Anda di halaman 1dari 9

29

BENTENG TOBOALI
(Memaknai Arti Sebuah Reruntuhan)
Kristanto Januardi*

Kolonialisme di Pulau Bangka cukup pertahanan, mungkin mengingat saat


banyak meninggalkan bangunan-bangunan yang dibangunnya Kota Pangkal Pinang keadaan
bersifat monumental seperti di kota-kota besar di pemerintahan sudah cukup stabil dari
Indonesia umumnya. Bangunan-bangunan itu pemberontakan pejuang rakyat Bangka, seperti
banyak yang berbentuk rumah tinggal yang yang terkenal dengan tokoh Dipati Amir. Upaya
bersifat pribadi maupun bangunan publik. Dari Belanda dalam mempertahankan kepentingannya
hasil kegiatan pendataan yang telah dilakukan di pulau Bangka, terlihat dari usahanya membuat
oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala beberapa benteng dan pos pertahanan di
Jambi diketahui bahwa sisa-sisa peninggalan beberapa daerah. Dari sekian peninggalan
masa kolonial itu diantaranya adalah bangunan benteng tersebut tampaknya Benteng Toboali
yang berfungsi sebagai sarana pertahanan seperti merupakan sisa tinggalan benteng yang masih
benteng dan pagar kota. Selain itu, juga terdapat cukup lengkap keadaannya dibanding tinggalan
bangunan publik seperti gereja, gedung benteng lainnya.
pemerintahan, kantor perusahaan, pabrik dan
kuburan Belanda/kerkoft seperti di Pangkal Latar Sejarah dan Lingkungan Benteng
Pinang, Mentok maupun Toboali. Toboali
Benteng Toboali berada di Kelurahan
Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali,
Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Benteng ini terletak di sebuah
bukit kecil yang menghadap langsung ke pantai
dengan ketinggian 18 meter diatas permukaan
laut.

Rencana penempatan benteng dan pos militer Belanda


di Pulau Bangka (sumber: Kearsipan Nasional Belanda)

Beberapa benteng tinggalan dari masa


kolonial yang masih dapat terlihat
keberadaannya di Pulau Bangka saat ini adalah
Benteng Tempilang, Benteng Koto Panji
Belinyu dan Benteng Toboali, sedangkan
benteng Kota Mentok yang berupa pagar
mengelilingi kota hanya tinggal sebagian yang
dapat terlihat keberadaannya. Kota Pangkal
Pinang sebagai lokasi residen Bangka bertempat
Denah rencana benteng Toboali Tahun 1825
tinggal tidak ditemukan adanya benteng (Sumber: Kearsipan Nasional Belanda)

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


30

Benteng ini masih sangat sedikit juga merupakan bangunan yang telah lama
mendapatkan tindakan arkeologis, baik berupa berdiri. Sedangkan pada bagian utara terdapat
penelitian, pemerian, penggambaran, pemetaan sebuah lapangan yang cukup luas yang menjadi
maupun studi teknis. Hal yang telah dilakukan halaman depan bagi beberapa bangunan tua
adalah mendata singkat bangunan benteng dan masa kolonial seperti kantor wedana, dan tiga
menempatkan seorang juru pelihara untuk bangunan bergaya kolonial lainnya yang belum
menjaga bangunan. Benteng ini dibangun pada diketahui fungsinya. Di bagian utara ini pula
tahun 1825, hal ini terlihat dari sebuah gambar terdapat bangunan-bangunan penting lainnya
rencana pembangunan benteng yang tertulis seperti bangunan perusahaan timah Bangka,
tahun 1825. Pada perkembangannya, bangunan rumah sakit, kantor Pos, Pecinan, Pasar,
ini pernah dikuasai Jepang antara tahun 1942- Kelenteng Dewi Sin Mu dan juga beberapa
1945. Kemudian pada masa kemerdekaan bangunan tradisional masyarakat pribumi beserta
bangunan ini dipergunakan untuk Kepolisian mesjid lama yang sudah mengalami perubahan
Distrik Toboali, yang kemudian berganti nama total. Diperkirakan pembangunan benteng
menjadi Kepolisian Sektor Toboali pada tahun Toboali dimaksudkan untuk menjaga
1980-an hingga akhirnya Polsek tersebut kepentingan Belanda di wilayah Bangka Selatan
dipindahkan keluar benteng atau tepatnya terutama yang berkaitan dengan penguasaan
dipindahkan ke depan lapangan kira-kira 50 terhadap pertambangan timah. Berdasarkan fakta
meter sebelah utara benteng. sejarah diketahui bahwa timah di Bangka
ditemukan pertama kali pada tahun 1709 pada
penggalian di Sungai Olin, Kecamatan Toboali
oleh orang-orang dari Johor. Kemudian pada
tanggal 2 Juni 1722 Belanda memperoleh hak
istimewa untuk menguasai perdagangan timah
dari Kerajaan Palembang Darussalam secara
monopoli. Setelah Kerajaan Palembang berhasil
ditaklukkan Belanda, terjadi perseteruan yang
semakin menajam dan mengarah pada ”perang
timah”, pada etnis-etnis pendatang maupun
penduduk setempat.
Pemerintah kolonial Belanda pada 1819
mengeluarkan Tin Reglement (TI) yang berisi
bahwa :
1) Penambangan Timah di Bangka langsung di
Keberadaan Benteng Toboali di sekitar bawah kekuasaan Residen;
bangunan tua lainnya (sumber : Google Earth) 2) Timah adalah monopoli penuh pemerintah
Belanda;
Posisi benteng ini terletak pada suatu 3) Tambang timah partikelir dilarang sama
tempat yang strategis. Di sebelah selatan sekali.
benteng terlihat Laut Jawa, dan agak ke sebelah Belanda merasa harus mengawasi secara
barat terdapat pelabuhan Bom Pendek, dahulu langsung pengelolaan timah mulai dari
pelabuhan ini terlihat lebih ke arah timur pertambangan, pengolahan hingga
(terdapat bekas bangunan dermaga kapal). Di pengangkutannya yang dilakukan oleh
sekitar pantai bagian selatan ujung pulau Bangka Perusahaan Pertambangan Timah Bangka.
ini juga tampak keberadaan Mercusuar pantai. Penambangan timah di Bangka didominasi
Sebelah timur terdapat bangunan asrama polisi pekerja asal China. Sejarah pertambangan ini
yang menilik ciri dan cerita masyarakat setempat juga tidak sepi dari berbagai permasalahan

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


31

seperti pemogokan, pemberontakan hingga taman seperti tempat duduk dan patung-patung
perompakan di laut. Maka untuk mengurus buatan di tebing selatan benteng yang
kelompok-kelompok etnis ini Belanda menghadap ke laut. Pernah pula salah satu
menerapkan sistem kepemimpinan di antara bangunannya dijadikan arena konser musik para
mereka dengan mengangkat seorang kapiten atau remaja Kota Toboali. Namun seiring dengan
Mayor. Bukti tinggalan berupa rumah mayor pergantian kepemimpinan di Polsek Toboali
tampak di kawasan pecinan sebelah utara berganti pula kebijakan untuk pengelolaan situs
benteng. ini, hingga sepi seperti saat ini. Beruntung saat
Belanda sendiri harus tetap memperkuat ini Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala
sistem pertahanan untuk menunjang kestabilan Jambi telah menempatkan seorang juru pelihara
wilayah jajahannya, maka dibuatlah benteng ini untuk menjaga kebersihan dan keamanan situs
di tahun 1825 sebagai pusat penjagaan dan purbakala ini. Namun mengingat luasnya
kekuatan pemerintahanannya. Sebagai sebuah wilayah situs Benteng Toboali yang menjadi
bangunan pertahanan, posisi benteng ini sangat tanggung jawabnya, menjadikan juru pelihara
strategis. Keberadaannya di sebuah bukit kecil tersebut cukup kewalahan memenuhi tanggung
dengan ketinggian 18 meter dari permukaan laut jawabnya membersihkan dan mengamankan
dan berdiameter kurang lebih 50 meter dapat situs. Perlu diketahui saat ini kondisi benteng
melihat ke segala penjuru arah. Dari atas banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan
benteng ini dapat mengamati secara jelas Kota semak belukar. Pohon-pohon besar tersebut
Toboali dan sekitarnya. Segala kejadian di Kota banyak di antaranya yang tumbuh di bagian
Toboali dapat terpantau dari atas benteng. Setiap dalam halaman, bagian dalam ruangan atau
gerakan dari segala penjuru baik dari Kota bahkan membelit dinding bangunan dengan
Toboali maupun dari arah laut dapat terdeteksi akar-akar besarnya.
sedini mungkin. Dalam kondisi mendesak jika
terjadi serangan terhadap kepentingan kolonial Kondisi Benteng
di Kota Toboali mereka bisa mundur dan Kondisi bangunan benteng Toboali saat
bertahan di sekitar benteng, sedangkan jika ini sudah tidak utuh lagi. Hampir semua
terpaksa harus meninggalkan benteng, kapal- bangunan sudah tidak beratap, sebagian dinding
kapal mereka telah siap menjemput mereka di bangunannya bahkan telah roboh atau dibelit
pelabuhan yang tepat di sebelah selatan turun oleh akar pohon, dan sebagian lagi memang
langsung dari benteng. Namun kisah seperti ini sudah roboh sama sekali dan hanya menyisakan
tidak pernah terjadi, nampaknya Kolonial bagian lantai dan pondasi. Dinding utama
Belanda cukup aman tinggal di Kota Toboali, keliling Benteng yang di beberapa bagian
hingga akhirnya mereka harus terusir akibat menyatu dengan dinding bangunan, masih
runtuhnya kekuasaan Belanda di Indonesia terlihat utuh di bagian timur dan barat,
setelah kalah perang dengan Jepang di tahun sedangkan sisi utara dan selatan hanya tinggal
1942. sebagian saja. Ketebalan dinding utama benteng
Saat ini Benteng Toboali tidak adalah 90-120 cm. Dinding benteng ini bagian
dipergunakan lagi untuk kegiatan apapun, bawahnya lebih besar dari bagian atas dengan
kondisi ini menyebabkan keadaan bangunan ketinggian 3 meter. Tampaknya tidak semua
menjadi cukup terbengkalai dan tidak terrawat. bagian keliling benteng ini didirikan dinding
Pada saat dikelola oleh Polsek Toboali memang yang tinggi. Di bagian selatan yang menghadap
pernah ada upaya untuk menjadikannya sebagai ke arah laut Jawa dinding benteng hanya dibuat
tempat rekreasi. Posisinya yang indah dan angin setinggi pondasi saja, bahkan saat ini pondasi
lautnya yang sejuk menjadikan tempat ini sangat dinding bangunan tersebut tidak terlihat dan
layak menjadi tempat beristirahat. Terdapat hanya menyisakan batu-batu alam berukuran
beberapa sisa tanaman hias dan kelengkapan besar yang tampak menahan lereng bukit agar

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


32

tidak jatuh ke pantai. Kemudian agar lebih kuat dua buah anak tangga naik yang secara
menahan terjadinya erosi tanah ke bagian bawah keseluruhan sudah tidak utuh lagi. Tangga ini
disusunlah batu-batu alam (andesit) yang dibentuk melebar di bagian luarnya, dan dibuat
berukuran lebih kecil pada lereng bukit. dengan bata susun tegak. Pada survei tahun
Bentuk-bentuk dinding keliling benteng 1998, kerusakan utama terjadi pada bagian atap
ini bermacam-macam, di bagian utara yang yang sudah runtuh. Bekas takikan pada dinding
menghadap ke arah kota Toboali dinding dibuat untuk balok tembok masih tampak terlihat di
tinggi dan tebal, sedangkan di bagian timur, bagian atas dinding. Namun di tahun 2008 ini,
sebagian barat dan sebagian selatan dibuat tinggi semua tembok bangunan telah runtuh yang
mengikuti dinding bangunan-bangunan di tersisa adalah bagian pondasi dan 2 buah bekas
dalamnya. Di bagian barat benteng dibuat agak tangga teras.
menjorok jauh keluar dan seperti membentuk
lorong tersendiri, dan di bagian ujung dari B. Bangunan Gudang
lorong tersebut dibentuk dinding yang Bangunan ini terletak di sisi timur,
berbentuk menyudut dengan tinggi 2 meter. memiliki ukuran 32,30 x 8,20 meter dan terbagi
Pada bagian tengah dinding menyudut ini atas 2 ruangan besar dengan ukuran masing-
terdapat sebuah pintu keluar. Di depan pintu masing 13,95 x 8,20 meter, dan sebuah ruang
keluar terdapat tonjolan batu besar yang menjadi kecil berukuran 3,68 x 8,20 meter. Bangunan ini
lantainya. dilengkapi dengan teras terbuka ukuran 2,75 x
32,30 meter yang ditopang oleh tiang-tiang kayu
dengan perkuatan umpak-umpak coran semen
dan pasir. Dahulu bangunan gudang ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata,
seragam, bahan makanan dan barang-barang
kebutuhan lainnya. Dinding belakang bangunan
memiliki ketebalan 30 cm pada bagian yang
menghadap ke dalam benteng dan 90 cm pada
bagian yang menyatu dengan tembok keliling
benteng. Tembok keliling benteng yang menyatu
dengan dinding bangunan memiliki 5 buah
jendela berukuran 192 x 132 cm, serta
memiliki lubang intai/angin berbentuk burung
Gambar Denah Benteng Toboali sriti. Tahun 1998 bangunan ini masih cukup utuh
(sumber: Dinas Pariwisata Kab. Bangka Selatan) dengan genteng sebagai penutup atapnya,
Ruang-Ruang dalam Benteng sedangkan di tahun 2008 ini atap genteng itu
A. Kediaman Inspektur Benteng sudah runtuh dan sedikit menyisakan buktinya
Ruang Inspektur Benteng merupakan di bagian utara. Pada bagian depan bangunan
bangunan yang diperuntukkan bagi komandan terdapat 4 buah pintu dan 7 buah jendela, 2 pintu
militer prajurit. Bangunan ini terletak di utara kecil di bagian ujung kiri dan kanan bangunan,
menghadap ke timur, berukuran 15,09 x 6,70, dan 2 pintu besar dibagian tengah bangunan.
terbagi menjadi 4 ruangan yang masing-masing Sementara 7 buah jendela masing-masing berada
ruangan dilengkapi dengan pintu dan jendela di bagian kanan 2 buah, 3 buah di bagian tengah
yang ditempatkan di bagian belakang. Di depan dan 2 buah di bagian kiri bangunan. Pintu dan
ruangan masing-masing terdapat teras dengan jendela ini sebagian masih memiliki kusen kayu
ukuran 3,25 x 15,09 meter. Bangunan ini dibuat yang asli, namun kondisinya sudah sangat lapuk.
lebih tinggi dari permukaan tanah sehingga pada Dari bagian pintu maupun jendela yang telah
bagian belakang bangunan dilengkapi dengan hilang diketahui cara untuk memasang kusen di

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


33

tembok, yaitu dengan menggunakan bahan ditambahkan bangunan baru untuk keperluan
pecahan genteng sebagai isian ditambah dengan MCK.
perekat semen dan pasir. G. Dapur dan Tempat Penyimpanan Makanan
C. Barak Prajurit Bangunan ini terletak di bagian barat
Bangunan ini terletak di antara bangunan benteng dan berbentuk sebuah lorong besar.
administrasi dan kediaman inspektur dengan Selain ditemukan sisa-sisa bangunan dapur dan
ukuran 8 x 12 meter dan terbagi menjadi dua tempat penyimpanan makanan, di lorong bagian
ruangan besar. Untuk keperluan sehari-hari para kiri juga ditemukan sisa-sisa kamar mandi dan
prajurit, disediakan 3 ruangan kecil berukuran 2 WC. Singkapan tanah yang dilakukan di bagian
x 2,5 meter yang semuanya memiliki pintu. barat dapur menunjukkan adanya bangunan lain
Ruangan itu terdiri atas 2 buah kamar mandi dan yang hanya menyisakan pondasi. Aktifitas di
WC, pada ruangan tengah fasilitas tersebut tidak dapur memerlukan sarana air bersih dan
ada. Terdapat juga satu ruangan yang tidak pengeluaran air kotor, hal ini terlihat pada sisa-
memiliki sekat atau pemisah yang berukuran sisa saluran air yang masih tampak jelas di
4,20 x 7 meter. Penggunaan bangunan ini bagian luar tembok benteng di lorong ini.
sebagai barak militer atau tempat tinggal para
prajurit, diperkirakan dapat menampung sekitar Analisis
50 prajurit. Bentuk bangunan benteng di setiap
lokasi berbeda beda disesuaikan dengan
D. Ruang Administrasi dan keuangan
kebutuhan akan ruang dan topografi bentuk
Bangunan ini terletak di sebelah barat
lahan sekitar benteng didirikan. Aksesibilitas,
pada halaman II yang letaknya menurun dari
daya jangkau pengawasan, keamanan,
halaman I (Kediaman inspektur, ruang penjaga,
kenyamanan, kebutuhan akan sumber daya serta
gudang dan ruang bubuk mesiu). Halaman II ini
sanitasi menjadi bagian penting pula untuk
terdiri atas ruang administrasi, dapur dan
penyimpanan makanan. Ruang administrasi mendesain bentuk benteng.
Pengertian benteng dalam kamus besar
terdiri atas 5 ruangan yang cukup besar
bahasa Indonesia diartikan dengan suatu
berukuran 17,50 x 4,20 meter. Masing-masing
bangunan tempat berlindung atau bertahan dari
ruang mempunyai satu pintu masuk dan jendela.
serangan musuh. Sebagai sarana pertahanan
Ada pula ruang yang terhubung dengan ruang
bengunan benteng dirancang untuk memenuhi
lainnya melalui satu pintu penghubung ruang.
kebutuhan akan rasa aman bagi penghuninya
E. Ruang Penyimpanan Bubuk Mesiu terutama terhadap ancaman dari luar
Bangunan ini terletak di sudut selatan lingkungannya. Perancang benteng juga
benteng. Bentuk bangunan ini hanya tinggal berusaha agar benteng yang akan dihuni tidak
menyisakan pondasi saja, dinding dan atap sekedar aman tapi juga cukup sehat dan nyaman
bangunan telah hilang. Diperkirakan bangunan bagi para penghuninya.
yang berukuran 5,13 x 4,04 meter ini memiliki Benteng sebagai bagian dari karya
dinding yang tebal dan padat. arsitektur dapat dibahas berdasarkan beberapa
F. Ruang Penjaga Pintu Masuk teknis analisis, antara lain :
Bangunan ini terletak di antara bangunan  Analisis Morfologis
kediaman inspektur benteng dan pintu gerbang Benteng Toboali memiliki denah seperti
utara benteng dan diperuntukan bagi petugas jajaran genjang pada halaman utamanya,
jaga pintu masuk benteng. Di masa kemudian ditambah sebuah halaman yang berbentuk
pada saat menjadi bangunan Polsek, bangunan persegi panjang dan menjorok ke arah barat yang
ini dijadikan tempat penjara bagi pelaku pada bagian ujungnya berbentuk menyudut.
kriminalitas, sehingga pada bagian belakangnya Ukuran halaman I adalah 54 x 32 meter,

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


34

sedangkan halaman II yaitu bidang yang nampak dibiarkan terbuka menghadap ke laut.
menonjol ke barat berukuran 35 x 15 meter. Ukuran tembok benteng ini bervariasi antara lain
Halaman I memiliki ketinggian lebih tinggi berukuran tinggi 3,38 meter dan tebal 1,13
sekitar 2 meter dari halaman II. Benteng ini meter. Sementara di beberapa tempat seperti di
mempunyai arah hadap ke utara atau tepatnya ke bagian barat halaman I belakang kediaman
arah Kota Toboali, walaupun begitu pandangan inspektur benteng terdapat dinding yang dibuat
ke arah selatan atau laut Jawa sangat terbuka rendah dengan ukuran tinggi 2,3 dan tebal 1,3
lebar. Bagian-bagian dalam benteng dipisah- meter. Demikian juga dengan tembok di bagian
pisahkan untuk kebutuhan ruang yang berbeda- ujung yang berbentuk menyudut pada halaman
beda fungsi seperti yang telah dijelaskan II memiliki tinggi 1,5 meter dan tebal 0,8 meter.
sebelumnya.
Pintu masuk ke dalam benteng terlihat di
beberapa tempat. Di sisi utara terdapat 2 jalur
masuk, pertama jalur masuk utama melalui
bagian tengah, di kanan kiri gerbang terdapat
tembok tebal berukuran 110 cm dan lebar
gerbang masuk 240 cm. Kedua adalah jalur
masuk sebelah kanan, salah satu dindingnya
dibuat agak melengkung. Ukuran gerbang masuk
ini 450 cm. Di bagian dalam gerbang kedua akan
dijumpai pintu kecil berukuran lebar 300 cm.
Mungkin gerbang masuk lewat samping ini
untuk memasukan barang-barang yang
Celah intai/tembak pada dinding benteng
berukuran besar. Pintu selanjutnya yang
berukuran lebih kecil terletak di antara halaman
I dan halaman II yang keluar kearah laut maupun
keluar dinding barat. Terakhir gerbang ujung
yang menyudut pada halaman II, yang dapat
dipakai untuk keluar benteng melalui arah barat.
Secara umum benteng dibagi 2 bagian
yaitu fort dan outwork.
i. Fort terdiri dari pondasi, dinding dan
bastion.
Dinding benteng terbagi menjadi bagian
yang disebut rampart, glacis, curtine, parapet,
flank, dan celah intai/tembak.
Bastion adalah bagian bangunan yang Dinding Utara benteng yang masih tersisa
menjorok keluar pada sudut benteng. Pada
benteng Toboali bagian yang menjorok pada Glacis adalah bagian dinding miring di
bagian sudut ini terdapat di 2 tempat yaitu di bagian luar rampart. Glacis pada Benteng
sudut tenggara dan sudut timur laut. Namun Toboali terletak di atas lubang intai,
sangat disayangkan pada bagian ini yang tersisa kemiringan ini terjadi karena perbedaan
hanya bagian pondasi saja. ketebalan antara dinding bagian atas dan dinding
Rampart adalah tembok keliling benteng bagian bawah. Untuk menghindari genangan air
yang terbuat dari bata atau tanah. Benteng diperlukan dinding miring di antara keduanya.
Toboali hampir seluruh bagian dikeliling oleh Curtine adalah bagian dari tembok
tembok kecuali bagian selatan halaman I yang benteng yang terletak di antara dua bastion.

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


35

Bastion pada benteng Toboali saat ini hanya pabrik. Warna cat yang dipergunakan untuk
menyisakan bagian pondasi saja maka bagian dinding dan untuk kusen bangunan
diperkirakan bagian yang disebut sebagai curtine berbeda, hasil analisis menunjukan bahwa
ini keberadaannya adalah di bagian timur susunan warna dari yang paling dasar hingga
tembok benteng. yang terakhir pada kusen adalah cat warna coklat
Parapet adalah dinding rendah di atas tua, biru telur dan coklat muda. Sedangkan pada
rampart. Ada beberapa lokasi yang memiliki dinding bangunan terlihat urutan warna coklat
parapet seperti di bagian utara, namun ada pula kemerahan (warna bahan dasarnya), putih kapur,
yang tidak ada seperti di bagian barat. Flank hitam, putih kapur, dan hitam pada bagian-
adalah dinding bastion. Flank tidak terlihat lagi bagian yang diberi lis warna hitam.
sisa-sisanya di Benteng Toboali, dikarenakan
bagian yang diperkirakan sebagai bastion telah
runtuh dan hanya menyisakan pondasinya saja.

ii. Outwork terdiri dari raveline, parit keliling


dan turret
Raveline adalah bangunan pertahanan
bersudut 3, umumnya terdapat di depan curtine
dan dihubungkan dengan jembatan. Raveline
inilah yang sering disebut sebagai kepala kura-
kura. Raveline di Benteng Toboali tidak terlihat
keberadaanya, hal ini dikarenakan bagian muka
benteng langsung berada di dalam tembok
keliling benteng itu sendiri dan tidak membentuk
bangunan tersendiri. Turret adalah menara yang
didirikan di luar bangunan benteng. Bangunan
menara tidak diperlukan mengingat bahwa
benteng ini sudah berdiri di atas bukit yang
tinggi yang mampu untuk melihat ke segala arah Bahan-bahan bangunan yang dipergunakan
dengan mudah.
 Analisis Kontekstual
 Analisis Teknologi Benteng ini mempunyai konteks dengan
Pengamatan dilakukan pada bahan dasar bekas dermaga di sebelah tenggara benteng, dan
pembuatan komponen-komponen benteng dan dengan beberapa bangunan di utara benteng
teknik konstruksi bangunannya. Mengamati seperti dengan kantor wedana dan tiga bangunan
bahan yang dipergunakan dalam pembuatan panggung lainnya. Di sebelah timur juga
komponen bangunan benteng dapat dijelaskan terdapat asrama prajurit. Bangunan benteng yang
sebagai berikut. Dinding benteng dan bangunan terletak di bagian selatan kota Toboali terlihat
di dalamnya terbuat dari bahan bata, pasir, menjadi pengawas keamanan kota, sekaligus
kerikil, dan pecahan batu andesit, sedangkan sebagai basis terakhir pertahanan jika terjadi
semen merah dan kapur sebagai perekatnya. pemberontakan di kota. Kota Toboali
Untuk bagian kusen serta rangka atap sesungguhnya telah memiliki kelengkapan
menggunakan bahan kayu. Jenis kayu yang sebagai sebuah kota, yaitu terdapat bangunan
digunakan adalah kayu khas Bangka yaitu kayu pemerintahan (kantor wedana), lapangan, pabrik
Nyatoh atau Balam (Palaquium spp). Sedangkan pengolahan timah, rumah ibadah, pasar,
bagian atapnya sendiri ditutup dengan genteng pemukiman pribumi maupun pecinan, kantor
dari tanah liat bakar. Genteng ini berukuran 40 x pos, rumah sakit, dermaga dan sebagainya.
25 cm dengan tebal 2 cm dan tidak ada stempel

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


36

Benteng, sebagai sumber kekuatan pemerintahan James Marston Fitch dalam bukunya
kolonial, mempunyai cukup personil dan senjata Historic Preservation (1990) mengatakan,
untuk menjaga stabilitas. Setiap saat kekuatan pelestarian dapat dilakukan melalui usaha
bersenjata ini bisa dikerahkan. Lingkungan revitalisasi, yaitu dengan memodifikasi fungsi
sekeliling benteng juga telah ditata sedemikian bangunan lama agar dapat digunakan untuk
rupa sehingga dapat mendukung kehidupan di fungsi baru yang lebih sesuai tanpa mengubah
dalam benteng. Hal ini terlihat dengan kenyataan dominasi karakter bangunan semula. Dilihat dari
bahwa benteng ini juga telah menerapkan definisi tersebut, pembentukan fungsi baru
sanitasi secara benar, antara lain terdapatnya diharapkan mampu meningkatkan nilai manfaat
selokan air di depan masing-masing bangunan di bangunan melalui keselarasan karakter, visual,
dalam benteng dan mengalirkannya ke saluran maupun keselarasan fungsi yang direncanakan.
air di luar benteng mengikuti kontur lereng di Fungsi baru ini memerlukan sebuah pemikiran
bukit tersebut. Pada denah rencana benteng tersendiri yang disesuaikan dengan UU No.5
tahun 1825, tampak di bagian utara benteng Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
adanya sumber air yang dapat dipergunakan Artinya pemanfaatan terhadap bangunan BCB
untuk keperluan warga penghuni benteng. dapat dilakukan selama tidak merubah keaslian
dari bangunan itu sendiri, namun dapat dirubah
Kesimpulan fungsinya sesuai dengan kebutuhan daerah.
Benteng Toboali mempunyai peran Perubahan fungsi dapat dilakukan misalnya
penting secara sejarah sebagai sarana untuk museum atau taman kota. Fungsi lainnya
Kolonialisme dalam mempertahankan juga bisa dilakukan dengan melakukan
kepentingannya di daerah Bangka Selatan. penyelarasan kondisi dan karakter situsnya.
Sebagai bagian dari sejarah kota Toboali antara
satu bangunan dengan bangunan lain Daftar Pustaka
mempunyai konteks baik secara fungsi maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan,
secara sistem pembagian wilayah. Cluster- 2005. Profil Pariwisata Bangka Selatan,
cluster wilayah ini sengaja diciptakan oleh Bangka Selatan: Dinas Pariwisata
kolonial Belanda dalam membagi kota menjadi 3 Fattah ST Arsitek, H. Abdul, 2005. “Revitalisasi
bagian, yaitu cluster pemukiman Belanda, Cina Benteng Vastenburg Surakarta” dalam
dan pribumi. Benteng Toboali mempunyai peran Kompas, Minggu 26 Juni 2005.
sentral dalam menjaga stabilitas tersebut. Hantoro APU, Dr. Ir. Wahyoe Soepri, Pengaruh
Pemilihan lokasi benteng Toboali di atas Karakteristik Laut dan Pantai Terhadap
bukit dekat pantai mempunyai beberapa Perkembangan Kawasan Kota Pantai,
pertimbangan antara lain : Jakarta: Puslit Geoteknologi LIPI
a. Kebutuhan akan lokasi yang strategis Majalah Stania Edisi Juli 1998. “Sejarah PT
b. Kebutuhan akan ruang yang memadai untuk Tambang Timah (Persero).
sebuah basis pertahanan Puslit Arkenas, 1999. “Metode Penelitian
c. Penyesuaian dengan topografi lingkungan Arkeologi”, Depdiknas.
dan beberapa sumber kebutuhan hidup. Sutedjo, Suyitno, 1996. Sejarah Timah
Benteng Toboali bukanlah sekedar Indonesia, Jakarta: Gramedia P. Utama
reruntuhan tanpa makna, benteng ini sangat
potensial untuk pengembangan melalui usaha * Penulis adalah Kapokja Pemugaran
pelestarian. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi
Dengan fisik tapak yang strategis di
tengah kota dan punya lahan cukup luas, benteng
dapat dimanfaatkan sebagai ruang umum warga
Toboali.

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008


37

RELIK NO. 06/SEPTEMBER 2008

Anda mungkin juga menyukai