Anda di halaman 1dari 28

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUS TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

REKAYASA

LALU LINTAS
Kinerja ruas jalan dalam kota
Oleh:
ANNUR MA’RUF, ST., MT
POKOK‐POKOK MATERI KULIAH

Analisis kenerja ruas jalan dalam kota: 
• volume, 
• kapasitas, dan
• derajad kejenuhan
JALAN PERKOTAAN
Segmen jalan perkotaan/semi perkotaan: Mempunyai
perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang
seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi
jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan.

Indikasi penting lebih lanjut tentang daerah perkotaan atau


semi perkotaan adalah karakteristik arus lalu‐lintas puncak
pada pagi dan sore hari, secara umum lebih tinggi dan
terdapat perubahan komposisi lalu‐lintas (dengan persentase
kendaraan pribadi dan sepeda motor yang lebih tinggi, dan
persentase truk berat yang lebih rendah dalam arus lalu‐
lintas).
KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN 
Level of Service (LOS)
Tujuan Utama : 
untuk menentukan lebar jalan yang diperlukan bagi 
mempertahankan tingkat kinerja yang diinginkan pada 
arus lalulintas tahun rencana tertentu. Ini dapat berupa 
lebar jalur lalulintas, jumlah lajur, rencana median, 
bahu jalan, dll.
KAPASITAS RUAS JALAN
Kapasitas adalah volume kendaraan maksimum yang dapat
melewati suatu ruas jalan atau persimpangan dalam kondisi
yang umum.

Atau kapasitas lebih dikenal sebagai “ Daya tampung


maksimum” suatu ruas jalan atau persimpangan terhadap
volume lalu lintas yang melewati dalam satuan waktu
tertentu.

Satuan kapasitas atau daya tampung suatu ruas jalan


dinyatakan dengan smp/jam.
KAPASITAS RUAS JALAN
a. Jalan satu arah dua lajur
Lebar jalan ( meter ) 6.1 6.7 7.3 9.1 10 12
Kapasitas ( smp/jam ) 2000 2200 2400 3000 3300 4000
(Sumber : Wells, GR, 1990)

b. Jalan dua arah dua lajur
Lebar jalan ( meter ) 6.1 6.7 7.3 9.1 10 12
Kapasitas ( smp/jam ) 1200 1350 1500 2000 2200 4000
(Sumber : Wells, GR, 1990)
KAPASITAS RUAS JALAN
Rumus untuk menghitung kapasitas 
jalan kota: (MKJI)
C = Co x Fw x Fsp x Fsf x Fcs
C  = Kapasitas ( smp / jam)
Co  = Kapasitas dasar (tabel)
Fw  = Faktor penyesuaian lebar jalan (tabel)
Fsp  = Faktor penyesuaian arah lalu lintas (tabel)
Fsf  = Faktor hambatan samping (tabel)
Fcs  = Faktor ukuran kota (tabel)
KAPASITAS RUAS JALAN
Kapasitas dasar jalan tergantung pada tipe jalan, jumlah
lajur dan apakah jalan dipisah dengan pemisah fisik atau tidak.

 KERB : Batas yang ditinggikan berupa bahan kaku antara tepi jalur 
lalulintas dan trotoar.
 TROTOAR : Bagian jalan yang disediakan untuk pejalan kaki yang 
biasanya sejajar dengan jalan dan dipisahkan dari jalur jalan 
oleh kerb.
 MEDIAN : Daerah yang memisahkan arah arus lalulintas pada 
segmen jalan.
 HAMBATAN SAMPING : Didefinisikan sebagai aktifitas samping 
jalan dan di Indonesia sering menimbulkan konflik, dan sangat 
berpengaruh besar terhadap arus lalulintas.
KAPASITAS RUAS JALAN
HAMBATAN SAMPING :
• Pejalan kaki yang menyeberang jalan;
• Pejalan kaki yang berjalan sepanjang sisi jalan;
• Kendaraan parkir atau berhenti di sisi jalan;
• Kendaraan keluar masuk persil;
• Kendaraan lambat, misalnya becak, bendi, sepeda, dll
Tingkat Pelayanan (LOS)
HAMBATAN SAMPING :
(MKJI, 1997):
Tingkat Pelayanan suatu ruas jalan sebagai ukuran
kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang
kualitas mengendarai kendaraan.
Volume Lalu lintas V smp/jam
Kapasitas jalan C smp/jam
Tingkat pelayanan jalan (LOS) adalah suatu metode yang
mungkin untuk memberikan batasan‐batasan ukuran untuk
dapat menjawab pertanyaan “Apakah kondisi suatu ruas jalan
yang ada saat ini masih memenuhi syarat untuk dilalui oleh
volume maksimum lalu lintas”
Tingkat Pelayanan (LOS)
Tingkat 
V/C 
Pelayanan  Ciri‐Ciri Arus Lalu Lintas
(smp/j)
(LOS)
 arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan 
tinggi.
 kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang 
dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan 
0.00 ‐ 0.19 A
kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan.
 pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang 
diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.

 arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan 
mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas.
 kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas 
0.20 – 0.44 B belum mempengaruhi kecepatan.
 pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih 
kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.
Tingkat Pelayanan (LOS)
Tingkat 
V/C 
Pelayanan  Ciri‐Ciri Arus Lalu Lintas
(smp/j)
(LOS)
 arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan
mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas.
 kepadatan lalu lintas sedang hambatan internal lalu lintas mulai
0.45 – 0.69 C
mempengaruhi kecepatan;
 pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih
kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.
 arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan 
kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh 
perubahan kondisi arus.
 kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas 
dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan 
0.70 – 0.84 D
kecepatan yang besar.
 pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam 
menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini 
masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.
Tingkat Pelayanan (LOS)
Tingkat 
V/C 
Pelayanan  Ciri‐Ciri Arus Lalu Lintas
(smp/j)
(LOS)
 arus lebih tinggi daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu
lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah.
 kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas
0.85 – 1.0 E tinggi.
 pengemudi mulai merasakan kemacetan‐kemacetan durasi pendek.

 arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang.


 kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi
> 1.0 F kemacetan untuk durasi yang cukup lama.
 dalam keadaan antri, kecepatan dan volume turun sampai 0.
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota
Tujuan analisa operasional untuk segmen jalan tertentu 
dengan kondisi geometrik, lalu‐lintas dan lingkungan yang 
ada atau diramalkan, dapat berupa salah satu atau semua 
kondisi berikut:
‐ untuk menentukan kapasitas;
‐ untuk menentukan derajat kejenuhan sehubungan 
dengan arus lalu‐lintas sekarang atau yang akan datang;
‐ untuk menentukan kecepatan pada jalan tersebut;
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

RINGKASAN 
PROSEDUR 
PERHITUNGAN
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐1: DATA UMUM
a) Penentuan segmen
 Bagi jalan menjadi segmen. Segmen jalan 
didefinisikan sebagai panjang jalan yang 
mempunyai
 karakteristik yang hampir sama. Titik dimana 
karakteristik jalan berubah secara berarti
 menjadi batas segmen. Setiap segmen dianalisa 
secara terpisah.
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐1: DATA UMUM
b)  Data identifikasi segmen
Isi data umum berikut pada bagian atas Formulir UR‐1:
‐ Tanggal (hari,bulan,tahun) dan 'ditangani oleh' (masukkan 
nama anda).
‐ Propinsi dimana segmen tersebut berada.
‐ Nama kota.
‐ Ukuran kota (jumlah penduduk).
‐ Nomor ruas (Bina Marga) dan/atau nama jalan.
‐ Segmen antara ...dan ...
(mis. JI Kopo dan JI Pasir Koja; atau km 4,240 ‐ 4,765).
‐ Kode segmen.

>>>>> Lanjut
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐1: DATA UMUM
b)  Data identifikasi segmen  >>>>>> Lanjutan
Isi data umum berikut pada bagian atas Formulir UR‐1:
‐ Tipe daerah: (mis. Komersial, Permukiman, Akses 
terbatas/Jalan samping).
‐ Panjang segmen (mis. 0,525 km).
‐ Tipe jalan : contoh:
• Empat‐lajur dua‐arah terbagi: 4/2 D
• Empat‐lajur dua‐arah tak‐terbagi: 4/2 UD
• Dua‐lajur dua‐arah tak‐terbagi: 2/2
• UD Dua‐lajur satu‐arah: 2/1
‐ Periode waktu analisa (mis. Tahun 2000, jam puncak pagi).
‐ Nomor soal (mis. A2000:1).
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐2: KONDISI GEOMETRIK 
a)  Rencana situasi
Buat sketsa segmen jalan yang diamati: [Formulir UR‐1]
‐ Arah panah yang menunjukkan Utara.
‐ Patok kilometer atau obyek lain yang digunakan untuk 
mengenal lokasi segmen jalan.
‐ Sketsa alinyemen horisontal segmen jalan.
‐ Arah panah yang menunjukkan Arah I (biasanya ke Utara atau 
Timur) dan arah 2 (biasanya ke Selatan atau Barat).
‐ Nama tempat yang dilalui/dihubungkan oleh segmen jalan.

>>>>>>> Lanjut
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐2: KONDISI GEOMETRIK 
a)  Rencana situasi     >>>>>>> Lanjutan
Buat sketsa segmen jalan yang diamati: [Formulir UR‐1]
‐ Bangunan utama atau bangunan samping jalan yang lain dan 
tata guna lahan.
‐ Persimpangan dan tempat masuk/keluar lahan di samping jalan.
‐ Marka jalan seperti garis sumbu, garis dilarang mendahului, 
marka lajur, garis tepi dan sebagainya.
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐2: KONDISI GEOMETRIK 
b) Penampang melintang jalan

>>>>LAnjut
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐2: KONDISI GEOMETRIK 
b) Penampang melintang jalan >>>>> Lanjutan
Data geometrik yang sesuai untuk segmen yang diamati:

• Jalan tak terbagi: WS = (WSA + WSB)/2
• Jalan terbagi: Arah 1: WS1 = WSAO + WSA1;Arah 2: WSBO + WSB1
• Jalan satu arah: WS= WSA + WSB

Jika jalan mempunyai median, catat kesinambungan median sebagai 
berikut:
1) Tanpa bukaan
2) Sedikit bukaan (ada bukaan, tetapi kurang dari satu per 500 m)
3) Banyak bukaan (satu atau lebih bukaan per 500 m)
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH A‐2: KONDISI GEOMETRIK 
c)  Kondisi pengaturan lalu‐lintas 
informasi tentang pengaturan lalu‐lintas yang 
diterapkan pada segmen jalan yang diamati seperti:
‐ Batas kecepatan (km/jam);
‐ Pembatasan masuk dihubungkan dengan tipe kendaraan 
tertentu;
‐ Pembatasan parkir (termasuk periode waktu jika tidak 
sepanjang hari);
‐ Pembatasan berhenti (termasuk periode waktu jika tidak 
sepanjang hari);
‐ Alat/peraturan pengaturan lalu‐lintas lainnya. 
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

LANGKAH SELANJUTNYA BERDASARKAN 
FORMULIR ANALISIS
DAN URAIAN DALAM MKJI
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

Formulir UR ‐ 1
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

Formulir UR – 2
METODE MKJI [hal. 5‐1 s.d 5‐99]: 
Kinerja ruas jalan dalam kota

Formulir UR – 3
• MKJI: CONTOH SOAL
• Salin kembali Contoh Soal dalam MKJI
• 5.1 CONTOH 1 s.d 5.7 CONTOH 7
• HALAMAN 5‐66  s.d 5‐94
• Dikumpulkan hari Kamis Jam 12.30 Kuliah Ke 4.

Anda mungkin juga menyukai