Dadang Rukmana
Kepala Dinas Pengembangan Lapangan - Divisi Pengkajian dan Pengembangan
Deputi Pengendalian Perencanaan
BALI 24 – 27 April 2013
Agenda
Aspek POD
I. Tujuan
II. Dasar Hukum
III. Definisi
IV. Klasifikasi POD
V. Isi POD
VI. Proses Persetujuan POD
VII. Lesson Learn
2
Kondisi Reservoar
setelah di produksikan
PSE POD
(Penentuan Status Pre-POD (Evaluasi kewajaran biaya
Eksplorasi) (Evaluasi teknis POD) pengembangan dan
keekonomian)
4
Penentuan Status Eksplorasi (PSE)
penambahan cadangan.
Aspek Subsurface :
Aspek Pengembangan Lapangan : HC-Inplace
Titik Lokasi/Desain/Jumlah Sumur Reserve
Perforasi Production Forecast
Desain/Kapasitas/Konsep Fasilitas Skenario Pengembangan
produksi
Desain/Kapasitas Pipe Line
Jenis/kapasitas Artificial lift
Skenario Pengembangan Aspek Komersial :
Pengembangan tahap lanjut (Secrec Biaya Pengembangan (Capex &
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
6
Evaluasi Aspek Subsurface Menentukan
Cadangan HC : HC yang dapat di
produksikan (10 – 30% Inplace)
HC-Inplace
Reserve Water
Production Forecast
Skenario Pengembangan Oil
Butiran
Batuan
Menentukan Volume
Hidrokarbon (HC-Inplace)
Menentukan Skenario Pengembangan
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Pressure Water
Well Oil
Jumlah dan Desain Sumur Separation
Equity To Be Split
(+) (-)
Tax Tax = 44%
(+)
10
TUJUAN - POD
11
Aspek POD : I. Tujuan
Tujuan POD → Menambah Produksi Migas Nasional
Konstribusi Produksi Minyak dari POD
terhadap produksi nasional
1.400
1.200
PRODUKSI, MBOPD
1.000
800
33%
600
23%
400
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
200 44%
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
POD 2 22 141 195 216 251 276 294 300
Optimisasi 43 105 67 60 78 145 161 200 206
Do Nothing 1252 1102 970 853 751 661 581 512 450 396
Tujuan POD → Mengembangkan lap./proyek baru secara ekonomi
Refinery
Constructing
Discovery Plan of Production
Development
Drilling Production
Facilities Shipping
Oil Production
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
16
PP No. 35 Tahun 2004
Pasal 34
Sejak disetujuinya rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan
diproduksikan dari suatu Wilayah Kerja, Kontraktor wajib menawarkan
participating interest 10% (sepuluh per seratus) kepada Badan Usaha Milik
Daerah.
Pasal 35
(1) Pernyataan minat dan kesanggupan untuk mengambil participating interest
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan oleh Badan Usaha Milik
Daerah dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal
penawaran dari Kontraktor.
(2) Dalam hal Badan Usaha Milik Daerah tidak memberikan pernyataan
kesanggupan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Kontraktor wajib menawarkan kepada perusahaan nasional.
17
PP No. 35 Tahun 2004
Pasal 95
(1) Rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan
diproduksikan dalam suatu Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 90 huruf c termasuk perubahannya wajib mendapatkan
persetujuan Menteri berdasarkan pertimbangan dari Badan
Pelaksana
(2) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), Menteri melakukan konsultasi dengan Gubernur yang wilayah
administrasinya meliputi lapangan yang akan dikembangkan
(3) Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dimaksudkan
untuk memberikan penjelasan dan memperoleh informasi terutama
yang terkait dengan rencana tata ruang dan rencana penerimaan
daerah dari Minyak dan Gas Bumi
18
Inpres Presiden no.2 tahun 2012
Tentang : Peningkatan Produksi Minyak Nasional
Pasal-1 (Instruksi kepada Menteri ESDM):
menyelesaikan permohonan Rencana Pengembangan (Plan of Development) I
paling lama 90 hari kalender sejak diterimanya usulan
lengkap dari BPMIGAS SKK MIGAS
19
Inpres Presiden no.2 tahun 2012
Tentang : Peningkatan Produksi Minyak Nasional
20
Permen ESDM no. 6 th. 2010
Tentang Percepatan Produksi Migas Nasional
Pasal 4, ayat 1 :
b. Mengajukan usulan rencana pengembangan lapangan dalam jangka waktu
paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah ditetapkan cadangan
Minyak dan Gas Bumi baru sebagaimana dimaksud pada huruf a;
c. Memulai kegiatan pengembangan lapangan dalam jangka waktu paling
lambat 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah mendapatkan
persetujuan rencana pengembangan lapangan;
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
d. Memulai produksi Minyak dan atau Gas Bumi dalam jangka waktu paling
lambat 2 (dua) tahun setelah mendapatkan persetujuan pengembangan
lapangan
21
III. DEFINISI POD
Plan of Development :
22
IV. KLASIFIKASI POD
1. Plan of Development I
23
Klasifikasi POD
2. Plan of Development II dst:
POD II (dst) merupakan POD berikutnya dari
struktur yang berbeda dari persetujuan POD
Sebelumnya di dalam suatu Wilayah Kerja
Produksi.
24
Klasifikasi POD
3. Plan of Further Development (POFD)
POFD adalah rencana pengembangan lanjut suatu lapangan yang
sudah pernah berproduksi pada struktur yang sama, dimana semua
kegiatan pembangunan fasilitas produksi dan pemboran dalam POD
yang sudah disetujui sebelumnya telah dilaksanakan.
Untuk lapangan – lapangan lama yang sudah berproduksi namun tidak
memiliki POD, maka apabila terdapat rencana pengembangan
selanjutnya atas lapangan tersebut diperlukan POFD
Untuk POD dalam bentuk Phase (Tahapan termasuk dalam kategori
POFD)
25
Klasifikasi POD
4. POD Secondary Recovery/ EOR
POD SecRec/EOR merupakan pengembangan suatu lapangan
untuk memproduksikan minyak dengan metode SecRec/EOR. POD
yang diusulkan hanya dikaitkan dengan hasil produksi dari upaya
SecRec/EOR, yang besarnya sama dengan produksi lapangan
tersebut dikurangi dengan produksi primary (berdasarkan produksi
baseline yang disepakati BPMIGAS dan KKKS).
26
Klasifikasi POD
5. POP (Put On Production)
Merupakan usulan memproduksi minyak dan atau gas dari sumur
temuan eksplorasi pada wilayah kerja Produksi dengan tie-in kepada
fasilitas produksi yang sudah ada di sekitarnya (existing facilities).
Tie in
WK A
POFD WK B
Tie in S Tie in U
POD I
Z W
V
P Q
R
POP
Unitisasi Lapangan W
POD II
Formasi/Reservo ir Z
Formasi/Reservo ir Y
Formasi/Reservo ir X
Keterangan :
Lapangan: P, Q, R, S, berada di Wilayah Kerja A
Lapangan: U dan V berada di Wilayah Kerja B;
Lapangan U dan lapangan P mempunyai fasilitas lebih yang dapat dimanfaatkan Lapangan S.
Lapangan W berada di Wilayah Kerja A dan Wilayah Kerja B, memerlukan Unitisasi.
POD I di Lapangan P sebagai Lapangan pertama, pada Formasi/Reservoir X dan Y
POFD Lapangan P termasuk Formasi/Reservoir Z
POD II di Lapangan R sebagai Lapangan kedua di Wilayah Kerja A sesudah P
POP di Lapangan S, memanfatkan fasilitas Lapangan U atau fasilitas lain disekitarnya.
X, Y, Z adalah Formasi/Reservoir dari lapangan P
29
V. ISI POD
1. Executive Summary
2. Geological Findings & Reviews
3. Reservoir Descriptions
4. Reserve & Production Forecast
5. Drilling & Completion
6. Production Facilities
7. Field Development Scenario
8. HSE & Corporate Social Responsibility
9. Abandonment & Site Restoration Plan
10. Project Schedule & Organization
11. Local Content
12. Commercial
13. Conclusion
14. Attachement (Technical Supporting Data, MOM, Cost
estimation, spreadsheet economic)
30
1. Executive Summary
Ringkasan dari Rencana Pengembangan Lapangan
meliputi teknis, ekonomis, dan HSE; yang antara lain
mencakup:
31
2. Geological Findings & Review
32
2. Geological Findings & Review
1. Tinjauan geologi :
– Regional Geology:
• Petroleum system (source rock, migration, reservoir,
trapping and seal)
• Exploration activities history (hasil study eksplorasi, seismic
survey 2D/3D)
– Stratigraphy:
Mencakup deskripsi batuan disertai gambar dalam strata disertai
dengan sequence of depositional in time, karakteristik batuan,
serta korelasi lapisan batuan pada lokasi yang berbeda
33
Tinjauan Geologi Stratigraphic Column
Depositional Model
34
2. Geological Findings & Review
– Trapping mechanism :
Jenis Folding, faulting, or unconformities serta bentuk struktur
yang merupakan perangkap hidrokarbon
– Correlations:
Korelasi antar sumur baik struktural/stratigrafi, termasuk peta
index
– Peta :
Top & bottom structures, Net sand/carbonate Isopach, dan direvisi
sesuai data terbaru
35
Petroleum System
Syarat Penemuan Minyak & Gas Bumi
Interpretasi Seismik 1. Batuan Induk : Batuan yang dapat membentuk minyak & Gas
2. Migrasi : Jalur yang menghubungkan Batuan Induk dan
Perangkap.
3. Reservoar : Batuan berpori yang dapat ditempati minyak &
gas
4. Perangkap : Tempat terperangkapnya minyak & Gas
5. Penyekat : Batuan impermeable yang tidak dapat dilalui
minyak dan gas.
Perangkap/Trap Minyak
Peta Top Struktur
36
KORELASI ANTAR SUMUR
Penampang Seismik Depth Structure Top
Log Sumur
Top A
Zone 4
Top B
Zone 5
Top C Zone 6
Top D
Sebagai input 3D model geostatistik pada batu pasir perlu dimodelkan shale
dengan cara membuat bottom sand berdasarkan data log. Top A1
Top B1 Bottom B1
Top B2
Bottom B2
Insentif New Field dan Reservoir Pretersier sesuai isi PSC KKS
39
MATRIX FOR DETERMINING NEW FIELD
POINT TOTAL
RISK 2.5 5 7.5 10
CRITERIA POINT
Trend Pr Pressure
WOR
BOPD
GOR
Oil
rate
Pb = 2485 psi
GOR
mulai naik Time or Cum. Prod
Undersaturated Saturated
Pressure GOR
BOPD
Oil
rate
WOR
LKO (P90)
OWC (P90)
proven
proven
probable
probable
44
3. Reservoir Description
c. Hydrocarbon Reserves, Recovery factor, dan Production
Forecast
• Menentukan faktor perolehan (recovery factor atau RF) dan Cadangan
hidrokarbon (hydrocarbon reserves) menggunakan metode:
1. Simulasi reservoir
2. Material balance;
3. Decline curves analysis;
4. Analitik
• Cadangan/reserves adalah Volume minyak atau Gas yang dapat
diproduksi dibawah kondisi teknis dan ekonomi tertentu
• Pemilihan salah satu metode di atas disesuaikan dengan kebutuhan serta
keberadaan data dan informasi saat dilakukan sertifikasi cadangan.
**Untuk estimasi POP : In Place dan cadangan berdasarkan radius sumur.
Perkiraan produksi analogi dari lapangan sekitarnya.
45
3. Reservoir Description
Simulasi Reservoar
MODEL 3D GEOLOGI- Production
RESERVOAR Constraint PREDIKSI
DATA-DATA
RESERVOAR &
PNGOLAHAN HISTORY
MATCHING
INITIALIZATION
Material Balance
DECLINE ANALYSIS
Tank-1
46
4. Reserve & Production Forecast
Reserve & Klasifikasi
1) Proved Reserves/cadangan terbukti(P1) :
Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoar yang
terbukti dapat diproduksikan dengan meng-gunakan teknologi yang tersedia
dengan tingkat keyakinan 90% berdasarkan data log sumur, geologi dan
keteknikan reservoar serta didukung oleh produksi aktual atau uji alir produksi.
2) Probable Reserves/cadangan mungkin (P2) :
Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoar yang
mungkin dapat diproduksikan dengan menggunakan teknologi yang tersedia
dengan tingkat keyakinan 50% berdasarkan data log sumur, geologi dan
keteknikan reservoar tetapi tidak/belum didukung oleh produksi aktual atau uji
alir produksi.
3) Possible Reserves/cadangan harapan (P3) :
R 1
R 2
Tengah
R 3
Tengah
Barat Timur Barat Timur
Barat Tengah Timur
Interpretasi
Log
DST
Produksi
Prospek 48 48
Penentuan HC-Inplace & Reserves untuk POP
Area Prospek dg 1 sumur discovery (Secara
struktur sudah terbukti ada HC, tetapi secara isi HC
masih rendah tingkat kepastiannya)
Probability Pendekatan
C1 dg MonteCarlo (Tingkat
C2 Kepastian masih rendah)
DISCOVERY C3
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
P1
P2 Deterministic
P3 (Tingkat Kepastian sangat tinggi)
50
4. Reserve & Production Forecast
Production Forecast
1. Lapangan minyak :
• Menggambarkan hasil perkiraan produksi minyak yang optimal
(sesuai kemampuan sumur ), termasuk proses dengan metode Sec.
Rec/EOR (bila ada)
• Perkiraan produksi puncak per sumur ditentukan dari data tes dan
telah mempertimbangan : Kurva Inflow Performance Relationship
(IPR) dan Critical Rate Water Coning atau Gas Coning.
• Lama waktu produksi maksimum per lapangan/struktur minimal 1/3
dari umur produksi (sampai economic limit)
• Perhitungan cadangan maksimum sebagai dasar perhitungan
keekonomian:
90% P1+ 50% P2
51
4. Reserve & Production Forecast
2. Lapangan Gas :
– Menggambarkan hasil perkiraan produksi gas yang optimal dan
sesuai dengan kemampuan reservoar serta permintaan pasar.
– Perkiraan produksi (Peak) per sumur gas:
maksimum 30% dari AOF (Absolute Open Flow), telah
memperhitungkan IPR dan juga Water Conning).
52
5. Drilling & Completion
Menjelaskan semua kegiatan pemboran meliputi :
a. Lokasi template/cluster/well : onshore, offshore
b. Well design : menjelaskan desain sumur vertical, deviated,
horizontal, radial, slim hole
c. Drilling Schedule : menjelaskan jadwal pemboran serta
jumlah pergerakan rig yang digunakan
d. Drilling report : menyajikan laporan sumur yang telah dibor
e. Completion : menjelaskan bentuk komplesi yang disertai
gambar dan informasi sumur/reservoir terkait, termasuk
parameter reservoir
53
KEGIATAN OPERASI PEMBORAN
ONSHORE DRILLING OFFSHORE DRILLING
Jack Up Semi Drill Ship
( < 1500 ft) Submersible ( 2000-7000 ft)
( 1500-6000 ft)
54
6. Production Facilities
Menjelaskan secara menyeluruh fasilitas produksi yang akan
dibangun berikut peralatan utama dan kapasitasnya, meliputi :
A. Primary Recovery Facilities
1. Lokasi (Offshore/onshore)
2. Overall field lay out (sumur, pipeline, processing facilities, FSO,FPSO,
storage tank, jacket, deck, camp, living quarters, access road, flare,
loading/unloading, disposal facilities, artificial lift equipment, water
treatment plent, water injection plant, utilities, etc)
3. Spesifikasi produk minyak/gas/LPG/LNG (komposisi, tekanan,
flowrate, production life)
4. Field Block Diagram dan Process Flow Diagram (PFD) dan fasilitas
produksi sesuai hasil concentual design/engineering
5. Operation philosophy (manned/unmanned, control system, IT, and
telecomunication, remote operation atau manned faciliites)
55
Fasilitas Produksi
Gas
Fasilitas Produksi :
• Memisahkan komponen-komponen minyak, gas dan air yang keluar dari
sumur.
• Minyak dan gas bumi diproses sehingga sesuai dengan spesifikasi dan
kebutuhan pasar
• Air diproses sampai kandungan zat-zat beracunnya memenuhi ambang batas
yang telah ditetapkan sehingga aman dan tidak mencemari lingkungan.
56
Contoh : Membangun Fasilitas Produksi
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
57
OIL PROCESS FLOW DIAGRAM
Manifold Separator Scrubber
FWKO
(Free Water Knock Out)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
58
Contoh : Fasilitas Produksi Di OffShore
FLOATING PRODUCTION STORAGE OFFLOADING
TYPICAL FPSO PRODUCTION SYSTEM
59
6. Production Facilities
Additional facilities:
Water treatment/injection plant, steam generator,
storage
Field Block Diagram dan Process Flow Diagram
(PFD) dan fasilitas produksi
Daftar dan kapasitas peralatan utama dan pipeline
Operation philosophy
60
Metode EOR – Water Flooding
Injection
Injection
Fluids
Fluids Injection
Injection
Injection Production Well
Pump
Pump
Produced
Injection Oil
Injection
Well
61
7. Field Development Scenarios
Pengembangan lapangan dapat dilaksanakan dengan
• Full Development
Merupakan pengembangan secara menyeluruh yang
mencakup semua potensi lapangan sampai umur
ekonomis lapangan.
• Phasing Development
Merupakan pengembangan yang dilakukan secara
bertahap dimana skenario pengembangan tahap
berikutnya bergantung kepada kinerja dari phase
sebelumnya.
62
7. Field Development Scenarios
Pengembangan lapangan dapat diajukan secara bertahap , dimana
harus dapat dijelaskan :
• Usulan POD harus menjelaskan seluruh tahapan tersebut.
• BPMIGAS dapat memberikan persetujuan untuk keseluruhan
tahapan, maupun untuk masing-masing tahap secara terpisah.
• Tahap pertama digunakan sebagai tahap awal untuk
pengembangan tahap selanjutnya.
63
8. HSE & Corporate Social Responsibility
64
Contoh : Corporate Social Responsibility
Membangun Sekolah
65
9. Abandonment & Site Restoration
66
10. Project Schedule & Organization
Menggambarkan rangkaian penyelesaian berbagai pekerjaan
pengembangan lapangan dalam bentuk Gantchart dan milestone, seperti :
• Proses Persetujuan
• Proses Pengadaan
• Definition Engineering: FEED, basic engineering
• EPCI (Detail Engineering, Procurement, Construction and Installation
• First Oil/Gas Production
67
11. Local Content
68
12. Commercial
Model Perhitungan Keekonomian
Sensitivitas Indikator
Input Hasil Keuntungan thd. Input
Perhitungan
Perhitungan Perhitungan
69
12. Commercial
Projek & Evaluasi Ekonomi
1. Data Masukan
Analisa perhitungan keekonomian berdasarkan data terakhir :
A. Profil Produksi
a) Untuk minyak dalam satuan BOPD dan untuk gas dalam
satuan MMSCFD.
b) Dalam hal pengembangan berkaitan dengan Sec.Rec/EOR
diperlukan data spesifik terkait:
• Baseline yang disepakati oleh BPMIGAS dan KKKS.
• Produksi Incremental Sec.Rec/EOR
70
12. Commercial
B. Biaya Pengembangan Lapangan
71
12. Commercial
C. Insentif
1) Dalam hal kontraktor mengajukan insentif maka insentif yang
diminta hanya terbatas pada isi kontrak kerjasama.
2) Dengan dicantumkannya insentif dalam usulan POD ini bukan
berarti insentif telah disetujui oleh SKK Migas
3) Insentif lain yang tidak tercantum dalam kontrak kerjasama dapat
dicantumkan dalam POD setelah mendapat persetujuan
Pemerintah
73
Jenis –Jenis Insentif dalam Pengembangan Lapangan Migas
Insentif DMO
Insentif Interest Cost Recovery (ICR) adalah insentif yang diberikan kepada
KKKS untuk meningkatkan tingkat pengembalian investasi ke level yang wajar.
ICR dhitung setiap tahun dari prosentase interest (LIBOR+Spread) sebelum
pajak dikalikan dengan jumlah biaya capital yang belum terdepresiasi. Insentif
ICR dikenakan pajak karena merupakan penghasilan bagi kontraktor.
Sebenarnya insentif ICR ini tidak sesuai dengan semangat PSC yang
menyatakan bahwa kontrkator PSC yang datang ke Indonesia harus dibekali
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
dengan kemampuan teknologi dan memiliki dana yang cukup serta memiliki
kemampuan teknologi untuk dapat melaksanakan kegiatan petroleum operation.
75
Jenis –Jenis Insentif dalam Pengembangan Lapangan Migas
pada saat pengajuan usulan adalah IRR kontraktor pada harga minyak
US$25/BBL, jika IRR < 15%, maka akan dapat insentif dan jika IRR > 15%,
maka tidak dapat insentif. Untuk lapangan yang sudah disetujui sudah
mendapatkan insentif lapangan marginal, kinerja keekonomiannya akan
dievaluasi setiap tahun, apabila dalam implementasinya IRR kumulatifnya >
30%, maka insentif tersebut akan dicabut.
76
12. Commercial
D. Dalam hal pengembangan terkait Sec.Rec/EOR
diperlukan data spesifik :
1) Base line yang disepakati oleh SKK Migas dan KKKS
2) Produksi Incremental Secrec/EOR
77
Pressure Maintenance vs Secrec
78
12. Commercial
2. Evaluasi Ekonomi
79
12. Commercial
3. Indikator Ekonomi
Pemerintah :
GOI (Government Income) dalam PV dan Persentase
pendapatan pemerintah terhadap Gross Revenue.
Kontraktor :
Net Cashflow (NCF), NCF/Gross Revenue
Cost Recovery (CR), CR/Gross Revenue
Internal Rate of Return (IRR),
Net Present Value (NPV). (Disarankan pakai 10%)
Pay out Time (POT)
80
12. Commercial
Sensitivitas keekonomian
Analisis sensitivitas penerimaan pemerintah harus
dilakukan minimal berdasarkan perubahan 4 (empat)
parameter, yaitu:
Price (Oil & Gas),
Capital,
Operating Expenditure, dan
Production
Hasil analisis sensitifitas ditampilkan dalam bentuk
spider diagram atau tornado chart
81
Gambaran Keekonomian POD
82
13. Conclusion
83
14. Attachement
84
VI. PROSES PERSETUJUAN POD
PTK POD
Proses Persetujuan POD :
P
R
E
P
O
D
85
PTK POD
Proses Persetujuan POP :
15 HK
P
R
E
P
O
P
6 HK
86 86
PTK POD
Proses Pre-POD :
Keterangan:
- (*) Dokumen/Draft POD dapat diusulkan dengan surat resmi
- Jumlah hari kerja untuk setiap proses akan ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara BPMIGAS dan KKKS, mengingat banyaknya aspek yang harus dibahas &
kemungkinan adanya action item (studi lanjut).
87
PTK POD
Proses Pre-POD:
Proses Dinas Pengembangan Dinas Jian EPT & Eval. Dinas Pengembangan Dinas Pengembangan Dinas Pengembangan
Dinas Pengembangan
Lapangan Cadangan Lapangan Lapangan Lapangan
Rapat 1 : Rapat 2 : Rapat 2 (jika diperlukan, bisa Rapat 3 (khusus untuk POD Rapat 4 : Rapat Internal Fungsi-
Rapat Pemetaan Kondisi & Aspek Teknis Subsurface lebih dari 1 rapat) : gas) : Fungsi Terkait BPMIGAS untuk
Permasalahan Aspek Teknis Operasi Aspek Pemanfaatan Gas klarifikasi hal-hal yang
disepakati
Objective / Pemetaan kondisi dan Kesepakatan aspek subsurface Kesepakatan aspek teknis Kesepakatan mengenai Klarifikasi mengenai :
permasalahan yang perlu operasi pemanfaatan gas : pembeli - Aspek subsurface yang
Tujuan
didiskusikan / diklarifikasi gas, kebutuhan pembeli, disepakati
Rapat berapa yang bisa dipasok dan - Skenario pengembangan
harga gas yang disepakati (pemboran,
fasilitas produksi,
pemanfaatan migas dan
Pembahasa Pembahasan kondisi dan Aspek pembahasan Aspek teknis operasi: Aspek Pemanfaatan Gas : Pembahasan hasil
n permasalahan semua aspek subsurface: - Pemboran : Desain sumur - Kepastian Pembeli gas kesepakatan untuk aspek
untuk POD yang diajukan - Tinjauan Geologi dan dan Jadwal Pemboran - Kebutuhan Pasar dan subsurface, skenario
Reservoir - Fasilitas Produksi Kemampuan pasokan pengembangan (pemboran,
- Status kegiatan eksplorasi - Biaya Pemboran dan - Harga Gas fasilitas produksi,
- In place dan cadangan Fasilitas Produksi - Keekonomian proyek pemanfaatan gas dan
terambil - HSE berdasarkan deliverability dan keekonomian)
- Jumlah sumur yang optimum - Organisasi proyek harga gas yang berbeda
- Metode Pengurasan - Community Development &
- Perkiraan Produksi CSR
- Abandonment Cost & Site
Restoration (ASR)
- Keekonomian Proyek
berdasarkan opsi-opsi
Peserta -Dinas PL -Dinas PL -Dinas PL -Dinas PL -Dinas PL
Rapat -KKKS -KKKS -KKKS -KKKS -Fungsi terkait
-Fungsi terkait -Fungsi terkait -Fungsi terkait -Fungsi terkait
Output - Action Item (if needed) - Action Item (if needed) - Action Item (if needed) - Action Item (if needed) -Kesepakatan tertuang dlm
MoM, diparaf semua
-MoM - MoM - MoM - MoM
Tool - Template MoM - Template MoM - Template MoM - Template MoM - Template MoM
- Template Actn Item - Template Actn Item - Template Actn Item - Template Action Item
88
Koordinasi Antar Fungsi SKK Migas terkait POD
Tahap Pre-POD :
Temuan lapangan yang tidak lagi memerlukan kegiatan eksplorasi diserahkan oleh
fungsi EKSPLORASI kepada fungsi JIANBANG (Dalam bentuk Dokumen Penentuan
Status Eksplorasi (PSE)).
Fungsi Pengembangan Lapangan berkoordinasi dengan fungsi operasi, fungsi
standarisasi biaya dan keekonomian proyek (Fungsi2 di SKK Migas) untuk
memutuskan skenario pengembangan yang paling optimum berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis, ekonomis dan HSE.
Dengan mengacu rapat-rapat yang dilakukan dan evaluasi subsurface, fungsi
pengembangan lapangan menyampaikan evaluasi teknis kepada fungsi PPA
89
Koordinasi Antar Fungsi SKK Migas terkait POD
Tahap POD :
Fungsi PPA berkoordinasi dengan fungsi-fungsi teknis terkait SKK Migas(fungsi pengembangan
lapangan, subsurface, eksploitasi, fungsi operasi, fungsi standarisasi biaya dan keekonomian)
untuk mengklarifikasi skenario pengembangan yang dipilih
Fungsi PPA melakukan evaluasi standarisasi biaya dan analisis keekonomian untuk skenario
yang telah dipilih.
Fungsi PPA berkoordinasi dengan fungsi Jianbang membuat draft surat persetujuan.
Fungsi PPA melakukan finalisasi draft persetujuan untuk diteruskan kepada manajemen
BPMIGAS
Monitoring POD :
Pelaksanaan monitoring berdasarkan dari laporan pelaksanaan POD oleh KKKS, informasi dari
fungsi terkait di BPMIGAS, atau informasi lain dari KKKS.
Pembahasan monitoring POD dilaksanakan bersamaan dengan rapat teknis pre WP&B dan /
atau rapat khusus monitoring POD.
90
PTK POD
KKKS wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan POD setiap 6 (enam) bulan sejak
POD disetujui.
91
PTK POD
92
PTK POD
Monitoring Pelaksanaan POD :
Water Production
Oil Production,
Area 1
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
96
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Minyak (2)
Pengembangan Lap. Minyak : Kotabatak Field (PrimarySecondary : RF = 33 41%, W.R. = 6 21%)
Sumur konversi masih
berproduksi = 100 - 250 bopd
Pattern WF
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Water Production
Oil Production,
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Irreguler WI Pattern
98
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Gas (4)
Pengembangan Lapangan Gas : Tunu Field
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Lapangan raksasa yang terletak di tepi Delta Fasilitas produksi Lapangan Tunu mencakup :
Mahakam, Kalimantan Timur dengan panjang 23 GTS + 11 GTS extension
75 km dan lebar 18 km. Double HP/MP trunk line network yang digunakan
pada mode MP/LP
Lapangan Tunu merupakan bagian dari 2 buah gas processing plant (CPU dan NPU)
Mahakam PSC yang dioperasikan oleh Total dengan fasilitas kompresi MP
E&P Indonesie (TEPI). 2 buah gas processing plant (SPU dan NPU)
dengan fasilitas kompresi LP 99
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Gas (5)
Sejarah Pengembangan Lapangan Tunu
Well Head Gas Production
Phase 10,
11,11A
Phase 1- 9 (1990
– 2005)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
3D Seismic
Seismic Line ex Conoco
2007
Seismic Line ex CPI
Prospect
Lead
Proven Oil
2
Keterlambatan Onstream POD
Dampak Keterlambatan Onstream POD
1. Dari Segi Produksi :
Dapat menyebabkan tidak tercapainya target produksi pemerintah di tahun tahun yang
semestinya produksi terjadi yang dapat berpotensi mengurangi pasokan minyak dalam negeri dan
dapat menambah beban subsidi pemerintah
104
Terima Kasih
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
BACKUP SLIDES
106
Prinsip Perhitungan Keekonomian Proyek sesuai PSC (1)
Cost recovery yang tidak dapat dikembalikan semua di tahun tertentu, sisa yang
belum dikembalikan akan dikembalikan di tahun berikutnya
Revenue setelah dikurangi FTP, IC dan cost recoverable merupakan bagian
yang akan dibagi atau Equity to be Split (ETS)
107
Prinsip Perhitungan Keekonomian Proyek sesuai PSC (2)
DMO diperhitungkan dari prosentase thd. produksi total tetapi dibatasi oleh
ETS kontraktor sehingga jika DMO yang harus dipasok lebih kecil dari ETS
kontraktor, maka yang dipasok adalah sebesar ETS dan kekurangannya tidak
akan dibayar di tahun berikutnya.
Pemerintah akan memberikan imbalan sebesar DMO Fee kepada kontraktor
akibat penyerahan minyak DMO kepada pemerintah. Selisih antara DMO dan
DMO Fee disebut Net DMO atau DMO Adjustment
Dalam hal kontraktor mendapat insentif DMO Holiday, maka DMO Fee selama
60 bulan adalah sama dengan harga minyak ekspor sehingga pada periode ini
net DMO yang merupakan pendapatan pemerintah akan bernilai nol.
Contractor taxable income mencakup : investment credit (jika ada) + ETS
kontraktor setelah dikurangi net DMO + FTP kontraktor
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
108
Skema PSC Standar
Gross Rev.
Cost Rec.
Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split
DMO
DMO Fee
Taxable Income
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Tax
GOI Take
109
Skema PSC dg. FTP Not-Shared
Gross Rev.
FTP
Cost Rec.
Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split
DMO
DMO Fee
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Taxable Income
Tax
GOI Take
Cost Rec.
Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split
DMO
DMO Fee
Taxable Income
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Tax
GOI Take
111
Skema PSC dg. FTP Shared & Insentif IC
Gross Rev.
Cost Rec. + IC
Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split
DMO
DMO Fee
Taxable Income
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Tax
GOI Take
112
Sisitem PSC dg. JOB
Gross Rev.
Operating Cost
Repayment
Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split
DMO
DMO Fee
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Taxable Income
Tax
Net PTM
GOI Take
Income
Tot. Contr. Share
113
Fiscal Terms untuk Perhitungan Keekonomian Proyek
serta Pengaturannya dalam dalam PSC
Parameter Fiskal Pengaturan dalam PSC
Oil Split Pada section 6.1.3
Gas Split Pada section 6.2.2
FTP Pada section 6.3.1, 6.3.2 dan 6.3.3
Porsi DMO Pada section 5.2.16
DMO Fee Pada section 5.2.16
Incentif Investment Credit untuk fasilitas produksi minyak Pada section 6.1.7
Incentif Investment Credit untuk fasilitas produksi minyak Pada section 6.2.3
Insentif DMO Holiday Pada section 5.2.16
Mekanisme Cost Recovery untuk minyak Pada Section 6.1.2 dan Exibits C
Mekanisme Cost Recovery untuk gas Section 6.2.2 dan Exibits C
Depresiasi (Metode, Faktor Depresiasi dan Lama Depresiasi) Pada exibits C tentang Accounting
Procedure
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Abandonment & Site Restoration (ASR) termasuk kewajiban untuk Pada section 5.2.5
mencadangkan dana selama masa produksi
Bonus-Bonus yang harus dibayar kontraktor Pada Section 8.1, 8.2, 8.3 dan 8.4
Kewajiban membayar pajak penghasilan dan pajak thd. Profit serta Pada Section 5.2.18 dan 5.3.2
pembebasan kontraktor thd. Ppn, pungutan ekspor & impor
Komitment kegiatan selama 6 tahun masa eksplorasi Pada Section 4.2
Kewajiban menyampaikan POD untuk setiap temuan eksplorasi yang Pada Section 5.2.5
komersial 114
Contoh Fiscal Terms untuk Perhitungan
Keekonomian Proyek
No. PSC Terms Jumlah Sliding Tool
1 Contr. Gas Split post Tax 40.00% 4000
Gov. Gas Split post Tax 60.00%
2 Contr. Oil Split post Tax 35.00% 3500
Gov. Oil Split post Tax 65.00%
4 FTP 15.00% 1500
5 Contr.Tax 44.00% 4400
6 Interest for FLNG 6.00% 600
7 Investment Credit (IC) 0.00% 0
8 DMO rate for Oil/Cond. 25.00% 2500
DMO Fee for Oil/Cond. 25.00% 2500
9 DMO for Natural Gas 25.00% 2500
10 Discount factor 10.00% 1000
11 Deprec. Factor 25.00% 2500
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
115
Jenis-Jenis Biaya Pengembangan (berdasarkan PSC) - 1
1. Biaya kapital adalah biaya yang memiliki jangka waktu pemakaian sejak
biaya tersebut di-expend. Yang termasuk biaya kapital adalah :
construction utilities & auxiliaries : workshop, power & water facilities,
cargo jetties, field road di luar road yang langsung menuju ke sumur.
construction warehouse & welfare : perumahan, fasilitas rekreasi
production facilities : offshore platform termasuk biaya buruh, bahan
bakar, pembongkaran dan pasokan untuk fabrikasi dan pemasangan
platform dan biaya lainnya untuk memperkokoh platform dan
pemasangan pipa bawah laut), kepala sumur, fasilitas pengangkatan
subsurface, tubing, sucker rod, pompa permukaan, flowline, gathering
equipment, delivery line dan storage line, biaya oil jetty dan
penjangkaran, fasilitas kilang dan pemisahan, fasilitas secondary dan
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
116
Jenis-Jenis Biaya Pengembangan (berdasarkan PSC) - 2
2. Biaya non capital adalah biaya-biaya yang diperlukan langsung untuk kegiatan
current operation dan setelah biaya tersebut diexpend, tidak memiliki masa waktu
pemakaian. Yang termasuk biaya non kapital adalah :
biaya operasi (buruh, material, jasa-jasa yang digunakan untuk operasi sehari-
hari sumur minyak, operasi fasilitas produksi lapangan, operasi fasilitas produksi
secondary, operasi sumur gas, operasi delivery dan transportasi, gas processing
auxiliaries, biaya ASR (abandonment & Site Restoration), biaya perbaikan dan
pemeliharaan)
Office, services & general administration
Labor, material, services untuk pemboran sumur pengembangan termasuk jalan
masuk yang langsung menuju ke sumur
Labor, material, services untuk pemboran sumur eksplorasi termasuk jalan
masuk yang langsung menuju ke sumur
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Labor, material, services untuk survey udara, geologi, topografi, geofisika dan
seismik
Fasilitas produksi sementara yang memiliki masa pakai 1 tahun atau kurang
Pembelian data dan informasi geologi & geofisika
Training dari personel Indonesia
117
Biaya Pengembangan dan Perlakuannya
untuk Perhitungan Keekonomian Proyek
Komponen Biaya Pengembangan :
1. Sunk Cost merupakan biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka kegiatan
eksplorasi sebelum wilayah kerja bersangkutan komresial, yaitu : biaya-biaya
kegiatan eksplorasi selama masa eksplorasi : sumur eksplorasi dan seismik
2. Biaya Investasi
Investasi Kapital (Tangible) : fasilitas produksi, kapital drilling
Investasi Non Kapital (Intangible) : intangible drilling, biaya study dalam rangka
pengembangan lapangan
3. Biaya operasi :
Fixed Opex
Variable Opex
G&A
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
ASR
Perlakuan Komponen Biaya Pengembangan :
Biaya investasi kapital didepresiasi dengan lama depresiasi dan faktor depresiasi
seperti diatur pada exhibit C PSC yang perhitungannya sejak produksi dimulai.
Sunk cost, biaya investasi intangible dan biaya operasi di-recovered secara
langsung dari revenure dikurangi FTP.
118
Keekonomian Proyek – Input-input
Tabel perkiraan produksi tiap tahun
Tabel perkiraan biaya investasi tiap tahun
Tabel perkiraan biaya operasi tiap tahun
Tabel perkiraan pencadangan tahunan biaya ASR tiap tahun
Tabel perkiraan eskalasi biaya tahunan
Tabel perkiraan harga minyak dan gas
Dalam POD, untuk harga minyak minyak diambil flat dengan suatu
pendekatan 80% dari rata-rata data sejarah ICP selama 5 tahun terakhir
Untuk perkiraan harga gas:
– Dalam hal sudah ada GSA, gunakan harga yang sudah disepakati
dalam GSA
– Dalam hal jual beli gas masih dalam tahap MOU atau HOA, harga gas
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
119
Contoh Input Perkiraan Produksi
Hit. Sejak Hit. Sejak Tahun Number of Production
Proj. mulai Prod. Mulai Days
Sales Gas Annual Rate Cond. Annual Cond.
Daily Rate (BSCF) Daily Rate Rate
(MMSCFD) (BCPD) (MSTB)
1 2011 365 - -
2 2012 366 - -
3 2013 365 - -
4 2014 365 - -
5 1 2015 365 144.39 52.7 247.07 90.2
6 2 2016 366 288.00 105.4 443.13 162.2
7 3 2017 365 288.00 105.1 368.42 134.5
8 4 2018 365 288.00 105.1 297.24 108.5
9 5 2019 365 288.00 105.1 227.96 83.2
10 6 2020 366 288.00 105.4 166.26 60.9
11 7 2021 365 267.21 97.5 107.54 39.3
12 8 2022 365 199.32 72.8 60.64 22.1
13 9 2023 365 142.99 52.2 36.21 13.2
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
14 10 2024 - -
15 11 2025 - -
16 12 2026 - -
17 13 2027 - -
18 14 2028 - -
19 15 2029 - -
20 16 2030 - -
21 17 2031 - -
22 18 2032 - -
23 19 2033 - -
Total 235,072.0 29,674.2 464,895.3 494,569.4 1,645,657.2
121
Contoh Input Perkiraan Biaya Operasi termasuk biaya ASR
Hit. Sejak Hit. Sejak Tahun
Proj. mulai Prod. Mulai Opex - ASR ASR Total Opex
Fixed Opex Var. Opex
1 2011 -
2 2012 -
3 2013 -
4 2014 -
5 1 2015 24,009.0 797.3 7,490.9 32,297.2
6 2 2016 45,804.8 1,594.6 7,490.9 54,890.3
7 3 2017 46,000.1 1,590.3 7,490.9 55,081.3
8 4 2018 48,497.2 1,590.3 7,490.9 57,578.3
9 5 2019 47,746.1 1,590.3 7,490.9 56,827.3
10 6 2020 48,497.2 37,594.6 7,490.9 93,582.7
11 7 2021 43,905.9 1,475.5 7,490.9 52,872.2
12 8 2022 50,396.1 1,100.8 7,490.9 58,987.8
13 9 2023 44,008.6 789.7 7,490.9 52,289.2
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Sensitivitas Indikator
Keuntungan thd.
Input
Input Hasil
Perhitungan
Perhitungan Perhitungan
CF Profile
GOI Take Profile
PV GOI Take
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Fiscal Terms
124
Perhitungan Depresiasi
Perhitungan depresiasi adalah mengacu pada PSC Exhibit-C tentang “Accounting
Procedure” untuk wilayah kerja bersangkutan. Aset yang didepresiasi
dikelompokkan menjadi 2: group-1 aset dengan faktor depresiasi 50% dan group
2 adalah aset dengan faktor depresiasi 25%. Pada saat implementasi, depresiasi
akan dihitung berdasarkan aset secara individual. Pada masing-masing PSC,
akan dirinci aset-aset yang termasuk dalam group-1 dan group-2 disertai dengan
lama depresiasi masing-masing aset.
Sisa nilai aset yang belum didepresiasi di tahun sebelumnya akan didepresiasi
seluruhnya pada akhir masa depresiasi masing-masing aset.
Untuk keperluan perhitungan keekonomian POD, perhitungan depresiasi belum
bisa dilakukan secara individual aset dan keperluan depresiasi hanya
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
125
Contoh Aset-Aset yang termasuk dalam Aset Group-1 dan Group-2 dalam
PSC
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
126
Contoh Perhitungan Depresiasi
Untuk faktor depresiasi 25% selama 5 tahun
11 2025 - - -
12 2026 - - -
13 2027 - - -
14 2028 - - -
15 2029 - - -
16 2030 - - -
17 2031 - - -
18 2032 - - -
19 2033 - - -
100.000% 1,790,481 1,790,481 1,790,481
127
Contoh Perhitungan Depresiasi
Untuk faktor depresiasi 10% selama 8 tahun
Tahun Facility Facility Fac. Fac. Fac. Fac. Tot.
Cap. Deprec. Deprec-1 Deprec-2 Deprec-3 Deprec-4 Facility
Deprec. Factor Deprec
(MM$) (MM$)
2005 - 0.1000 -
2006 - 0.0900 -
2007 - 0.0810 -
2008 - 0.0729 -
2009 - 0.0656 -
2010 - 0.0590 -
2011 - 0.0531 -
2012 - 0.4783 -
2013 - -
2014 315.0000 31.5000 31.5000
2015 - 28.3500 28.3500
2016 - 25.5150 25.5150
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
129
Insentif-Insentif Pengembangan Lapangan Migas (2)
Insentif Interest Recovery
Insentif Interest Cost Recovery (ICR) adalah insentif yang diberikan kepada KKKS untuk
meningkatkan tingkat pengembalian investasi ke level yang wajar. ICR dhitung setiap tahun dari
prosentase interest (LIBOR+Spread) sebelum pajak dikalikan dengan jumlah biaya capital yang
belum terdepresiasi. Insentif ICR dikenakan pajak karena merupakan penghasilan bagi kontraktor.
Sebenarnya insentif ICR ini tidak sesuai dengan semangat PSC yang menyatakan bahwa kontrkator
PSC yang datang ke Indonesia harus dibekali dengan kemampuan teknologi dan memiliki dana yang
cukup serta memiliki kemampuan teknologi untuk dapat melaksanakan kegiatan petroleum operation.
Indikator yang dipakai dalam penentuan kategori lapangan minyak marginal pada saat pengajuan
usulan adalah IRR kontraktor pada harga minyak US$25/BBL, jika IRR < 15%, maka akan dapat
insentif dan jika IRR > 15%, maka tidak dapat insentif. Untuk lapangan yang sudah disetujui sudah
mendapatkan insentif lapangan marginal, kinerja keekonomiannya akan dievaluasi setiap tahun,
apabila dalam implementasinya IRR kumulatifnya > 30%, maka inssentif tersebut akan dicabut.
130
Cash Flow Analysis – Simbul-Simbul
Qo = Produksi minyak tahunan Net DMO = Selisih antara DMO dg. DMO Fee
Qg = Produksi gas tahunan CF = Cash Flow
Po = Harga minyak Cum. CF = CF kumulatif
Pg = Harga Gas NPV = Nilai sekarang bersih
Rec. = Cost recovery recoverable PV GOI Take = Nilai sekerang dari pendapatan
pemerintah
Unrec. = Cost Recovery Unrecoverable POT = Payout time
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
DMO Fee = Harga dari DMO Gov. Share = Bagian pemerintah (ETS+FTP)
131
Oil Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
Qo = Data dari hasil simulasi reservoir,/analisis decline curve
Po = Asumsi harga minyak, eskalasi atau flat
Ro = QoxPo
FTP = %FTP x Ro
Deprec. = Dihitung sesuai metode sesuai PSC exhibits C saat aset place into service.
Metode depresiasi aset: straight line, declining balance, double declining
balance, sum of years digit dan unit produksi
CR = Opex+Deprec+Sunk Cost+Intangible Cost+Insentif IC (jika ada)
Rec. = Jika CR t + Unrec t-1> (GR – FTP)t , maka Rec t= (GR – FTP)t, dan jika tidak
Rec t = CR t + Unrec t-1
Unrec. = Jika CR t + Unrec t-1> (GR – FTP)t , Unrect = (CR t + Unrec t-1) - (GR – FTP)t ,
dan jika tidak Unrec t =0
ETS oil contr. = Oil Contr. Share/(1-Tax rate) x ETS oil
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
132
Oil Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
Oil DMO = Jika 25%xOil contr. Share/(1-Tax)xRo > ETS oil contr., maka Oil DMO
= ETS oil contr., jika tidak, maka oil DMO = 25%xOil contr. Share/(1-
Tax)xQoxPo
DMO Fee = Dalam hal mendapat insentif DMO Holiday :
Tahun 1 – 5 : DMO Fee = Oil DMO x 100%
Tahun 6 > : DMO Fee = Oil DMO x %DMO Fee
Dalam hal tidak mendapat insentif DMO Holiday:
DMO Fee = Oil DMO x % DMO Fee
Net DMO (DMO = Oil DMO – DMO Fee
Adjustment)
Taxable Income = ETS oil contr. + ETS gas contr. + FTP oil contr. + FTP gas contr. – Net
DMO
Tax = %Tax x Taxable Income
Net Contr. Share = Taxable Income - Tax
(NCS)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
133
Oil Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
MARR = Tingkat pengembalian minimum suatu proyek, di mana jika IRR lebih rendah dari
MARR, maka proyek tersebut dipertimbangkan tidak ekonomis.
MARR = (cost of Equity)(E/T) + (cost of Debt)(D/T)(1-Tax) + Overhead + premi
risiko
IRR = Faktor diskon yang menyebabkan NPV = 0
PV Ratio = (NPV)/ (present value dari biaya investasi)
GOI Take = ETS oil gov + ETS gas gov + FTP oil gov + FTP gas gov + Net DMO +
Tax
PV GOI Take = GOIo +GOI1/(1+DF) + GOI2/(1+MARR)^2 + GOI3/(1+MARR)^3 +
GOI4/(1+MARR)^4 ........ GOIn/(1+MARR)^n,
MARR yang digunakan sebagai faktor diskon GOI biasanya lebih
rendah dibandingkan dengan MARR yang digunakan pada cash flow
kontraktor karena kontraktor menghadapi profil risiko yang lebih tinggi
dibandingkan pemerintah.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
POT = Waktu saat kumulatif cash flow mulai positif semenjak mulai proyek.
Dalam spreadsheet excell ditentukan melalui interpolasi linier di antara
2 nilai kumulatif cash flow pada saat cash flow kumulatif mulai menjadi
positif.
%GOI = (GOI Take)/GR
Total Contr. Take = NCS + Rec
134
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell untuk Oil Case
Year Number Number Oil Oil Rev. Tot. FTP GR-FTP Sunk Tangibl Intangi Opex
Since Since Prod. (MUS$) Rev. (MUS$) (MUS$) Cost e ble
Project Productio (MSTB) (MUS$)
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
2011 1
2012 2
2013 3 1 …… …… …… …… ……
2014 4 2 …… …… …… …… ……
…… …. 4 …… …… …… …… ……
Total …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
135
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell untuk Oil Case
ETS ETS Oil ETS ETS Oil ETS Oil ETS ETS Gas FTP Oil FTP FTP FTP
Gas Contr. Gov. Gas Gov. Contr. Oil Gas Gas
Contr. Gov. Contr. Gov.
(23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33)
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
Oil Net Taxable Tax NCS Contr. CF Contr. Tot. GOI Take Cum.
DMO Income Cum. CF Contr. GOI Take
Take
(34) (35) (37) (38) (39) (40) (41) (42) (43)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
136
Analisis Sensitivitas Indikator Keuntungan
138
No.
Indikator Keuntungan dan Sensitivity Analysis
Parameter Satuan Jumlah Contractor NPV @10% Sensitivity
1,200,000
1 Gas Production BCF
Oil Production MSTB 1,000,000 Gas Reserve
2 Gas Production Life Time Year Cond Reserve
Contr. IRR
12 Pemerintah
FTP + Equity MUS$
Sensitivity 30%
1,200,000
Gas Reserve
Cond Reserve
1,000,000
Gas Price
Oil Price
800,000
Capex
Opex
600,000
400,000
Gov. PV @10%
200,000
0
60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140%
-200,000
-400,000
-600,000
-800,000
139
Sensitivity dg. Diagram Tornado
Contr. IRR Sensitivity Contr. NPV Sensitivity
GOI PV Sensitivity
Opex (±30%)
Higher Case (+30%)
Lower Case (-30%)
Investment (±30%)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
140
Contoh Cash Flow Profile
1,000,000 4,000,000
3,000,000
500,000 2,000,000
1,000,000
- -
Cash Flow (MUS$)
Cum. CF (MUS$)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
(1,000,000)
GOI Take
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
(5,000,000)
(1,500,000) (6,000,000)
141
Generasi PSC Indonesia
I. PSC Generasi I (tahun 1964-1977):
– Perusahaan : REFICAN di Sumatra bagian utara, IIAPCO di offshore bagian utara Jawa barat
– Split : 65/35 untuk gas dan minyak
– Cost ceilling 40%
– Pajak sebagai bagian dari entitlement pemerintah (pajak dibayarkan oleh Pertamina)
– DMO minyak maksimum 25% dari bagian kontraktor
– DMO Fee selama 5 tahun kalender pertama sama dengan harga FOB, sedangkan setelah itu US$0.2/bbl
– Setelah lapangan dinyatakan komersial, 10% dari interest kontraktor wajib ditawarkan ke perusahaan
nasional
II. PSC Generasi II (tahun 1978-1980) :
– Split : 85/15 untuk minyak dan 70/30 untuk gas
– Kontraktor membayar pajak langsung kepada pemerintah
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor
– DMO Fee selama 60 bulan pertama sama dengan harga FOB, sedangkan setelah itu US$0.2/bbl
– Kontraktor juga mendapat insentif Investment Credit thd. Fasilitas produksi
– Tidak ada batasan cost recovery
III. PSC Generasi III (1989 – sekarang)
a) Paket insentif 31 Agust 1988 :
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor dengan DMO fee 10% dari harga ekspor
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
– FTP sebesar 20% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
– Pembagian produksi di daerah frontier :
√ Sampai 50 MBOPD : 80/20
√ Antara 50 – 150 MBOPD : 85/15
√ Lebih dari 150 MBOPD : 90/10
√ Tata cara perijinan disederhanakan
142
Production Sharing Contract (PSC)
Section Tittle Section Tittle
I Scope & Definition XII Employment & Training of
Indonesian Personnel
II Terms XIII Termination
III Exclusion of areas XIV Books & Accounts, and Audits
IV Work program & Expenditures XV Other Provisions
V Right & Obligation of the XVI Participation
Parties
VI Recovery of Operating Cost & XVII Effectiveness
Handling of Crude Production
VII Valuation of Crude Oil & EXIBITS
Natural Gas
VIII Compensation, Assistance & “A” Description of Contract Area
Production Bonus
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
143
Generasi PSC Indonesia
III. PSC Generasi III (1989 – sekarang)
b) Paket insentif 22 Feb 1989 :
– Split untuk lap marginal 80/20 dan untuk lap frontier 75/25
– Investment credit 110% untuk minyak dan 55% untuk gas
– FTP sebesar 20% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
– Perpanjangan masa eksplorasi 6 tahun – 1 x 14 tahun
– Harga gas adalah sesuai keekonomian lapangan
– Akses data tidak terbatas pada lahan yang ditenderkan
c) Paket insentif Agust 1992 :
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor dengan DMO fee 15% dari harga
ekspor
– FTP sebesar 20% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
d) Paket insentif 1993:
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor dengan DMO fee 25% dari harga
ekspor
– FTP sebesar 15% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
144
Prinsip-Prinsip PSC
Seluruh barang dan jasa yang diimpor dan dibeli kontraktor menjadi milik pemerintah
setelah tiba di Indonesia
Pemerintah memiliki seluruh data yang didapatkan dari daerah operasi
Kontraktor adalah subject pajak penghasilan
Kontraktor wajib memenuhi sebagian kebutuhan migas dalam negeri (DMO) maksimum
25% dari bagian kontraktor
145
Menghitung NPV
NPV merupakan nilai sekarang bersih dari kumulatif aliran kas selama umur proyek.
Untuk mendiskon ke nilai sekarang, harus digunakan opportunity cost dari modal yang
digunakan untuk proyek tersebut.
Waktu Sekarang
DF merupakan opportunity cost of capital yang tergantung struktur modal, overhead dan premi
risiko
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
Kerterangan :
MARR = marginal atractive rate of return
DF = Discount Factor
RE = biaya modal milik sendiri
RD = biaya modal pinjaman
E = Modal sendiri
D = Modal pinjaman
V = Total modal pinjaman + modal sendiri
146
Menghitung PVratio
NPV
R R R R R
0 1 2 3 4 5 n
O O O O O O O
I I I I
PV (Investment)
PV ratio menyatakan besarnya NPV yang bisa dihasilkan dari setiap 1 dollar nilai investasi saat ini.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
PV ratio > 1 adalah excellent, PV ratio antara 0.5 dan 1 adalah profitable, PV ratio antara 0.2 dan
0.5 adalah memuaskan, PV ratio antara 0 dan 0.2 adalah not attractive sedangkan PV ratio < 0
adalah tidak ekonomis.
Keterangan :
PV = present value
I = investasi
O = opex
R = revenue sebagai cash in
147
Menghitung IRR
DF
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
0
5% 10% 15% 20% 25%
-1
-2
4 POT
3
0
1 2 4 5
Year
-1 3
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
-2
POT merupakan waktu saat kumultif cash flow sama dengan nol dari semenjak proyek
dimulai
Makin pendek POT, maka proyek tersebut akan makin menarik sedangkan POT makin
panjang, proyek makin tidak menarik.
149
Oil & Gas Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
150
Oil & Gas Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
151
Oil & Gas Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
FTP gas gov. = (1- Gas Contr. Share/(1-Tax rate)) x FTP gas
Oil DMO = Jika 25%xOil contr. Share/(1-Tax)xRo > ETS oil contr., maka
Oil DMO = ETS oil contr., jika tidak, maka oil DMO = 25%xOil
contr. Share/(1-Tax)xQoxPo
DMO Fee = Dalam hal mendapat insentif DMO Holiday :
Tahun 1 – 5 : DMO Fee = Oil DMO x 100%
Tahun 6 > : DMO Fee = Oil DMO x %DMO Fee
Dalam hal tidak mendapat insentif DMO Holiday:
DMO Fee = Oil DMO x % DMO Fee
Net DMO (DMO = Oil DMO – DMO Fee
Adjustment)
Taxable Income = ETS oil contr. + ETS gas contr. + FTP oil contr. + FTP gas contr. – Net
DMO
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
POT = Waktu saat kumulatif cash flow mulai positif semenjak mulai proyek.
Dalam spreadsheet excell ditentukan melalui interpolasi linier di antara
2 nilai kumulatif cash flow pada saat cash flow kumulatif mulai menjadi
positif.
%GOI = (GOI Take)/GR
Total Contr. Take = NCS + Rec
153
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell
Year Number Number Oil Prod. Gas Prod. Oil Rev. Gas Rev. Tot. Rev. Oil Gas
Since Since (MSTB) BSCF (MUS$) (MUS$) Rev./Tot. Rev./Tot.
Project Productio Rev. Rev.
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2011 1
2012 2
2013 3 1 …… …… …… …… …… …… ……
2014 4 2 …… …… …… …… …… …… ……
…… …. 4 …… …… …… …… …… …… ……
Total …… …… …… …… …… …… ……
FTP FTP Oil FTP Gas GR-FTP Sunk Tangible Intangibl Opex Capital
Cost e Deprecia
ble
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
154
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell
Capital Deprec_1 Deprec_ Deprec_ …… Deprec_ Total Cost Rec. Unrec.
Depreci 2 3 n Deprec. Rec.
able
(21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
ETS ETS Oil ETS ETS Oil ETS Oil ETS ETS Gas FTP Oil FTP FTP FTP
Gas Contr. Gov. Gas Gov. Contr. Oil Gas Gas
Contr. Gov. Contr. Gov.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
(31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40) (41)
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
155
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell
Oil Net Taxable Tax NCS Contr. CF Contr. Tot. GOI Take Cum.
DMO Income Cum. CF Contr. GOI Take
Take
(42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (50)
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
2009 © BPMIGAS – All rights reserved
156