanger akan
longitudinal, dan sirip bergerigi) telah dilakukan
meningkat. Pengambilan data dilakukan setiap 5 menit
sebelumnya [11-15]. Penelitian untuk meningkatkan
dengan total waktu pengambilan data 40 menit per satu
laju perpindahan panas pada tube dan sirip
kecepatan udara. Proses penelitian dan pengambilan
bergelombang juga telah dilakukan [16].
data dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
mengkaji perpindahan panas aliran dalam pipa pada
heat exchanger berbelokan tajam dan pada permukaan
luar heat exchanger tipe tube bersirip. Oleh karena itu
pada penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju
perpindahan panas dan koefisien perpindahan panas
konveksi pada permukaan luar compact heat
exchanger tipe tube berbelokan tajam dengan panjang
laluan 300 mm, dengan konfigurasi jarak sirip pada
permukaan luar tube. Konfigurasi yang dilakukan yaitu
heat exchanger tanpa sirip, heat exchanger dengan
jarak sirip 3 cm, heat exchanger dengan jarak sirip 5
cm, dan heat exchanger dengan jarak sirip 7 cm.
Kecepatan udara untuk pendinginan divariasikan yaitu
2,4 m/s, 2,8 m/s dan 3,4 m/s.
Gambar 2.1 Proses Pengujian
2. Metodologi Penelitian
2.1 Alat dan Bahan
Heat exchanger (HE) dibuat dengan menggunakan
pipa galvanis SCH-40 dengan panjang laluan 30 cm,
diameter luar tube (Do) 22 mm dan diameter dalam
tube (Di) 20 mm, panjang total tube heat exchanger
yaitu 6 meter. Sirip yang digunakan pada heat
exchanger berbentuk spiral, sirip terbuat dari bahan
aluminium dengan ketebalan 0,3 mm, tinggi sirip 10
mm.
Alat uji pada penelitian yaitu sebagai berikut :

3
3. Hasil dan Pembahasan 3.2 Laju Perpindahan Panas
3.1 Distribusi Temperatur

Gambar 3.3 Pengaruh jarak sirip terhadap laju


perpindahan panas pada kecepatan udara 2,4 m/s

Gambar 3.1 Pengaruh jarak sirip terhadap distribusi Gambar 3.3 menunjukkan grafik laju perpindahan
temperatur pada kecepatan udara 3,4 m/s panas pada kecepatan udara 2,4 m/s untuk setiap
konfigurasi heat exchanger. Pada heat exchanger tanpa
Gambar 3.1 menunjukkan grafik distribusi
sirip laju perpindahan panas rata-rata 3497,9 Watt.
temperatur pada kecepatan udara 3,4 m/s untuk setiap
Pada heat exchanger dengan jarak sirip 3 cm laju
konfigurasi heat exchanger. Pada heat exchanger tanpa
perpindahan panas rata-rata 5952,6 Watt. Pada heat
sirip mengalami penurunan temperatur rata-rata 3,1%.
exchanger denga jarak sirip 5 cm laju perpindahan
Pada heat exchanger dengan jarak sirip 3 cm
panas rata-rata 5625,3 Watt. Pada heat exchanger
mengalami penurunan temperatur rata-rata 5%. Pada
dengan jarak sirip 7 cm laju perpindahan panas rata-
heat exchanger dengan jarak sirip 5 cm mengalami
rata 5318,4 Watt.
penurunan temperatur rata-rata 4,8%. Pada heat
Dari grafik pada Gambar 3.3 menunjukkan
exchanger dengan jarak sirip 7 cm mengalami
bahwa konfigurasi jarak sirip mempengaruhi laju
penurunan temperatur rata-rata 4,6%.
perpindahan panas. Hal ini disebabkan karena jarak
sirip mempengaruhi turbulensi aliran udara yang
melewati tube.

Gambar 3.2 Pengaruh kecepatan udara terhadap


distribusi temperatur pada heat exchanger dengan
jarak sirip 3 cm
Gambar 3.4 Pengaruh jarak sirip terhadap laju
Gambar 3.2 menunjukkan grafik distribusi perpindahan panas pada kecepatan udara 2,8 m/s
temperatur pada heat exchanger dengan jarak sirip 3
cm. Pada kecepatan udara 2,4 m/s mengalami Gambar 3.4 menunjukkan hubungan laju
penurunan temperatur rata-rata 4,5%. Pada kecepatan perpindahan panas pada kecepatan udara 2,8 m/s. Pada
udara 2,8 m/s mengalami penurunan temperatur rata- heat exchanger tanpa sirip laju perpindahan panas rata-
rata 4,8%. Pada kecepatan udara 3,4 m/s mengalami rata 3784,3 Watt. Pada heat exchanger dengan jarak
penurunan temperatur rata-rata 5%. Heat excahnger sirip 3 cm laju perpindahan panas rata-rata 6259,4
dengan jarak sirip 3 cm mengalami penurunan Watt. Pada heat exchanger dengan jarak sirip 5 cm
temperatur yang lebih tinggi daripada heat exchanger laju perpindahan panas rata-rata 5993,5 Watt.
dengan jarak sirip 5 cm dan 7 cm. Sedangkan pada heat exchanger dengan jarak sirip 7
cm laju perpindahan panas rata-rata sebesar 5645,7
Watt.
Laju perpindahan panas dipengaruhi oleh luas
permukaan perpindahan panasnya. Semakin besar luas

4
permukaan perpindahan panas maka laju perpindahan semakin besar sehingga laju perpindahan panasnya
panas semakin tinggi. meningkat.

3.3 Koefisien Perpindahan Panas Konveksi

Gambar 3.5 Pengaruh jarak sirip terhadap laju


perpindahan panas pada kecepatan udara 3,4 m/s
Gambar 3.7 Koefisien perpindahan panas konveksi
Gambar 3.5 menunjukkan laju perpindahan panas
Gambar 3.7 menunjukkan rata-rata koefisien
pada kecepatan udara 3,4 m/s untuk setiap konfigurasi
perpindahan panas konveksi pada setiap konfigurasi
heat exchanger. Laju perpindahan panas pada heat
heat exchanger. Koefisien perpindahan panas konveksi
exchanger tanpa sirip rata-rata 4070,7 Watt. Pada heat
dipengaruhi oleh laju kecepatan udara, luas permukan
exchanger dengan jarak sirip 3 cm rata-rata laju
dan perbedaan temperatur. Semakin tinggi kecepatan
perpindahan panas sebesar 6607,2 Watt. Pada heat
udara maka koefisien konveksi juga semakin tinggi.
exchanger dengan jarak sirip 5 cm laju perpindahan
Hal ini disebabkan karena kecepatan udara
panas rata-rata yaitu 6320,8 Watt. Sedangkan pada
mempengaruhi bilangan Reynolds, semakin besar
heat exchanger dengan jarak sirip 7 cm laju
kecepatan udara maka bilangan Reynolds juga akan
perpindahan panas rata-rata yaitu 5993,4 Watt.
semakin besar. Bilangan Reynolds yang besar
menyebabkan turbulensi aliran semakin besar.
Turbulensi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi koefisien konveksi. Sehingga koefisien
perpindahan panas konveksi meningkat seiring
meningkatnya turbulensi aliran yang terjadi.
Pada heat exchanger tanpa sirip rata-rata
koefisien perpindahan panas konveksi pada kecepatan
udara 2,4 m/s yaitu 164,9 W/m2⋅K. Pada kecepatan
udara 2,8 m/s mengalami peningkatan 8,4% dari
kecepatan udara 2,4 m/s. Sedangkan pada kecepatan
udara 3,4 m/s meningkat 17,2% dari kecepatan udara
2,4 m/s.
Gambar 3.6 Pengaruh kecepatan udara terhadap laju Pada heat exchanger dengan jarak sirip 3 cm
perpindahan panas pada heat exchanger dengan rata-rata koefisien perpindahan panas konveksi pada
jarak sirip 3 cm kecepatan udara 2,4 m/s yaitu 285,7 W/m2⋅K. Pada
kecepatan udara 2,8 m/s rata-rata koefisien
Gambar 3.6 menunjukkan laju perpindahan panas
perpindahan panas konveksi yaitu 302,1 W/m2⋅K.
untuk heat exchanger dengan jarak sirip 3 cm pada
Sedangkan pada kecepatan udara 3,4 m/s rata-rata
kecepatan udara 2,4 m/s, 2,8 m/s, dan 3,4 m/s. Dimana
koefisien perpindahan panas konveksi yaitu 318,3
pada kecepatan udara 2,4 m/s laju perpindahan panas
W/m2⋅K.
rata-rata yaitu 5952,6 Watt. Pada kecepatan udara 2,8
Pada heat exchanger dengan jarak sirip 5 cm
m/s laju perpindahan panas mengalami peningkatan
koefisien perpindahan panas konveksi pada kecepatan
rata-rata sebesar 5,2% dari kecepatan udara 2,4 m/s.
udara 2,4 m/s yaitu koefisien perpindahan panas
Sedangkan pada kecepatan udara 3,4 m/s laju
konveksi rata-rata yaitu 269,8 W/m2⋅K. Pada
perpindahan panas meningkat 5,6% dari kecepatan
kecepatan udara 2,8 m/s rata-rata koefisien
udara 2,8 m/s.
Pada gambar 3.6 terlihat bahwa laju perpindahan perpindahan panas konveksi yaitu 288,7 W/m2⋅K.
panas berbanding lurus dengan kecepatan udara. Hal Sedangkan pada kecepatan udara 3,4 m/s rata-rata
ini dikarenakan kecepatan udara mempengaruhi nilai koefisien perpindahan panas konveksi yaitu 303,3
bilangan Reynolds, semakin tinggi kecepatan udara W/m2⋅K.
maka bilangan Reynold juga semakin tinggi. Bilangan Pada heat exchanger dengan jarak sirip 7 cm
reynolds yang tinggi menyebabkan turbulensi aliran rata-rata koefisien perpindahan panas konveksi pada
kecepatan udara 2,4 m/s yaitu 253,6 W/m2⋅K. Pada

5
kecepatan udara 2,8 m/s 269,9 W/m2⋅K. Sedangkan Exchanger Modeling : Effect Of Performance
pada kecepatan udara 3,4 m/s yaitu 286,7 W/m2⋅K Parameter For Turbulent Flow Regime, IJAME
ISSN: 2229-8649. Vol 9. PP 1768-1781.
4. Kesimpulan [11] Ahmed E. Sayed, Messalhy Osama M, Abdelatief
M. A, 2015, Flow and Heat Transfer
1. Konfigurasi jarak sirip mempengaruhi
Enhancement In Tube Heat Exchanger, Heat
koefisien konveksi dan laju perpindahan
mass transfer DOI 10.1007/s00231-015-1669-1.
panas yang terjadi pada heat exchanger.
[12] Bhuiyan, A. A., Amin M. R., Islam A.K.M. S.,
2. Laju perpindahan panas tertinggi terjadi pada
2013. Three Dimensional Performance Analysis
heat exchanger dengan jarak sirip 3 cm,
of Plain Fin Tube Heat Exchangers in
dikarenakan luas bidang kontak perpindahan
Transitional Regime. Applied Thermal
panasnya lebih besar.
Engineering. 50: 445-454.
3. Koefisien perpindahan panas konveksi
[13] Glazar, V., A. Trp, K. Lenic. 2012. Numerical
tertinggi terjadi pada heat exchanger dengan
Study of Heat Transfer and Analysis of Optimal
jarak sirip 3 cm, dikarenakan turbulensi aliran
Fin Pitch in a Wavy Fin-and-Tube Heat
udara lebih besar.
Exchanger. Heat Transfer Engineering. 33: 88-
96.
5. Daftar Pustaka [14] Wu,X., W. Zhang, Q. Gou, Z. Luo, Y. Lu. 2014.
[1] Shah R. K, and Sekulic D.P, 2003, Fundamental Numerical simulation of Heat Transfer and fluid
of Heat Exchanger Design, New Jersey : John Flow Characteristics of Composite Fin.
Wiley & Sons, Inc. International Journal of Heat and Mass Transfer.
[2] Hirota M, Fujita H, Nakayama H, Syuhada A, 75: 414-424.
2000, Heat (Mass) Transfer Characteristic in [15] Gholami, A. A., M. A. Wahid, H. A. Mohammed.
Serpentine Flow Passage With Sharp Turn. 2014. Heat Transfer Enhancement and Pressure
[3] Saputra R. G., Putra Ary B. K., 2014, Studi Drop for Finand-Tube Compact Heat Exchangers
Eksperimen Analisa Performa Compact Heat with Wavy Rectangular Winglet-Type Vortex
Exchanger Circular Tubes Continous Plate Fin Generators. International Communications in
untuk Pemanfaatan Waste Energy, Jurnal Teknik Heat and Mass Transfer. 54: 132-140.
POMITS Vol. 3, No. 1, ISSN: 2337-3539. [16] Gholami A, Wahid A. M, Husein A. M, et al,
[4] Islam Md. A, and Mozumder A. K, 2009, Forced 2016, Investigation On Heat Transfer
Convection Heat Transfer Performance Of An Enhancement In Corrugated Fin-And-Tube
Internally Finned Tube, Journal of Mechanical Compact Heat Exchanger, jurnal teknologi
Engineering, Vol. ME 40, No. 1. (sciences and engineering) 78: 10-2.
[5] K. Y. Han, K. Y. Chan, K. Jung Rea, and S. D.
Sik, 2004, Effect of Fin and Tube Alignment on
the Heat Transfer Performance of Finned-Tube
Heat Exchangers with Large Fin Pitch,
International Refrigeration and Air Conditioning
Conference, Paper 716.
[6] Hafiz M., Syuhada A., dan Sary R., 2018, Kaji
Eksperimental Pengaruh Panjang Laluan Pipa
Penukar Kalor Berbelokan Tajam, Tugas Akhir
Teknik Mesin Unsyiah.
[7] Pratama F., Syuhada A., dan Sary R., 2018,
Karakteristik Perpindahan Panas Konveksi Paksa
Pada Penukar Kalor Tipe Tube Dengan
Teknologi Belokan Tajam, Tugas Akhir Teknik
Mesin Unsyiah.
[8] Ferianto Andi, 2017, Pengaruh Laju Aliran
Massa Fluida Terhadap Efektivitas Heat
Exchanger Tipe Shell And Tube Dengan Double
Segmental Baffle, JTM Vol 05 No. 03 Hal : 67-
73.
[9] Carija Z, Francovic B, Percic M, and Cavrak M,
2014, Heat Transfer Analysis Of Fin-and-Tube
Heat Exchanger With Flat And Louvered Fin
Geometries, International Journal Of
Refrigeration, S0140-7007 (14)00138-8.
[10] Bhuyiyan A.A, Amin M. Ruhul, Karim R. Islam
A.K.M S., 2014, Plate Fin and Tube Heat

Anda mungkin juga menyukai