Anda di halaman 1dari 156

Technical Aspect :

Plan Of Development (POD)

Dadang Rukmana
Kepala Dinas Pengembangan Lapangan - Divisi Pengkajian dan Pengembangan
Deputi Pengendalian Perencanaan
BALI 24 – 27 April 2013
Agenda
Aspek POD
I. Tujuan
II. Dasar Hukum
III. Definisi
IV. Klasifikasi POD
V. Isi POD
VI. Proses Persetujuan POD
VII. Lesson Learn

2
Kondisi Reservoar
setelah di produksikan

Kondisi Reservoir Awal


(Minyak menjenuhi pori batuan)

Kondisi Reservoir yang telah Mature


(Air menjenuhi pori batuan)
Alur Proses Persetujuan POD/POP

PSE POD
(Penentuan Status Pre-POD (Evaluasi kewajaran biaya
Eksplorasi) (Evaluasi teknis POD) pengembangan dan
keekonomian)

1. Kepastian adanya 1. Kepastian mengenai


1. Kepastian aspek subsurface
temuan besar biaya
 Inplace
hidrokarbon pengembangan:
 RF & Cadangan
 Biaya investasi
 Jumlah sumur yang optimum
2. Kepastian bahwa  Biaya operasi
 Perkiraan produksi
tidak diperlukan termasuk ASR
2. Kepastian aspek skenario
tambahan 2. Kepastian mengenai
pengembangan
indokator keekonomian :
kegiatan  Pemboran & komplesi sumur
 GOI Take
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

eksplorasi pada  Fasilitas produksi


 PV GOI Take
 Aspek HSE
struktur  NPV kontraktor
 ASR, Organisasi proyek,
bersangkutan  IRR Kontraktor
jadwal proyek
 POT

4
Penentuan Status Eksplorasi (PSE)

PSE merupakan usulan dari KKKS untuk menentukan status


eksplorasi struktur/sumur.

Struktur temuan adalah hasil kegiatan eksplorasi (Studi G&G,


Survei Geologi, Survei Seismik dan Pengeboran Sumur Eksplorasi
serta Sumur Delineasi) yang dianggap bernilai ekonomis dan
merupakan syarat komersialitas dari sebuah wilayah kerja
eksplorasi.

Untuk wilayah kerja eksploitasi pengembangan struktur/sumur


adalah sebagai upaya untuk peningkatan produksi dan
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

penambahan cadangan.

PSE untuk sumur temuan juga berfungsi sebagai tertib


administrasi dalam mengubah status sumur dari Sumur Eksplorasi
menjadi Sumur Pengembangan.
Aspek Teknis Dalam Pengembangan Lapangan

Aspek Subsurface :
Aspek Pengembangan Lapangan :  HC-Inplace
 Titik Lokasi/Desain/Jumlah Sumur  Reserve
 Perforasi  Production Forecast
 Desain/Kapasitas/Konsep Fasilitas  Skenario Pengembangan
produksi
 Desain/Kapasitas Pipe Line
 Jenis/kapasitas Artificial lift
 Skenario Pengembangan Aspek Komersial :
 Pengembangan tahap lanjut (Secrec  Biaya Pengembangan (Capex &
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

& EOR) Opex)


 Alokasi /Pemanfaatan (khusus Gas )  Fiscal terms & conditions

 Project schedule & Organisasi  Indikator keuntungan :


kontraktor (NPV, IRR, POT, PV
Proyek Ratio) dan Pemerintah (GOI
 HSE, CSR, ASR Take, %GOI Take, GOI PV)

6
Evaluasi Aspek Subsurface Menentukan
Cadangan HC : HC yang dapat di
produksikan (10 – 30% Inplace)
 HC-Inplace
 Reserve Water
 Production Forecast
 Skenario Pengembangan Oil
Butiran
Batuan
Menentukan Volume
Hidrokarbon (HC-Inplace)
Menentukan Skenario Pengembangan
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Menentukan Perkiraan Produksi

Pressure Water

BOPD Oil Gas

Time or Cum. Prod


7
Evaluasi Aspek Surface Three phases Separator
Gas

Well Oil
 Jumlah dan Desain Sumur Separation

 Fasilitas produksi Water


 Desain/Kapasitas Pipe Line

OFFSHORE PRODUCTION PLATFORM

Menentukan Jumlah dan Desain


Sumur
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

FPSO PRODUCTION SYSTEM


Evaluasi Komersial Biaya pengembangan :
 Biaya Pengembangan (Capex & Opex)  Sunk cost / pre production cost (POD I), biaya
 Fiscal terms & conditions pemboran dan komplesi, biaya fasilitas
produksi, biaya abandonment dan site
 Indikator keuntungan :
restoration
 Kontraktor (NPV, IRR, POT, PV Ratio)
 Biaya operasi
 Pemerintah (GOI Take, %GOI Take, GOI PV)

Gross Revenue BASIC PSC Contoh Cash Flow Profile


FTP (10%)
(-) ECONOMIC MODEL
10% (-)
(+) Cost Recovery

Equity To Be Split

Government Share 37,5% 62,5% Contractor Share


2009 © BPMIGAS – All rights reserved

(+) (-) 25% Cont.Sha * (75-90)%


Net DMO Harga Pasar

(+) (-)
Tax Tax = 44%
(+)

Government Take 85% 15% Contractor Take


Agenda
Aspek POD
I. Tujuan
II. Dasar Hukum
III. Definisi
IV. Klasifikasi POD
V. Isi POD
V. Proses Persetujuan POD
VI. Contoh Kasus (POD)

10
TUJUAN - POD

Tujuan Pengembangan Lapangan (POD)


 Menambah Produksi Migas Nasional
 Mengembangkan lapangan / proyek baru
secara ekonomi
 Menjaga Kesinambungan Produksi
Lapangan/WK
 Menaikkan keekonomian Wilayah Kerja / Block

11
Aspek POD : I. Tujuan
Tujuan POD → Menambah Produksi Migas Nasional
Konstribusi Produksi Minyak dari POD
terhadap produksi nasional

1.400

1.200
PRODUKSI, MBOPD

1.000

800
33%
600
23%
400
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

200 44%
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
POD 2 22 141 195 216 251 276 294 300
Optimisasi 43 105 67 60 78 145 161 200 206
Do Nothing 1252 1102 970 853 751 661 581 512 450 396
Tujuan POD → Mengembangkan lap./proyek baru secara ekonomi

Phase Pengembangan Lapangan


Lapangan
Ditinggalkan
Eksplorasi

Refinery
Constructing
Discovery Plan of Production
Development
Drilling Production
Facilities Shipping

Oil Production
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


Tujuan POD → Menjaga Kesinambungan Produksi Lapangan/WK

Produksi dapat dipertahankan hasil dari proyek-proyek baru

Phase 1- 9 (1990 – 2005)


2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Phase 1 – 6 Phase 10 Phase 12


Shallow phase 1
20 GTS, fasilitas proses CPU & NPU Menambah 4 GTS (th. Pemboran 84 sumur
Melalui 17 sumur,
(1990 – 2000), produksi dengan HP. Jumlah 2006-2007) dg. Spacing 800 m
(2009 – 2011)
sumur 363 buah dengan well spacing 1130 m Phase 11 (2006 – 2009)
Shallow phase-2
Phase 7 – 8 Tahap kompresi dari HP Phase 13A & B
Melalui 85 sumur
Memasang Konpresordari HP ke MP (th. 2000- (25-50 bar) ke LP Pemboran
(2011 – 2015)
2002) (sekitar 7 bar) Melalui 190 sumur dg.
Phase 9 Phase 11A Spacing < 800 m,
Pengeboran 51 sumur, menambah 5 GTS (2004 - Pemboran 56 sumur. (2008 – 2012)
2005)
II. D A S A R H U K U M
a. UU Migas No.22 Tahun 2001
Pasal 17, Pasal 21
Pasal 44 Ayat 3, perihal tugas Badan Pelaksana.
b. PP No. 42 tahun 2002  BPMIGAS
c. PP 35 2004 Pasal 26 (n)  Pasal 34, Pasal 35
Pasal 95
d. Inpres Presiden no.2 tahun 2012
e. Permen ESDM no. 6 th. 2010
d. PSC
15
UU MIGAS No. 22 Tahun 2001
Pasal 21,

1) Rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan diproduksikan


dalam suatu Wilayah Kerja wajib mendapatkan persetujuan Menteri
berdasarkan pertimbangan dari Badan Pelaksana dan setelah berkonsultasi
dengan Pemerintah Daerah Provinsi yang bersangkutan.

2) Dalam mengembangkan dan memproduksi lapangan Minyak dan Gas Bumi,


Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap wajib melakukan optimasi dan
melaksanakannya sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik.

3) Ketentuan mengenai pengembangan lapangan, memproduksian cadangan


Minyak dan Gas Bumi, dan ketentuan mengenai kaidah keteknikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah

16
PP No. 35 Tahun 2004
Pasal 34
Sejak disetujuinya rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan
diproduksikan dari suatu Wilayah Kerja, Kontraktor wajib menawarkan
participating interest 10% (sepuluh per seratus) kepada Badan Usaha Milik
Daerah.
Pasal 35
(1) Pernyataan minat dan kesanggupan untuk mengambil participating interest
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan oleh Badan Usaha Milik
Daerah dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal
penawaran dari Kontraktor.
(2) Dalam hal Badan Usaha Milik Daerah tidak memberikan pernyataan
kesanggupan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Kontraktor wajib menawarkan kepada perusahaan nasional.
17
PP No. 35 Tahun 2004
Pasal 95
(1) Rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan
diproduksikan dalam suatu Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 90 huruf c termasuk perubahannya wajib mendapatkan
persetujuan Menteri berdasarkan pertimbangan dari Badan
Pelaksana
(2) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), Menteri melakukan konsultasi dengan Gubernur yang wilayah
administrasinya meliputi lapangan yang akan dikembangkan
(3) Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dimaksudkan
untuk memberikan penjelasan dan memperoleh informasi terutama
yang terkait dengan rencana tata ruang dan rencana penerimaan
daerah dari Minyak dan Gas Bumi
18
Inpres Presiden no.2 tahun 2012
Tentang : Peningkatan Produksi Minyak Nasional
Pasal-1 (Instruksi kepada Menteri ESDM):
menyelesaikan permohonan Rencana Pengembangan (Plan of Development) I
paling lama 90 hari kalender sejak diterimanya usulan
lengkap dari BPMIGAS SKK MIGAS

Pasal 7 (Instruksi kepada Menteri Kehutanan):


memberikan dukungan kebijakan terkait optimalisasi penggunaan kawasan hutan
untuk mendukung peningkatan produksi minyak bumi nasional sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Pasal 8 (Instruksi kepada Menteri Lingkungan Hidup):


mempercepat penyelesaian persetujuan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL), dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) dalam rangka peningkatan produksi minyak bumi
nasional

19
Inpres Presiden no.2 tahun 2012
Tentang : Peningkatan Produksi Minyak Nasional

Pasal 12 (Instruksi kepada BPMIGAS SKK MIGAS) :


Ayat 1 (Mempercepat proses persetujuan) :
a. Persetujuan Plan of Development (POD), paling lama 31 (tiga puluh satu)
hari kerja sejak diserahkannya usulan lengkap dari KKKS;
c. meningkatkan upaya optimasi lapangan produksi dan pengembangan
lapangan dengan menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR);
d. meningkatkan upaya pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan kontrak
kerja sama termasuk penggunaan fasilitas bersama;
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

e. melakukan percepatan pengembangan lapangan baru, lapangan marginal, dan


lapangan idle;
f. melakukan optimalisasi sumur-sumur tua (suspended wells).

20
Permen ESDM no. 6 th. 2010
Tentang Percepatan Produksi Migas Nasional

Pasal 4, ayat 1 :
b. Mengajukan usulan rencana pengembangan lapangan dalam jangka waktu
paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah ditetapkan cadangan
Minyak dan Gas Bumi baru sebagaimana dimaksud pada huruf a;
c. Memulai kegiatan pengembangan lapangan dalam jangka waktu paling
lambat 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah mendapatkan
persetujuan rencana pengembangan lapangan;
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

d. Memulai produksi Minyak dan atau Gas Bumi dalam jangka waktu paling
lambat 2 (dua) tahun setelah mendapatkan persetujuan pengembangan
lapangan

21
III. DEFINISI POD
Plan of Development :

Rencana Pengembangan satu atau lebih lapangan


migas secara terpadu (integrated) untuk
mengembangkan / memproduksikan cadangan
hidrokarbon secara optimal dengan
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis, dan
Health Safety & Environment (HSE).
POD memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan lapangan minyak dan gas bumi.

22
IV. KLASIFIKASI POD
1. Plan of Development I

Plan of Development I (pertama) adalah rencana


pengembangan lapangan yang pertama kali dalam suatu
Wilayah Kerja untuk mendapatkan persetujuan menteri
ESDM atas rekomendasi SKK MIGAS setelah berkonsultasi
dengan Pemerintah Daerah Setempat.
Persetujuan POD I menandakan perubahan status
Wilayah Kerja dari periode eksplorasi menjadi periode
pengembangan / produksi.

23
Klasifikasi POD
2. Plan of Development II dst:
POD II (dst) merupakan POD berikutnya dari
struktur yang berbeda dari persetujuan POD
Sebelumnya di dalam suatu Wilayah Kerja
Produksi.

POD II dan seterusnya disetujui oleh Kepala SKK MIGAS

24
Klasifikasi POD
3. Plan of Further Development (POFD)
POFD adalah rencana pengembangan lanjut suatu lapangan yang
sudah pernah berproduksi pada struktur yang sama, dimana semua
kegiatan pembangunan fasilitas produksi dan pemboran dalam POD
yang sudah disetujui sebelumnya telah dilaksanakan.
Untuk lapangan – lapangan lama yang sudah berproduksi namun tidak
memiliki POD, maka apabila terdapat rencana pengembangan
selanjutnya atas lapangan tersebut diperlukan POFD
Untuk POD dalam bentuk Phase (Tahapan termasuk dalam kategori
POFD)

25
Klasifikasi POD
4. POD Secondary Recovery/ EOR
POD SecRec/EOR merupakan pengembangan suatu lapangan
untuk memproduksikan minyak dengan metode SecRec/EOR. POD
yang diusulkan hanya dikaitkan dengan hasil produksi dari upaya
SecRec/EOR, yang besarnya sama dengan produksi lapangan
tersebut dikurangi dengan produksi primary (berdasarkan produksi
baseline yang disepakati BPMIGAS dan KKKS).

26
Klasifikasi POD
5. POP (Put On Production)
Merupakan usulan memproduksi minyak dan atau gas dari sumur
temuan eksplorasi pada wilayah kerja Produksi dengan tie-in kepada
fasilitas produksi yang sudah ada di sekitarnya (existing facilities).

Jika dikemudian hari dianggap perlu dibangun fasilitas produksi


tersendiri maka POP harus diajukan kembali menjadi POD.
• Maksimal 2 sumur dalam 1 usulan POP.
• POP maksimal diajukan 2 kali untuk lapangan yang sama
• Jika lebih maka dapat diajukan sebagai POD

POP wajib mendapatkan persetujuan Deputi


Pengendalian Perencanaan SKK Migas
27
Klasifikasi POD
6. POD Revisi
POD I, POD II dst, POD Sec.Rec, dan POFD diberi
kemungkinan Revisi.
Revisi POD dilakukan karena salah satu atau gabungan dari
hal-hal sebagai berikut :
• Perubahan skenario pengembangan
• Perubahan jumlah sumur dan atau Production
Facilities
• Perubahan jumlah cadangan migas yang signifikan
terhadap Cadangan POD (terkait) sebelumnya.
28
Ilustrasi POD I, POD II dst, POP, POFD dan unitisasi antar WK
Fasilitas

Tie in
WK A
POFD WK B
Tie in S Tie in U

POD I
Z W
V

P Q
R
POP

Unitisasi Lapangan W

POD II

Formasi/Reservo ir Z

Formasi/Reservo ir Y

Formasi/Reservo ir X
Keterangan :
 Lapangan: P, Q, R, S, berada di Wilayah Kerja A
 Lapangan: U dan V berada di Wilayah Kerja B;
 Lapangan U dan lapangan P mempunyai fasilitas lebih yang dapat dimanfaatkan Lapangan S.
 Lapangan W berada di Wilayah Kerja A dan Wilayah Kerja B, memerlukan Unitisasi.
 POD I di Lapangan P sebagai Lapangan pertama, pada Formasi/Reservoir X dan Y
 POFD Lapangan P termasuk Formasi/Reservoir Z
 POD II di Lapangan R sebagai Lapangan kedua di Wilayah Kerja A sesudah P
 POP di Lapangan S, memanfatkan fasilitas Lapangan U atau fasilitas lain disekitarnya.
 X, Y, Z adalah Formasi/Reservoir dari lapangan P
29
V. ISI POD
1. Executive Summary
2. Geological Findings & Reviews
3. Reservoir Descriptions
4. Reserve & Production Forecast
5. Drilling & Completion
6. Production Facilities
7. Field Development Scenario
8. HSE & Corporate Social Responsibility
9. Abandonment & Site Restoration Plan
10. Project Schedule & Organization
11. Local Content
12. Commercial
13. Conclusion
14. Attachement (Technical Supporting Data, MOM, Cost
estimation, spreadsheet economic)
30
1. Executive Summary
Ringkasan dari Rencana Pengembangan Lapangan
meliputi teknis, ekonomis, dan HSE; yang antara lain
mencakup:

 Sejarah singkat : Wilayah Kerja, KKKS dan Mitra


 Rangkuman reservoar : Inplace, Ultimate Recovery,
cadangan, on stream, peak production minyak
dan/atau gas
 Sekenario pengembangan : Primary/Secondary,
jumlah & titik koordinat sumur pemboran, sistim
pengangkatan dan fasilitas produksi
 Keekonomian : investasi dan indikator keekonomian

31
2. Geological Findings & Review

Menjelaskan penemuan geologi migas hingga data geologi


terakhir berdasarkan log dan analisa cutting yang digunakan
untuk merevisi peta geologi.

32
2. Geological Findings & Review
1. Tinjauan geologi :
– Regional Geology:
• Petroleum system (source rock, migration, reservoir,
trapping and seal)
• Exploration activities history (hasil study eksplorasi, seismic
survey 2D/3D)
– Stratigraphy:
Mencakup deskripsi batuan disertai gambar dalam strata disertai
dengan sequence of depositional in time, karakteristik batuan,
serta korelasi lapisan batuan pada lokasi yang berbeda

33
Tinjauan Geologi Stratigraphic Column
Depositional Model

Hydrocarbon Generation & Migration Schematic Play type

34
2. Geological Findings & Review
– Trapping mechanism :
Jenis Folding, faulting, or unconformities serta bentuk struktur
yang merupakan perangkap hidrokarbon
– Correlations:
Korelasi antar sumur baik struktural/stratigrafi, termasuk peta
index
– Peta :
Top & bottom structures, Net sand/carbonate Isopach, dan direvisi
sesuai data terbaru

35
Petroleum System
Syarat Penemuan Minyak & Gas Bumi
Interpretasi Seismik 1. Batuan Induk : Batuan yang dapat membentuk minyak & Gas
2. Migrasi : Jalur yang menghubungkan Batuan Induk dan
Perangkap.
3. Reservoar : Batuan berpori yang dapat ditempati minyak &
gas
4. Perangkap : Tempat terperangkapnya minyak & Gas
5. Penyekat : Batuan impermeable yang tidak dapat dilalui
minyak dan gas.

Perangkap/Trap Minyak
Peta Top Struktur

Lap. Batuan Kedap Air

Lap. Batuan Berpori

36
KORELASI ANTAR SUMUR
Penampang Seismik Depth Structure Top
Log Sumur
Top A
Zone 4

Top B
Zone 5

Top C Zone 6

Top D

Sebagai input 3D model geostatistik pada batu pasir perlu dimodelkan shale
dengan cara membuat bottom sand berdasarkan data log. Top A1

Penampang Korelasi Sumur Top A2

Top B1 Bottom B1

Top B2

Bottom B2

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)


Pemodelan Geologi : A) 2D Mapping
Peta Gross Isopach

a. Peta Struktur : adalah suatu peta 2 dimensi yang


menggambarkan suatu kedalaman dari top/bottom reservoir.
b. Peta Gross Isopach : adalah suatu peta 2 dimensi yang
menggambarkan suatu gross interval reservoir dalam suatu
lapisan.
c. Peta Net Isopach : adalah yang menggambarkan ketebalan
dari net reservoir yang berisi lithologi yang memenuhi syarat
sebagai reservoir.
d. Peta Pay Isopach : adalah peta yang menggambarkan pay
zone yang merupakan bagian reservoir yang dapat diproduksi
kandungan hidrokarbonnya secara ekonomis dengan teknologi Peta Isosaturasi
yang tersedia
e. Peta Sebaran Isoporositas : adalah peta yang
menggambarkan penyebaran porositas yang berguna untuk
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

mengetahui daerah porous.


f. Peta Isosaturasi : berguna untuk mengetahui letak lapisan
prospektif yang memiliki saturasi hidrokarbon yang besar yang
berguna dalam menentukan posisi sumur nantinya.
g. Peta Permeability : adalah peta yang menggambarkan
penyebaran permeabilitas yang berguna untuk mengetahui
daerah permeabel (mudah mengalir).
38
2. Geological Findings & Review
2. Kategori New Field dan Reservoir Pre-Tersier
1) Kriteria New Field ditentukan oleh nilai matriks:
– Resiko geologi: konsep eksplorasi, posisi stratigrafi, dan pola
struktur
– Resiko logistik: jarak dari lapangan dan infrastruktur yang
sudah ada (existing)
2) Kriteria Resevoir Pre-tersier dapat ditentukan berdasarkan
hasil analisis biostratigrafi atau metoda umur absolute
batuan pada zona obyektif

Insentif New Field dan Reservoir Pretersier sesuai isi PSC KKS

39
MATRIX FOR DETERMINING NEW FIELD
POINT TOTAL
RISK 2.5 5 7.5 10
CRITERIA POINT

OLD OLD NEW NEW


GEOLOGICAL EXPLORATION CONCEPT EXISTING MODEL EXISTING MODEL EXISTING MODEL NO MODEL
RISK IN NEAREST STR. IN WORKING AREA IN ADJACENT IN ADJACENT
- FORM - FORM - FORM NEW - FORM
STRATIGRAPHIC
- MEMB. - MEMB. NEW - MEMB. NEW - MEMB.
POSITION
- ZONE NEW - ZONE NEW - ZONE NEW - ZONE
SAME SAME SAME NEW
STRUCTURAL TREND SAME CULMINATION SEPARATE PARALEL NOT
SEALING FAULT CULMINATION POSITION PARALEL

DISTANCE FROM < 5 KM 5 - 10 KM 10 - 25 KM > 25 KM


EXISTING FIELD
LOGISTICAL
RISK
DISTANCE FROM < 50 KM 50 - 100 KM 100 - 200 KM > 200 KM
EXISTING INFRASTRUCTURE

Geological risk = 60% x total point =


Logistical risk = 40% x total point =
Weighted Grand Total =

> 20 NEW FIELD


15 – 20 OTHER FACTOR TO BE CONSIDERED
< 15 NO INCENTIVE
40
3. Reservoir Description
a. Reservoir Condition
– Initial condition : Pi, Ti, Bgi, Rsi, Boi, Pb,
– Rock characteristic : H, Vcl, porositas, Sw, K, Cr
– Fluid properties : Bg, Bo, Bw, Rs, Viscosity (Oil & Gas)
– Driving Mechanism :
Gas cap drive, solution gas drive, expansion gas drive,
water drive, and combination drive.
untuk production forecast dan perhitungan recovery
factor.
* Khusus untuk POD Gas, dilampirkan komposisi gas yang telah melalui
sertifikasi Laboratorium
41
Reservoir Condition Hubungan Driving Mechanism Vs
Performance Produksi
Hubungan Pr, Pb dan GOR
WATER DRIVE

Trend Pr Pressure
WOR

BOPD
GOR
Oil
rate

Pb = 2485 psi
GOR
mulai naik Time or Cum. Prod

Hubungan Driving Mechanism Vs Recover Factor SOLUTION GAS/GAS CAP DRIVE

Undersaturated Saturated

Pressure GOR

BOPD
Oil
rate

WOR

Time or Cum. Production


42
3. Reservoir Description
b. Hydrocarbon In-place
Merupakan awal isi Ditempat :
• Original Oil in Place (OOIP):
Akumulasi minyak di tempat pada keadaan awal
• Original Gas in Place (OGIP):
Akumulasi Gas di tempat pada keadaan awal

Metode perhitungan menggunakan :


1. Volumetrik :
Menghasilkan : Proven (P1), Probabale (P2), Possible (P3)
2. Material Balance
Menghasilkan Awal Isi Proven (P1), digunakan untuk lapangan
yang sudah berproduksi
43
Hydrocarbon In-place Interpretasi Petrofisik Por, Net Pay & Sw

LKO (P90)

OWC (P90)

proven

proven
probable

probable

44
3. Reservoir Description
c. Hydrocarbon Reserves, Recovery factor, dan Production
Forecast
• Menentukan faktor perolehan (recovery factor atau RF) dan Cadangan
hidrokarbon (hydrocarbon reserves) menggunakan metode:
1. Simulasi reservoir
2. Material balance;
3. Decline curves analysis;
4. Analitik
• Cadangan/reserves adalah Volume minyak atau Gas yang dapat
diproduksi dibawah kondisi teknis dan ekonomi tertentu
• Pemilihan salah satu metode di atas disesuaikan dengan kebutuhan serta
keberadaan data dan informasi saat dilakukan sertifikasi cadangan.
**Untuk estimasi POP : In Place dan cadangan berdasarkan radius sumur.
Perkiraan produksi analogi dari lapangan sekitarnya.
45
3. Reservoir Description
Simulasi Reservoar
MODEL 3D GEOLOGI- Production
RESERVOAR Constraint PREDIKSI

DATA-DATA
RESERVOAR &
PNGOLAHAN HISTORY
MATCHING
INITIALIZATION

Material Balance
DECLINE ANALYSIS

Tank-1

46
4. Reserve & Production Forecast
Reserve & Klasifikasi
1) Proved Reserves/cadangan terbukti(P1) :
Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoar yang
terbukti dapat diproduksikan dengan meng-gunakan teknologi yang tersedia
dengan tingkat keyakinan 90% berdasarkan data log sumur, geologi dan
keteknikan reservoar serta didukung oleh produksi aktual atau uji alir produksi.
2) Probable Reserves/cadangan mungkin (P2) :
Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoar yang
mungkin dapat diproduksikan dengan menggunakan teknologi yang tersedia
dengan tingkat keyakinan 50% berdasarkan data log sumur, geologi dan
keteknikan reservoar tetapi tidak/belum didukung oleh produksi aktual atau uji
alir produksi.
3) Possible Reserves/cadangan harapan (P3) :

Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan reservoar yang


diharapkan dapat diproduksikan dengan menggunakan teknologi yang tersedia
dengan tingkat keyakinan 10% berdasarkan korelasi data geologi, geofisika,
keteknikan reservoar dan tidak/belum ada data sumur.
47
Definisi dan Penentuan Kriteria Cadangan
BLOK A BLOK B BLOK C
Sumur 2 Sumur 5
Sumur 1 Sumur 3 Sumur 4

R 1

R 2
Tengah
R 3
Tengah
Barat Timur Barat Timur
Barat Tengah Timur

Interpretasi
Log
DST
Produksi
Prospek 48 48
Penentuan HC-Inplace & Reserves untuk POP
Area Prospek dg 1 sumur discovery (Secara
struktur sudah terbukti ada HC, tetapi secara isi HC
masih rendah tingkat kepastiannya)

Probability  Pendekatan
C1 dg MonteCarlo (Tingkat
C2 Kepastian masih rendah)
DISCOVERY C3
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

P1
P2 Deterministic
P3 (Tingkat Kepastian sangat tinggi)

Inplace untuk POP dihitung berdasarkan 90% P1


Penyederhanaan Proses Evaluasi Subsurface usulan POP
Peta Struktur & Net Pay Data Log, Targer Res.

Petrophysic & DST

 Perhitutang Inplace, Cadangan


berdasarkan Radius Sumur
 Cadangan dihitung berdasarkan RF
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

analogi sumur sekitarnya


Perkiraan Produksi  Perkiraan Produksi :
Minyak dapat ditentukan dengan DCA :
Qoi (50-70% DST), B dan Dn analog
sumur/lapangan sekitarnya.
Gas : Qgi (30% AOF & IPR), Plateau
analogi sumur sekitarnya.

50
4. Reserve & Production Forecast
Production Forecast
1. Lapangan minyak :
• Menggambarkan hasil perkiraan produksi minyak yang optimal
(sesuai kemampuan sumur ), termasuk proses dengan metode Sec.
Rec/EOR (bila ada)
• Perkiraan produksi puncak per sumur ditentukan dari data tes dan
telah mempertimbangan : Kurva Inflow Performance Relationship
(IPR) dan Critical Rate Water Coning atau Gas Coning.
• Lama waktu produksi maksimum per lapangan/struktur minimal 1/3
dari umur produksi (sampai economic limit)
• Perhitungan cadangan maksimum sebagai dasar perhitungan
keekonomian:
90% P1+ 50% P2
51
4. Reserve & Production Forecast
2. Lapangan Gas :
– Menggambarkan hasil perkiraan produksi gas yang optimal dan
sesuai dengan kemampuan reservoar serta permintaan pasar.
– Perkiraan produksi (Peak) per sumur gas:
maksimum 30% dari AOF (Absolute Open Flow), telah
memperhitungkan IPR dan juga Water Conning).

– Perhitungan cadangan sebagai dasar untuk evaluasi POD:


• Gas pipa : 90% P1 + 50% P2
• Gas LNG/GTL : 90% P1

Batasan butir 1) dan 2) di atas dapat diskusikan dengan justifikasi


kuat-teknis.

52
5. Drilling & Completion
Menjelaskan semua kegiatan pemboran meliputi :
a. Lokasi template/cluster/well : onshore, offshore
b. Well design : menjelaskan desain sumur vertical, deviated,
horizontal, radial, slim hole
c. Drilling Schedule : menjelaskan jadwal pemboran serta
jumlah pergerakan rig yang digunakan
d. Drilling report : menyajikan laporan sumur yang telah dibor
e. Completion : menjelaskan bentuk komplesi yang disertai
gambar dan informasi sumur/reservoir terkait, termasuk
parameter reservoir
53
KEGIATAN OPERASI PEMBORAN
ONSHORE DRILLING OFFSHORE DRILLING
Jack Up Semi Drill Ship
( < 1500 ft) Submersible ( 2000-7000 ft)
( 1500-6000 ft)

BENTUK PROFIL SUMUR :


• Pemboran Lurus (Straight Hole Drilling)
• Pemboran Miring (Directional Drilling)
• Pemboran Datar (Horizontal Drilling)

54
6. Production Facilities
Menjelaskan secara menyeluruh fasilitas produksi yang akan
dibangun berikut peralatan utama dan kapasitasnya, meliputi :
A. Primary Recovery Facilities
1. Lokasi (Offshore/onshore)
2. Overall field lay out (sumur, pipeline, processing facilities, FSO,FPSO,
storage tank, jacket, deck, camp, living quarters, access road, flare,
loading/unloading, disposal facilities, artificial lift equipment, water
treatment plent, water injection plant, utilities, etc)
3. Spesifikasi produk minyak/gas/LPG/LNG (komposisi, tekanan,
flowrate, production life)
4. Field Block Diagram dan Process Flow Diagram (PFD) dan fasilitas
produksi sesuai hasil concentual design/engineering
5. Operation philosophy (manned/unmanned, control system, IT, and
telecomunication, remote operation atau manned faciliites)
55
Fasilitas Produksi
Gas

Well Stream Separation Oil

Three phases Separator Water

Fasilitas Produksi :
• Memisahkan komponen-komponen minyak, gas dan air yang keluar dari
sumur.
• Minyak dan gas bumi diproses sehingga sesuai dengan spesifikasi dan
kebutuhan pasar
• Air diproses sampai kandungan zat-zat beracunnya memenuhi ambang batas
yang telah ditetapkan sehingga aman dan tidak mencemari lingkungan.
56
Contoh : Membangun Fasilitas Produksi
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

57
OIL PROCESS FLOW DIAGRAM
Manifold Separator Scrubber

FWKO
(Free Water Knock Out)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

58
Contoh : Fasilitas Produksi Di OffShore
FLOATING PRODUCTION STORAGE OFFLOADING
TYPICAL FPSO PRODUCTION SYSTEM

OFFSHORE PRODUCTION PLATFORM


2009 © BPMIGAS – All rights reserved

59
6. Production Facilities

B. Enhanced Oil Recovery Facilities

Additional facilities:
 Water treatment/injection plant, steam generator,
storage
 Field Block Diagram dan Process Flow Diagram
(PFD) dan fasilitas produksi
 Daftar dan kapasitas peralatan utama dan pipeline
 Operation philosophy

60
Metode EOR – Water Flooding

Mixing Facility Injection


Injection

Injection
Injection
Fluids
Fluids Injection

Injection
Injection Production Well
Pump
Pump
Produced
Injection Oil
Injection
Well

61
7. Field Development Scenarios
Pengembangan lapangan dapat dilaksanakan dengan
• Full Development
Merupakan pengembangan secara menyeluruh yang
mencakup semua potensi lapangan sampai umur
ekonomis lapangan.
• Phasing Development
Merupakan pengembangan yang dilakukan secara
bertahap dimana skenario pengembangan tahap
berikutnya bergantung kepada kinerja dari phase
sebelumnya.
62
7. Field Development Scenarios
 Pengembangan lapangan dapat diajukan secara bertahap , dimana
harus dapat dijelaskan :
• Usulan POD harus menjelaskan seluruh tahapan tersebut.
• BPMIGAS dapat memberikan persetujuan untuk keseluruhan
tahapan, maupun untuk masing-masing tahap secara terpisah.
• Tahap pertama digunakan sebagai tahap awal untuk
pengembangan tahap selanjutnya.

 Sharing fasilitas produksi

 Alternatif konsep skenario pengembangan lapangan dengan


keuntungan serta kerugiannya.

63
8. HSE & Corporate Social Responsibility

Kajian menyeluruh terhadap dampak suatu pengembangan lapangan


terhadap kesehatan, keselamatan dan lingkungan disekitar lapangan
yang akan dikembangkan, pada tahap:
• Pra-konstruksi,
• Konstruksi,
• Operasi,
• Pasca operasi
Rencana pengembangan masyarakat sekitar lokasi yang terkena
dampak pengembangan lapangan.

64
Contoh : Corporate Social Responsibility
Membangun Sekolah

Memberikan Pelatihan Keterampilan


Perpustakaan Keliling

MCK Umum & Air


Bersih

65
9. Abandonment & Site Restoration

Menjelaskan mengenai kajian teknis maupun biaya


terhadap mekanisme penutupan suatu lapangan, baik di
onshore maupun offshore apabila lapangan tersebut
sudah tidak ekonomis lagi untuk diproduksikan dan akan
ditinggalkan seterusnya. Kegiatan Penutupan Lapangan
mencakup pemindahan fasilitas maupun lokasi sumur.

66
10. Project Schedule & Organization
Menggambarkan rangkaian penyelesaian berbagai pekerjaan
pengembangan lapangan dalam bentuk Gantchart dan milestone, seperti :
• Proses Persetujuan
• Proses Pengadaan
• Definition Engineering: FEED, basic engineering
• EPCI (Detail Engineering, Procurement, Construction and Installation
• First Oil/Gas Production

Jadwal proyek tersebut didahului oleh kegiatan-kegiatan:


• Studi berupa : Screening study, feasibility study, conceptual design / engineering
• Head of Agreement (HOA) dan/atau GSA khusus untuk POD gas
• AMDAL
Rencana Manpower TKI dan TKA

67
11. Local Content

Penjelasan mengenai rencana penggunaan barang dan jasa


dalam negeri dengan menyebutkan perkiraan persentase (%)
TKDN terhadap total biaya.

KKKS wajib memaksimalkan penggunaan barang dan jasa


dalam negeri sesuai dengan ketentuan pada pedoman tata
kerja yang mengatur tentang TKDN.

68
12. Commercial
Model Perhitungan Keekonomian

Sensitivity Hasil perhitungan


Factor (kondisi base case)

Sensitivitas Indikator
Input Hasil Keuntungan thd. Input
Perhitungan
Perhitungan Perhitungan

Cash Flow Profile


2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Fiscal Terms GOI Take Profile


PV GOI Take

Goi Take = Total pendapatan pemerintah


PV Goi Take = Nilai sekerang dari pendapatan pemerintah

69
12. Commercial
Projek & Evaluasi Ekonomi

1. Data Masukan
Analisa perhitungan keekonomian berdasarkan data terakhir :

A. Profil Produksi
a) Untuk minyak dalam satuan BOPD dan untuk gas dalam
satuan MMSCFD.
b) Dalam hal pengembangan berkaitan dengan Sec.Rec/EOR
diperlukan data spesifik terkait:
• Baseline yang disepakati oleh BPMIGAS dan KKKS.
• Produksi Incremental Sec.Rec/EOR

70
12. Commercial
B. Biaya Pengembangan Lapangan

Rangkuman atas biaya pada Bab 5, Bab 6, dan Bab 9, serta


penjelasan biaya operasi & sunk cost sebagai berikut :
(1) Sunk cost / pre production cost (POD I)
(2) Biaya pemboran dan komplesi.
(3) Biaya fasilitas produksi: onshore / offshore oil processing facilities,
onshore / offshore gas processing facilities, utilities, other facilities.
(4) Biaya ASR.
(5) Biaya operasi sesuai masa produksi dan atau biaya yang timbul dari
kegiatan sharing facilities (biaya operasi langsung dan tidak
langsung).

71
12. Commercial
C. Insentif
1) Dalam hal kontraktor mengajukan insentif maka insentif yang
diminta hanya terbatas pada isi kontrak kerjasama.
2) Dengan dicantumkannya insentif dalam usulan POD ini bukan
berarti insentif telah disetujui oleh SKK Migas
3) Insentif lain yang tidak tercantum dalam kontrak kerjasama dapat
dicantumkan dalam POD setelah mendapat persetujuan
Pemerintah

Jenis –Jenis Insentif dalam Pengembangan Lapangan Migas


 Insentif Investment Credit
 Insentif DMO
 Insentif Interest Cost Recovery (ICR)
 Insentif Lapangan Marginal
72
Jenis –Jenis Insentif dalam Pengembangan Lapangan Migas

Insentif Investment Credit

 Investment credit (kredit investasi) merupakan insentif diperhitungkan dari


biaya capital yang secara langsung untuk pengembangan minyak mentah atau
gas bumi pada lapangan baru.
 Insentif ini ditentukan dari pendapatan kotor sebelum dibagi antara konraktor
dan pemerintah.
 Karena merupakan bentuk penghasilan bagi kontraktor, maka insentif
Investment Credit harus dikenai pajak.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

 Insentif investment credit juga diberikan untuk pengembangan lapangan


secondary recovery dan tertiary recovery.

73
Jenis –Jenis Insentif dalam Pengembangan Lapangan Migas

Insentif DMO

 Domestik Market Obligation (DMO) merupakan kewajiban kontraktor untuk


menyerahkan sebagian share minyaknya kepada pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri dan sebagai imbalannya, pemerintah
memberikan DMO Fee kepada kontraktor.
 Dalam hal kontraktor mendapatkan insentif DMO (insentif DMO Holiday), DMO Fee
selama 60 bulan sejak produksi awal yang dibayarkan oleh pemerintah, besarnya sama
dengan harga minyak ekspor.
 Insentif DMO bertujuan untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah kerja
bersangkutan sehingga dapat ditemukan temuan-temuan migas baru. Adanya insentif
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

DMO ini merupakan salah satu penyebab kenapa kontraktor memproduksikan


minyaknya setinggi-tingginya di awal masa produksi.
 Insentif DMO berlaku untuk lapangan baru (new field) berdasarkan kajian dengan
matrik penilaian new field. Insentif ini diberlakukan juga untuk tambahan minyak dari
kegiatan secondary recovery dan tertiary recovery.
74
Jenis –Jenis Insentif dalam Pengembangan Lapangan Migas

Insentif Interest Recovery

 Insentif Interest Cost Recovery (ICR) adalah insentif yang diberikan kepada
KKKS untuk meningkatkan tingkat pengembalian investasi ke level yang wajar.
ICR dhitung setiap tahun dari prosentase interest (LIBOR+Spread) sebelum
pajak dikalikan dengan jumlah biaya capital yang belum terdepresiasi. Insentif
ICR dikenakan pajak karena merupakan penghasilan bagi kontraktor.

 Sebenarnya insentif ICR ini tidak sesuai dengan semangat PSC yang
menyatakan bahwa kontrkator PSC yang datang ke Indonesia harus dibekali
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

dengan kemampuan teknologi dan memiliki dana yang cukup serta memiliki
kemampuan teknologi untuk dapat melaksanakan kegiatan petroleum operation.

75
Jenis –Jenis Insentif dalam Pengembangan Lapangan Migas

Insentif Lapangan Marginal

 Insentif yang diberikan terhadap pengembangan lapangan minyak marginal


yang berupa pengembalian tambahan biaya operasi sebesar 20% dan karena
merupakan bentuk penghasilan, insentif ini dikenakan pajak.

 Lapangan minyak marginal adalah lapangan dalam WK berstatus produksi,


yang belum ekonomis untuk diproduksikan berdasarkan terms & conditions
economic pada saat tersebut.

 Indikator yang dipakai dalam penentuan kategori lapangan minyak marginal


2009 © BPMIGAS – All rights reserved

pada saat pengajuan usulan adalah IRR kontraktor pada harga minyak
US$25/BBL, jika IRR < 15%, maka akan dapat insentif dan jika IRR > 15%,
maka tidak dapat insentif. Untuk lapangan yang sudah disetujui sudah
mendapatkan insentif lapangan marginal, kinerja keekonomiannya akan
dievaluasi setiap tahun, apabila dalam implementasinya IRR kumulatifnya >
30%, maka insentif tersebut akan dicabut.

76
12. Commercial
D. Dalam hal pengembangan terkait Sec.Rec/EOR
diperlukan data spesifik :
1) Base line yang disepakati oleh SKK Migas dan KKKS
2) Produksi Incremental Secrec/EOR

Penentuan Base Line untuk SecRec & EOR

77
Pressure Maintenance vs Secrec

Pressure Secondary Recovery


Maintenance
Tujuan Meningkatkan tekanan Meningkatkan effisiensi
reservoar pengurasan & RF
Lokasi Sumur Aquifer atau zone dengan Zone minyak,
Injeksi WC tinggi, Pheriperal sebagian/seluruhnya berpola
(Pattern)
Komplesi sumur sebagian/seluruhnya di seluruhnya di zone minyak
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

injeksi zone water


Investasi Relatif Murah Lebih Mahal
Insentif Tidak Dapat (Tergantung PSC
Kontrak)

78
12. Commercial

2. Evaluasi Ekonomi

Berdasarkan data Commercial pada harga minyak dan


atau gas flat dalam US Dollar (US$) dibuat evaluasi
keekonomian sebagai base case dengan melampirkan
spread sheet perhitungan dan rangkumannya.

• Model Keekonomian mengacu pada KKS

79
12. Commercial
3. Indikator Ekonomi
 Pemerintah :
GOI (Government Income) dalam PV dan Persentase
pendapatan pemerintah terhadap Gross Revenue.
 Kontraktor :
Net Cashflow (NCF), NCF/Gross Revenue
Cost Recovery (CR), CR/Gross Revenue
Internal Rate of Return (IRR),
Net Present Value (NPV). (Disarankan pakai 10%)
Pay out Time (POT)

80
12. Commercial
 Sensitivitas keekonomian
Analisis sensitivitas penerimaan pemerintah harus
dilakukan minimal berdasarkan perubahan 4 (empat)
parameter, yaitu:
 Price (Oil & Gas),
 Capital,
 Operating Expenditure, dan
 Production
Hasil analisis sensitifitas ditampilkan dalam bentuk
spider diagram atau tornado chart

81
Gambaran Keekonomian POD

82
13. Conclusion

Merupakan Kesimpulan dari Pengembangan


Lapangan untuk pemilihan alternatif yang terbaik,
ditinjau dari
segi teknis maupun ekonomis

83
14. Attachement

 Technical Support Data,


 Minutes Of Meeting (MoM,
 Lampiran-lampiran yang diperlukan,
 dll

84
VI. PROSES PERSETUJUAN POD
PTK POD
Proses Persetujuan POD :

P
R
E

P
O
D

85
PTK POD
Proses Persetujuan POP :

15 HK

P
R
E
P
O
P

6 HK

86 86
PTK POD
Proses Pre-POD :

K3S Dinas Pengembangan Dinas Jian EPT & Eval.


Dinas Pengembangan Dinas Pengembangan Dinas Pengembangan Dinas Pengembangan K3S
Mengajukan Rapat 1 : Rapat 2 : Rapat 2 (jika diperlukan, bisa Rapat 3 (khusus untuk POD Rapat 4 : Rapat Internal Fungsi- Mengajukan
dokumen draft Rapat Pemetaan Kondisi & Aspek Teknis Subsurface lebih dari 1 rapat) : gas) : Fungsi Terkait BPMIGAS untuk dokumen final
POD Permasalahan Aspek Teknis Operasi Aspek Pemanfaatan Gas klarifikasi hal-hal yang POD
disepakati

Keterangan:
- (*) Dokumen/Draft POD dapat diusulkan dengan surat resmi
- Jumlah hari kerja untuk setiap proses akan ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara BPMIGAS dan KKKS, mengingat banyaknya aspek yang harus dibahas &
kemungkinan adanya action item (studi lanjut).

87
PTK POD
Proses Pre-POD:
Proses Dinas Pengembangan Dinas Jian EPT & Eval. Dinas Pengembangan Dinas Pengembangan Dinas Pengembangan
Dinas Pengembangan
Lapangan Cadangan Lapangan Lapangan Lapangan
Rapat 1 : Rapat 2 : Rapat 2 (jika diperlukan, bisa Rapat 3 (khusus untuk POD Rapat 4 : Rapat Internal Fungsi-
Rapat Pemetaan Kondisi & Aspek Teknis Subsurface lebih dari 1 rapat) : gas) : Fungsi Terkait BPMIGAS untuk
Permasalahan Aspek Teknis Operasi Aspek Pemanfaatan Gas klarifikasi hal-hal yang
disepakati

Objective / Pemetaan kondisi dan Kesepakatan aspek subsurface Kesepakatan aspek teknis Kesepakatan mengenai Klarifikasi mengenai :
permasalahan yang perlu operasi pemanfaatan gas : pembeli - Aspek subsurface yang
Tujuan
didiskusikan / diklarifikasi gas, kebutuhan pembeli, disepakati
Rapat berapa yang bisa dipasok dan - Skenario pengembangan
harga gas yang disepakati (pemboran,
fasilitas produksi,
pemanfaatan migas dan
Pembahasa Pembahasan kondisi dan Aspek pembahasan Aspek teknis operasi: Aspek Pemanfaatan Gas : Pembahasan hasil
n permasalahan semua aspek subsurface: - Pemboran : Desain sumur - Kepastian Pembeli gas kesepakatan untuk aspek
untuk POD yang diajukan - Tinjauan Geologi dan dan Jadwal Pemboran - Kebutuhan Pasar dan subsurface, skenario
Reservoir - Fasilitas Produksi Kemampuan pasokan pengembangan (pemboran,
- Status kegiatan eksplorasi - Biaya Pemboran dan - Harga Gas fasilitas produksi,
- In place dan cadangan Fasilitas Produksi - Keekonomian proyek pemanfaatan gas dan
terambil - HSE berdasarkan deliverability dan keekonomian)
- Jumlah sumur yang optimum - Organisasi proyek harga gas yang berbeda
- Metode Pengurasan - Community Development &
- Perkiraan Produksi CSR
- Abandonment Cost & Site
Restoration (ASR)
- Keekonomian Proyek
berdasarkan opsi-opsi
Peserta -Dinas PL -Dinas PL -Dinas PL -Dinas PL -Dinas PL
Rapat -KKKS -KKKS -KKKS -KKKS -Fungsi terkait
-Fungsi terkait -Fungsi terkait -Fungsi terkait -Fungsi terkait
Output - Action Item (if needed) - Action Item (if needed) - Action Item (if needed) - Action Item (if needed) -Kesepakatan tertuang dlm
MoM, diparaf semua
-MoM - MoM - MoM - MoM
Tool - Template MoM - Template MoM - Template MoM - Template MoM - Template MoM
- Template Actn Item - Template Actn Item - Template Actn Item - Template Action Item

88
Koordinasi Antar Fungsi SKK Migas terkait POD

Tahap Pre-POD :
 Temuan lapangan yang tidak lagi memerlukan kegiatan eksplorasi diserahkan oleh
fungsi EKSPLORASI kepada fungsi JIANBANG (Dalam bentuk Dokumen Penentuan
Status Eksplorasi (PSE)).
 Fungsi Pengembangan Lapangan berkoordinasi dengan fungsi operasi, fungsi
standarisasi biaya dan keekonomian proyek (Fungsi2 di SKK Migas) untuk
memutuskan skenario pengembangan yang paling optimum berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis, ekonomis dan HSE.
 Dengan mengacu rapat-rapat yang dilakukan dan evaluasi subsurface, fungsi
pengembangan lapangan menyampaikan evaluasi teknis kepada fungsi PPA

89
Koordinasi Antar Fungsi SKK Migas terkait POD
 Tahap POD :
 Fungsi PPA berkoordinasi dengan fungsi-fungsi teknis terkait SKK Migas(fungsi pengembangan
lapangan, subsurface, eksploitasi, fungsi operasi, fungsi standarisasi biaya dan keekonomian)
untuk mengklarifikasi skenario pengembangan yang dipilih
 Fungsi PPA melakukan evaluasi standarisasi biaya dan analisis keekonomian untuk skenario
yang telah dipilih.
 Fungsi PPA berkoordinasi dengan fungsi Jianbang membuat draft surat persetujuan.
 Fungsi PPA melakukan finalisasi draft persetujuan untuk diteruskan kepada manajemen
BPMIGAS
 Monitoring POD :
 Pelaksanaan monitoring berdasarkan dari laporan pelaksanaan POD oleh KKKS, informasi dari
fungsi terkait di BPMIGAS, atau informasi lain dari KKKS.
 Pembahasan monitoring POD dilaksanakan bersamaan dengan rapat teknis pre WP&B dan /
atau rapat khusus monitoring POD.
90
PTK POD

Monitoring Pelaksanaan POD :


 Monitoring POD dimaksudkan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan POD dan
memastikan seluruh komitmen investasi terlaksana.

 Monitoring dimulai semenjak POD disetujui sampai semua pemboran dan


fasilitas produksi selesai dilaksanakan sesuai komitmen dalam POD.

 KKKS wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan POD setiap 6 (enam) bulan sejak
POD disetujui.

 Pelaksanaan monitoring berdasarkan dari laporan pelaksanaan POD oleh KKKS,


informasi dari fungsi terkait di SKK Migas, atau informasi lain dari KKKS.

 Rapat klarifikasi / monitoring POD dilaksanakan bersamaan dengan rapat teknis


Pre-WP&B atau rapat khusus Monitoring POD

91
PTK POD

Monitoring Pelaksanaan POD :

Dalam hal terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana


dalam POD yang disetujui, Fungsi Pengkajian dan Pengembangan
merekomendasikan untuk melakukan salah satu dari tindak lanjut
berikut :
 Revisi POD
 POFD
 Tetap mengacu POD disetujui

92
PTK POD
Monitoring Pelaksanaan POD :

Revisi POD dilakukan jika belum semua komitmen (dalam POD)


dilaksanakan, terjadi salah satu perubahan yang significant :
 Skenario pengembangan
 Jumlah cadangan minyak dan gas
 Berkurangnya Government Income sebesar 10% dari POD yang
disetujui.

Apabila perubahan-perubahan terjadi setelah semua komitmen dalam


POD dilaksanakan, maka dikategorikan sebagai POFD atau POD tahap
berikutnya.
93
94
VII. Lesson Learn
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Minyak (1)
Pengembangan Lap. Minyak : Kotabatak Field (PrimarySecondary : RF = 33  41%, W.R.= 6  21%)
Pressure Ekspansi Pressure Pattern WF
Maintenance Maintenance
Area 2 Area 3

Water Production
Oil Production,

Area 1
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Liquid Rate = 1600 blpd

Liquid Rate = 750 blpd

96
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Minyak (2)
Pengembangan Lap. Minyak : Kotabatak Field (PrimarySecondary : RF = 33  41%, W.R. = 6  21%)
Sumur konversi masih
berproduksi = 100 - 250 bopd

Pattern WF
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Injektor untuk Ekspansi Pressure


Maintenance

Injektor untuk Pressure


Maintenance 97
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Minyak (3)
Pengembangan Lap. Minyak : Zamrud Field (PrimarySecondary : RF = 29  38%, W.R. = 6  17%)

Primary Pattern Water Flood

Water Production
Oil Production,
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Irreguler WI Pattern
98
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Gas (4)
Pengembangan Lapangan Gas : Tunu Field
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Lapangan raksasa yang terletak di tepi Delta Fasilitas produksi Lapangan Tunu mencakup :
Mahakam, Kalimantan Timur dengan panjang  23 GTS + 11 GTS extension
75 km dan lebar 18 km.  Double HP/MP trunk line network yang digunakan
pada mode MP/LP
Lapangan Tunu merupakan bagian dari  2 buah gas processing plant (CPU dan NPU)
Mahakam PSC yang dioperasikan oleh Total dengan fasilitas kompresi MP
E&P Indonesie (TEPI).  2 buah gas processing plant (SPU dan NPU)
dengan fasilitas kompresi LP 99
Lesson Learn : Pengembangan Lapangan Gas (5)
Sejarah Pengembangan Lapangan Tunu
Well Head Gas Production

Phase 10,
11,11A

Phase 1- 9 (1990
– 2005)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Phase 1 – 6 Phase 10 Phase 12


Shallow phase 1
20 GTS, fasilitas proses CPU & NPU Menambah 4 GTS (th. Pemboran 84 sumur
Melalui 17 sumur,
(1990 – 2000), produksi dengan HP. Jumlah 2006-2007) dg. Spacing 800 m
(2009 – 2011)
sumur 363 buah dengan well spacing 1130 m Phase 11 (2006 – 2009)
Shallow phase-2
Phase 7 – 8 Tahap kompresi dari HP Phase 13A & B
Melalui 85 sumur
Memasang Konpresordari HP ke MP (th. 2000- (25-50 bar) ke LP Pemboran
(2011 – 2015)
2002) (sekitar 7 bar) Melalui 190 sumur dg.
Phase 9 Phase 11A Spacing < 800 m,
Pengeboran 51 sumur, menambah 5 GTS (2004 - Pemboran 56 sumur. (2008 – 2012)
2005) 100
Lesson Learn : Percepatan Produksi dari Penemuan Lap. Baru (1)
POD I Lapangan Tonga
Kab Padang Lawas Utara
Kontrak Kerja
Sama Tonga
ditandatangani
Kab Padang Lawas pada 16 Januari
PSC Boundary

3D Seismic
Seismic Line ex Conoco
2007
Seismic Line ex CPI
Prospect
Lead
Proven Oil

Rencana Pada saat Pengajuan POD

Exploration Drilling TECHNICAL & ECONOMIC


POD APPROVAL FIRST OIL
(Tonga -03 & Tonga-04) (Lab. , GGR, Surface Facility & Economic)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Aug-2011 Nov -011 Jan-2012 April-2012


Realisasi POD
Exploration Drilling TECHNICAL & ECONOMIC POD APPROVAL ESDM FIRST OIL
(Tonga -03 & Tonga-04) (Lab. , GGR, Surface Facility & Economic) Termasuk Sosialisai Daerah 21 Mei 2012

Aug-2011 3 Bulan (Nov -2011) 3 Bulan (Feb 2012) 3 Bulan (Mei-2012 )


Persiapan Produksi:
AFE , WP&B, permit, sharing Facility.
101
Lesson Learn : Percepatan Produksi dari Penemuan Lap. Baru (2)
POD I Lap. West Belani
Data Test : Oil Rate = 757 bopd, WC = 0%
Petrofisik : Sw = 52%, Por = 24%
Lokasi Sumur
Deliniasi
P2
1. Wc = 0  Sw =52% ???
2. Por = 24  K = 661 md

Indentifikasi Hasil Lemigas


Diharuskan ada P1 Constant Pressure
Boundary Sw = 34 %, Por = 25%
sumur Deliniasi

New Depth Structure Constant Pressure Boundary


Usulan POD. dapat
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

dipercepat selama Hasil


8 Bulan Interpretasi
Hasil Test Sumur ITB
Baru, WC = 0% :
Sumur Oil Rate
WB# 2 : 885 bopd
WB# 5 : 1438 bopd
WB# 6 : 1564 bopd Tidak Perlu ada
WB# 7 : 1055 bopd sumur Deliniasi
102
Lesson Learn : Keterlambatan Onstream POD
Sampling 24 POD (Periode 2003 – 20 11)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

2
Keterlambatan Onstream POD
Dampak Keterlambatan Onstream POD
1. Dari Segi Produksi :
Dapat menyebabkan tidak tercapainya target produksi pemerintah di tahun tahun yang
semestinya produksi terjadi yang dapat berpotensi mengurangi pasokan minyak dalam negeri dan
dapat menambah beban subsidi pemerintah

2. Dari segi pendapatan pemerintah dan kontraktor:


 Menyebabkan tertundanya pendapatan pemerintah pusat dan daerah yang sudah ditargetkan
pada APBN dan APBD yang akan menyebabkan anggaran yang tersedia untuk pembangunan
nasional di sektor riil akan menjadi lebih kecil
 Dari segi keekonomian proyek untuk kontraktor, akan berdampak pada mengecilnya tingkat
pengembalian investasi, makin lamanya masa pengembalian investasi dan makin kecilnya
nilai waktu uang pendapatan proyek tersebut.
 Untuk kontraktor yang masih memiliki unrecovered cost, akan menunda pengembalian (re-
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

imbursement) dari unrecovered cost tersebut


3. Dari segi biaya :
 Penundaan proyek akan berdampak pada makin besarnya potensi kenaikan biaya akibat dari
validitas biaya hasil FEED atau basic engineering yang sudah berakhir
 Adanya kenaikan biaya akan menyebabkan memburuknya indikator keekonomian kontraktor
dan dapat mendorong kontraktor meminta insentif pengembangan lapangan kepada pemerintah
yang pada akhirnya akan mengurangi pendapatan pemerintah.

104
Terima Kasih
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

BACKUP SLIDES

106
Prinsip Perhitungan Keekonomian Proyek sesuai PSC (1)

 Pendapatan yang diperhitungkan adalah pendapatan yang didapatkan dari


minyak dan / atau gas atau produk konversinya yang disimpan di luar dari
minyak dan / atau gas yang dimanfaatkan untuk bahan bakar, flare, kehilangan
lain dan yang dimanfaatkan untuk artificial lift atau untuk keperluan lain untuk
meningkatkan produksi minyak atan gas.
 FTP diperhitungkan terhadap gross revenue
 Insentif Investment Credit jika ada, diperhitungkan terhadap revenue setelah
FTP dan sebelum dikurangi cost recovery
 Cost recovery diperhitungkan dari revenue setelah dikurangi FTP dan IC (jika
ada)
 Secara umum Cost recovery = sunk cost + Investasi Intang.+Depresiasi+Biaya
operasi (termasuk ASR). Cost recovery yang dapat dikembalikan disebut cost
recoverable
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

 Cost recovery yang tidak dapat dikembalikan semua di tahun tertentu, sisa yang
belum dikembalikan akan dikembalikan di tahun berikutnya
 Revenue setelah dikurangi FTP, IC dan cost recoverable merupakan bagian
yang akan dibagi atau Equity to be Split (ETS)

107
Prinsip Perhitungan Keekonomian Proyek sesuai PSC (2)

 DMO diperhitungkan dari prosentase thd. produksi total tetapi dibatasi oleh
ETS kontraktor sehingga jika DMO yang harus dipasok lebih kecil dari ETS
kontraktor, maka yang dipasok adalah sebesar ETS dan kekurangannya tidak
akan dibayar di tahun berikutnya.
 Pemerintah akan memberikan imbalan sebesar DMO Fee kepada kontraktor
akibat penyerahan minyak DMO kepada pemerintah. Selisih antara DMO dan
DMO Fee disebut Net DMO atau DMO Adjustment
 Dalam hal kontraktor mendapat insentif DMO Holiday, maka DMO Fee selama
60 bulan adalah sama dengan harga minyak ekspor sehingga pada periode ini
net DMO yang merupakan pendapatan pemerintah akan bernilai nol.
 Contractor taxable income mencakup : investment credit (jika ada) + ETS
kontraktor setelah dikurangi net DMO + FTP kontraktor
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

108
Skema PSC Standar

Gross Rev.

Cost Rec.

Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split

Contr. Share Gov. Share

DMO

DMO Fee

Taxable Income
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Tax

Net Contr. Share

GOI Take

Tot. Contr. Share

109
Skema PSC dg. FTP Not-Shared
Gross Rev.

FTP

Cost Rec.

Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split

Contr. Share Gov. Share

DMO

DMO Fee
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Taxable Income
Tax

Net Contr. Share

GOI Take

Tot. Contr. Share 110


Skema PSC dg. FTP Shared
Gross Rev.

Contr. FTP Gov. FTP

Cost Rec.

Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split

Contr. Share Gov. Share

DMO

DMO Fee

Taxable Income
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Tax

Net Contr. Share

GOI Take

Tot. Contr. Share

111
Skema PSC dg. FTP Shared & Insentif IC
Gross Rev.

Contr. FTP Gov. FTP

Cost Rec. + IC

Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split

Contr. Share Gov. Share

DMO

DMO Fee

Taxable Income
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Tax

Net Contr. Share

GOI Take

Tot. Contr. Share

112
Sisitem PSC dg. JOB
Gross Rev.

Bagian PSC Bagian PTM

Operating Cost
Repayment

Contr. FTP Gov. FTP


Taxable
Income
Cost Rec.

Equity to
Contr. ETS Gov. ETS
be Split

Contr. Share Gov. Share Gov. Tax

DMO

DMO Fee
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Taxable Income

Tax

Net Contr. Share

Net PTM
GOI Take
Income
Tot. Contr. Share

113
Fiscal Terms untuk Perhitungan Keekonomian Proyek
serta Pengaturannya dalam dalam PSC
Parameter Fiskal Pengaturan dalam PSC
Oil Split Pada section 6.1.3
Gas Split Pada section 6.2.2
FTP Pada section 6.3.1, 6.3.2 dan 6.3.3
Porsi DMO Pada section 5.2.16
DMO Fee Pada section 5.2.16
Incentif Investment Credit untuk fasilitas produksi minyak Pada section 6.1.7
Incentif Investment Credit untuk fasilitas produksi minyak Pada section 6.2.3
Insentif DMO Holiday Pada section 5.2.16
Mekanisme Cost Recovery untuk minyak Pada Section 6.1.2 dan Exibits C
Mekanisme Cost Recovery untuk gas Section 6.2.2 dan Exibits C
Depresiasi (Metode, Faktor Depresiasi dan Lama Depresiasi) Pada exibits C tentang Accounting
Procedure
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Abandonment & Site Restoration (ASR) termasuk kewajiban untuk Pada section 5.2.5
mencadangkan dana selama masa produksi
Bonus-Bonus yang harus dibayar kontraktor Pada Section 8.1, 8.2, 8.3 dan 8.4
Kewajiban membayar pajak penghasilan dan pajak thd. Profit serta Pada Section 5.2.18 dan 5.3.2
pembebasan kontraktor thd. Ppn, pungutan ekspor & impor
Komitment kegiatan selama 6 tahun masa eksplorasi Pada Section 4.2
Kewajiban menyampaikan POD untuk setiap temuan eksplorasi yang Pada Section 5.2.5
komersial 114
Contoh Fiscal Terms untuk Perhitungan
Keekonomian Proyek
No. PSC Terms Jumlah Sliding Tool
1 Contr. Gas Split post Tax 40.00% 4000
Gov. Gas Split post Tax 60.00%
2 Contr. Oil Split post Tax 35.00% 3500
Gov. Oil Split post Tax 65.00%
4 FTP 15.00% 1500
5 Contr.Tax 44.00% 4400
6 Interest for FLNG 6.00% 600
7 Investment Credit (IC) 0.00% 0
8 DMO rate for Oil/Cond. 25.00% 2500
DMO Fee for Oil/Cond. 25.00% 2500
9 DMO for Natural Gas 25.00% 2500
10 Discount factor 10.00% 1000
11 Deprec. Factor 25.00% 2500
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

12 GHV (BTU/SCF) 1,050.0 10500


13 Drilling Tangible Portion 6.00% 600
14 Production Delay (Months) 0 0
15 Drilling Tangible Portion 2.10% 210

No. Transporting & Processing Gas to Bontang Jumlah Sliding Tool


1 Shrinkage Factor 11.50% 1150
2 Processing Fee (US$/MSCF) 0.231 231

115
Jenis-Jenis Biaya Pengembangan (berdasarkan PSC) - 1

1. Biaya kapital adalah biaya yang memiliki jangka waktu pemakaian sejak
biaya tersebut di-expend. Yang termasuk biaya kapital adalah :
 construction utilities & auxiliaries : workshop, power & water facilities,
cargo jetties, field road di luar road yang langsung menuju ke sumur.
 construction warehouse & welfare : perumahan, fasilitas rekreasi
 production facilities : offshore platform termasuk biaya buruh, bahan
bakar, pembongkaran dan pasokan untuk fabrikasi dan pemasangan
platform dan biaya lainnya untuk memperkokoh platform dan
pemasangan pipa bawah laut), kepala sumur, fasilitas pengangkatan
subsurface, tubing, sucker rod, pompa permukaan, flowline, gathering
equipment, delivery line dan storage line, biaya oil jetty dan
penjangkaran, fasilitas kilang dan pemisahan, fasilitas secondary dan
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

tertiary recovery, gas plant dan steam system.


 Movables : peralatan pemboran dan fasilitas permukaan dan bawah
permukaan, instrumentasi, barge, floating craft, perlengkapan otomotif,
pesawat terbang, perlengkapan konstruksi, perlengkapan kantor &
furniture

116
Jenis-Jenis Biaya Pengembangan (berdasarkan PSC) - 2

2. Biaya non capital adalah biaya-biaya yang diperlukan langsung untuk kegiatan
current operation dan setelah biaya tersebut diexpend, tidak memiliki masa waktu
pemakaian. Yang termasuk biaya non kapital adalah :
 biaya operasi (buruh, material, jasa-jasa yang digunakan untuk operasi sehari-
hari sumur minyak, operasi fasilitas produksi lapangan, operasi fasilitas produksi
secondary, operasi sumur gas, operasi delivery dan transportasi, gas processing
auxiliaries, biaya ASR (abandonment & Site Restoration), biaya perbaikan dan
pemeliharaan)
 Office, services & general administration
 Labor, material, services untuk pemboran sumur pengembangan termasuk jalan
masuk yang langsung menuju ke sumur
 Labor, material, services untuk pemboran sumur eksplorasi termasuk jalan
masuk yang langsung menuju ke sumur
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

 Labor, material, services untuk survey udara, geologi, topografi, geofisika dan
seismik
 Fasilitas produksi sementara yang memiliki masa pakai 1 tahun atau kurang
 Pembelian data dan informasi geologi & geofisika
 Training dari personel Indonesia

117
Biaya Pengembangan dan Perlakuannya
untuk Perhitungan Keekonomian Proyek
Komponen Biaya Pengembangan :
1. Sunk Cost merupakan biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka kegiatan
eksplorasi sebelum wilayah kerja bersangkutan komresial, yaitu : biaya-biaya
kegiatan eksplorasi selama masa eksplorasi : sumur eksplorasi dan seismik
2. Biaya Investasi
 Investasi Kapital (Tangible) : fasilitas produksi, kapital drilling
 Investasi Non Kapital (Intangible) : intangible drilling, biaya study dalam rangka
pengembangan lapangan
3. Biaya operasi :
 Fixed Opex
 Variable Opex
 G&A
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

 ASR
Perlakuan Komponen Biaya Pengembangan :
 Biaya investasi kapital didepresiasi dengan lama depresiasi dan faktor depresiasi
seperti diatur pada exhibit C PSC yang perhitungannya sejak produksi dimulai.
 Sunk cost, biaya investasi intangible dan biaya operasi di-recovered secara
langsung dari revenure dikurangi FTP.

118
Keekonomian Proyek – Input-input
 Tabel perkiraan produksi tiap tahun
 Tabel perkiraan biaya investasi tiap tahun
 Tabel perkiraan biaya operasi tiap tahun
 Tabel perkiraan pencadangan tahunan biaya ASR tiap tahun
 Tabel perkiraan eskalasi biaya tahunan
 Tabel perkiraan harga minyak dan gas
 Dalam POD, untuk harga minyak minyak diambil flat dengan suatu
pendekatan 80% dari rata-rata data sejarah ICP selama 5 tahun terakhir
 Untuk perkiraan harga gas:
– Dalam hal sudah ada GSA, gunakan harga yang sudah disepakati
dalam GSA
– Dalam hal jual beli gas masih dalam tahap MOU atau HOA, harga gas
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

yang digunakan adalah harga minimum keekonomian

119
Contoh Input Perkiraan Produksi
Hit. Sejak Hit. Sejak Tahun Number of Production
Proj. mulai Prod. Mulai Days
Sales Gas Annual Rate Cond. Annual Cond.
Daily Rate (BSCF) Daily Rate Rate
(MMSCFD) (BCPD) (MSTB)
1 2011 365 - -
2 2012 366 - -
3 2013 365 - -
4 2014 365 - -
5 1 2015 365 144.39 52.7 247.07 90.2
6 2 2016 366 288.00 105.4 443.13 162.2
7 3 2017 365 288.00 105.1 368.42 134.5
8 4 2018 365 288.00 105.1 297.24 108.5
9 5 2019 365 288.00 105.1 227.96 83.2
10 6 2020 366 288.00 105.4 166.26 60.9
11 7 2021 365 267.21 97.5 107.54 39.3
12 8 2022 365 199.32 72.8 60.64 22.1
13 9 2023 365 142.99 52.2 36.21 13.2
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

14 10 2024 366 104.01 38.1 23.31 8.5


15 11 2025 365 78.56 28.7 16.52 6.0
16 12 2026 365 53.07 19.4 11.36 4.1
17 13 2027 365 43.06 15.7 9.00 3.3
18 14 2028 366 26.03 9.5 5.84 2.1
19 15 2029 365 0.00 - 0.00 -
20 16 2030 365 0.00 - 0.00 -
21 17 2031 365 0.00 - 0.00 -
22 18 2032 366 0.00 - 0.00 -
23 19 2033 365 0.00 - 0.00 -
Total 912.7 738.1120
Contoh Input Sunk Cost dan Perkiraan Biaya Pengembangan
Hit. Sejak Hit. Sejak Tahun Past Cost / Investasi Gas (MUS$)
Proj. mulai Prod. Mulai Exploration Drilling Facility
Cost (MUS$) Capital Non Capital Total

1 2011 235,072.0 32,913.1


2 2012 34,558.8
3 2013 1,483.7 23,244.8 24,728.5 164,565.7
4 2014 17,804.5 278,937.2 296,741.7 837,639.5
5 1 2015 10,386.0 162,713.3 173,099.3 575,980.0
6 2 2016 - -
7 3 2017 - -
8 4 2018 - -
9 5 2019 - -
10 6 2020 - -
11 7 2021 - -
12 8 2022 - -
13 9 2023 - -
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

14 10 2024 - -
15 11 2025 - -
16 12 2026 - -
17 13 2027 - -
18 14 2028 - -
19 15 2029 - -
20 16 2030 - -
21 17 2031 - -
22 18 2032 - -
23 19 2033 - -
Total 235,072.0 29,674.2 464,895.3 494,569.4 1,645,657.2
121
Contoh Input Perkiraan Biaya Operasi termasuk biaya ASR
Hit. Sejak Hit. Sejak Tahun
Proj. mulai Prod. Mulai Opex - ASR ASR Total Opex
Fixed Opex Var. Opex

1 2011 -
2 2012 -
3 2013 -
4 2014 -
5 1 2015 24,009.0 797.3 7,490.9 32,297.2
6 2 2016 45,804.8 1,594.6 7,490.9 54,890.3
7 3 2017 46,000.1 1,590.3 7,490.9 55,081.3
8 4 2018 48,497.2 1,590.3 7,490.9 57,578.3
9 5 2019 47,746.1 1,590.3 7,490.9 56,827.3
10 6 2020 48,497.2 37,594.6 7,490.9 93,582.7
11 7 2021 43,905.9 1,475.5 7,490.9 52,872.2
12 8 2022 50,396.1 1,100.8 7,490.9 58,987.8
13 9 2023 44,008.6 789.7 7,490.9 52,289.2
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

14 10 2024 51,878.1 575.8 7,490.9 59,944.8


15 11 2025 43,469.1 433.9 7,490.9 51,393.8
16 12 2026 48,493.5 36,293.1 7,490.9 92,277.5
17 13 2027 39,667.5 237.8 7,490.9 47,396.2
18 14 2028 35,917.2 144.1 7,490.9 43,552.2
19 15 2029 -
20 16 2030 -
21 17 2031 -
22 18 2032 -
23 19 2033 -
Total 618,290.3 85,807.9 104,872.4 808,970.6 122
Perpajakan dalam PSC
Sesuai PSC, kontraktor merupakan subject pajak, sebagai
berikut P:eriode Pra-1984 1984-1994 1994 - selanjutnya
Total pendapatan 100% 100% 100%
kena pajak
Tarif PPH 45% 35% 30%
Sisa pendapatan 100%-45%=55% 100%-35%=65% 100%-30%=70%
setelah pajak
Tarif Pajak bunga, deviden 20% 20% 20%
& royalti (PDBR)
Pajak bunga, deviden & 20%x55% = 11% 20%x65%=13% 20%x70%=14%
royalti (PDBR)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Total pajak (effective tax) 45%+11%=56% 35%+13%=48% 30%+14%=44%


Oil Net split 85%:15% 85%:15% 85%:15%
Gross Up Split 15%/(1-56%)= 15%/(1-48%)= 15%/(1-44%)=
(before tax split) 34.0909% 28.8462% 26.7857%

Angka split yang tertulis


dalam PSC 123
Model Perhitungan Keekonomian
Sensitivity Hasil perhitungan
(kondisi base case)
Factor

Sensitivitas Indikator
Keuntungan thd.
Input
Input Hasil
Perhitungan
Perhitungan Perhitungan

CF Profile
GOI Take Profile
PV GOI Take
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Fiscal Terms

124
Perhitungan Depresiasi
Perhitungan depresiasi adalah mengacu pada PSC Exhibit-C tentang “Accounting
Procedure” untuk wilayah kerja bersangkutan. Aset yang didepresiasi
dikelompokkan menjadi 2: group-1 aset dengan faktor depresiasi 50% dan group
2 adalah aset dengan faktor depresiasi 25%. Pada saat implementasi, depresiasi
akan dihitung berdasarkan aset secara individual. Pada masing-masing PSC,
akan dirinci aset-aset yang termasuk dalam group-1 dan group-2 disertai dengan
lama depresiasi masing-masing aset.
Sisa nilai aset yang belum didepresiasi di tahun sebelumnya akan didepresiasi
seluruhnya pada akhir masa depresiasi masing-masing aset.
Untuk keperluan perhitungan keekonomian POD, perhitungan depresiasi belum
bisa dilakukan secara individual aset dan keperluan depresiasi hanya
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

dikelompokkan menjadi fasilitas produksi permukaan dan pemboran (sumur),

125
Contoh Aset-Aset yang termasuk dalam Aset Group-1 dan Group-2 dalam
PSC
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

126
Contoh Perhitungan Depresiasi
Untuk faktor depresiasi 25% selama 5 tahun

Hit. Sejak Prod. Year Depreciation Total Deprec.


Mulai Deprec. Capital Depr_1
Factor Depreciable
0 2011 25.000% - -
0 2012 18.750% - -
0 2013 14.063% - -
0 2014 10.547% - -
1 2015 31.641% 1,790,481 447,620 447,620
2 2016 - 335,715 335,715
3 2017 - 251,786 251,786
4 2018 - 188,840 188,840
5 2019 - 566,519 566,519
6 2020 - - -
7 2021 - - -
8 2022 - - -
9 2023 - - -
10 2024 - - -
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

11 2025 - - -
12 2026 - - -
13 2027 - - -
14 2028 - - -
15 2029 - - -
16 2030 - - -
17 2031 - - -
18 2032 - - -
19 2033 - - -
100.000% 1,790,481 1,790,481 1,790,481
127
Contoh Perhitungan Depresiasi
Untuk faktor depresiasi 10% selama 8 tahun
Tahun Facility Facility Fac. Fac. Fac. Fac. Tot.
Cap. Deprec. Deprec-1 Deprec-2 Deprec-3 Deprec-4 Facility
Deprec. Factor Deprec
(MM$) (MM$)

2005 - 0.1000 -
2006 - 0.0900 -
2007 - 0.0810 -
2008 - 0.0729 -
2009 - 0.0656 -
2010 - 0.0590 -
2011 - 0.0531 -
2012 - 0.4783 -
2013 - -
2014 315.0000 31.5000 31.5000
2015 - 28.3500 28.3500
2016 - 25.5150 25.5150
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

2017 10.1400 22.9635 1.0140 23.9775


2018 42.4700 20.6672 0.9126 4.2470 25.8268
2019 17.3900 18.6004 0.8213 3.8223 1.7390 24.9831
2020 - 16.7404 0.7392 3.4401 1.5651 22.4848
2021 - 150.6635 0.6653 3.0961 1.4086 155.8335
2022 - - 0.5988 2.7865 1.2677 4.6529
2023 - - 0.5389 2.5078 1.1410 4.1877
2024 - - 4.8499 2.2570 1.0269 8.1338
2025 - - - 20.3133 0.9242 21.2374
2026 - - - - 8.3176 8.3176
Total 385.0000 1.0000 315.0000 10.1400 42.4700 17.3900 385.0000 128
Insentif-Insentif Pengembangan Lapangan Migas (1)
Insentif Investment Credit
 Investment credit atau kredit investasi merupakan insentif diperhitungkan dari biaya capital yang
secara langsung untuk pengembangan minyak mentah atau gas bumi pada lapangan baru.
 Insentif ini ditentukan dari pendapatan kotor sebelum dibagi antara konraktor dan pemerintah.
 Karena merupakan bentuk penghasilan bagi kontraktor, maka insentif Investment Credit harus
dikenai pajak.
 Insentif investment credit juga diberikan untuk pengembangan lapangan secondary recovery dan
tertiary recovery.
Insentif DMO
 Domestik Market Obligation (DMO) merupakan kewajiban kontraktor untuk menyerahkan sebagian
share minyaknya kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri
dan sebagai imbalannya, pemerintah memberikan DMO Fee kepada kontraktor.
 Dalam hal kontraktor mendapatkan insentif DMO (insentif DMO Holiday), DMO Fee selama 60 bulan
sejak produksi awal yang dibayarkan oleh pemerintah, besarnya sama dengan harga minyak ekspor.
 Insentif DMO bertujuan untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah kerja bersangkutan
sehingga dapat ditemukan temuan-temuan migas baru. Adanya insentif DMO ini merupakan salah
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

satu penyebab kenapa kontraktor memproduksikan minyaknya setinggi-tingginya di awal masa


produksi.
 Insentif DMO berlaku untuk lapangan baru (new field) berdasarkan kajian dengan matrik penilaian
new field. Insentif ini diberlakukan juga untuk tambahan minyak dari kegiatan secondary recovery dan
tertiary recovery.

129
Insentif-Insentif Pengembangan Lapangan Migas (2)
Insentif Interest Recovery
 Insentif Interest Cost Recovery (ICR) adalah insentif yang diberikan kepada KKKS untuk
meningkatkan tingkat pengembalian investasi ke level yang wajar. ICR dhitung setiap tahun dari
prosentase interest (LIBOR+Spread) sebelum pajak dikalikan dengan jumlah biaya capital yang
belum terdepresiasi. Insentif ICR dikenakan pajak karena merupakan penghasilan bagi kontraktor.
 Sebenarnya insentif ICR ini tidak sesuai dengan semangat PSC yang menyatakan bahwa kontrkator
PSC yang datang ke Indonesia harus dibekali dengan kemampuan teknologi dan memiliki dana yang
cukup serta memiliki kemampuan teknologi untuk dapat melaksanakan kegiatan petroleum operation.

Insentif Lapangan Marginal


 Insentif yang diberikan terhadap pengembangan lapangan minyak marginal yang berupa
pengembalian tambahan biaya operasi sebesar 20% dan karena merupakan bentuk penghasilan,
insentif ini dikenakan pajak.
 Lapangan minyak marginal adalah lapangan dalam WK berstatus produksi, yang belum ekonomis
untuk diproduksikan berdasarkan terms & conditions economic pada saat tersebut.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

 Indikator yang dipakai dalam penentuan kategori lapangan minyak marginal pada saat pengajuan
usulan adalah IRR kontraktor pada harga minyak US$25/BBL, jika IRR < 15%, maka akan dapat
insentif dan jika IRR > 15%, maka tidak dapat insentif. Untuk lapangan yang sudah disetujui sudah
mendapatkan insentif lapangan marginal, kinerja keekonomiannya akan dievaluasi setiap tahun,
apabila dalam implementasinya IRR kumulatifnya > 30%, maka inssentif tersebut akan dicabut.

130
Cash Flow Analysis – Simbul-Simbul
Qo = Produksi minyak tahunan Net DMO = Selisih antara DMO dg. DMO Fee
Qg = Produksi gas tahunan CF = Cash Flow
Po = Harga minyak Cum. CF = CF kumulatif
Pg = Harga Gas NPV = Nilai sekarang bersih

GR = Gross revenue DF = Faktor Diskon

FTP = First Tranche Petroleum MARR = Marginal Atractive Rate of Return

FTP Gov. = FTP pemerintah IRR = Internal Rate of Return


FTP Contr. = FTP kontraktor PV Ratio = Perbandingan antara NPV thd. Present
Value Investasi
CR = Cost Recovery GOI Take = Total pendapatan pemerintah

Rec. = Cost recovery recoverable PV GOI Take = Nilai sekerang dari pendapatan
pemerintah
Unrec. = Cost Recovery Unrecoverable POT = Payout time
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

ETS = Equity to be Split %GOI = Prosentase pendapatan pemerintah

ETS Gov. = ETS Pemerintah Contr. Take = Pendapatan kontraktor

ETS Contr. = ETS Kontraktor NCS = Net Contractor Share

DMO = Domestic Market Obligation Contr. Share = Bagian kontraktor (ETS+FTP)

DMO Fee = Harga dari DMO Gov. Share = Bagian pemerintah (ETS+FTP)

131
Oil Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
Qo = Data dari hasil simulasi reservoir,/analisis decline curve
Po = Asumsi harga minyak, eskalasi atau flat
Ro = QoxPo
FTP = %FTP x Ro
Deprec. = Dihitung sesuai metode sesuai PSC exhibits C saat aset place into service.
Metode depresiasi aset: straight line, declining balance, double declining
balance, sum of years digit dan unit produksi
CR = Opex+Deprec+Sunk Cost+Intangible Cost+Insentif IC (jika ada)
Rec. = Jika CR t + Unrec t-1> (GR – FTP)t , maka Rec t= (GR – FTP)t, dan jika tidak
Rec t = CR t + Unrec t-1
Unrec. = Jika CR t + Unrec t-1> (GR – FTP)t , Unrect = (CR t + Unrec t-1) - (GR – FTP)t ,
dan jika tidak Unrec t =0
ETS oil contr. = Oil Contr. Share/(1-Tax rate) x ETS oil
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

ETS oil gov. = (1 - Oil Contr. Share/(1-Tax rate)) x ETS oil


FTP oil contr. = Oil Contr. Share/(1-Tax rate) x FTP oil
FTP oil gov. = (1- Oil Contr. Share/(1-Tax rate)) x FTP oil

132
Oil Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
Oil DMO = Jika 25%xOil contr. Share/(1-Tax)xRo > ETS oil contr., maka Oil DMO
= ETS oil contr., jika tidak, maka oil DMO = 25%xOil contr. Share/(1-
Tax)xQoxPo
DMO Fee =  Dalam hal mendapat insentif DMO Holiday :
Tahun 1 – 5 : DMO Fee = Oil DMO x 100%
Tahun 6 > : DMO Fee = Oil DMO x %DMO Fee
 Dalam hal tidak mendapat insentif DMO Holiday:
DMO Fee = Oil DMO x % DMO Fee
Net DMO (DMO = Oil DMO – DMO Fee
Adjustment)
Taxable Income = ETS oil contr. + ETS gas contr. + FTP oil contr. + FTP gas contr. – Net
DMO
Tax = %Tax x Taxable Income
Net Contr. Share = Taxable Income - Tax
(NCS)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

CF = NCS + Rec.-(sunk cost + capital + non capital + opex)


Cum. CF = Jumlah CF dari awal sampai akhir proyek
NPV = CFo +CF1/(1+DF) + CF2/(1+MARR)^2 + CF3/(1+MARR)^3 +
CF4/(1+MARR)^4 ........ CFn/(1+MARR)^n

133
Oil Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
MARR = Tingkat pengembalian minimum suatu proyek, di mana jika IRR lebih rendah dari
MARR, maka proyek tersebut dipertimbangkan tidak ekonomis.
MARR = (cost of Equity)(E/T) + (cost of Debt)(D/T)(1-Tax) + Overhead + premi
risiko
IRR = Faktor diskon yang menyebabkan NPV = 0
PV Ratio = (NPV)/ (present value dari biaya investasi)
GOI Take = ETS oil gov + ETS gas gov + FTP oil gov + FTP gas gov + Net DMO +
Tax
PV GOI Take = GOIo +GOI1/(1+DF) + GOI2/(1+MARR)^2 + GOI3/(1+MARR)^3 +
GOI4/(1+MARR)^4 ........ GOIn/(1+MARR)^n,
MARR yang digunakan sebagai faktor diskon GOI biasanya lebih
rendah dibandingkan dengan MARR yang digunakan pada cash flow
kontraktor karena kontraktor menghadapi profil risiko yang lebih tinggi
dibandingkan pemerintah.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

POT = Waktu saat kumulatif cash flow mulai positif semenjak mulai proyek.
Dalam spreadsheet excell ditentukan melalui interpolasi linier di antara
2 nilai kumulatif cash flow pada saat cash flow kumulatif mulai menjadi
positif.
%GOI = (GOI Take)/GR
Total Contr. Take = NCS + Rec

134
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell untuk Oil Case
Year Number Number Oil Oil Rev. Tot. FTP GR-FTP Sunk Tangibl Intangi Opex
Since Since Prod. (MUS$) Rev. (MUS$) (MUS$) Cost e ble
Project Productio (MSTB) (MUS$)
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
2011 1
2012 2
2013 3 1 …… …… …… …… ……
2014 4 2 …… …… …… …… ……
…… …. 4 …… …… …… …… ……
Total …… …… …… …… ……

Capital Deprec_ Deprec_ Deprec_ …… Deprec_ Total Cost Rec. Unrec.


Deprecia 1 2 3 n Deprec. Rec.
ble
(13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……

135
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell untuk Oil Case
ETS ETS Oil ETS ETS Oil ETS Oil ETS ETS Gas FTP Oil FTP FTP FTP
Gas Contr. Gov. Gas Gov. Contr. Oil Gas Gas
Contr. Gov. Contr. Gov.
(23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33)

…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……

Oil Net Taxable Tax NCS Contr. CF Contr. Tot. GOI Take Cum.
DMO Income Cum. CF Contr. GOI Take
Take
(34) (35) (37) (38) (39) (40) (41) (42) (43)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
136
Analisis Sensitivitas Indikator Keuntungan

 Analisis sensitivitas indikator keuntungan dibuat dengan membuat variasi nilai


indikator keuntungan (NPV, IRR, POT, PV ratio, GOI Take, % GOI, GOI PV)
pada berbagai varian input perhitungan (produksi/cadangan, harga, biaya
investasi dan biaya operasi).
 Dalam membuat membuat variasi nilai indikator keuntungan terhadap satu
input, maka input yang lainnya harus dianggap tetap.
 Dalam pengembangan lapangan, biasanya variabel yang paling sensitif adalah
cadangan/produksi dan harga minyak dan/atau gas. Dari segi biaya, yang
paling sensitif adalah biaya investasi. Tingkat sensitivitas biaya dipengaruhi
oleh besaran biaya dan profile pengeluaran biaya tahunan selama proyek
berjalan. Terkait biaya investasi, untuk pengembangan lapangan lapangan
pertama, biaya fasilitas produksi akan lebih sensitif dibandingkan biaya
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

pemboran sedangkan untuk pengembangan lapangan ke-2 dst atau


pengembangan lapangan lain yang memanfaatkan fasilitas yang sudah ada
dengan tanpa adanya modifikasi, biaya pemboran biasanya lebih sensitif
dibandingkan biaya fasilitas produksi. Untuk kasus POP, karena investasinya
biasanya hanya mencakup komplesi sumur dan flowline, biaya operasi
biasanya akan lebih sensitif dibandingkan biaya investasi.
137
Manfaat Analisis Sensitivitas

 Memberikan gambaran mengenai kondisi terjelek dan terburuk dari suatu


proyek yang diusulkan
 Memberikan informasi mengenai rencana kontgensi, jika base case ternyata
tidak terjadi seperti yang diharapkan
 Terkait biaya, kita dapat mengetahui komponen yang paling sensitif terhadap
indikator keekonomian sehingga kita dapat hati-hati dalam evaluasi biaya
selanjutnya baik dalam tahap FEED dan execution.
 Memberikan informasi terhadap perubahan-perubahan perkiraan biaya dalam
tahapan proyek selanjutnya yaitu : FEED dan tahapan execution proyek
 Dalam proyek pengembangan lapangan gas, kita dapat mengetahui harga gas
minimum dimana proyek tersebut masih ekonomis
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

138
No.
Indikator Keuntungan dan Sensitivity Analysis
Parameter Satuan Jumlah Contractor NPV @10% Sensitivity
1,200,000
1 Gas Production BCF
Oil Production MSTB 1,000,000 Gas Reserve
2 Gas Production Life Time Year Cond Reserve

Oil Production Life Time Year 800,000


Gas Price
Oil Price
3 Gas Price US$/MSCF Capex
Oil Price US$/BBL 600,000 Opex

4 Gross Revenue MUS$


5 FTP MUS$ 400,000

Contr. NPV @10%


Contr. FTP MUS$
200,000
Gov. FTP MUS$
6 Sunk Cost MUS$ 0
7 Investasi MUS$ 60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140%
Capital MUS$ -200,000
Non Capital MUS$
8 Opex MUS$ -400,000

9 Cost Recovery MUS$


(% thd. Gross Revenue) % -600,000

Unrecovered Cost MUS$


-800,000
(% thd. Gross Revenue) %
10 Equity to be Split MUS$ %Change in Reserve, Price, Capex & Opex

Contr. Equity Share MUS$


Gov. Equity Share MUS$ Contractor IRR Sensitivity
11 Contractor 70%
Net Contr. Share MUS$ 65%
Gas Reserve
Cond Reserve
(% thd. Gross Rev.) % 60% Gas Price
Contractor Cash Flow (include sunk cost) MUS$ 55% Oil Price
Pay Out Time Years 50% Capex

IRR (point forward) % 45%


Opex

NPV @10%DF MUS$ 40%


PV Ratio @10% 35%

Contr. IRR
12 Pemerintah
FTP + Equity MUS$
Sensitivity 30%

Tax MUS$ Factor 25%


20%
Net DMO MUS$
15%
GOI Take MUS$
10%
(% thd. Gross Rev.) %
5%
Gov. PV @ 10% MUS$
0%
-5%60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140%
-10%

Gov. PV @10% Sensitivity %Change in Reserve, Price, Capex & Opex


2009 © BPMIGAS – All rights reserved

1,200,000
Gas Reserve
Cond Reserve
1,000,000
Gas Price
Oil Price
800,000
Capex
Opex
600,000

400,000
Gov. PV @10%

200,000

0
60% 70% 80% 90% 100% 110% 120% 130% 140%
-200,000

-400,000

-600,000

-800,000

%Change in Reserve, Price, Capex & Opex

139
Sensitivity dg. Diagram Tornado
Contr. IRR Sensitivity Contr. NPV Sensitivity

Opex (±30%) Opex (±30%)


Higher Case (+30%) Higher Case (+30%)
Lower Case (-30%) Lower Case (-30%)

Investment (±30%) Investment (±30%)

Cond. Price (±30%) Cond. Price (±30%)

Gas Price (±30%) Gas Price (±30%)

Cond. Reserve (±30%)


Cond. Reserve (±30%)

Gas Reserve (±30%)


Gas Reserve (±30%)

-400,000 -200,000 0 200,000 400,000 600,000 800,000


0% 5% 10% 15% 20% 25%
Contr. IRR

GOI PV Sensitivity

Opex (±30%)
Higher Case (+30%)
Lower Case (-30%)
Investment (±30%)
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Cond. Price (±30%)

Gas Price (±30%)

Cond. Reserve (±30%)

Gas Reserve (±30%)

-200,000 0 200,000 400,000 600,000 800,000

140
Contoh Cash Flow Profile
1,000,000 4,000,000

3,000,000

500,000 2,000,000

1,000,000

- -
Cash Flow (MUS$)

Cum. CF (MUS$)
2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032
(1,000,000)

(500,000) Contr. CF (2,000,000)

GOI Take
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Cum Contr. CF (3,000,000)

Cum. GOI Take


(1,000,000) (4,000,000)

(5,000,000)

(1,500,000) (6,000,000)

141
Generasi PSC Indonesia
I. PSC Generasi I (tahun 1964-1977):
– Perusahaan : REFICAN di Sumatra bagian utara, IIAPCO di offshore bagian utara Jawa barat
– Split : 65/35 untuk gas dan minyak
– Cost ceilling 40%
– Pajak sebagai bagian dari entitlement pemerintah (pajak dibayarkan oleh Pertamina)
– DMO minyak maksimum 25% dari bagian kontraktor
– DMO Fee selama 5 tahun kalender pertama sama dengan harga FOB, sedangkan setelah itu US$0.2/bbl
– Setelah lapangan dinyatakan komersial, 10% dari interest kontraktor wajib ditawarkan ke perusahaan
nasional
II. PSC Generasi II (tahun 1978-1980) :
– Split : 85/15 untuk minyak dan 70/30 untuk gas
– Kontraktor membayar pajak langsung kepada pemerintah
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor
– DMO Fee selama 60 bulan pertama sama dengan harga FOB, sedangkan setelah itu US$0.2/bbl
– Kontraktor juga mendapat insentif Investment Credit thd. Fasilitas produksi
– Tidak ada batasan cost recovery
III. PSC Generasi III (1989 – sekarang)
a) Paket insentif 31 Agust 1988 :
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor dengan DMO fee 10% dari harga ekspor
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

– FTP sebesar 20% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
– Pembagian produksi di daerah frontier :
√ Sampai 50 MBOPD : 80/20
√ Antara 50 – 150 MBOPD : 85/15
√ Lebih dari 150 MBOPD : 90/10
√ Tata cara perijinan disederhanakan

142
Production Sharing Contract (PSC)
Section Tittle Section Tittle
I Scope & Definition XII Employment & Training of
Indonesian Personnel
II Terms XIII Termination
III Exclusion of areas XIV Books & Accounts, and Audits
IV Work program & Expenditures XV Other Provisions
V Right & Obligation of the XVI Participation
Parties
VI Recovery of Operating Cost & XVII Effectiveness
Handling of Crude Production
VII Valuation of Crude Oil & EXIBITS
Natural Gas
VIII Compensation, Assistance & “A” Description of Contract Area
Production Bonus
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

IX Payments “B” Map of Contract Area


X Title of Equipment “C” Accounting Procedure
XI Consultation & Arbitration “D” Memorandum of Participation

143
Generasi PSC Indonesia
III. PSC Generasi III (1989 – sekarang)
b) Paket insentif 22 Feb 1989 :
– Split untuk lap marginal 80/20 dan untuk lap frontier 75/25
– Investment credit 110% untuk minyak dan 55% untuk gas
– FTP sebesar 20% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
– Perpanjangan masa eksplorasi 6 tahun – 1 x 14 tahun
– Harga gas adalah sesuai keekonomian lapangan
– Akses data tidak terbatas pada lahan yang ditenderkan
c) Paket insentif Agust 1992 :
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor dengan DMO fee 15% dari harga
ekspor
– FTP sebesar 20% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
d) Paket insentif 1993:
– DMO minyak maksimum 25% dari magian kontraktor dengan DMO fee 25% dari harga
ekspor
– FTP sebesar 15% thd. Gross revenue yang dibagi antara pemerintah dan kontraktor
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

144
Prinsip-Prinsip PSC

 Pemerintah melalui BPMIGAS bertanggung jawab thd. Manajemen operasi


 Kontraktor bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan operasi sesuai program kerja
yang telah disetujui
 Kontraktor menyediakan seluruh dana dan teknologi yang dibutuhkan dalam kegiatan
operasi perminyakan
 Kontraktor menanggung biaya dan risiko
 Kontraktor akan menerima kembali seluruh biaya operasi setelah produksi komersial
 Produksi yang telah dikurangi biaya akan dibagi antara pemerintah dan kontraktor
 Kontraktor diijinkan untuk mengadakan kegiatan eksplorasi selama 6-10 tahun dan
eksploitasi selama 20 tahun
 Kontraktor mengajukan program dan anggaran untuk disetujui BPMIGAS
 Kontraktor wajib mengembalikan /menyisihkan sebagian wilayah kerjanya kepada
pemerintah
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

 Seluruh barang dan jasa yang diimpor dan dibeli kontraktor menjadi milik pemerintah
setelah tiba di Indonesia
 Pemerintah memiliki seluruh data yang didapatkan dari daerah operasi
 Kontraktor adalah subject pajak penghasilan
 Kontraktor wajib memenuhi sebagian kebutuhan migas dalam negeri (DMO) maksimum
25% dari bagian kontraktor

145
Menghitung NPV
NPV merupakan nilai sekarang bersih dari kumulatif aliran kas selama umur proyek.
Untuk mendiskon ke nilai sekarang, harus digunakan opportunity cost dari modal yang
digunakan untuk proyek tersebut.

Waktu Sekarang

DF merupakan opportunity cost of capital yang tergantung struktur modal, overhead dan premi
risiko
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Kerterangan :
 MARR = marginal atractive rate of return
 DF = Discount Factor
 RE = biaya modal milik sendiri
 RD = biaya modal pinjaman
 E = Modal sendiri
 D = Modal pinjaman
 V = Total modal pinjaman + modal sendiri
146
Menghitung PVratio

NPV

R R R R R

0 1 2 3 4 5 n
O O O O O O O
I I I I

PV (Investment)
PV ratio menyatakan besarnya NPV yang bisa dihasilkan dari setiap 1 dollar nilai investasi saat ini.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

PV ratio > 1 adalah excellent, PV ratio antara 0.5 dan 1 adalah profitable, PV ratio antara 0.2 dan
0.5 adalah memuaskan, PV ratio antara 0 dan 0.2 adalah not attractive sedangkan PV ratio < 0
adalah tidak ekonomis.
Keterangan :
 PV = present value
 I = investasi
 O = opex
 R = revenue sebagai cash in
147
Menghitung IRR

IRR merupakan tingkat pengembalian investasi dalam suatu proyek,


dimana makin menarik dari segi keekonomian dari suatu proyek, maka
IRR akan makin besar demikian juga sebaliknya. Suatu proyek
PV (CF), MM$ ekonomis, jika IRR lebih besar dari MARR. Secara matematis, IRR
merupakan nilai discount factor (DF) saat NPV = 0. Nilai ini didapatkan
5 dengan interpolasi linier dari present value kontraktor pada berbagai
nilai discount factor. Dalam spreadsheet excell, IRR ditentukan
4 dengan formula “=IRR(DF,CF1:CFn)”
3 IRR
2

DF
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

0
5% 10% 15% 20% 25%
-1

-2

Jika IRR>= MARR, maka proyek ekonomis


Jika IRR < MARR, maka proyek tidak ekonomis
148
Menghitung Payout Time (POT)
Cum CF, MM$

4 POT
3

0
1 2 4 5
Year
-1 3
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

-2

POT merupakan waktu saat kumultif cash flow sama dengan nol dari semenjak proyek
dimulai
Makin pendek POT, maka proyek tersebut akan makin menarik sedangkan POT makin
panjang, proyek makin tidak menarik.
149
Oil & Gas Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter

Qo = Data dari hasil simulasi reservoir,/analisis decline curve


Qg = Data dari hasil simulasi reservoir,/analisis decline curve
Po = Asumsi harga minyak, eskalasi atau flat
Pg = Asumsi harga gas, sesuai GSA/HOA atau harga minimum keekonomian
Ro = QoxPo
Rg = QgxPgxGHV
GR = QoxPo +QgxPg
Ro/GR Ratio = (QoxPo)/(QoxPo +QgxPg)
Rg/GR Ratio = (QgxPg)/(QoxPo +QgxPg)
FTP oil = %FTP x Ro
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

FTP gas = %FTP x Rg


FTP = FTP oil + FTP gas
Deprec. = Dihitung sesuai metode sesuai PSC exhibits C saat aset place into service.
Metode depresiasi aset: straight line, declining balance, double declining
balance, sum of years digit dan unit produksi

150
Oil & Gas Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter

CR = Opex+Deprec+Sunk Cost+Intangible Cost+Insentif IC (jika


ada)
Rec. = Jika CR t + Unrec t-1> (GR – FTP)t , maka Rec t= (GR –
FTP)t, dan jika tidak Rec t = CR t + Unrec t-1
Unrec. = Jika CR t + Unrec t-1> (GR – FTP)t , Unrect = (CR t + Unrec t-
1) - (GR – FTP)t , dan jika tidak Unrec t =0
ETS oil&gas = (GR – FTP) - Rec
ETS oil = (Ro/GR) x ETS oil&gas
ETS gas = (Rg/GR) x ETS oil&gas
ETS oil contr. = Oil Contr. Share/(1-Tax rate) x ETS oil
ETS oil gov. = (1 - Oil Contr. Share/(1-Tax rate)) x ETS oil
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

ETS gas contr. = (gas contr, Share/(1-Tax)) x ETS gas


ETS gas gov. = (1 - gas contr. Share/(1-Tax)) x ETS gas
FTP oil contr. = Oil Contr. Share/(1-Tax rate) x FTP oil
FTP oil gov. = (1- Oil Contr. Share/(1-Tax rate)) x FTP oil
FTP gas contr. = Gas Contr. Share/(1-Tax rate) x FTP gas

151
Oil & Gas Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter

FTP gas gov. = (1- Gas Contr. Share/(1-Tax rate)) x FTP gas
Oil DMO = Jika 25%xOil contr. Share/(1-Tax)xRo > ETS oil contr., maka
Oil DMO = ETS oil contr., jika tidak, maka oil DMO = 25%xOil
contr. Share/(1-Tax)xQoxPo
DMO Fee =  Dalam hal mendapat insentif DMO Holiday :
Tahun 1 – 5 : DMO Fee = Oil DMO x 100%
Tahun 6 > : DMO Fee = Oil DMO x %DMO Fee
 Dalam hal tidak mendapat insentif DMO Holiday:
DMO Fee = Oil DMO x % DMO Fee
Net DMO (DMO = Oil DMO – DMO Fee
Adjustment)
Taxable Income = ETS oil contr. + ETS gas contr. + FTP oil contr. + FTP gas contr. – Net
DMO
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Tax = %Tax x Taxable Income


Net Contr. Share = Taxable Income - Tax
(NCS)
CF = NCS + Rec.-(sunk cost + capital + non capital + opex)
Cum. CF = Jumlah CF dari awal sampai akhir proyek
NPV = CFo +CF1/(1+DF) + CF2/(1+MARR)^2 + CF3/(1+MARR)^3 +
CF4/(1+MARR)^4 ........ CFn/(1+MARR)^n
152
Oil & Gas Case - Cash Flow Analysis – Formulasi Parameter
MARR = Tingkat pengembalian minimum suatu proyek, di mana jika IRR lebih rendah dari
MARR, maka proyek tersebut dipertimbangkan tidak ekonomis.
MARR = (cost of Equity)(E/T) + (cost of Debt)(D/T)(1-Tax) + Overhead + premi
risiko
IRR = Faktor diskon yang menyebabkan NPV = 0
PV Ratio = (NPV)/ (present value dari biaya investasi)
GOI Take = ETS oil gov + ETS gas gov + FTP oil gov + FTP gas gov + Net DMO +
Tax
PV GOI Take = GOIo +GOI1/(1+DF) + GOI2/(1+MARR)^2 + GOI3/(1+MARR)^3 +
GOI4/(1+MARR)^4 ........ GOIn/(1+MARR)^n,
MARR yang digunakan sebagai faktor diskon GOI biasanya lebih
rendah dibandingkan dengan MARR yang digunakan pada cash flow
kontraktor karena kontraktor menghadapi profil risiko yang lebih tinggi
dibandingkan pemerintah.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

POT = Waktu saat kumulatif cash flow mulai positif semenjak mulai proyek.
Dalam spreadsheet excell ditentukan melalui interpolasi linier di antara
2 nilai kumulatif cash flow pada saat cash flow kumulatif mulai menjadi
positif.
%GOI = (GOI Take)/GR
Total Contr. Take = NCS + Rec

153
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell
Year Number Number Oil Prod. Gas Prod. Oil Rev. Gas Rev. Tot. Rev. Oil Gas
Since Since (MSTB) BSCF (MUS$) (MUS$) Rev./Tot. Rev./Tot.
Project Productio Rev. Rev.
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2011 1
2012 2
2013 3 1 …… …… …… …… …… …… ……
2014 4 2 …… …… …… …… …… …… ……
…… …. 4 …… …… …… …… …… …… ……
Total …… …… …… …… …… …… ……

FTP FTP Oil FTP Gas GR-FTP Sunk Tangible Intangibl Opex Capital
Cost e Deprecia
ble
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
154
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell
Capital Deprec_1 Deprec_ Deprec_ …… Deprec_ Total Cost Rec. Unrec.
Depreci 2 3 n Deprec. Rec.
able
(21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)

…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……

ETS ETS Oil ETS ETS Oil ETS Oil ETS ETS Gas FTP Oil FTP FTP FTP
Gas Contr. Gov. Gas Gov. Contr. Oil Gas Gas
Contr. Gov. Contr. Gov.
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

(31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40) (41)

…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… …… ……
155
Spreadsheet Perhitungan dengan Excell

Oil Net Taxable Tax NCS Contr. CF Contr. Tot. GOI Take Cum.
DMO Income Cum. CF Contr. GOI Take
Take
(42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (50)

…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
…… …… …… …… …… …… …… …… ……
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

156

Anda mungkin juga menyukai