Anda di halaman 1dari 16

TEORI ORGANISASI

MAKALAH PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK

Nama : Lala Intan Komala

NIM : S1B1 18 122

Kelas : III-B

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PERKEMBANGAN TEORI
NEOKLASIK”.

Dalam penyusuanan makalah ini, kai tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalh ini
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalh ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya
sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan
makalah selanjutnya.
Terima kasih.

Kendari, September 2019

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………

Daftar Isi…………………………………………………………………………

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………

1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………

Bab II Pembahasan………………………………………………………………

2.1 Sejarah Perkembangan Teori Neoklasik …………………………………

2.2 Dampak Sistem Ekonomi Neoklasik di Indonesia……………….………

2.3 Pokok Pikiran Teori Neoklasik……………………………………………

2.4 Perkembangan Teori Organisasi Neoklasik………………………………

2.5 Kritik Mengenai Teori Neoklasik…………………………………………

2.6 Dampak Kemunculan Teori Neoklasik……………………………………

Bab III Penutup……………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..

3.2 Saran……………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan dunia diikuti juga oleh perkembangan pemikiran disemua
bidang kehidupan, tidak terkecuali dibidang ekonomi. Perkembangan awal
mengenai teori ekonomi klasik dilanjutkan oleh munculnya teori neoklasik.
Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam
teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai
tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal
(marginal utility).
Teori organisasi Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori
organisasi Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas
teori klasik. Teori Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai
kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan
pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor ekonomi
dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan pentingnya
aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis
(emosi).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah perkembangan teori neoklasik?
2. Bagaimana dampak system ekonomi neoklasik di indonesia?
3. Apa isi pokok pikiran teori neoklasik?
4. Bagaimana perkembangan teori organisasi neoklasik?
5. Bagaimana kritik mengenai teori neoklasik?
6. Apa dampak kemunculan teori neoklasik?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan teori neoklasik.
2. Untuk mengetahui dampak system ekonomi neoklasik di indonesia.
3. Untuk mengetahui pokok pikiran teori neoklasik.
4. Untuk mengetahui perkembangan teori organisasi neoklasik.
5. Untuk mengetahui kritik mengenai teori neoklasik.
6. Untuk mengetahui dampak kemunculan teori neoklasik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Teori Neoklasik


Ekonomi klasik, yang dikembangkan pada abad 18 dan 19, termasuk teori
nilai dan distribusi teori. Nilai produk dianggap tergantung pada biaya yang terlibat
dalam memproduksi produk tersebut. Penjelasan tentang biaya ekonomi klasik adalah
sekaligus penjelasan tentang distribusi. Seorang tuan tanah menerima sewa, pekerja
menerima upah, dan seorang petani penyewa kapitalis menerima keuntungan atas
investasi mereka. Pendekatan klasik termasuk karya Adam Smith dan David Ricardo
Namun, beberapa ekonom secara bertahap mulai menekankan nilai yang
dirasakan dari suatu barang kepada konsumen. Mereka mengajukan teori bahwa nilai
suatu produk adalah untuk dijelaskan dengan perbedaan utilitas (kegunaan) kepada
konsumen. (Di Inggris, ekonom cenderung untuk konsep utilitas sesuai dengan
Utilitarianisme dari Jeremy Bentham dan kemudian dari John Stuart Mill .)
Langkah ketiga dari ekonomi politik untuk ekonomi adalah pengenalan
marginalisme dan dalil bahwa para pelaku ekonomi membuat keputusan berdasarkan
margin . Sebagai contoh, seseorang memutuskan untuk membeli sandwich kedua
berdasarkan seberapa penuh mereka setelah yang pertama, perusahaan
mempekerjakan karyawan baru berdasarkan kenaikan diharapkan dalam keuntungan
karyawan akan membawa. Hal ini berbeda dengan pengambilan keputusan agregat
ekonomi politik klasik dalam hal ini menjelaskan bagaimana barang vital seperti air
bisa murah, sedangkan kemewahan bisa mahal. Mazhab neoklasik telah mengubah
pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori
nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah
beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan
pendekatan yang baru dalam teori ekonomi. Salah satu pendiri mazhab neoklasik
yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang
kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan
hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh,
sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya
untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.

2.2 Dampak Sistem Ekonomi Neoklasik Di Indonesia


Pemerhati ekonomi dari Universitas Andalas, Benny Leonanda, berpendapat
Indonesia kini terperangkap sistem ekonomi neoklasik yakni ekonomi yang
menggerus kekayaan negara dari sumber daya alam, dan sumber daya manusia. "Jika
sistem ini masih terus menjerat Indonesia maka itu artinya sama dengan menjual
masa depan untuk dikonsumsi hari ini," kata Leonanda.
Menurut dia, indikasi praktik ekonomi neoklasik sudah sampai ke desa-desa
ditandai pasar di pedesaan menjadi sepi, perilaku konsumtif sebagian masyarakat
pedesaan beralih membeli kendaraan bermotor ketimbang membeli produk lain.
Menurut dia, uang untuk membeli motor mereka peroleh secara kredit ke bank dan
perusahaan leasing kendati mereka harus membayar cicilan sepeda motor sebelum
membelanjakan untuk keperluan lain.
Dampaknya, produksi perkebunan dan pertanian mereka pada awalnya
meningkat namun kemudian menurun. Seiring penurunan permintaan dunia dan
penurunan harga komoditas ekspor terhadap komoditas yang mereka jual.
Ia menjelaskan, sistem ekonomi neoklasik meruntuhkan sistem ekonomi
dunia dan mengancam Indonesia, itu lebih dimaknai sebagai sistem ekonomi yang
bertumpu pada permintaan, kebutuhan, ketersediaan, distribusi barang produksi tanpa
mempedulikan negara atau masyarakat mempunyai uang dan sumber daya untuk
bertransaksi di pasar.
Sementara itu merujuk data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Juni
2016 (y-on-y) naik 5,18 persen. Angka ini menunjukkan konsumsi masyarakat
pemerintah masih tetap tinggi.
Belanja pemerintah di APBN-P 15 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Artinya pemerintah memacu konsumsi ditengah lemahnya permintaan pasar. Pada
satu sisi kebijakan ini diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi, akan tetapi di
sisi lain jsutru beresiko, dan mengakibatkan pemerintah terjaring, terperangkap
hutang. Sementara itu pendapatan mulai berkurang karena pengeluaran pemerintah
dan masyarakat melebihi pendapatan. Untuk menutupi kekurangan itu, menurut
Benny Leonanda, terpaksa melalui hutang dalam berbagai instrumen dan mekanisme.

2.3 Pokok Pikiran Teori Neoklasik


Ekonomi neoklasik adalah istilah yang digunakan untuk berbagai pendekatan
untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di
pasar melalui penawaran dan permintaan , sering dimediasi melalui maksimalisasi
hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan
biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-
faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional.
Ekonomi neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-cabang
tertentu dari teori neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang berbeda:
1. Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang dapat
diidentifikasi dan terkait dengan nilai.
2. Individu memaksimalkan utilitas dan perusahaan memaksimalkan keuntungan
.
3. Orang bertindak independen atas dasar informasi yang lengkap dan relevan.

Menurut Marx nilai komoditas sepadan dengan input - input tenaga kerja.
Hanya tenaga kerja yang dapat menghasilkan laba. Namun bagi kaum Neo - Klasik,
teori nilai kerja Marx tidak mampu menggambarkan secara jelas mengenai nilai suatu
komoditas. Dengan pendekatan marginal, kaum Neo - Klasik mengatakan bahwa
faedah suatu komoditas akan semakin menurun dengan semakin banyak terpenuhinya
kebutuhan akan komoditas itu. Pencetus teori ini adalah Heindrich Gossen yang
akhirnya menjadi Hukum Gossen I. Sedangkan dalam hukum Gossen II dikatakan
bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relatif terhadap
kebutuhan - kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan hampir tak terbatas.
Teori nilai kerja Marx menerangkan bahwa nilai komoditas selalu sama
dengan input labor. Namun teori marginal utility mengatakan bahwa nilai suatu
komoditas - selalu dikaitkan dengan faedah ( utility ) - selalu berubah sejalan dengan
bertambahnya kuantitas yang kita konsumsi. Bila individu meminta suatu komoditas
tertentu maka utility yang diterima bertambah. Tambahan kuantitas komoditi akan
menambah besar utility total yang diterima. Namun meski utility total terus
meningkat, pada titik tertentu utility total akan mencapai titik jenuh dan utility
marginal menjadi nol.
Inilah konsep dasar mengenai marginal utility, yang merupakan salah satu
kontribusi madzab Neo - Klasik. Keadaan ini menghasilkan hukum yang disebut
sebagai Law of Deminishing Marginal Utility ( hukum utilitas marginal yang
semakin berkurang ). Hukum ini mengatakan bahwa jumlah tambahan utilitas
marginal akan menurun ketika seseorang semakin banyak mengkonsumsi barang
yang sama.

2.4 Perkembangan Teori Organisasi Neoklasik


Teori organisasi Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori
organisasi Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori
klasik. Teori organisasi Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai
kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan
pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor ekonomi
dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasik banyak menekankan pentingnya
aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi
(The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori
klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social
karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan
yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik
ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener
dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg
menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial EfficiencyI,pada
tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan
perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an.
Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik
individual dalam organisasi-organisasi.
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik
perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh
National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne
memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana
segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut juga
menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi
kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menetukan
produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan
kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Penemuan-penemuan Hawthorn, bagaimanapun juga telah menambah
dimensi-dimensi baru esensial bagi teori organisasi. Akhirnya percobaan-percobaan
Hawthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif
sangar berpengaruh pada organisasi.
Oleh karena itu teori neoklasik mengemukakan perlunya:
1. Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2. perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3. Management bottom-up yang member kesempatan kepada para junior untuk
berpasitipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

Dari uraian dan penjabaran mengenai pengertian dan munculnya teori


neoklasik, maka kita dapat mengetahui karakteristik tentang teori neoklasik itu
sendiri, yaitu :
1. Teori Organisasi Neoklasik mendekati organisasi sebagai kelompok orang dengan
tujuan bersama.
2. Teori Organisasi Neoklasik berkembang dengan pembenahan Teori Organisasi
Klasik berdasar percobaan Hawthorne yang memandang organisasi sebagai suatu
sistem terbuka di mana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan dengan erat
dan sikap karyawan merupakan faktor yang penting bagi peningkatan
produktivitas.
3. Pembenahan meliputi aspek pembagian kerja, proses skalar dan fungsional,
struktur organisasi, serta rentang kendali.
4. Teori Organisasi Neoklasik memahami adanya organisasi “informal” yang muncul
karena faktor lokasi, jenis pekerjaan, minat dan masalah khusus (vested).

Ekonomi neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-cabang


tertentu dari teori neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang berbeda:
1. Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang dapat diidentifikasi
dan terkait dengan nilai.
2. Individu memaksimalkan utilitas dan perusahaan memaksimalkan keuntungan .
3. Orang bertindak independen atas dasar informasi yang lengkap dan relevan.

Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu
perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai
tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan
orang lain.

Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara


lain :
1. Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok formal orang harus mempunyai kontak
tatap muka yang ajeg.
2. Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis
pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3. Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa
organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus, kecenderungan setiap orang memiliki masalah yang
berbeda, namun di antara perbedaan tersebut ada kesamaan masalah dengan
oranglain meski tidak semua.

2.5 Kritik mengenai Teori Neoklasik


Ekonomi neoklasik juga sering dilihat sebagai terlalu mengandalkan pada
model matematika yang kompleks, seperti yang digunakan dalam ekuilibrium umum
teori, tanpa cukup untuk apakah sebenarnya menggambarkan ekonomi riil. Banyak
melihat upaya untuk memodelkan sistem yang kompleks seperti ekonomi modern
dengan model matematika sebagai tidak realistis dan pasti akan gagal.
Jawaban terkenal terhadap kritik ini adalah Milton Friedman klaim bahwa
teori-teori harus dinilai dari kemampuan mereka untuk memprediksi peristiwa bukan
oleh realisme asumsi mereka. Model Matematika juga termasuk mereka dalam teori
permainan, program linear, dan ekonometrik. Kritik terhadap ekonomi neoklasik
dibagi pada mereka yang berpikir bahwa metode yang sangat matematika secara
inheren salah dan mereka yang berpikir bahwa metode matematika berpotensi baik
bahkan jika metode kontemporer memiliki masalah.
2.6 Dampak Kemunculan Teori Neoklasik
Dalam perspektif teori ekonomi neoklasik, akomodasi modal berkaitan
dengan tingkat bunga dan tingkat pendapatan. Dengan tingkat bunga yang rendah,
maka akan menentukan tingginya tingkat investasi dan mendorong aktivitas ekonomi
produktif meningkat, yang pada gilitannya akan mampu meningkatkan pendapatan.
Dengan demikian jika tingkat bunga rendah maka investasi akan tinggi dn pendaptan
meningkat, dan begitu juga sebaliknya. Perkembangan ekonomi yang demikian
berproses secara gradual dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan pandangan Alfred
Marshall, bahwa perekonomian itu merupakan sebuah kehidupan organic yang
tumbuh dan berkembang perlahan-lahan sebagai proses yang gradual.
Dari perspektif yang lain, teori ekonomi neoklasik optimis bahwa
perkembangan ekonomi tidak akan berhenti karena terbatasnya sumber daya alam.
Teori ini menyakini ada kemampuan manusia untuk mengatasi terbatasnya
pertumbuhan itu, sehingga berbeda dengan pandangan teori ekonomi klasik bahwa
pertumbuhan ekonomi akan terhenti karena terbatasnya sumber daya alam.
Prinsip utama dalam mazhab klasik adalah kepentingan pribadi (self interest)
dan semangat individualism (laissez faire), dimana berdasarkan prinsip tersebut para
penganut mazhab klasik percaya bahwa system ekonomi liberal atau system di mana
setiapa orang betul-betul bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi apa saja bisa
mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis. Menurut sejarah teori ekonomi
ini tidak berhasil diterapkan di indonesia karena kondisi social dan kultural
masyarakat indonesia.
System perekonomian di indonesia saat ini harus dikembalikan pada system
ekonomi pancasila atau kerakyatan, karena selama ini yang digunakan adalah system
perekonomian pasar bebas yang berakibat kegagalan bagi masyarakat.
Prof. Purbayu Budi Santosa mengemukakan hal itu seusai upacara pegukuhan
guru besar fakultas Ekonomi di gedung Prof. Sudarto Undip Tembalang. Menurut
dia, system perekonomian pasar bebas saat ini merupakan dampak dari penerapan
aliran ekonomi neoklasik. Di Amerika saja mendapat banyak kritikan , apalagi di
indonesia yang dalam penerapannya terjadi banyak kegagalan seperti pengangguran
dan ketimpangan kesejahteraan.
Dia menambahkan, penerapan system ekonomi bebas ternyata melahirkan
dampak-dampak negative, seperti ketimpangan social dan pengangguran, karena
pencapaiannya hanya mengandalkan efisiensi tanpa mempertimbangkan etika dan
moral.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori ekonomi neoklasik adalah pengembangan dari teori ekonomi klasik
yang dirumuskan dan diolah menjadi rumusan matematis yang rumit. Teori
neoklasik digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada
penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran
dan permintaan , sering dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan
pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan biaya terbatas
perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-faktor
produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional. Maka muncullah pemikiran bahwa
konsumen cenderung mencari kepuasan dalam kegiatan ekonomi.
Di perjalanan teori neoklasik mncul juga teori organisasi neoklasik. Teori
organisasi neoklasik menitik beratkan pada pentingnya aspek social dalam
pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi). Dalam
organisasi terdapat perilaku-perilaku anggota yang harus bisa diarahkan dan
diantisipasi apabila ada masalah yang terjadi. Sehingga perlu pemahaman aspek
social yang baik bagi atasan untuk mengerti bawahannya.

3.2 Saran
Sebagai penyusun, kami akui ter;epas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Daftar Pustaka

http://hellotiyas.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

https://idtesis.com/teori-organisasi-neo-klasik/

https://m.antaranews.com/berita/577385/indonesia-terperangkap-sistem-ekonomi-
neoklasik

Anda mungkin juga menyukai