Anda di halaman 1dari 40

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KAMAR OPERASI

TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit disebutkan bahwa
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat. Oleh karenanya, sebuah rumah sakit harus memiliki sarana dan
prasana yang memadai baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi sumber daya manusia dan peralatan lainnya yang digunakan untuk
menunjang pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.

Isu globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin didominasi oleh
perusahaan atau organisasi yang mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan produk
unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang pasar. Kondisi
tersebut berlaku pula bagi industri jasa kesehatan khususnya rumah sakit.

Dampak globalisasi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin marak


dan menjadi semakin nyata dengan berdirinya rumah sakit pemodal asing. Jasa pelayanan
kesehatan telah berubah menjadi bentuk industri pelayanan kesehatan yang menimbulkan
persaingan dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelanggan
sebanyak-banyaknya.

Rumah Sakit Umum Avisena sebagai salah satu rumah sakit swasta yang berada di
wilayah Cimahi Selatan, memiliki pelayanan berbasis medis dan keperawatan. Sebagai
fasilitas pelayanan publik, orientasi RSU Avisena diarahkan kepada kepuasan konsumen
dengan berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi masyarakat.

Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan melalui penyediaan tenaga-


tenaga yang profesional dan kompeten di bidangnya, peralatan yang memadai dan standar
pelayanan yang tinggi. Strategi pengembangan RSU Avisena diarahkan untuk dapat
mengantisipasi tuntutan kebutuhan masa kini dan tantangan masa depan yang harus
dipenuhi.

RSU Avisena sebagai instansi pelayanan masyarakat diharapkan mampu


mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang
memadai. Keuntungan baik dalam aspek sosial yang merupakan visi yang melekat dalam
peran rumah sakit dan keuntungan dalam aspek finansial agar RSU Avisena dapat terus
bertahan dan mengembangkan diri. Dalam usaha mencapai tujuan, RSU Avisena
diharapkan dapat mengaplikasikan manajemen strategis pada tahun 2015. Melaui
manajemen strategis, diharapkan RSU Avisena dapat menyiapkan diri untuk menghadapi
tantangan di masa mendatang.

Manajemen strategis merupakan kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman


tentang hakekat dan implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan untuk
mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi perubahan dan kemauan serta
kemampuan untuk mengelola secara aktif momentum organisasi. Adalah merupakan
suatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untuk memahami perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungannya.Seorang manajer tidak hanya responsif terhadap perubahan tetapi
harus mampu menciptakan masa depan.

RSU Avisena harus semakin berusaha meningkatkan dan mengembangkan pelayanan


kesehatan yang diiringi dengan pengembangan fasilitas-fasilitas pendukung. Untuk
menentukan kegiatan atau program yang akan dilakukan, diperlukan suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang mencakup rencana pengembangan serta dana yang
diperlukan. Perencanaan yang sistematis merupakan langkah awal untuk menetapkan
tujuan dan sasaran yang diinginkan serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut.

Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan
di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya
sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat
inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang
berobat jalan di Unit Rawat Jalan, akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang
merawatnya, bila pasien tersebut memerlukan perawatan di dalam rumah sakit, atau
menginap di rumah sakit. Dalam hal memberikan layanan rawat inap yang terakreditasi,
RSU Avisena memiliki layanan rawat inap berlian, yakni layanan rawat inap dg fasilitas
kelas VIP dan kelas Isolasi.

Adapun systimatika penyusunan Pedoman Pengorganisasian RSU AVISENA :

I. Pendahuluan
II. Gambaran Umum
III. Visi, Misi, Moto, Nilai Dasar & Tujuan RSU AVISENA
IV. Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit
V. Uraian Jabatan
VI. Tata Hubungan Kerja
VII. Job Spesifikasi / Kualifikasi
VIII. Penutup

Ruang Lingkup
a. Instalasi Rawat Inap Berlian RSU Avisena memiliki hubungan yang terkait dengan
manajemen RSU Avisena dalam hal pelaporan administrasi rutin harian, Bulanan dan
tahunan
b. Terkait dengan instalasi – instalasi yang berada di dalam RSU Avisena dalam hal ini
sebagai salah satu instalasi pelayanan medis dan perawatan.
BAB II

GAMBARAN UMUM

II.1. Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Avisena berawal dari sebuah praktek dokter bersama atas prakarsa
dr. Lia Yuliana Elsis Yunda selaku pemilik yang dimulai sejak tahun 2007 dan
dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
dibawah pengelolaan Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera.

Seiring dengan perubahan waktu dan pengelolaan rumah sakit awalnya dikelola
oleh Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera dialihkan pengelolaannya kepada PT Avisena
Mandiri Sejahtera dan adanya tuntutan dari masyarakat agar rumah sakit memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih.

Berangkat dari latar belakang tersebut PT Avisena Mandiri Sejahtera selaku


pemilik RSU Avisena berkeinginan untuk meningkatkan status menjadi RS Umum
Kelas D yang pengembangannya dilaksanakan secara bertahap. Dengan dikeluarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0527/2015 mengenai
Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Avisena menjadi Rumah Sakit Kelas D
tertanggal 2 Maret 2015 dan Surat Izin Walikota Cimahi Nomor
503.37/002/1392/KPPT/2015 tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Umum
Kelas D tertanggal 23 Juni 2015, maka sejak tanggal dikeluarkannya izin operasional
tetap tersebut RSU Avisena dapat melayani kasus-kasus umum dengan kapasitas 50
tempat tidur ditambah fasiltas-fasilitas pendukung pelayanan lainnya.

Rumah Sakit Umum Avisena berlantai tiga, berdiri di atas tanah seluas 2.112,90
m2 dengan bangunan seluas 1.245,8 m2. Lantai satu digunakan untuk kebutuhan IGD,
Rawat Jalan, Rekam Medik, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Administrasi kantor
dan Keuangan. Lantai dua digunakan untuk kebutuhan Ruang Kebidanan, Kamar
Operasi, HCU, Logistik Farmasi, IT, Kantor Keuangan, Gizi dan Binatu. Lantai tiga
digunakan untuk ruang Rawat Inap. Total bed RSU Avisena adalah 86 tempat tidur
ditambah dengan fasilitas lain yang mendukung pelayanan.

Dengan motto “Melayani Dengan Sepenuh Hati”, kami senantiasa bekerja


dengan sopan santun, rendah hati, dan penuh tanggung jawab untuk kebaikan dunia dan
akhirat. Sesuai dengan visi dan misinya RSU Avisena mencoba menerapkan nilai-nilai
keislaman dalam aspek pelayanan serta manajemennya dengan harapan semua pasien
yang berobat ke RSU Avisena dapat sembuh dengan baik secara jasmani maupun
rahani, tanpa membedakan ras, agama maupun sosial ekonominya.

II.2. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan paripurna,


pendidikan dan pelatihan, pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan.

Dalam melaksanakan tugasnya Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi:

a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan


paripurna di wilayah Cimahi Selatan;
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemberian pelayanan
kesehatan melalui unit diklat yang ada;
c. Melaksanakan administrasi rumah sakit;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemilik Rumah Sakit Umum
Avisena melalui Rapat yang dilakukan oleh pemilik yang nantinya di sampaikan
melalui diketur rumah sakit.
BAB III

VISI MISI TUJUAN & BUDAYA KERJA


RSU AVISENA

3.1. VISI RSU AVISENA

Menjadi Rumah Sakit yang unggul dan terpercaya dalam pelayanan kesehatan
masyarakat di kawasan Cimahi dan sekitarnya tahun 2022

3.2. MISI RSU AVISENA

3.2.1 Memberikan pelayanan yang profesional, kekeluargaan dan amanah

3.2.2 Mendukung program pemerintah untuk memningkatkan derajat kesehatan


masyarakat

3.3. TUJUAN

3.3.1. TUJUAN JANGKA PANJANG

1. Mengusahakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien sebagai


prioritas utama dan SDM yang bekerja di RSU Avisena.
2. Mengusahakan terbentuknya SDM yang unggul sebagai tenaga profesional yang
beriman dan bertaqwa.
3. Secara bertahap meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
4. Menjadikan total quality management sebagai jiwa RSU Avisena dalam
meningkatkan kinerja dan kualitas secara berkesinambungan.
5. Ikut serta melaksanakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu kesehatan
masyarakat.
3.3.2. TUJUAN JANGKA PENDEK

1. Memantapkan kesiapan semua instalasi di RSU Avisena dalam menghadapi


akreditasi.
2. Memperbaiki dan menyempurnakan mutu kualitas pelayanan kepada pasien, baik
pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan memperbaiki prosedur pelayanan.
Melengkapi sarana pengobatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3. Meningkatkan produktivitas karyawan RSU Avisena dengan pelatihan
untukmenlngkatkan keterampilan, pengetahuan serta menciptakan suasana kerja
yang harmonis dengan memperbaiki/menyempurnakan peraturan ketenagakerjaan
yang sudah ada.
3.4. BUDAYA KERJA RSU AVISENA

Janji Hati Rumah Sakit Umum Avisena :

(A) Amanah penuh kesungguhan adalah jiwa kami.

(V) Visible, maju dan berkembang adalah langkah kami.

(I) Iman dan taqwa melandasi kerja kami.

(S) Semangat, kreatif dan terampil adalah identitas kami.

(E) Empati dan memuliakan orang lain adalah karakter kami.

(N) Nyaman dan kepuasan pelanggan adalah tujuan kami.

(A) Antusias dan berkarya adalah keseharian kami.


BAB IV
Bagan Struktur Organisasi

Rumah Umum Avisena


BAB V
INSTALASI BEDAH SENTRAL

A PENGERTIAN

Kamar operasi adalah suatu unit khusus di Rumah Sakit Umum Bina Sehat tempat
untuk melakukan pembedahan, baik elektif maupun emergensi yang dilaksanakan oleh tim
ahli bedah dan ahli anestesi yang membutuhkan keadaan suci hama (steril).
Pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit merupakan
salah satu bagian dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan
cepat seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang anestesia.

Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai
fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk pasien
pasien yang membutuhkan tindakan operasi.

B Tujuan

Tujuan Pedoman anestesi dan bedah adalah menjadi dasar atau pedoman
pemberian pelayanan kamar operasi, pelayanan anestesia, analgesia dan sedasi yang
aman, efektif, berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien yang menjalani
pembedahan, prosedur medis atau trauma yang menyebabkan rasa nyeri, kecemasan
dan stres psikis lain.

1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan yang ada di Kamar bedah .

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan standar layanan kamar bedah
b. Sebagai acuan bagi perawat kamar bedah mengenai fungsi dan peran serta
kompetensinya.
BAB VI
VISI MISI DAN TUJUAN
INSTALASI BEDAH SENTRAL

3.1. VISI
Bedah sentral yang dapat melakukan semua jenis operasi elektif maupun cyto yang
aman dengan menjunjung tinggi profesionalisme dan dilakukan secara Islami.

3.2. MISI BEDAH SENTRAL


1. IBS yang senantiasa mengembangkan keahlian SDM yang ada secara kompetitif.
2. IBS yang senantiasa menggunakan standar profesi yang tinggi dan memenfaatkan
teknologi kedokteran terbaru yang tepat guna.
3. IBS yang senantiasa berusaha memberikan kepuasan bagi semua pihak (pasien dan
semua Tim Bedah).

3.3. TUJUAN
3.3.1. TUJUAN JANGKA PANJANG
6. Mengusahakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien mengenai
tindakan pembedahan standar dan canggih di kamar bedah..
7. Mengusahakan terbentuknya SDM yang unggul sebagai tenaga profesional dalam
bidang bedah standar dan canggih dengan cara mengikuti pelatihan – pelatihan serta
bekerja yang selalu di dasari ke imanan dan keteqwaan.
8. Menjadikan total quality management Kamar Bedah dengan cara memanfaatkan
teknologi kedokteran terbaru guna meningkatkan kinerja dan kualitas yang
maksimal.

3.3.2. TUJUAN JANGKA PENDEK


4. IBS ikut mendukung kesiapan RSU Avisena dalam menghadapi akreditasi
5. IBS yang senantiasa mengembangkan keahlian SDM yang dimiliki secara
kompetitif.
6. IBS memperbaiki dan menyempurnakan mutu kualitas pelayanan kepada pasien,
baik pasien ODS, Elektif maupun Cito dengan memperbaiki prosedur pelayanan.
Melengkapi sarana prasarana dan meningkatkan kualitas SDM yang ada.
7. Meningkatkan produktivitas SDM bedah sentral dengan mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan supaya mendapatkan hasil yang
memuaskan kepada semua pihak serta menciptakan suasana kerja yang nyaman,
harmonis dan bekerja sesuai SOP yang sudah ada.
8. Terbentuknya asuhan keperawatan di Kamar Bedah.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI IBS

Ka Instalasi Bedah Sentral

Ka Shif

PJ ASKEP PJ ALKES PJ LINEN PJ DIKLAT


BAB VIII

URAIAN JABATAN

A . Tim bedah , terdiri dari:

1. Ahli bedah

2. Ahli anastesi

3. Asisten ahli bedah

4. Perawat instrumenter (scrub nurse)

5. Perawat sirkulating ( circulating nurse)

6. Perawat anastesi

B. Staf perawat kamar bedah

1. Perawat kepala kamar operasi.

2. Perawat pelaksana.

C. Koordinator Perawat Kamar Bedah

1. Nama Jabatan : Perawat Kepala Kamar Operasi

2. Atasan Langsung : Kepala Unit Keperawatan

3. Pengertian : Seorang tenaga perawat profesional yang bertanggung jawab


dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di kamar operasi.

4. Persyaratan

a) Lulusan S1/D3 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal di Kamar


bedah 3 tahun

b) Memiliki sertifikat manajemen keperawatan/majemen Kamar Bedah

c) Memiliki sertifikat teknik kamar operasi

d) Memilki sertifikat PPGD/BLS


e) Memiliki kemampuan kepemimpinan

f) Berstatus pegawai tetap Rumah Sakit Umum Avisena

5. Hasil kerja

1. Menerima dan menjadwalkan kegiatan pembedahan di sesuaikan dengan


jenis kasus dan jumlah operasi

2. Mengevaluasi jumlah alat yang di butuhkan siap pakai dan lengkap


jumlahnya

3. Membuat jadwal personil kamar bedah

4. Tersedia stok depo farmasi kamar bedah agar pelayanan terselenggara


dengan baik

5. Membuat laporan harian dan bulanan jumlah tindakan operasi dan sisa stok
depo farmasi kamar bedah.

6. Tanggung jawab

Secara fungsional bertanggung jawab kepada kepala seksi keperawatan. Secara


operasional bertanggung jawab kepada ahli bedah dan ahli anestesi.

6. Tugas Pokok

Melakukan pengelolaan, pengawasan dan evaluasi terhadap terlaksananya asuhan


keperawatan di kamar operasi dan memotivasi staf dalam rangka terselenggaranya
pelayanan kamar operasi yang bermutu, serta melakukan koordinasi dengan profesi
lain yang dapat mendukung dan menunjang pelayanan kamar bedah yang optimal.

7. Uraian Tugas

A. Melaksanakan fungsi perencanaan :

1) Menerima input kegiatan pembedahan dari ruang rawat/poliklinik/dokter/luar


2) Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkan jenis, jumlah dan kemampuan
kamar operasi. Perubahan perencanaan dimungkinkan atas masalah kebutuhan
pasien atau alasan lain yang rasional.

3) Menentukan macam dan jumlah alat yang dipergunakan serta kegunaannya dalam
pelayanan pembedahan.

4) Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat kemampuan


tenaga perawatan

5) Menyusun program alat dan obat sesuai kebutuhan.

6) Berperan aktif dalam menyusun prosedur/tata kerja kamar operasi (termasuk


menyusun pedoman penggunaan alat).

B . Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan :

1) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan/etik yang


berlaku di kamar operasi.

2) Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan tim dan kemampuan


tenaga kamar operasi.

3) Membuat jadwal kegiatan (time schedule)

a. Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin

b. Mengatur pekerjaan secara merata

c. Menerapkan kebijaksanaan (policy) yang berlaku

4) Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan

5) Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien.

a. Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara berkesinambungan

b. Memberi orientasi kepada pegawai baru di kamar operasi.

c. Mengatur pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan bahan-bahan/alat-alat di


kamar operasi
6) Menciptakan suasana kerja yang harmonis

a. Melakukan komunikasi yang efektif antar anggota tim (dokter, perawat,


bidan, dsb.)

b. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

c. Menilai hasil kerja pegawai dan memberikan penghargaan untuk prestasinya.

d. Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraannya

7) Menciptakan suasana kerja yang harmonis

a. Melakukan komunikasi yang efektif antar anggota tim (dokter, perawat,


bidan, dsb.)

b. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

c. Menilai hasil kerja pegawai dan memberikan penghargaan untuk prestasinya.

d. Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraannya.

8) Mengisi dan menyimpan “anecdotal record” serta menandatangani daftar prestasi


untuk berbagai kepentingan pegawai

C. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian

1) Mengawasi pelaksaan tugas masing-masing pegawai

2) Mengawasi penggunaan alat dan bahan agar digunakan secara tepat guna dan hasil
guna.

3) Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat

4) Mengatur supaya alat tetap dalam keadaan siap pakai.

5) Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodik

6) Mengawasi kegiatan tim bedah sehubungan dengan perkembangan tindakan yang


ada dan mengadakan peninjauan kembali tentang:
a. Rencana pelayanan tindakan pembedahan

b. Kebutuhan pelayanan pembedahan

c. Masalah-masalah yang timbul

d. Fungsi dan kegiatan pegawai di kamar operasi

7) Secara kontinyu menganalisa kegiatan tatalaksana kamar operasi yang ada


hubungannya dengan penggunaan alat/bahan secara efektif dan efisien dengan jalan
meninjau kembali tentang

a. Program kamar operasi

b. Rencana pengawasan

c. Penggunaan alat/bahan sesuai dengan tatalaksana kamar operasi

d. Masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan tata laksana kamar


operasi.

II. Tugas dan fungsi perawat pelaksana

A. Perawat instrument (scrub nurse)

1. Nama jabatan : Perawat Instrument

2. Pengertian : Seorang tenaga perawat profesional yang diberi


wewenang dan ditugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan selama
tindakan pembedahan berlangsung.

3. Persyaratan

a. Pendidikan

1. Lulusan D3 Keperawatan

2. Memiliki sertifikat pelatihan dasar perawat kamar


bedah.

b. Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi minimal 2 tahun.


c. Mempunyai bakat, minat dan iman

d. Berdedikasi tinggi.

e. Berkepribadian mantap / emosi stabil

f. Dapat bekerja sama dengan anggota tim

g. Cepat tanggap.

4. Hasil kerja

1. Tercatat rencana tindakan pembedahan harien

2. Melakukan visite perioperatif pasien rawat inap

3. Ruang kamar bedah selalu rapih dan siap pakai

4. Obat – obatan dan alat kesehatan selalu lengkap dan siap pakai

5. Peralatan medis terkontrol dan siap pakai

6. Instrument dan kelengkapan lainnya sudah steril dan siap pakai

7. Keselamatan pasien terjaga dengan cara penghitungan kassa,


instrument, benda - benda tajam dan menjaga sterilitas alat yang
digunakan.

8. Pasien pindah ke RR dalam keadaan rapih dan bersih.

5. Tanggung jawab

Secara administratif dalam kegiatan keperawatan, bertanggung jawab kepada


Kepala Perawat Kamar Operasi, dan secara operasional / tindakan
bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat kepala kamar operasi.

6. Uraian tugas

a. Sebelum Pembedahan
1) Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah minimal
sehari sebelum pembedahan untuk memberi penjelasan /
mengenalkan tim bedah.

2) Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai


meliputi :

a) Kebersihan ruang operasi dan peralatan steril dan non


steril

b) Obat – obatan dan alat - alat kesehatan

c) Meja mayo / instrument

d) Meja operasi lengkap.

e) Lampu operasi

f) Mesin anastesi lengkap.

g) Suction pump.

h) Mesin diatermi lengkap (cauter)

i) Gas medis

3) Menyiapkan set instrument steril sesuai jenis pembedahan.

4) Menyiapkan cairan antiseptik dan bahan – bahan sesuai


keperluan pembedahan.

b. Saat Pembedahan

1) Memperingatkan “tim bedah steril “ jika terjadi


penyimpangan prosedur aseptik.

2) Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli


bedah dan asisten.

3) Menata instrument steril di meja mayo sesuai dengan urutan


prosedur pembedahan.
4) Melakukan desinfeksi lapangan operasi

5) Melakukan draping steril

6) Melakukan do’a bersama sebelum tindakan pembedahan

7) Menghitung kassa, jarum, dan instrument sebelum


pembedahan.

8) Memberikan instrument kepada ahli bedah sesuia prosedur


dankebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.

9) Memberikan kassa lepas atau pakai tangkai sesuai prosedur


dan mengambil kain kassa yang telah digunakan
menggunakan alat.

10) Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan, dalam keadaan


siap pakai.

11) Mempertahankan instrument selama pembedahan dalam


keadaan tersusun secara sitematis untuk memudahkan saat
bekerja.

12) Membersihkan instrument dari darah pada saat pembedahan


untuk menjaga kebersihan dan mempertahankan sterilitasnya.

13) Melakukan “Team Out” sejenak untuk menghitung


kelengkapan Kassa, Jarum, dan Instrument yang di persiapkan
sebelum luka operasi di tutup.

14) Memberikan benang kepada ahli bedah untuk menutup luka


operasi lapis demi lapis.

15) Luka dibersihkan dengan kassa dibasahi cairan pembersih


luka menutup luka dengan kassa steril yang di beri cairan
antiseptik kulit.

16) Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/ patologi jika


ada
c. Setelah Pembedahan

1) Memfiksasi drain dan kateter (jika terpasang)

2) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada


daerah yang dipasang elektroda (wajib dikerjakan)

3) Mengganti alat tenun, baju, da penutup pasien serta


memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong.

4) Menghitung kembali jumlah instrument sebelum di keluarkan


dari kamar operasi.

5) Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahandalam


keadaan lengkap

6) Membersihkan instrument bekas pakai dengan cara :

a) Pembilasan dengan air mengalir

b) Merendam dengan cairan desinfektan yang


mengandung deterjen.

c) Menyikat sela – sela engsel instrument.

d) Membilas dengan air mengalir.

e) Mengeringkan.

7) Membungkus instrument sesuai jenis, macam,


bahan,kegunaan dan ukuran,memasang indikator autoclave
dan membuat label nama alat- alat (set) pada setiap bungkusan
instrument dan delanjutnya siap untuk di sterikan.

8) Membersihkan kamar operasi setelah tidakan pembedahan


selesai agan siap pakai.

B. Perawat sirkulasi (circulating nurse)

1. Nama jabatan : Perawat sirkuler


2. Pengertian : tenaga perawat profesional yang di beri wewenang dan
tanggung jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.

3. Persyaratan

a. Lulusan D3 Keperawatan

b. Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi lebih dari 2 tahun.

c. Mampu mensupervisi anggota tim bedah

d. Mamberkolaborasi dengan dokter bedah dan dokter anastesi.

e. Mampu memimpin rencana asuhan keperawatan perioperatif di


kamar bedah

f. Berkepribadian mantap / emosi stabil

g. Cepat tanggap

4. Hasil kerja

1. Serah terima pasien dan pengisian ceklist kelengkapan persiapan


operasi

2. Pengkajian pasien sebelum dan selama pembedahan

3. Memberikan penjelasan tentang gambaran tata kerja kamar bedah


sebatas kewenangannya.

4. Tersusun askep post pembedahan

5. Tanggung jawab

Secara administrasi dan operasional bertanggung jawab kepa perawat kepala


kamar operasi dan kepada ahli bedah.

6. Uraian tugas

a. Sebelum pembedahan

1) Menerima pasien yang akan dibedah.


2) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isian
checklist, dengan perawat rawat inap

3) Memeriksa dengan menggunakan formulir checklist meliputi


:

a) Kelengkapan dokument

(1). Izin operasi

(2). Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir.

(3), hasil pemeriksaan radiologi/ foto rontgen

(4). Hasil pemeriksaan ahli bedah (penandaan) /


anastesi (pra viste anastesi)

(5). Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan.

b) Kelengkapan obat – obatan, cairan dan alat kesehatan.

c) Persediaan darah

4) Melakukan pengkajian keperawatan.

5) Memeriksa persiapan fisik

6) Menyusun asuhan keperawatan pre operasi

7) Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas


kewenangan tentang :

a) Gambaran rencana tindakan pembedahan yang akan


dilakukan

b) Tim bedah yang akan menolong

c) Fasilitas yang ada di kamar bedah, antara lain lampu


operasi dan mesin pembiusan.

d) Tahapan – tahapan pembiusan.


b. Saat pembedahan

1) Mengatur posisi pasien sesuai kasus pembedahan dan bekerja


sama dengan petugas anastesi.

2) Membuka set steril dengan memperhatikan tehnik aseptik.

3) Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya


penyimpangan penerapan tehnik aseptik.

4) Mengikat tali jas steril ahli bedah

5) Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan


cairan dengan cara mengetahui jumlah produksi urine, jumlah
perdarahan,jumlah cairan yang hilang.

a) Cara menghitung perdarahan :

(1) Berat kassa kering harus diketahui sebelum


dipakai

(2) Timbang kain kassa basah

(3) Selisih berat kain kassa basah dengan kain kassa


kering adalah jumlah perdarahan.

b) Cara menghitung pengeluaran jumlah cairan :

Jumlah cairan dalam botol suction yang berasal dari


pasien diukur dengan membaca skala angka dalam
botol suction.

c) Cara mengetahui jumlah produksi urine :

Jumlah produksi urine dalam kantong urine di ukur


dan di catat setiap jam atau secara periodik ( normal 1
– 2 cc / kg BB/ jam)

6) Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara


menjumlahkan perdarahan yang berasal dari kassa, sucton dan
urine dikurangi oleh pemakaian cairan untuk pencucian luka
selama pembedahan.

7) Melaporkan hasil pemantauan hemodinamikkepada ahli


anastesi.

8) Menghubungi petugas penunjang medis ( radiologi,


laboratorium) bila di perlukan selama pembedahan.

9) Mengumpulkan dan menyipkan bahan pemeriksaan

10) Menghitung dan mencatat pemakaian kain kassa dan benang


– benang yang di pakai

11) Mengukur dan mencatat tanda – tanda vital

12) Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan alat


dan memisahkannya dari instrument yang steril

13) Memeriksa kelengkapan instrument dan kain kassa bersama


perawat instrument menghindari tertinggalnya instrument
dalam tubuh., sebelum luka op di tutup

c. Setelah pembedahan

1) Membersihkan dan merapihkan pasien yang sudah selesai


dilakukan pembedahan

2) Memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong yang


disediakan

3) Mengatur dan mencatat tanda – tanda vital

4) Mengukur tingkat kesadaran dengan cara memanggil nama


pasien, memberikan stimulasi, memeriksa reaksi pupil

5) Meneliti, menghitung dan mencatat obat – obatan serta cairan


yang di berikan pada pasien.

6) Memeriksa kelengkapan dokumen medik antara lain :


7) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama
pembedahan antara lain :

a) Identitas pasien

b) Masalah yang timbul selama pembedahan

c) Tindakan yang dilakukan

8) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pre, intra dan post


operasi di kamar bedah

9) Melakukan serah terima dengan perawat RR mengenai :

a) Asuhan keperawatan di kamar bedah

b) Kelengkapan dokumen medik, instruksi pasca


bedah

c) Keadaan umum pasien

d) Obat – obatan / resep baru

e) Membatu perawat instrumen, membersihkan dan


menyusun instrumen yang telah digunakan,
kemudian alat di sterilkan.

f) Membersihkan slang dan botol suction dari sisa


jaringan serta cairan pasca operasi.

g) Mensterilkan slang suction yang dipakai langsung


kepasien

h) Membantu membersihkan kamar bedah setelah


tindakan pembedahan selesai

C. Perawat anastesi

1. Nama jabatan : Perawat Anestesi


2. Pengertian : Seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang
dan tanggung jawab dalam membantu terselenggaranya pelaksanaan
tindakan pembiusandi kamar operasi.

3. Persyaratan :

a. Pendidikan formal D III Keperawatan Anestesi

b. Mempunyai bakat dan minat

c. Berdedikasi tinggi.

d. Berbadan sehat

e. Beriman

f. Berkepribadian mantap

g. Dapat bekerjasama dengan anggota tim

h. Cepat tanggap

4. Hasil kerja

1. Ada kunjungan pra anestesi

2. Menyiapkan kelengkapan peralatan penunjang , obat dan alkes pra


anestesi

3. Memonitor kondisi pasien selama pra, intra dan post operasi

5. Tanggung jawab:

Secara administratif dalam kegiatan keperawatan bertanggung jawab kepada


perawat kepala kamar operasi dan secara operasional bertanggung jawab
kepada ahli anestesi dan ahli bedah.

6. Uraian tugas :

a. Sebelum pembedahan
1) Melakukan kunjungan pra anestesi untuk menilai status fisik
pasien sebatas tanggung jawabnya.

2) Menerima pasien di ruang penerimaan kamar opersi.

3) Menyapkan alat dan mesin anestesi dan kelengkapan formulir


anestesi.

4) Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin dan kelengkapan


formulir anestesi.

5) Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anestesi dan alat


monitoring.

6) Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain :

a) Pengikat meja operasi

b) Papan tangan

c) Kunci meja operasi

d) Standar penutup kepala (boog)

e) Standar infus

7) Menyiapkan botol suction

8) Mengatur posisi meja sesuai tindakan operasi

9) Memasang infus / transfusi bila diperlukan.

10) Memberikanpremedikasi sesuai program dokter anestesi.

11) Mengukur tanda vital dan menilai kembali kondisi fisik


pasien.

12) Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk


pengaman.

13) Menyiapkan obat – obatan dan membantu ahli anestesi dalam


proses pembiusan.
b. Saat pembedahan

1) Membebaskan jalan nafas, dengan cara mempertahankan


posisi endotracheal tube.

2) Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2 dengan cara


memantau flowmeter pada mesin pembiusan.

3) Memonitor kondisi hemodinamik selama pembedahan dan


memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan
antara lain :

a) Cairan lambung

b) Cairan perut

c) Urine

d) perdarahan

4) Mengukur tanda vital

5) Memberi obat – obatan sesuai program medik

6) Melaporkan haisl pantauan kepada ahli anestesi / ahli bedah

7) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh

8) Menilai hilangnya efek obat anestesi pada pasien

9) Melakukan resusitasi bila terjadi henti jantung

c. Setelah pembedahan.

1) Mempertahankan jalan nafas

2) Memantau tanda – tanda vital untukmengetahui sirkulasi


pernafasan dan keseimbangan cairan.

3) Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien


perioperatif
4) Menilai respon pasien terhadap efek obat bius

5) Memindahkan pasien ke RR / R Rawat bila kondisi sudah


stabil atas izin ahli anestesi

6) Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama


dan sesudah pembiusan

7) Merapihkan dan mengembalikan alat – alat anestesi ketempat


semula agar siap pakai.
BAB IX

TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja petugas Kamar Bedah RSU Avisena dalam melaksanakan
tugasnya menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi.
Perawat Kepala Kamar Bedah dan staf Kamar Bedah Rumah Sakit Umum Avisena
dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Ahli Bedah dan Ahli
Anetesi.
Perawat Kepala Kamar Bedah dan Rumah Sakit Umum Avisena wajib memberikan
bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugas kepada anggota tim kamar bedah serta
memberikan usulan mengenai pengembangan Sumber Daya Manusia, kapada Manager
Keperawatan.
Dalam melengkapi kebutuhan medis untuk usulan kebutuhan petugas Kamar Bedah
bekerjasama dengan tim pengadaan RSU Avisena.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasaran petugas Kamar Bedah bekerjasama
dengan Sub Bagian Rumah Tangga dan Logistik Rumah Sakit.
BAB X
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Kualifikasi untuk sumber daya manusia untuk tenaga anestesi :


1. Dokter spesialis anestesiologi
2. Dokter lain yaitu dokter spesialis lain dan/atau dokter yang telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang anestesiologi atau yang
telah bekerja di pelayanan anestesiologi dan terapi intensif minimal 1
(satu) tahun.
3. Kepala Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif adalah seorang
dokter
4. Perawat anestesi adalah perawat yang telah mendapat pendidikan / pelatihan
anestesia
Kualifikasi Sumber Daya Manusia untuk tenaga bedah adalah

1. Dokter Spesialis Bedah


2. Kepala Instalasi Bedah adalah seorang Perawat
3. Perawat Bedah / Perawat yang telah mengikiuti pelatihan bedah (perawat
asisten, instrumen, circulating )

B. Distribusi ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan untuk ruangan bedah dan anestesi :
1. Tenaga anestesi : dr Spesialis anestesi, perawat anestasi
2. Tenaga operator : dr spesialis yang akan melakukan tindakan operasi
3. Tenaga assisten : perawat yang telah mengikuti pelatihan bedah
4. Tenaga circuler : perawat pelaksana keperawatan
5. Tenaga sterilisasi : semua perawat bedah sentral ( masih merangkap
sama perawat kamar bedah )

C. Pengaturan Jaga
Dalam pengaturan jaga ruangan bedah setiap hari di bagi dalam 2 shift dimana pada
shift pagi dan shift siang semua tim bedah standby, kemudian ahli anestesi,sedangkan
pada malam hari ahli bedah dan penata anestesi bila ada kegiatan operasi baru di panggil
( on call ).
BAB XII
KEGIATAN ORIENTASI
1. Pengertian
Pengertian orientasi merupakan langkah awal penyesuaian dan latihan bagi karyawan
baru. Program ini dilakukan agar mereka mampu mengembangkan diri dalam
mengerjakan tugas-tugas dilingkungannya dengan baik.

2. Tujuan
a. Memperkenalkan lingkungan di RSU Avisena.
b. Memperkenalkan struktur organisasi RSU Avisena dan struktur organisasi kamar
bedah beserta uraian tugas.
c. Mengetahui Visi, Misi.RSU Avisena
d. Memperkenalkan SPO di kamar bedah RSU Avisena.

3. Sasaran
Perawat baru

4. Waktu
Orientasi dilaksanakan setiap ada pegawai baru.
Lama orientasi 3 bulan

5. Pelaksana
Bimbingan langsung orientasi dilakukan oleh Kepala kamar bedah dan staf kamar bedah
meliputi target tertentu, yaitu :
BULAN KEGIATAN
I 1. Membaca laporan harian
2. Orientasi tempat – tempat : pakaian, buku administrasi
lengakap, cuci tangan bedah, sandal, sampah medis dan non
medis, linen steril/bersih/kotor, cairan antiseptik, obat – obatan
dan alkes, obat narkotik
3. Operasional alat – alat : Autoclave, meja operasi, lampu
operasi, electrocauter, bed side monitor, iluminator, suction.
4. Cara melipat : jas dan duk
5. Cara mengeset : jas dan instrument minor dan mayor.
6. Praktek : cuci tangan bedah, menggunakan jas steril, sarung
tangan tanpa jas, sarung tangan dengan jas steril, cara
memasang dan melepas pisau.( teknik septik dan aseptik)
7. Pembagian ruangan di kamar bedah
8. Memperkenalkan Zona lapangan operasi
9. Cara lapor dokter
10. Cara operan pasien rencana operasi ODS maupun Rawat

II Diharapkan perawat baru, mampu:


1. Membuat laporan harian
2. Mengenal tempat – tempat obat dan alkes
3. Mengisi buku – buku administrasi OK
4. Mengetahui pembagian tempat yang ada di kamar bedah
5. Melipat dan mengeset jas dan set instrument minor.
6. Mengenal teknik septik dan aseptik
7. Menerima operan pasien preoperasi ODS maupun Rawat
sesuai persiapannya

III Diharapkan perawat baru, mampu :


1. Mengenal isi dari set instrument minor dan mayor
2. Mempersiapkan alat – alat steril dan non steril bila akan
melakukan tindakan pembedahan.
3. Mengikuti operasi kecil sebagai instrumenter.
4. Mengetahui Zona lapangan operasi.
5. Bekerja mengikuti SOP

6. Mekanisme
a. Jadwal dan format penilaian disesuaikan dengan jadwal orientasi
b. Orientasi perawat baru dilakukan tiap hari selama 3 bulan
c. Penilaian orientasi dilakukan oleh Ka Instalasi dibantu oleh Ka Shif.
BAB XIII
PERTEMUAN/RAPAT
1. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan, menyampaikan informasi atau
memecahkan suatu masalah tertentu.

2. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah melakukan pertemuan dan berdiskusi diharapkan infomasi dapat di terima dan
permasalahan dapat di selesaikan.
Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pertemuan dan diskusi bersama di harapkan mampu
a. Bekerja sesuai SOP yang ada
b. Bekerja dengan ikhlas dan bertanggung jawab
c. Mempunyai pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk memenuhi tanggung
jawab profesional.
d. Menyempurnakan mutu pelayanan di kamar bedah
e. Peka terhadap kondisi yang terjadi, menyatakan perasaan mana benar dan mana
salah.
3. Kegiatan Rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh seluruh perawat kamar bedah yang dipimpin oleh
Perawat Kepala Kamar Bedah.
Rapat ada 2 macam yaitu :
1) Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan sebulan sekali
Kelengkapan Rapat :
a. Daftar hadir
b. Notulen rapat
c. Laporan/rekomendasi/usulan kepada Manager
Keperawatan/ Direksi bila tidak dapat di selesaikan
2) Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
BAB XIV
PELAPORAN
Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan kegiatan tindakan pembedahan di RSU
Avisena .

A. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh Perawat Kepala Kamar Bedah, adapun jenis laporan sebagai
berikut :
a. Laporan Harian
1. Mengecek kelengkapan obat alkes di depo kamar bedah
2. Mengecek masa kadaluarsa obat alkes
3. Permintaan / Melengkapi jumlah depo kamar bedah
4. Mengecek kelayakan alat – alat medis
5. Pemeliharaan alat – alat medis
6. Permintaan kebutuhan alat – alat medis sesuai anggaran
7. Mencatat kegiatan operasi sesuai kasus dan spesifikasi tindakan
8. Rapat bulanan dan pembinaan SDM
b. Laporan Bulanan
1. Melaksanakan stok opname / mengecek obat alkes di depo kamar bedah
jumlah, kerusakan dan kadaluarsa
2. Melaporkan semua tindakan selama 1 bulan dari semua jenis kasus
diantaranya: kasus Umum, Digestive, Orthopedi, Obgyn, Urologi,
Oncologi, THT,dll yang disesuaikan dengan spesifikasi tindakannya yaitu
:Canggih, Khusus, besar, Sedang dan kecil
c. Laporan insidentil
Laporan di sampaikan sewaktu-waktu bila ada permasalahan atau sesuatu hal yang
perlu dibahas dan diselesaikan segera.
d. Laporan Tahunan
1. Melaporkan anggaran tahunan tahun sebelumnya dari pencapaian target
operasi, terealisasi / belum kebutuhan alat – alat medis
2. Membuat anggaran tahunan tahun kedepanseperti rencana pembinaan SDM,
target tindakan, melengkapi kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai