Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF DI MASA DEWASA AWAL


Diajukan untuk memenuhi tugasa mata kuliah
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2
Dosen pembimbing
Nisa Fitriani, M.Si

Disusun oleh:

Syifaussudur (12308183003)
Huda ayu hariyanti (12308183004)
Annisa Diah Muliawati (12308183010)
Rizkyatul Lu’lu’il muzayanah (12308183039)
Ragil Surya Kusuma (12308183044)

Jurusan Psikologi Islam


Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Februari 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Tiada untaian kata yang patut kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat serta Nikmat Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul : “Perkembangan Fisik dan Kognitif di
Masa Dewasa Awal” Sholawat dan salam senantiasa kami sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan Syafaatnya
kelak di Yaumul Qiyamah.
Ungkapan rasa terimakasih tidak lupa kami sampai kan kepada semua yang
telah memberikan dukungan serta yang baik atas terselesainya makalah ini kepada
:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin
kepada kami untuk melanjutkan study.
2. Nisa Fitriani, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Perkembangan
2 yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan atas pembuatan tugas
kelompok ini.
3. Kepada semua pihak termasuk teman-teman yang telah berpartisipasi dalam mencari
bahan-bahan untuk menyusun tugas ini sehingga memungkinkan terselesaikan
makalah ini.
4. Serta kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materi dan moril.
Terkait dengan referensi dan penulisan makalah ini, kemungkinan saja ada
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan. Kiranya cukup sekian, semoga makalah ini
dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tulungagung, 15 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Transisi Dari Masa Remaja Menuju Masa


Dewasa ..................................................................................................... 2

B. Perkembangan Fisik.................................................................................. 3

C. Seksualitas ................................................................................................ 4

D. Perkembangan Kognitif ............................................................................ 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10

B. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan periode transisi
yang panjang. Transisi dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai beranjak dewasa
yang terjadi dari usia 18-25 tahun. Perkembangan tidak berakhir dengan tercapainya
kematangan fisik, karena perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan.
Perubahan badaniah yang terjadi sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses
kognitif, dan perilaku individu. Hal ini berarti bahwa permasalahan yang harus diatasi
juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu sepanjang rentang kehidupan.
Terlepas dari perbedaan dalam penentuan waktu dimulainya status kedewasaan
tersebut, pada umumnya psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa
dewasa sampai sekitar usia 40-45 tahun. Beberapa aspek perkembangan selama masa
dewasa, yaitu perkembangan fisik yang terjadi selama masa dewasa, yang meliputi:
kesehatan badan, sensor, perseptual dan otak. Awal masa dewasa ditandai dengan
memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masa dewasa awal?
2. Bagaimana perkembangan fisik pada masa dewasa awal?
3. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa dewasa awal?
4. Bagaimana tugas perkembangan masa dewasa awal?
5. Bagaimana kesehatan badan masa dewasa awal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dewasa awal.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik pada masa dewasa awal
3. Untuk mengetahui perkembangan kognitif pada masa dewasa awal.
4. Untuk mengetahui tugas perkembangan masa dewasa awal
5. Untuk mengetahui kesehatan badan dimasa dewasa awal

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Transisi dari Masa Remaja Menuju Masa Dewasa
Menjadi Orang Dewasa
Bagi kebanyakan individu, menjadi dewasa melibatkan periode. Baru-baru ini,
transisi dari masa remaja ke masa dewasa disebut sebagai beranjak dewasa (emerging
adulthood) yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun. Masa ini ditandai oleh eksperimen
dan eksplorasi. Pada titik ini dalam perkembangan mereka, banyak individu
mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu seperti
apa, dan gaya hidup seperti apa yang mereka inginkan; hidup melajang, hidup bersama
atau menikah.
Baru-baru ini Jeffrey Arnett mendeskripsikan lima ciri dari orang yang beranjak
dewasa sebagai berikut:
 Eksplorasi identitas, khususnya dalam relasi romantis dan pekerjaan. Beranjak
dewasa adalah masa di mana di dalam diri sebagian individu terjadi perubahan
penting yang menyangkut identitas.
 Ketidakstabilan. Perubahan tempat tinggal sering terjadi selama masa dewasa
awal, sebuah masa dimana juga sering terjadi ketidakstabilan dalam hal relasi
romantis, pekerjaan, dan pendidikan.
 Self-focused (terfokus pada diri). Menurut Arnett individu yang berada di masa
beranjak dewasa “cenderung terfokus pada dirisendiri, dalam arti mereka
kurang terlibat dalam kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen
terhadap orang lain, serta mengakibatkan mereka memiliki otonomi yang besar
dalam mengatur kehidupannya sendiri.”
 Feeling in-between (merasa seperti berada/di peralihan). Banyak orang di masa
beranjak dewasa tidak menganggap dirinya sebagai remaja ataupun sepenuhnya
sudah dewasa dan berpengalaman.
Usia dengan berbagai kemungkinan, sebuah masa di mana individu memiliki peluang untuk
mengubah kehidupan mereka. Arnett mendeskripsikan dua cara di mana masa beranjak
dewasa merupakan usia yang memiliki berbgai kemungkinan: (1) banyak orang yang
beranjak dewasa yang optimis dengan masa depannya, dan

2
3
 2) bagi mereka yang mengalami kesulitan ketika bertumbuh besar, masa
beranjak dewasa sebuah kesempatan untuk mengarahkan kehidupan mereka
kearah yang lebih positif.
Tanda-Tanda Menjadi Orang Dewasa
Di Amerika Serikat, tanda yang paling umum dipakai untuk menyatakan
seseorang telah dewasa adalah bahwa orang tersebut telah memiliki pekerjaan yang
menetap dan penuh: hal ini terjadi biasanya ketika individu telah menyelesaikan
tugasnya – SMA, universitas atau pendidikan profesional lainnya. Meskipun
demikian, kriteria-kriteria lainnya belum jelas. Kemandirian ekonomi merupakan
salah satu pertanda dari status kedewasaan, namun untuk mencapainya dibutuhka
proses yang panjang. Kini banyak para sarjana lulusan universitas yang kembali
keorang tuanya sambil berusaha mencapai kemapanan ekonomi. Studi longitudinal
yang dilakukan beru-baru ini yang melibatkan para partisipan berusia 25 tahun,
menemukan bahwa bahwa jumlah subjek yang mandiri secara finansial dari
keluarga hanya meliputi setengahnya lebih sedikit. Meskipun demikian , temuan
paling dramatis dalam studi ini adalah adanya variabilitas yang luas dalam hal
perjalanan hidup seseorang dalam perannya sebagai orang dewasa selama 10 tahun
dari usia 17 hingga 27 tahun: banyak diantara partisipan yang maju dan mundur
antara meningkat dan menurunnya dependensi secara ekonomi.
Studi lainnya menunjukan bahwa bertanggung jawab sepenuhnya pada diri
sendiri merupakan pertanda yang penting untuk mencapai status dewasa. Dalam
studi terbaru, baik orang tua maupun mahasiswa setuju bahwa bertanggungjawab
jawab atas tindakan sendiri dan mengembangkan pengendalian emosi adalah aspek
penting dalam proses menjadi orang dewasa.1
B. Perkembangan Fisik
Dalam pembahasan berikut akan diuraikan beberapa gejala penting dari
perkembangan fisik yang terjadi selama masa dewasa, yang meliputi: kesehatan badan,
sensor dan perseptual serta otak.

1
John W. Satntrock, Life Span Development Perkembangan Masa Hidup, ( Jakarta, PT Glora Aksara Pratama,
2011), Hlm 6-8
4
a) Kesehatan Badan
Awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan
fisik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun, individu mempunyai kekuatan
yang terbesar, gerak-gerak reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu,
kemampuan reproduktif mereka berada ditingkat yang paling tinggi. Meskipun
pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun
selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia sekitar 25
tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Secara berangsur-angsur
kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang
penyakit. Akan tetapi, bagaimana pun juga seseorang masih tetap cukup mampu
untuk melakukan aktivitas normal.
Bahkan bagi orang-orang yang menjaga kesehatan dan melakukan olahraga
secara rutin masih terlihat bugar.2
b) Perkembangan Sensori
Pada awal dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin
belum begitu kentara.3
c) Perkembangan otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi,
perkembangbiakan koneksi neural, khususnya bagi orang-orang yang tetap
aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu menjelaskan
pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik secara fisik, seksual,
maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk
melakukan aktivitas-aktivitas demikian pada tahun-tahun selanjutnya.4

C. Seksualitas
Aktivitas Seksual Pada Orang Yang Beranjak Dewasa
ketika mulai beranjak dewasa (usia 18), survey menunjukan bahwa lebih dari
60 persen individu pernah melakukan hubugan seks.juga, usia rata-rata pernikahan di
Amerika Serikat saat ini adalah 27 tahun untuk pria dan 26 tahun untuk wanita. Oleh

2
Desmita, Psikologi perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012). Hal 234-235
3
Desmita, ibid. Hal 236
4
Desmita, ibid. Hal 237
5
karena itu masa beranjak dewasa kerangka waktu di mana kebanyakan individu aktif
secara seksual dan belum menikah.
Pola perilaku heteroseksual untuk pria dan wanita di masa beranjak dewasa mencakup
hal-hal berikut ini:
 Pria lebih bebas dalam memilih pasangan seks, sementara wanita dilaporkan
lebih slektif dalam memilih pasangan seks mereka.
 Sekitar 60 persen individu yang beranjak dewasa pernah berhubungan seks
hanya dengan satu orang di tahun sebelumnya, tapi disbandingkan dengan
orang dewasa muda di usia duapuluhan akhir dan usia tigapuluhan mereka,
individu yang beranjak dewasa lebih sering berhubungan seks dengan dua
orang atau lebih.
 Meskipun individu yang beranjak dewasa berhubungan seks dengan lebih
banyak orang dewasa muda, mereka lebih jarang berhubungan seks. Sekitar 25
persen individu yang beranjak dewasa di laporkan hanya berhubungan seks
beberapa kali dalam setahun atau tidak sama seakil.
 Seks lebih lazim dilakukan oleh individu yang beranjak dewasa disbanding
orang dewasa muda.

Sikap dan Perilaku Heteroseksual


Berikut ini akan disajikan sejumlah temuan penting berdasarkan hasil survey seks
di Amerika Serikat tahun 1994.
 Pada umumnya orang-orang di Amerika dapat dikategorikan menjadi tiga:
sepertiga melakukan hubungan seksual dua kali dalam seminggu, sepertiga
melakukan hubungan seks beberapa kali setiap bulan, sepertiga melakukan
hubungan seks dalam setahun atau tidak sama sekali.
 Pasangan yang menikah (dan kohabitasi) lebih sering melakukan hubungan
seks dibandingkan pasangan yang tidak hidup bersama.
 Sebagian besar orang Amerika tidak melakukan aktivitas seksual yang
kaku. Ketika ditanya mengenai aktivitas sosial yang disukai, sebagian besar
(96 persen) menyatakan bahwa seks vaginal merupakan “hal yang sangat”
menarik. Melihat partnernya tidak berpakaian, di mana banyak dari mereka
yang tidak menganggap sebagai aktivitas seksual
6
 Perzinahan merupakan penyimpangan, bukan yang menjadi patokan
hampir75 persen dari pria menikah dan 85 persen dari wanita menikah
menyatakan bahwa mereka tidak pernah selingkuh
 Dibandingkan wanita, pria lebh banyak berpikir mengenai seks – 54 persen
pria menyatakan bahawa mereka berpikir mengenai seks setiap hari atau
beberapa kali dalam sehari; sementara 67 persen wanita menyatakan bahwa
mereka berpikir mengenai seks hanya beberapa kali dalam seminggu atau
sebulan.
Singkatnya, pesan paling kuat yang diperoleh berdasarkan hasil survey
tahun 1994 adalah bahwa kehidupan seksual orang-orang Amerika ternyata
lebih konservatif dari yang diduga sebelumnya. Meskipun 17 persen pria dan 3
persen wanita menyatakan mereka pernah melakukan hubungan seks dengan
setidak-tidaknya 21 partner, kesan umum yang diperoleh dari survey
memperlihatkan bahwa perilaku seksual diataur oleh perkawinan dan sebagian
besar orang Amerika menganut monogami.

Sumber Orientasi Seksual


Berdasarkan survey mengenai seks di Amerika 2,7 persen pria dan 1,3
persen perempuan melaporkan bahwa mereka pernah menjalani hubungan
sesame jenis dimasa lalu. Mengapa ada sejumlah individu yang lesbian, gay,
atau biseksual (LGBT), sementara yang lain heteroseksual? Terdpat berbagai
spekulasi yang berusaha menjelaskan hal ini. Hingga akhir abad ke sembilan
belas, secara umum diyakini bahawa manusia mungkin saja heteroseksual atau
homoseksual. Kini para ahli lebih beranggapan bahwa orientasi seksual
bersifat kontinum dari relasi yang eksklusif anatar pria-wanita hingga relasi
yang eksklusif dianatara sesame jenis. Disamping itu terdapat sejumlah
individu yang biseksual, secara seksual tertarik pada kedua jenis.
Semua prang, terlepas dari orientasi seksualnya, memiliki respon
fisiologis yang sama ketika terangsang secara seksual dan agaknya hal ini
terkait dengan stimulasi taktil. Para peniliti tidak menemukan adanya
perbedaan sikap, perilaku, dan penyesuaian diri anatara LGBT dan
heteroseksual.
7
Akhir-akhir ini paraa peneliti, telah melakukan eksplorasi terhadap
kemungkinana peran faktor biologis terhadap relasi diantara sesame jenis
kelamin. Riset terhadap hormone memperlihatkan hsil yang tidak konsiste.
Pemberian hormone seks pria (androgen) pada pria yang tidak mengubah
orientasi seksualnya. Dampaknya hanyalah terjadi peningkatan pada hasrat
seksuaal. Para peniliti menduga bahawa periode prenatal yang paling awal
mungkin mempengarauhi orientasi seksual. Pada bulan kedua hingga kelima
setelah konsepsi, fetus yang diberikan hormon wanita dapat menyebabkan
individu (pria atau wanita) tertarik pada pria. Jika hipotesis mengenai pada
periode kritis ini memang benar, maka hal ini dapat menjelaskan mengapa para
ahli klinis menemukan bahwa orientasi seksual merupakan hal yang sulit.untuk
dimodifikasi.
Orientasi seksual indvidu – yang berjenis kelamin sama, heteroseksual,
atau biseksual – adalah yang paling dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor
genetik, hormonal, kognitif, dan lingkungan. Sebagian besar ahli mengenai
relasi sesama jenis kelamin berpendapat bahawa tidak ada satu pun faktor
tunggal yang bertanggung jawab terhadap orientasi seksual tertentu; serta
bahwa masing-masing faktor memiliki kontribusi dalam derajat yang berbeda-
beda.
Para peneliti menguji peran gen sebagai sebuah faktor penentu orientasi
seksual dengan menggunakan anak kembar untuk mengukur kontribusi genetis
dan lingkungan terhadapa orientasi seksual. Studi terbaru dari Swedia terdapat
hamprir 4.000 anak kembar menunjukan bahwa hanya sekitar 35 persen variasi
dalam perilaku homoseksual pada pria dan 19 persen pada wanita yang
dijelaskan dengan perbedaan genetis. Hasil ini mengindikasikan bahwa
mskipun gen kemungkinan besar berperan dalam menentukan orientasi
seksual, mereka tidak begitu kuat untuk menjelaskan seksualitas seperti hal
menjelaskan karakteristik lain, misalnya kecerdasan.5

5
John W. Santrock, Life Span Development Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta, PT glelora Aksara Pratama,
2011), Hlm 16-19
8
D. Perkembangan Kognitif
Pada umumnya orang percaya bahwa proses kognitif belajar, memori, dan
intelegensi mengalami kemerosotan bersama dengan terus bertambahnya usia.
Kesimpulan bahwa, usia terkait dengan penurunan proses kognitif ini juga tercermin
dalam masyarakat ilmiah.
a) Perkembangan Pemikiran Postformal
Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa baru pada masa dewasalah
individu menata pemikiran operasional formal mereka. Gisela Labouvie-Vief,
1986, menyatakan bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu
perubahan yang signifikan. Ia percaya bahwa masyarakat kita yang kompleks
memiliki pertimbangan-pertimbangan yang praktis dan bahkan mengubah
bentuk logika kaum muda yang idealis. Karena itu, pemikiran orang deasa muda
menjadi lebih konkrit dan pragmatis, sesuatu yang dikatakan Labouvie-Vief
sebagai tanda kedewasaan.6
b) Perkembangan Memori
Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang dewasa
dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat. Sejumlah bukti menunjukkan
bahwa perubahan memori bukanlah suatu yang sudah pasti terjadi sebagai
bagian dari proses penuaan, melainkan lebih merupakan stereotip budaya. 7
c) Perkembangan Intelegensi
Studi Thorndike mengenai kemampuan belajar orang dewasa menyimpulkan
bahwa kemampuan belajar mengalami kemunduran sekitar 15% pada usia 22
dan 42 tahun. Kemampuan untuk mempelajari pelajaran-pelajaran sekolah
ternyata hanya mengalami kemunduran sekitar 0,5% sampai 1% setiap tahun
antara usia 21 dan 41 tahun.8 Massa Dewasa Dini sebagai “ Masa Bermasalah”
Dalam tahun – tahun masa dewasa awal banyak masalah baru yang harus
dihadapi seseorang. Masalah – masalah baru ini dari segi utamanya berbeda dari
masalah masalah yang sudah dialami sebelumnya. Dengan menurunnya tingkat
usia kedewasaan secara hokum menjadi 18 tahun pada tahun 1970, anak anak

6
Desmita, ibid. Hal 237-238
7
Desmita, ibid. Hal 239
8
Desmita, ibid. Hal 241
9
muda telah dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak siap untuk
mengatasinya. Meskipun mereka sekarang sudah dapat memberikan suaranya.
Karena masalah masalah yang harus dihadapi memerlukan waktu dan energy
untuk diatasi.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini
Harapan masyarakat untuk orang-orang dewasa muda cukup jelas
digariskandan telah diketahui oleh mereka bahkan sebelum mereka mencapai
kedewasaan secara hokum. Pada usia itu , lebih daripada usia lain , mereka
benar-benar telah mengetahui harapan –harapan yang ditunjukkan masyarakat
pada mereka.
Tugas – tugas perkembangan masa dewasa dini daftar tugas dipusatkan
pada harapan – harapan masyarakat dan mencangkup mendapatkan suatu
pekerjaan memilih seorang teman hidup , belajar hidup bersama dengan suami
atau istri membentuk suatu keluarga , membesarkan anak anak ,mengola sebuah
rumah tangga, menerima tanggung jawab sebagai warga Negara dan bergabung
dalam suatu kelompok sosial yang cocok.
Tingkat penguasaan tugas – tugas ini pada tahun – tahun awalmasa
dewasa akan mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika mencapai
puncak keberhasilan pada waktu setengah baya – apakah puncak itu di bidang
pekerjaan pengakuan sosial, atau kehidupan keluarga. Tingkat penguasaan
inijuga akan menentukankebahagiaan mereka saat itu maupun selama tahun
tahun akhir kehidupan mereka. Keberhasilan dalam menguasai tugas- tugas
perkembangan masa dewasa dini sangat dipengaruhi oleh jenis dasar yang telah
diletakkan sebelumnya. Meskipun demikian , factor- factor tertentu dalam
kehidupan orang dewasa akan mempermudah penguasaan tugas- tugas ini
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Transisi dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai beranjak dewasa yang terjadi
dari usia 18-25 tahun. Perkembangan tidak berakhir dengan tercapainya kematangan
fisik, karena perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan. Perubahan
badaniah yang terjadi sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses kognitif, dan
perilaku individu. beberapa gejala penting dari perkembangan fisik yang terjadi
selama masa dewasa, yang meliputi: kesehatan badan, sensor dan perseptual serta
otak. Perkembangan proses kognitif belajar, memori, dan intelegensi mengalami
kemerosotan bersama dengan terus bertambahnya usia. Kesimpulan bahwa, usia
terkait dengan penurunan proses kognitif ini juga tercermin dalam masyarakat ilmiah.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Setelah penyusun ,
membuat makalah ini setelah kami menjadi mengerti tentang perkembangan fisik dan
kognitif masa dewasa awal. Masa dewasa awal dimana kita akan lebih
mengertibtentang apa ituarti dari kehidupan yang sesungguhnya dan kita dapat
mengetahui jati diri kita. Oleh karena itu sebaiknya gunakanlah masa dewasamu ini
dengan sebaik mungkin, agar tidak ada penyesalan di hari tua nanti.

10
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth, B. 2000. Psikologi Perkembangan: suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John, W. 2012. Life Span Development ( perkembangan Masa Hidup Edisi
Tigabelas Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai