Anda di halaman 1dari 4

Sikap Dalam Menghadapi Tahun Baru Hijriah

Khutbah Pertama

‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫ َو‬،ِ‫ع ْب ِد هللا‬َ ‫سيِ ِدنَا َو َم ْولَنَا ُم َح َّم ِد ْب ِن‬ َ ،ِ‫س ْو ِل هللا‬ ُ ‫علَى َر‬ َ ُ‫صالَة‬َّ ‫ َوال‬،ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل‬
،ُ‫ش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَه‬ ْ َ‫سالَ ُم أ‬
َّ ‫ َوال‬،ُ‫ص ْح ِب ِه َو َم ْن تَ ِبعَهُ َو َم َّوالَه‬َ ‫َو‬
.ُ‫س ْولُهُ الَ نَبِ َّي بَ ْع َده‬ َ ‫ش َه ُد أَ َّن‬
َ ‫سيِ َدنَا ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ َ‫َوأ‬

َ ‫ص ْح ِب ِه َو َم ْن َدعَا ِب َدع َْوتِ ِه ا‬


‫ِلى يَ ْو ِم‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬َ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ٍد َو‬َ ‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ فَيَا ِعبَا َد هللاِ ا ُ ْو ِص ْي ُك ْم َونَ ْفسِي بِتَ ْق َوى هللاِ َو َطا‬،ُ‫ أَ َّما بَ ْعد‬.‫الد ْي ِن‬
.‫عتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْو َن‬ ِ
َّ ‫ أَع ُْوذُ ِباهللِ ِم َن ال‬،‫ق ا ْلقَائِ ِل ْي َن‬
ِ ‫ش ْي َط‬
‫ان‬ ُ ‫ص َد‬ ْ َ‫ َو ُه َو أ‬،‫آن ا ْلعَ ِظ ْي ِم‬
ِ ‫َوقَا َل هللاُ تَعَالَى فِي اْلقُ ْر‬
َّ ‫يَا أَيُّ َها ا َّل ََ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح‬: ‫الر ِح ْي ِم‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوال‬ َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ِ‫س ِم هللا‬ ْ ِ‫ ب‬،‫الر ِج ْي ِم‬
َّ
.)102 :‫ون (آل عمران‬ َ ‫س ِل ُم‬ ْ ‫تَ ُموت ُ َّن ِإالَّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم‬
َ ‫ت َوإِنَّ َما ت ُ َوفَّ ْو َن أ ُ ُج‬
‫ور ُك ْم يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة‬ ِ ‫ ُك ُّل نَ ْف ٍس ذَائِقَةُ ا ْل َم ْو‬: ‫َوقَا َل فِي أَيَ ٍة أ ُ ْخ َرى‬
‫ور (آل‬ ِ ‫ع ا ْلغُ ُر‬ َ َ‫فَ َم ْن ُز ْح ِز َح ع َِن النَّ ِار َوأُد ِْخ َل ا ْل َجنَّةَ فَقَ ْد ف‬
ُ ‫از َو َما ا ْل َح َياةُ ال ُّد ْن َيا ِإ َّال َمتَا‬
.)185 : ‫عمران‬
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.

Hari ini sampai kita kepada hari yang dimuliakan oleh Allah SWT yang disebut sebagai “Sayyidul
Ayyam (induk dari segala hari)”, Allah SWT masih memberikan kita umur panjang sampai saat ini.
Bukan hanya umur yang panjang, Allah juga telah memberikan nikmat sehat serta nikmat istiqamah di
dalam hati kita. Sehingga dengan nikmat-nikmat tersebut, ringan kita melangkahkan kaki menyambut
seruan azan, datang memenuhi panggilan Allah, menunaikan shalat fardhu jum’at pada hari yang mulia
ini.

Untuk itu kita bersyukur kepada Allah. Bersyukur dengan ucapan, mari kita memperbanyak
mengucapkan hamdalah (Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin). Bersyukur dengan perbuatan, mari kita
senantiasa istiqamah melaksanakan segala perintah Allah, dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan
dengan memperbanyak shalawat, dalam kehidupan kita diberikan istiqamah, dan di akhir hayat kita
ditutup dengan husnul khatimah, dan ketika menghadap Allah SWT kita mendapatkan syafaatnya,
insya Allah, Amin-Amin ya Rabbal Alamin.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.

Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah kapan dan dimanapun kita berada, karena kita
tidak tahu kapan ajal menjemput. Ketika ajal menjelang, ketika nafas sudah di tenggorokan, maka tidak
akan berguna lagi harta dan kedudukan, tidak berguna lagi taubat dan penyesalan.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu kita telah melewati hari terakhir bulan Zulhijjah yang
menandakan berakhirnya tahun 1434 Hijiriyah. Sekarang kita diberikan Allah SWT kesempatan
memasuki hari-hari awal di bulan Muharram 1435 Hijriyah.

Mari kita renungkan, apa arti, apa pelajaran yang dapat kita ambil dari kesempatan hidup yang Allah
berikan pada kita, sehingga kita dapat menghirup udara segar awal Muharram 1435 Hijriah ini?

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh


Pelajaran terbesar yang kita dapatkan ialah, bahwa Allah masih memberikan kesempatan kepada kita
melakukan muhasabatun nafsi (introspeksi diri) secara total. Berupa keimanan kita, keislaman kita,
ibadah kita, akhlak kita, pergaulan kita, ilmu kita, kewajiban kita, tanggung jawab kita, manajemen
waktu kita, life style (gaya hidup) kita, dan semua hal yang terkait dengan kehidupan kita selama
setahun sebelumnya, yakni tahun 1434 Hijriyah.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Sesungguhnya muhasabatun nafsi adalah kunci utama dalam kehidupan kita. Dengan Muhasabatun
nafsi, kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan kita pada waktu yang lalu, perbaikan hari ini dan
persiapan serta perencanaan waktu yang akan datang.

Dengan muhasabatun nafsi, kita mampu menutupi kelemahan masa lalu dan meningkatkan kualitas diri
pada hari ini dan masa yang akan datang. Dengan muhasabatun nafsi, hidup kita akan berkembang
terus menuju ke arah yang benar dan lurus.

Bahkan dengan muhasabatun nafsi, kita dapat mengetahui hakikat dan persoalan diri kita secara pasti,
amal yang kita lakukan dan bertambahnya kapasitas diri serta bekal menuju perjalanan akhirat kita
yang amat panjang dan pasti.

Muhasabatun nafsi adalah kekayaan yang harus kita miliki, karena sangat penting dalam menjalankan
kehidupan ini. Karena itulah, Khalifah Umar ra. Berkata:

َ ‫س ُك ْم قَ ْب َل أ َ ْن ت ُ َحا‬
Hisablah, hitung-hitung diri kamu sebelum kamu dihisab oleh Allah ( ‫سبُ ْوا‬ َ ‫سبُ ْوا أ َ ْنفُ ْو‬
ِ ‫َحا‬
).SWT

).Timbang-timbang amal kamu sebelum amal kamu ditimbang oleh Allah SWT( ‫ها قَ ْب َل أ َ ْن ت ُ َزانُ ْوا‬
َ ‫َو ِزنُ ْوا‬

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Mari kita bersiap menghadapi suatu hari di mana semua manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar
kelak. Di sana Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap semua yang kita imani, yang kita
yakini, yang kita ucapkan dan yang kita lalukan secara detil dan rinci, tak sedikit pun yang terlupakan.
Jika baik, Allah akan berikan dengan balasan yang baik, dan jika nilainya buruk, maka Allah juga akan
memberikan balasan yang buruk.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Ada tiga perkara yang perlu kita hisab, kita hitung-hitung dalam kehidupan ini:

Yang pertama, Masalah Dien, Agama kita, yakni Al-Islam. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini pantas
kita arahkan pada diri kita: Sudah sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita?
Sejauh mana kita memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW, sebagai sumber
utama ajaran agama kita?

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Terkait masalah Dien ini, kita harus selalu menanamkan dalam diri kita spirit dan semangat belajar,
belajar dan belajar. Karena Dienul Islam itu adalah ilmu, sedangkan ilmu tidak akan didapat kecuali
dengan belajar dan mempelajarinya. Para ulama kita telah merumuskan ilmu Islam itu dengan rumusan
yang sangat ilmiah, detil dan sangat sistematis sehingga kita mudah memahami dan mengamalkannya.
Secara umum, ilmu terkait dengan Islam yang harus kita pelajari dan amalkan mencakup
Iman/’Aqidah, Ibadah, Akhlak, Mu’amalah, Keluarga dan Syari’ah.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Yang kedua, Masalah dunia kita. Dalam masalah kehidupan dunia, ada 3 hal yang perlu kita hisab:

Pertama, bagaimana kita menyikapi kehidupan dunia ini? Apakah kita mencintainya dan kita jadikan ia
menjadi tujuan hidup kita? Ataukah berbagai fasilitas kehidupan ini, termasuk uang, rumah, kendaraan
yang kita miliki, kita letakkan hanya sebagai sarana kehidupan dan kita tidak mencintainya melebihi
cinta pada Allah dan Rasul-Nya? Ingat! Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa zuhud pada dunia
adalah kunci mendapat cinta Allah.
Kedua, dari mana asal usul semua harta yang kita miliki? Apakah harta yang kita miliki benar-benar
berasal dari sumber yang halal dan tidak sedikitpun tercampur dengan yang haram seperti riba, menipu,
mencuri dan sebagainya, atau syubhat (belum jelas halal atau haram). Harta yang haram dan syubhat
menyebabkan hati kita sakit dan bahkan bisa mati serta do’a kita tidak dikabulkan Allah. Pada
akhirnya, di dunia kita kehilangan barokah hidup dan di akhirat kita akan dilemparkan Allah ke dalam
neraka. Sebab itu, Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita agar memakan, meminum dan memakai dari
sumber yang halal dan dari benda dan jenis yang dihalalkan.

Ketiga, kemana kita belanjakan dan manfaatkan harta yang Allah anugerahkan pada kita? Kendati harta
yang kita dapatkan dengan cara yang halal dan jenisnya pun halal, bukan berarti kita dibolehkan semau
kita dalam membelanjakan dan memanfaatkannya. Islam mengatur sistem belanja, distribusi dan
pemanfaatan harta kita. Harta tersebut pada hakikatnya Allah titipkan kepada kita agar menjadi modal
kita untuk kepentingan akhirat kita.

Sebab itu, Allah memotivasi kita agar harta yang Allah anugerahkan itu kita infakkan/belanjakan di
jalan-Nya setelah kita keluarkan kewajiban yang ada di dalamnya seperti zakat, nafkah, infaq,
shadaqah, wasiat dan sebagainya.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Yang ketiga, Masalah akhirat yang akan menjadi tempat tinggal kita selama-lamanya. Terkait masalah
akhirat ini hanya ada dua kata: Ikhlaskan niat kita hanya karena Allah dalam semua kata dan amal
ibadah yang kita lakukan, dan lakukan amal shaleh sebanyak mungkin yang dapat kita lakukan.

Untuk itu, hidup kita harus berorientasi akhirat dan jangan sampai kita lebih mencintai dunia
ketimbang akhirat, karena dunia semua isinya akan musnah, termasuk jasad kita sendiri, sedangkan
akhirat adalah kekal abadi. Di samping itu, jadikanlah sukses akhirat sebagai standar kesuksesan yang
hakiki.

Allah SWT menjelaskan:

َ ‫ت َوإِنَّ َما ت ُ َوفَّ ْو َن أ ُ ُج‬


‫ور ُك ْم يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة َف َم ْن ُز ْح ِز َح ع َِن النَّ ِار‬ ِ ‫ُك ُّل نَ ْف ٍس ذَائِقَةُ ا ْل َم ْو‬
)185 : ‫ور (آل عمران‬ ِ ‫ع ا ْلغُ ُر‬ ُ ‫از َو َما ا ْل َح َياةُ ال ُّد ْن َيا ِإ َّال َمتَا‬َ َ‫َوأُد ِْخ َل ا ْل َجنَّةَ فَقَ ْد ف‬
“Semua yang bernyawa pasti mati. Nanti pada hari kiamat (akhirat) akan disempurnakan pahala
kalian. Siapa yang dijauhkan (pada hari itu) dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka
sungguh dialah yang sukses. Dan tidak adalah kehidupan dunia ini melainkan kenikmatan yang
menipu”. (Ali-Imran: 185)

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Mari kita syukuri nikmat umur yang telah Allah anugerahkan kepada kita sehingga kita dapat
menghirup udara segar di bulan Muharram 1435 Hijiriyah tahun ini dengan melakukan Muhasabatun
nafsi. Semoga Allah bantu kita, dan mudahkan kita dalam melakukan upaya meningkatkan kualitas
dien, dunia dan akhirat kita dalam tahun 1435 Hijiriah ini, dan semoga hidup kita tahun ini lebih baik
dari tahun-tahun sebelumnya. Amin ya Robbal ‘alamin.

‫الذ ْك ِر‬
ِ ‫ت َو‬ ِ ‫ َونَفَعَنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن اْآليَا‬،‫آن ا ْلعَ ِظ ْي ِم‬ ِ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
‫ أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا‬.‫س ِم ْي ُع ا ْل َع ِل ْي ُم‬
َّ ‫ ِإنَّهُ ُه َو ال‬،ُ‫ َوتَقَ َب َّل هللاُ ِم ِن ْي َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َوتَه‬،‫ا ْل َح ِك ْي ِم‬
‫ت َوا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن‬
ِ ‫س ِل َما‬ ْ ‫س ِل ِم ْي َن َوا ْل ُم‬ْ ‫سائِ ِر ا ْل ُم‬ ْ َ‫َوأ‬
َ ‫ستَ ْغ ِف ُر هللاَ ا ْلعَ ِظ ْي َم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬
َّ ‫ إِنَّهُ ُه َو ا ْلغَفُ ْو ُر‬،ُ‫ستَ ْغ ِف ُر ْوه‬
.‫الر ِح ْي ُم‬ ْ ‫ فَا‬.ِ‫َوا ْل ُم ْؤ ِمنَات‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ت‬
‫سيِئَا ِ‬ ‫سنَا َو ِم ْن َ‬ ‫ستَ ْغ ِف ُر ْه َونَعُوذُ بِاهللِ ِم ْن ش ُُر ْو ِر أَ ْنفُ ِ‬ ‫ستَ ِع ْينُهُ َونَ ْ‬‫ا ْل َح ْم َد ِ َّّلِلِ نَ ْح َم ُدهُ َو َن ْ‬
‫ش َه ُد أَ ْن الَ ِإلَهَ إِالَّ هللاُ‬ ‫ِي لَهُ‪ .‬أَ ْ‬ ‫ض ِل ْل فَالَ َهاد َ‬ ‫أَ ْع َما ِلنَا‪َ ،‬م ْن َي ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬
‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ٍد‬‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫ش َه ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َ‬ ‫َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ َوأَ ْ‬
‫س ِل ْي ًما َكثِ ْي ًرا‪ .‬قَا َل تَعَالَى‪ :‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ‬ ‫سلَّ َم تَ ْ‬‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأَ ْ‬ ‫َو َ‬
‫ق هللاَ يَ ْجعَل لَّهُ‬ ‫{و َمن يَت َّ ِ‬ ‫س ِل ُم ْو َن‪ .‬قَا َل تَعَالَى‪َ :‬‬ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوت ُ َّن إِالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْ‬ ‫َح َّ‬
‫س ِيئَا ِت ِه َويُ ْع ِظ ْم لَهُ أَ ْج ًرا}‬‫ع ْنهُ َ‬‫ق هللاَ يُك َِف ْر َ‬ ‫{و َمن َيت َّ ِ‬ ‫َم ْخ َر ًجا} َوقَا َل‪َ :‬‬
‫س ْو ِل ِه فَقَا َل‪{ :‬إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ‬‫علَى َر ُ‬ ‫سالَ ِم َ‬
‫صالَ ِة َوال َّ‬‫ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا فَ ِإ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِال َّ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا تَ ْ‬
‫س ِل ْي ًما}‪.‬‬ ‫علَى النَّ ِبيِ‪َ ،‬يا أَيُّها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن َ‬‫يُ َ‬
‫سيِ ِدنَا‬ ‫علَى َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫س ِي ِدنَا‬‫علَى آ ِل َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫س ِي ِدنَا ِإ ْب َرا ِهي َم‪َ ،‬و َب ِار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫ِإ ْب َرا ِهي َم َو َ‬
‫س ِي ِدنَا ِإ ْب َرا ِهي َم‪ ،‬فِي ا ْلعَالَ ِم ْي َن ِإنَّكَ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِي ِدنَا ِإ ْب َرا ِهي َم َو َ‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما بَ َ‬
‫َح ِمي ٌد َم ِجيدٌ‪.‬‬
‫ت اْألَ ْحيَ ِ‬
‫اء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬وا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا ِ‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوا ْل ُم ْ‬‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْ‬
‫اض َي ا ْل َحا َج ِة‪.‬‬ ‫ب ال َّدع ََواتِ‪َ ،‬و يَا قَ ِ‬ ‫ب ُم ِج ْي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِر ْي ٌ‬‫َواْألَ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫غفَ ْرتَهُ‪َ ،‬و الَ َه ًّما ِإالَّ‬ ‫عتِنَا َه ِذ ِه ذَ ْنبًا ِإالَّ َ‬
‫سا َ‬‫امنَا َهذَا َو فِي َ‬ ‫َربَّنَا الَ تَ َد ْع لَنَا فِي َمقَ ِ‬
‫شفَ ْيتَهُ‪َ ،‬و الَ‬ ‫ص ْلتَهُ‪َ ،‬و الَ َم ِر ْي ً‬
‫ضا إِالَّ َ‬ ‫سافِ ًرا إِالَّ َو َ‬‫ض ْيتَهُ‪َ ،‬و الَ ُم َ‬ ‫فَ َّر ْجتَهُ‪َ ،‬و الَ َد ْينًا إِالَّ قَ َ‬
‫صالَ ًحا إِالَّ‬‫ضا َو لَنَا فِ ْي َها َ‬‫ج ال ُّد ْنيَا لَكَ ِر ً‬ ‫ً‬
‫َميِتًا إِالَّ َر ِح ْمتَهُ‪َ ،‬و الَ َحا َجة ِم ْن َح َوائِ ِ‬
‫س ْرتَ َها َيا أَ ْك َر َم اْألَ ْك َر ِم ْي َن‬ ‫قَ َ‬
‫ض ْيتَ َها َو َي َّ‬
‫اب النَّ ِار‪.‬‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬
‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫بى َويَ ْن َهى ع َِن اْلفَ ْح ِ‬
‫شآء‬ ‫تآء ذِى اْلقُ ْر َ‬ ‫ان‪َ ،‬وإِ ْي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ! ا َِّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ِباْلعَ ْد ِل َواْ ِال ْح َ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن‪ ،‬فَا ْذك ُُروا هللاَ اْلعَ ِظ ْي َم يَ ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬
‫شك ُُر ْو ُه‬ ‫َواْل ُم ْنك َِر َِ َواْلبَ ْغي‪ ،‬يَ ِع ُ‬
‫َلى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬ولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْك َب ْر‪َ ،‬وهللاُ َي ْعلَ ُم َما تَ ْ‬
‫صنَعُ ْو َن‪.‬‬ ‫ع َ‬

Anda mungkin juga menyukai