Batuan sedimen merupakan batuan hasil endapan karena proses pengendapan material yang berasal dari hasil proses erosi dan pelarutan, batuan sedimen merupakan batuan yang dapat dikatakan sebagai batuan sekunder atau batuan yang berasal dari batuan induk, baik itu dari batuan beku yang terlapukan atau bahkan bisa dari batuan metamorf. prosesnya dapat terjadi secara mekanis maupun secara kimiawi. Menurut pakar geologi, Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn, 1995). Proses sedimentasi merupakan proses pengendapan fragmen-fragmen yang dari padanya berassal dari batuan sebelumnya, kemuudian mengalami proses transportasi dimana transportasi ini dapat di pengaruhi oleh beberapa media seperti air dan udara, fragmen yang terbawa akan mengendap di suatu tempat yang akan teredapkan endapan tersebut kemudian mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya fragmen hasil transportasi. endapan akan mengalami pengkompaksian dan akan menjadi padatan.
B. Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Batuan Sedimen
Beberapa proses yang mempengaruhi sedimentasi diantaranya yaitu: 1. Proses Perlapukan Berbagai macam jenis perbedaan dalam perlapukan membuat perlapukan dapat digoongkan dalam tiga jenis yakni perlapukan biologi, perlapukan fisika (mekanis), kimia ( kimiawi): a. Perlapukan Biologi Perlapukan jenis ini merupakan perlapukan batuan yang disebabkan karena adanya suatu organisme hidup. Organisme tersebut dapat berupa lumut, tumbuhan paku, dan organisme lainnya yang dapat menimbulkan perlapukan pada suatu batuan. b. Perlapukan Fisika (Mekanis) Perlapukan ini diakibatkan bukan karena aktifitas suatu makhluk hidup, melainkan karena aktifitas dari perubahan suatu cuaca yang ekstrem dapat itu berupa hujan yang berkepanjangan, kemarau yang berkepanjangan ataupun perubahan keduanya yang sangat tidak setabil. c. Perlapukan Kimia (kimiawi) Perlapukan ini merupakan jenis perlapukan dengan adanya factor berupa pencampuran kimia, penghancuran dengan adanya reaksi kimia yaitu air, tercampurnya mineal batuan dengan zat zat lain, ataupun proses oksidasi dan reduksi. Contoh tercampurnya oleh limbah pabrik yang begitu banyak bahan kimia. 2. Tranportasi (pengangkutan) Transportasi sebagai bagian dari faktor pembentuk batuan sedimen memiliki peran yang penting dalam pembentukan batuan. Hal tersebut dikarenakan batuan sedimen yang terbentuk dapat dilihat dari hasil transportasinya yang terlihat ukuran butir dan mineral yang terkandung. Pada prinsipnya jika ukuran dari butir pembentuk sedimen lebih besar maka dapat dipastikan bahwa trasportasi tidak jauh dari sumber batuan asal atau dikenal dengan mineral tak stabil, sedangkan untuk material hasil pelapukan yang tertransportasikan belum jauh maka diindikasikan dekat dengan batuan aslnya di sebut campuran mineral stabil dan tidak stabil. 3. Proses Pengendapan Proses pengendapan ini terjadi di suatu tempat yang terlewati oleh proses transportasi, dapat berupa tanah yang landai, cekungan, dan bahkan sela-sela bebatuan, pengendapan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor contohnya gravitasi, penekanan karena pengendapan secara kontinu, kemudian ada beberapa tempat hasil pengendapan batuan sedimen yang dikenal dengan tiga lingkungan pengendapan diantaranya: a. Lingkungan Darat Pada lingkungan darat pengendapannya dapat berupa lingkungan sungai, rawa, danau dan lainnya. Contoh endapan sungai pada sungai yang berukuran lebar dan arusnya relatif tenang keterdapatan batuan sedimen dapat berupa batuan sedimen kasar hingga halus. Adapun pengendapan pada sungai yang memiliki ukuran sempit dan beraruskan deras keterdapatan batuan sedimen memiliki butiran yang kasar, sedangkan saat terjadinya air luapan berupa banjir pengendapan terjadi disekitar nya dan menghasilkan endapan berupa lanau. b. Lingkungan Laut (Marine)/ transisi (pantai) Pengendapn ini dapat terjadi di daerah laguna,litoral,pantai,laut dalam , laut dangkal,dan delta.
Sumber : Muhlis, Faid. 2013
Gambar 1 Lingkungan Pengendapan (sedimentary Deposits Environment)
C. Penggolongan Batuan Sedimen
1. Berdasarkan Proses pembentukannya Berdaasarkan para ahli atau pakar dalam geologi, penggolongan dan penamaan batuan sedimen dapat di klasifikasikan,sehinngga dibagi menjadi dua bagaian diantaranya: a. Batuan Sedimen Klastik Batuan Sedimen Klastik adalaj batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal yang berupa batuan metamorf, batuan beku, ataupun batuan sedimen itu sendiri (Pettjohn,1975). Contoh batuan sedimen klastik dengan yang memiliki ukuran besar, sedang maupun kecil: Konglomerat Konglomerat merupakan batuan sedimen klastik, batuan yang memiliki ukuran butiran 2-256 mm ini mempunyai bentuk fragmen yang bulat atau bulat yang kebulat-bulatan, mineral penyusun konglomerat dapat berupa mineral kuarsa, granit, dan lain-lain, dan biasanya juga mineral pada konglomerat dapat berupa satu jenis saja atau juga dapat dalam beberapa campuran Breksi merupakkan batuan sedimen klastik butiran pada batuan breksi ini sedikit lebih berbeda dari konglomerat karena memiliki bentuk fragmen yang berbentuk runcing, mineral penyusun dari breksi hampirsama dengan mineral penyusun konglomerat, yaitu mineral kuarsa, rijang,kuarsit,granit, dan batu gammping. Batu pasir merupakan batuan sedimen klastik, batu pasir dapat disebut juga sebagai standstone, batu pasir mempunyai ukuran butir 0,1-2mm, dalam komposisi kandungan penyusun batu pasir dapat meliputi berbagai macam fragmen, bisa dari pecahan batu klorit, sabak,basalt dan riolit. Batu pasir sering ditemukan didaerah pesisir pantai. Batu sepih merupakan batuan sedimen klastik dapat disebut juga sebaagai shale, pada umumnya batuan sedimen serpih ini mempunyai ukuran butiran yang kecil samppai dengan halus. Beberapa mineral yang menyusun batu serpih ini adalah oksida besi,kaolit,illite,kuarsa,sulfide, dan karbonat. Batu lempung merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki bentuk serta ukuran butiiran yang sangat kecil, bahkan mineralnya sangat kecil dibandingkan dengan batu serpih, dengan ukuran dibawah 2 mm. Batuan ini sering dimanfaatkaan sebagaai bahan dasar keramik dan genteng. b. Batuan Sedimen Non Klastik Batuan yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kritasl dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Lihat juga klasifikasi Pettijohn, 1975 dan Folk, 1994, Shepard, 1954). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980, batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan utama yaitu golongan detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika, golongan evaporit dan golongan batubara. 2. Penggolongan Batuan Sedimen Menurut Genesanya Berdasarkan penggolongan batuan sedimen berdasarkan tempat pengendaannya batuan sedimen terbagi menjadi beberapa jenis,sedime glacial, sedimen trisentris, sedimen limnis ,sedien marine, dan sedimen fluvial. Sumber : Muhlis, Faid. 2013 Gambar 2 Proses sedimentasi utama dan golongan batuan sedimen yang dihasilkan (Koesoemadinata, 1981)
D. Tekstur Batuan Sedimen
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya (Pettijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh semen dan masih adanya rongga diantara butirannya. Pembentukannya dikontrol oleh media dan cara transportasinya (Jackson, 1970; Reineck dan Singh, 1975). dan Pembahasan yg berkenaan dengan tekstur batuan sedimen diantaranya meliputi : 1. Ukuran butir (Grain Size) Pada batuan sedimen klastik dilihat dari segi kenampakan ukuran butiran untuk dapat menentukan namanya. Pembagian tersebut disampaikan oleh Wentworth,1922. Tabel 1 Ukuran butir oleh Wentworth, 1922 Nama Butir Besar Butir (mm) Bongkah (Boulder) 256 Brangkal (Couble) 256 – 64 Krakal (Pceabble) 64 – 4 Pasir sangat kasar (Very coarse sand) 4–2 Pasir kasar (Coarse sand) 2–1 Pasir sedang (Medium sand) 1–½ Pasir halus (Fine sand) ½-¼ Pasir sangat halus (Very fine sand) ¼ - 1/8 Lanau (Silt) 1/16 – 1/256 Lempung (Clay) 1/256 Sumber : Elnando Arisky,2009 2. Pemilahan Pemilahan merupakan bagian dari pendeskripsian dimana bagian ini menerangkan tentang suatu keseragaman atau kesamaan suatu ukuraan dari butiran penyusun batuan sedimen. Ada Beberapa istilah dari batuan sedimen klastik yang dapat dipakai/digunakan dalam pemilahan batuan sedimen adalah Terpilah baik (Well sorted) ukuran butiran pada batuan relatif sama, Terpilah sedang (Medium sorted ) ada bentuk ukuran butiran yang sama dan tidak sama dan Terpilah buruk (Poor sorted) bentuk dan ukuran dari ini menunjukan bahwa butiran cenderung beragam ukuran dari kasar sampai halus.
Sumber : Purwansah, Basdar. 2012
Gambar 3 Gambaran pembagian tingkat sortasi 3. Kebundaran (Roundness) Kebundaran merupakan suatu kenampakan fragmen atau suatu yang memliki nilai dari butirn yang terlihat secara kasar menampkan bentuk butiran. Kebundaran dibagi menjadi : Angular (menyudut) Sub-Angular (menyudut tanggung) Sub-Rounded (membulat tanggung) Rounded (membulat) Well Rounded (membulat baik) Sumber : Yanuar. 2014 Gambar 4 Derajat Kebundaran 4. Kemas (fabric) Merupakan suatu bentuk sifat dari hubungan antar butir (kontak) yang memperlihatkan adanya kemas dalam batuan sedimen,dengan mencakup bentuk pembungkusan/pengepakan (packing), dan arah atau penempatan butiran, dan di dalam batuan sedimen klastik ada dua macam kemas yang digolongkan ke dalam Kemas terbuka, dan Kemas Tertutup.
Sumber : Alfas Edgar. 2014
Gambar 5 Kemas 5. Porositas Porositas merupakan banyaknya lubang atau pori-pori dalam batuan sedimen ,suatu batuan dapat dinyatakan porositsnya tinggi bila didapatkan bahwa terdapat banyaknya lubang, Bila dijadikan dalam perhitungan /dalam persentase dinyatakan sebagai berikut: Dengan banyaknya pori-pori dibagi volume batuan dan dikali 100 persen Pembagian porositas biasa dipergunakan sebagai berikut ini : Negligibel : 0 – 5% Poor : 5 – 10 % Fair : 10 – 15 % Good : 15 – 20 % Very Good : 20 – 25 % Excellent : 25 – 40 % 6. Kekompakan Kekompakan merupakan suatu sifat yang menunjukan keadaan fisik dari batuan sedimen tersebut, dari segi istilah dikenal tiga istilah dan diantaranya ialah paddat yan berarti tidak rapuh jika di pegang, lunak yang berarti tertinggalnya fragmen pada tangan jika di pegang, dan mudah hancur ialah jika di sentuh batuan akan mengalami rekahan dan hancur. KESIMPULAN
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk karena adanya
fragmen atau mineral yang terkumpul atau terakumulasi menjadi satu di akibatkan karena adanya pengaruh pelapukan dari batuan dasar yang kemudian ditransportsikan kesuuatu tempat berupa cekungandan mengalami pengendapan karena adanya suatu gaya gravitsai dan juga pengurangan tingkat kadar air, perlapukan pada batuan yang terjadi dapat disebabkan karena adanya pengaruh dari cuaca yang ekstrem, udara, dan pengikisan oleh air. Proses perlapukan terdiri dari 3 proses diantaranya pelapukan organik yang karena penyebabnya dipengarui oleh organisme berupa tumbuhan dan lainnya, pelapukan fisika atau kimiawi yang merupakan pelapukan karena adanya suatu gaya fisik yang mempengaruhinya dapat berupa cuaca yang ekstrem berupa curah hujan yg tinggi dan kemarau atau penggantian cuaca yg tidak terduga, pelapukan kimiawi berupa pelapukan karena reaksi kimia berupa oksidasi dan reduksi. Pengendapan terbagi menjadi dua tempat atau wilayah yang diantaranya adalah lingkugan laut/marinne dan lingkungan darat. Pengolongan batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya secara umum terdapat dua jenis, yaitu batuan sedimen klastik yang berasal dari proses secara alami tanpa adanya campur tangan manusia, dan batuan sedimen non klastik yang merupakan hasil penghabluran suatu larutan kimia. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2017 “Pengertian, Proses, dan Jenis Batuan Sedimen”.
ilmugeografi.com. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019 pukul 23:52 WIB. (Referensi Internet)