Pada Case-mix membutuhkan 14 variabel yang diperoleh dari data rekam medis
antara lain:
1. Identitas pasien (misal, nomor RM,dll)
2. Tanggal masuk RS
3. Tanggal keluar RS
4. Lama hari rawat (LOS)
5. Tanggal lahir
6. Umur (th) ketika masuk RS
7. Umur (hr) ketika masuk RS
8. Umur (hr) ketika keluar RS
9. Jenis kelamin
10. Status keluar RS (Outcome)
11. Berat Badan Baru lahir (gram)
12. Diagnosis Utama
13. Diagnosis sekunder (komplikasi & Ko-morbiditi)
14. Prosedur/pembedahan utama
INA CBGs merupakan Sistem Case-mix yang di Implementasikan di Indonesia pada saat ini.
INA CBGS dijalankan dengan menggunakan UNU-Grouper dari UNU-IIGH (United Nation
University Internasional Institute for Global Health). INA CBGs dibuat dengan dasar
Pengelompokan menggunakan :
1. ICD – 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode)
2. ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (7.500 kode)
3. Dikelompokkan menjadi menjadi 1077 kode group INA-CBG (789 kode rawat inap
dan 288 kode rawat jalan)
Dasar hukum implementasi INA CBGs di indonesia
1. UU nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
2. UU nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
5. SK Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.03.05/I/589/2011 Tentang
Kelompok Kerja Centre for Casemix tahun 2011
2. Costing
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan pembiayaan untuk DRG
yaitu :
a. Top Down Costing
b. Activity Based Costing
3. Clinical Pathway
Clinical pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu yang
merangkum setiap lagkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk RS sampai keluar RS
berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan
tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur (Tim Casemix).
Tujuan clinical pathway antara lain, memfasilitasi penerapan clinical guide dan audit klinik
dalam praktek klinik, memperbaiki komunikasi dan perencanaan multidisiplin, mencapai atau
melampaui standar mutu yang ada, mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam praktek
klinik, memperbaiki komunikasi antara klinik dan pasien, meningkatkn kepuasan pasien,
identifikasi masalh riset dan pengembangan.
2. KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh dokter yang
merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk
prosedur/tindakan
Sistem INA-CBG terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain.
Komponen yang berhubungan langsung dengan output pelayanan adalah clinical pathway,
koding dan teknologi informasi, sedangkan secara terpisah terdapat komponen kosting yang
secara tidak langsung mempengaruhi proses penyusunan tarif INA-CBG untuk setiap
kelompok kasus.
Keterangan :
1.Digit ke-1 (alfabetik) : menggambarkan kode CMG (Casemix Main Groups)
2.Digit ke-2 (numerik) : menggambarkan tipe kelompok kasus (Case Groups)
3.Digit ke-3 (numerik) : menggambarkan spesifikasi kelompok kasus
4.Digit ke-4 (romawi): menggambarkan tingkat keparahan kelompok kasus